Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

ANALISIS KALIMAT EFEKTIF DAN TIDAK EFEKTIF

Disusun Oleh :
Nama : Dhini Safitry
Stambuk : C30423065
Kelas :B

Dosen Pengampuh :
Afriansyah S.pd M.pd

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TADULAKO
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadiran Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, Laporan mengenai “Analisis
Kalimat Aktif dan Tidak Aktif” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Meskipun
penulis menyadari masih banyak terdapat kesalahan didalamnya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Ibu Afriansyah S.pd M.pd pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Penulis sangat
berharap dengan adanya laporan ini dapat menambah wawasan bagi para
pembaca. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan laporan ini
masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.
Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman
dan Dosen untuk kemudian laporan ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih
baik lagi. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi kita sekalian.

Palu, 02 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. ii


DAFTAR ISI ………………………………………………………………....... iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………….......... 1
A. Latar Belakang …………………………………………………..… 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………….… 2
C. Tujuan ……………………………………………………….......... 2
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………… 3
A. Definisi Bahasa ……………………………………………………. 3
B. Definisi Kalimat …………………………………………………... 4
C. Jenis-jenis Kalimat ………………………………………..………. 7
D. Kalimat Efektif dan Tidak Efektif…………………..……………….. 9
BAB III METODE PENELITIAN …………………………………………... 16
BAB IV PEMBAHSAN HASIL ……………………………………………… 17
BAB V KESIMPULAN …………………………………………………….… 18
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………... 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah suatu sistem simbol yang berupa bunyi-bunyi
arbitrer, bahasa digunakan oleh kelompok-kelompok sosial untuk bekerja
sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi. Di Indonesia, bahasa yang
digunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa Indonesia. Bahasa
Indonesia merupakan alat komunikasi terpenting untuk mempersatukan
seluruh masyarakat Indonesia (Devita, 2020).
Bahasa Indonesia berevolusi dari bahasa Melayu yang telah lama
digunakan sebagai lingua franca, tidak hanya di nusantara tetapi juga di
sebagian besar Asia Tenggara. Jadi bahasa Indonesia berkembang dan
terus berkembang secara perlahan pastinya. Belakangan ini
perkembangannya begitu pesat sehingga bahasa tersebut menjelma
menjadi bahasa modern, kaya akan kosa kata dan struktur yang kuat
(Halifa, 2018).
Berdasarkan statusnya sebagai bahasa negara, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai : (a) bahasa resmi negara, (b) bahasa resmi pengantar
pada lembaga pendidikan, (c) bahasa resmi komunikasi tingkat nasional,
baik untuk keperluan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
keperluan pemerintahan, dan (d) bahasa resmi dalam kebudayaan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Oleh karena itu,
penggunaan bahasa Indonesia yang buruk dan tidak tepat dapat
mengaburkan keaslian atau kemurnian bahasa Indonesia dan mengganggu
proses komunikasi atau penyampaian informasi kepada penerimanya
(Halifa, 2018).
Peranan bahasa sebagai alat komunikasi sosial sangatlah penting.
Hal ini disebabkan tidak ada kegiatan manusia yang berlangsung tanpa
kehadiran bahasa. Bahasa muncul dan diperlukan dalam segala kegiatan
terutama dalam bidang pendidikan, agama, perdagangan, politik, militer,
kebudayaan, kemasyarakatan dan bidang lainnya.

1
Berkaitan dengan hal tersebut, pemilihan kata dalam kalimat
merupakan proses pembentukan kalimat atau kata-kata yang disusun
dalam tuturan agar dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau
amanat kepada lawan bicara. Agar pesan tersebut tersampaikan dan dapat
diterima dengan baik sesuai dengan konsep yang diinginkan. Oleh karena
itu, perlu pemilihan arti dan kata yang berbeda untuk menyusun kalimat
yang baik, efektif, jelas dan ejaannya benar.
Ada dua jenis kesalahan dalam bahasa yaitu kesalahan terbuka dan
kesalahan tertutup. Kesalahan terbuka adalah kesalahan linguistik pada
tataran tata bahasa yang terlihat pada kalimat-kalimat yang dihasilkan
pembelajar. Sedangkan kesalahan tertutup adalah kesalahan yang
tersembunyi di balik kalimat yang tersusun secara gramatikal. Benar
menurut aturan tata bahasa tetapi tidak benar secara semantik. Kesalahan-
kesalahan tersebut diduga terjadi karena pembelajar mengalami kesulitan,
khususnya dalam menyusun kalimat.
Berdasarkan latar belakang diatas, tujuan laporan dibuat ini adalah
untuk menganalisis kesalahan berbahasa dalam kaitannya dengan
penggunaan kalimat efektif dan tidak efektif menggunakan metode
kualitatif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Bahasa?
2. Apa yang dimaksud dengan Kalimat?
3. Apa saja jenis-jenis kalimat?
4. Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif dan tidak efektif ?
5. Apa saja kriteria atau ciri-ciri dalam penulisan kalimat yang efektif ?
6. Bagaimana cara membuat kalimat efektif yang baik dan benar ?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari laporan ini untuk mengetahui dan
mendeskripsikan bentuk-bentuk kalimat efektif serta kesalahan dalam
penulisan kalimat efektif.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Bahasa
Bahasa merupakan alat komunikasi yang disusun dalam bentuk
satuan-satuan seperti kata, kelompok kata, klausa, dan kalimat yang
diungkapkan baik dalam tuturan maupun tulisan. Ada banyak definisi
bahasa dan definisi tersebut hanya merupakan salah satu di antaranya.
Bahasa adalah sistem komunikasi manusia yang diungkapkan dengan
menyusun bunyi-bunyian atau ungkapan tertulis yang disusun menjadi
satuan yang lebih besar, seperti morfem, kata, dan frasa, yang
diterjemahkan dari bahasa Inggris: “the system of human communication
by means of a structured arrangement of sounds (or written representation)
to form lager units, eg. morphemes, words, sentences” (Richards, Platt &
Weber, 1985: 153).
Bahasa, dalam pengertian Linguistik Fungsional Sistemik (SFL),
adalah suatu bentuk semiotika sosial yang beroperasi dalam konteks
situasional dan budaya, digunakan baik secara lisan maupun tertulis. Dari
sudut pandang ini, bahasa adalah suatu struktur yang dibentuk secara
bersamaan melalui fungsi dan sistem. Ada dua hal penting yang perlu
ditekankan. Pertama, dari segi sistem, bahasa merupakan wacana atau teks
yang terdiri dari sejumlah sistem satuan kebahasaan yang beroperasi
secara simultan dalam suatu hierarki dari sistem yang lebih rendah: tata
bahasa fonologi/ linguistik, hingga sistem yang lebih tinggi: kosakata tata
bahasa (grammatical kosakata), struktur teks dan semantik wacana.
Masing-masing tingkatan tidak dapat dipisahkan karena setiap tingkatan
merupakan organisme yang berperan saling bergantung dalam perwujudan
makna suatu wacana secara komprehensif (Halliday, 1985; Halliday,
1994). Kedua, secara fungsional, bahasa digunakan untuk mengungkapkan
maksud atau fungsi suatu proses sosial dalam konteks situasi dan konteks
budaya. Oleh karena itu, dalam semiotika sosial, bahasa merupakan
sejumlah simbol sosial yang mewakili realitas pengalaman dan logika,

3
realitas sosial, dan realitas/ simbol semiotik. Dalam konsep ini, bahasa
merupakan ranah ekspresi dan makna tersembunyi.

B. Definisi Kalimat
Kalimat adalah suatu gabungan dua kata atau lebih, baik itu dalam
bentuk lisan maupun tulisan yang disusun sesuai pola tertentu sehingga
memiliki arti. Kalimat yang baik dan benar tentunya memiliki ciri-ciri
tertentu yaitu, mengandung unsur-unsur seperti S (subjek), P (predikat), O
(objek), dan K (keterangan). Sehingga dapat disingkat menjadi pola S-P-
O-K. Kalimat juga merupakan suatu bagian yang selesai dan menunjukkan
pikiran yang lengkap. Pikiran yang lengkap yaitu informasi yang didukung
oleh pikiran yang utuh. Sekurang-kurangnya, kalimat itu memiliki subjek
atau pokok kalimat dan predikat atau sebutan. Apabila tidak memiliki
unsur subjek dan unsur predikat, pernyataan itu bukanlah kalimat. Maka
deretan kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frase, inilah yang
membebedakan antara kalimat dan frase.
Kalimat adalah bagian terkecil sebuah teks (wacana) yang
mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan. Kalimat
merupakan wujud lisan kalimat diiringi oleh alunan titinada, disela oleh
jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan.
Sedangkan dalam wujud tulisan yang menggunakan aksara latin, kalimat
diawali dengan huruf kapital dan diakhiri oleh tanda titik, tanda tanya, atau
tanda seru, juga di dalamnya digunakan berbagai tanda baca yang berupa
spasi ruang-ruang kosong, koma, titik koma, titik dua, dan atau sepasang
garis pendek yang mengapit bentuk tertentu. Tanda titik (.), tanda tanga
(?), dan tanda seru (!) sepadan dengan intonasi selesai. Sedangkan tanda
baca lainnya sepadan dengan jeda.
1. Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu
melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subyek
(pelaku). Selain menyatakan tindakan atau perbuatan subyek (S),

4
sesuatu yang dinyatakan oleh P dapat pula mengenai sifat, situasi,
status, ciri, atau jadi diri S. Predikat dapat berupa kata atau frasa,
sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga nomina
atau frasa nominal. Adapun contohnya sebagai berikut:
- Putrinya cantik jelita.
- Kucingku belang tiga.
- Dhini mahasiswa baru.
Kata-kata yang dicetak miring, cantik jelita, belang tiga dan
mahasiswa baru adalah predikat yang memberitahukan atau
menjelaskan bagaimana atau apa yang dilakukan masing-masing
pelaku atau subyek setiap kalimat tersebut.
2. Subyek
Subyek (S) adalah abgian kalimat yang menunjukkan pelaku,
sosok (benda), sesuatu hal, atau masalah yang menjadi pangkal/pokok
pembicaraan. Subyek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa verbal. Untuk
lebih jelasnya perhatikan sebagai berikut:
- Meja direktur besar.
- Ayahku sedang melukis.
- Yang berbaju batik dosen saya.
- Berjalan kaki menyehatkan badan.
- Membangun jalan layang sangat mahal.
Kata-kata yang diceatk miring pada contoh diatas adalah
subyek. Bagian yang menunjukkan pelaku diisi oleh kata dan frasa,
meja direktur dan ayahku, yang diisi oleh klausa, yang berbaju batik,
dan yang diisi frase verbal, berjalan kaki dan membangun jalan layang.
3. Obyek
Obyek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Obyek
pada Umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak O
selalu di belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang
menuntut wajid hadirnya O seperti pada contoh dibawah ini :

5
- Nani menimang...
- Arsitek merancang...
- Juru masak menggoreng...
Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada
contoh kalimat diatas adalah P yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur
yang melengkapi P bagi ketiga kalimat itulah yang dinamakan Obyek.
- Nani menimbang bayi
- Arsitek merancang bangunan
- Guru masak menggoreng ayam
4. Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian yang
melengkapi P. Letak Pel umumnya di belakang beupa verba. Posisi itu
juga ditempati O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga sama,
yaitu dapat berupa nominal, atau klausa. Namun, antara pel dan O
terdapat perbedaan. Perhatikan contoh sebagai berikut :
- Indonesia berasaskan Pancasila.
- Gamelan merupakan kesenian tradisional.
Kalimat diatas adalah kalimat aktif dengan pelengkap kata
Pancasila dan kesenian tradisional. Posisi kata Pancasila dan kesenian
tradisional tidak bisa dipindahkan seperti halnya obyek pada kalimat
pasif. Pancasila dilandasi Indonesia dan Kesenian tradisional
dirupakan gamelan adalah kalimat yang tidak gramatikal. Hal ini
membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya. Selain diisi oleh
nomina dan frasa nominal. Pel dapat pula diisi oleh frasa adjektival
dan frasa preposisional.
Disamping itu, letak Pel tidak selalu persis dibelakang P. Kalau
dalam kalimatnya terdapat O, letak Pel adalah di belakang O sehingga
urutan penulisan bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel. Berikutnya adalah
beberapa contoh pelengkap dalam kalimat.

6
- Sutardji membacakan penggemarnya puisi kontemporer.
- Ayah membelikan adik rumah baru.
- Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum.
5. Keterangan
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan
berbagai hal tentang bagian kalimat yang lainnya. Unsur keterangan
dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat
manasuka, dapat di awal. Di tengah, atau di akhir kalimat. Pegisi ket.
adalah frasa nominal, frasa preposisional, adverbia, atau klausa. Dalam
contoh dibawah , bagian yang dicetak miring adalah Ket.
- Karena malas belajar, mahasiswa itu tidak lulus. (Ket. Penyebab)
- Polisi menyelidiki masalah itu dengan hati-hati (Ket. Cara)
- Anak yang baitu itu rela berkorban demi orang tuanya (Ket.
Tujuan).

C. Jenis-jenis Kalimat
Kalimat adalah suatu gabungan dua kata atau lebih, baik itu dalam
bentuk lisan maupun tulisan yang disusun sesuai pola tertentu sehingga
memiliki arti. Kalimat yang baik dan benar tentunya memiliki ciri-ciri
tertentu yaitu, mengandung unsur-unsur seperti S (subjek), P (predikat), O
(objek), dan K (keterangan). Berdasarkan pengucapannya, kalimat dibagi
menjadi dua jenis yaitu:
1. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat menirukan
ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kalimat yang
memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga).
Kalimat ini biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat
berupa kalimat tanya atau kalimat perintah. Contoh:
- Ibu berkata: “Iphe, jangan meletakkan sepatu di sembarang
tempat!”
- “Saya gembira sekali”,kata ayah,”karena kamu lulus ujian”

7
2. Kalimat Tak Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan
kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak
ditandai lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi
kalimat berita. Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal),
dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
a. Kalimat Tunggal
Kallimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola
(klausa) yang terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat
tunggal merupakan kalimat dasar sederhana. Kalimat-kalimat yang
panjang dapat dikembalikan ke dalam kalimat-kalimat dasar yang
sederhana dandapat juga ditelusuri pola-pola pembentukannya.
Kalimat tunggal dapat dibagi atas dua jenis yaitu: Kalimat nominal
adalah kalimat yang predikatnya berupa kata benda, dan Kalimat
verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata kerja.
b. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk terdiri atas dua atau lebih kalimat tunggal
yang saling berhubungan baik kordinasi maupun subordinasi.
Kalimat majemuk dapat dibedakan atas 3 jenis, yaitu :
 Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat ini terbentuk dari 2 atau lebih kalimat tunggal dan
kedudukan tiap kalimat sederajat.
 Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Kalimat majemuk bertingkat terdiri atas satu suku kaliamat
bebas dan satu suku kalimat yang tidak bebas. Kedua kalimat
tersebut memiliki pola hubungan yang tidak sederajat. Bagian
yang memiliki kedudukan lebih penting (inti gagasan) disebut
sebagai klausa utama (induk kalimat). Bagian yang lebih
rendah kedudukakannya disebut dengan klausa sematan (anak
kalimat).
 Kalimat Majemuk Campuran (KMC)

8
Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk
setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.

D. Kalimat Efektif dan Tidak Efektif


1. Definisi
Kalimat yang efektif adalah kalimat yang mampu mewakili
gagasan pembicara/penulis secara akurat dan mampu menghasilkan
gagasan yang bersifat pemikiran. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
proses penyampaiannya kepada pendengar/pembaca, setiap pemikiran
atau konsep yang dimiliki seseorang dalam kenyataan harus
dituangkan dalam bentuk kalimat dan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan. Ciri-ciri kalimat efektif adalah keselarasan dan kesatuan,
kesejajaran bentuk, penekanan dalam kalimat, dan hemat dalam
penggunaan ragam kata dalam struktur kalimat. Sedangkan kalimat
tidak efektif adalah kalimat yang menimbulkan kebingungan dan
ketidakjelasan makna bagi pendengar atau pembacanya (Listika,
2019).
Suatu kalimat dikatakan efektif apabila berhasil menyampaikan
pesan, gagasan, perasaan, atau pesan sebagaimana yang dimaksudkan
oleh pembicara atau penulisnya. Kalimat yang efektif adalah kalimat
yang menimbulkan imajinasi pada pembacanya, paling tidak
mendekati apa yang ada dalam pikiran penulisnya (Listika, 2019).
2. Kriteria
Kriteria kalimat efektif adalah sebagai berikut:
- Secara tepat mewakili pikiran pembicaraan atau penulisanya.
- Mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara lain
pendengar atau pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau
penulisnya.

9
3. Ciri-ciri
Adapun ciri-ciri dari kalimat efektif yaitu kalimat yang ditulis
dapat memberikan informasi kepada pembaca secara tepat seperti
yang diharapkan oleh penulis. Maka ada bebrapa hal yang perlu
diperhatikan terkait ciri-ciri kalimat efektif. Ciri-ciri kalimat efektif
ada empat, yakni ksatuan (unity), kehematan (economy), penekanan
(emphasis), dan kevariasian (variety).
a. Kesatuan (unity)
Bagaimanapun bentuk sebuah kalimat, baik kalimat inti
maupun kalimat luas, agar tetap berkedudukan sebagai kalimat
efektif, haruslah mengungkapkan sebuah ide pokok atau satu
kesatuan pikiran.
- Contoh : Bangsa Indonesia menginginkan keamanan,
kesejahteraan, dan kedamaian.
Kesatuan dalam kalimat efektif Memiliki subyek,predikat, serta
unsur-unsur lain (O/K) yang saling mendukung serta membentuk
kesatuan tunggal.
- Contoh : Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan
yang dapat membantu kesalamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek.
Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan
keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai
oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).
b. Kehematan (economy)
Kehematan adalah adanya hubungan jumlah kata yang
digunakan dengan luasnya jangkauan makna yang diacu. Hemat di
sini bukan dilihat dari jumlah katanya, melainkan seberapa banyak
kata yang bermanfaat bagi pembaca. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menghemat kata-kata, yakni : (a) pengulangan
subjek kalimat; (b) pemakaian hiponim; dan (c) pemakaian kata
depan, dari‟ dan, daripada‟.

10
Adapun Kehematan kata dalam kalimat efektif adalah
adanya hubungan jumlah kata yang digunakan dengan luasnya
jangkauan makna yang diacu. Sebuah kalimay dikatakan hemat
bukan karena jumlah katanya sedikit, sebaliknya dikatakan tidak
hemat kerena jumlah katanya terlalu banyak. Yang utama adalah
seberapa banyakkah kata yang bermanfaat bagi pembaca atau
pendengar. Dengan kata lain, tidak usah menggunakan belasan
kata, kalau maksud yang dituju bisa dicapai dengan beberapa kata
saja. Oleh karena itu, kata-kata yang tidak perlu bisa dihilangkan.
Untuk penghematan kata-kata hal-hal berikut perlu diperhatikan.
c. Penekanan (emphasis)
Penekanan atau penegasan dalam kalimat adalah upaya
pemberian aksentuasi, pementingan atau pemusatan perhatian pada
salah satu unsur atau bagian kalimat, agar unsur atau bagian
kalimat yang diberi penegasan itu lebih mendapat perhatian dari
pembaca. Dalam penulisan ada berbagai cara untuk memberi
penekanan pada kalimat, antara lain dengan cara:
- Pemendahan letak frase.
- Mengulangi kata-kata yang sama atau repetisi.
Penekanan dalam kalimat efektif ini yaitu kalimat yang
dipentingkan harus diberi penekanan. Dengan cara yaitu mengubah
posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang
penting di depan kalimat.
d. Kevariasian (variety).
Kevariasian menurut KBBI artinya tindakan atau hasil perubahan
dari keadaan semula; selingan. Ciri kevariasian akan diperoleh jika
kalimat yang satu dibandingkan dengan kalimat yang lain,
kemungkinan variasi kalimat tersebut antara lain :
- Variasi dalam pembukaan kalimat.
- Variasi dalam pola kalimat.
- Variasi dalam jenis kalimat.

11
- Variasi bentukaktif-pasif.
Adapun kevariasian dalam kalimat efektif adalah upaya
penulis menggunakan berbagai pola kalimat dan jenis kalimat
untuk menghindari kejenuhan atau kemalasan pembaca terhadap
teks karangan ilmiah. Fakta utama dari kevariasian ini adalah
menjaga perhatian dan minat baca terhadap teks berlanjut bagi
pembaca. Pada dasarnya kevariasian yaitu upaya
penganekaragaman pola, bentuk, dan jenis kalimat agar pembaca
tetap termotivasi membaca dan memahami teks sebuah karangan
ilmiah. Agar kevariasi dapat menjaga motivasi pembaca terhadap
teks, penulis perlu memperhatikan hal-hal berikut :
1) Awal kalimat tidak selalu dimulai dengan unsure subjek, tetapi
kalimat dapat dimulai dengan predikat dan keterangan sebagai
variasi dalam penataan pola kalimat.
2) Kalimat yang panjang dapat diselingi dengan kalimat yang
pendek.
3) Kalimat berita dapat divariasikan dengan kalimat Tanya,
kalimat perintah, dan kalimat seruan.
4) Kalimat aktif dapat divareiasikan dengan kalimat pasif.
5) Kalimat tunggal dapat divariasikan dengankalimat majemuk.
6) Kalimat tak langsung dapat divariasikan dengan kalimat
langsung.
7) Kalimat yang diuraikan dengan kata-kata dapat divariasikan
dengan tampilan gambar, bagan, grafik, kurva, marik, dan
lain-lain.
8) Apa pun bentuk kevariasian yang dilakukan oleh penulis
jangan sampai mengubah atau keluar dari pokok masalah yang
dibicarakan.

12
Perhatikanlah contoh kalimat dengan variasinya.
- Dari renungan itu seorang manajer menemukan suatu makna,
suatu realitas yang baru, suatu kebenaran yang menjadi ide
sentral yang menjiwai bisnisnya ke depan.
- Seorang ahli Inggris mengemukakan bahwa seharus tidak
dibangun pelabuhan samudera. Namun, pemerintah tidak
memutuskan demikian. Memang cukup banyak
mengendorkan semangat kalau melihat keadaan di Indonesia
belahan timur meskipun fasilitas pengangkutan laut dan udara
sudah banyak dibangun.
(Variasi kalimat dengan kata berawalan me- dan berawalan di-).
4. Contoh Kalimat Efektif dan Tidak Efektif
a. Kalimat tidak efektif :
Saat ini, Jakarta adalah merupakan Ibu Kota Indonesia
Kalimat efektif:
Saat ini, Jakarta merupakan Ibu Kota Indonesia.
b. Kalimat tidak efektif:
Maka oleh karena itu, seluruh masyarakat diimbau untuk
menghadiri kegiatan ini.
Kalimat efektif:
Oleh karena itu, seluruh masyarakat di himbau untuk menghadiri
kegiatan ini.
c. Kalimat tidak efektif:
Sanggar Seni Kakula mau buat event di bulan februari
Kalimat efektif:
Sanggar Seni kakula akan membuat event di bulan februari
d. Kalimat tidak efektif:
Sanggar Seni Kakula yaitu tempat mengembangkan bakat di
kesenian
Kalimat efektif :

13
Sanggar Seni Kakula adalah wadah mengembangkan minat dan
bakat di bidang kesenian
e. Kalimat tidak efektif:
Saya ini penari di Sanggar Seni kakula
Kalimat efektif:
Saya adalah seorang penari dari Sanggar Seni Kakula
f. Kalimat tidak efektif:
Saya serba bisa, bisa menari, membuat naskah atau puisi, dan main
alat musik
Kalimat efektif:
Selain bisa menari, saya juga bisa menulis naskah dan main alat
musik
g. Kalimat tidak efektif:
Rumah tidak selamanya jadi tempat nyaman, tapi rumah selalu jadi
tempat saya mau pulang
Kalimat efektif:
Rumah tidak selalu menjadi tempat ternyaman, tapi rumah selalu
menjadi tempat untuk saya pulang
h. Kalimat tidak efektif:
Untuk semua mahasiswa baru harus ikut feb day.
Kalimat efektif:
Untuk semua mahasiswa baru di wajibkan untuk mengikuti
kegiatan feb day.
i. Kalimat tidak efektif:
Saya adalah mahasiswa baru di ekonomi dan prodi saya d4
akuntansi sektor public.
Kalimat efektif:
Saya adalah mahasiswa baru prodi D4 Akuntansi Sektor Publik di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

14
j. Kalimat tidak efektif:
Walaupun tugas ini sudah selesai penulis susun tetapi penulis
menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari sempurna.
Kalimat efektif:
Walaupun sudah selesai disusun, penulis menyadari bahwa tugas
ini masih belum sempurna.

15
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan penulis saat ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Data dalam laporan ini adalah berupa jurnal nasional yang
di dalamnya kalimat efektif dan tidak efektif dari hasil penulis sendiri. Sumber
data yang didapatkan berasal dari 4 Jurnal Nasional 5 Tahun terakhir.

16
BAB IV
PEMBAHASAN HASIL
Laporan ini mengkaji mulai dari pengertian bahasa, kalimat, berbagai
macam jenis kalimat beserta dengan contoh, serta deskripsi seperti apa kalimat
efektif dan tidak efektif yang dibarengi dengan ciri kalimat efektif, kriteria
kalimat efektif dan contoh yang diberikan penulis mengenai kalimat efektif dan
tidak efektif.
Data-data dalam pembuatan laporan ini diambil penulis dari data-data
yang terpercaya yaitu dari berbagai jurnal nasional dalam kurun waktu 5 tahun
terakir.

17
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bahasa adalah suatu sistem simbol yang berupa bunyi-bunyi arbitrer,
bahasa digunakan oleh kelompok-kelompok sosial untuk bekerja sama,
berkomunikasi, dan mengidentifikasi. Di Indonesia, bahasa yang
digunakan untuk berkomunikasi adalah bahasa Indonesia. Bahasa
Indonesia merupakan alat komunikasi terpenting untuk
mempersatukan seluruh masyarakat Indonesia (Devita, 2020).
2. Kalimat adalah suatu gabungan dua kata atau lebih, baik itu dalam
bentuk lisan maupun tulisan yang disusun sesuai pola tertentu sehingga
memiliki arti. Kalimat yang baik dan benar tentunya memiliki ciri-ciri
tertentu yaitu, mengandung unsur-unsur seperti S (subjek), P
(predikat), O (objek), dan K (keterangan). Sehingga dapat disingkat
menjadi pola S-P-O-K. Berdasarkan pengucapannya, kalimat dibagi
menjadi dua jenis yaitu: Kalimat langsung dan Kalimat tak langsung.
Berdasarkan Jumlah Frasa (Struktur Gramatikal), kalimat tak lansgung
dibedakan menjadi dua jenis yaitu: Kalimat tunggal dan kalimat
majemuk.
3. Kalimat yang efektif adalah kalimat yang mampu mewakili gagasan
pembicara/penulis secara akurat dan mampu menghasilkan gagasan
yang bersifat pemikiran. Sedangkan kalimat tidak efektif adalah
kalimat yang menimbulkan kebingungan dan ketidakjelasan makna
bagi pendengar atau pembacanya (Listika, 2019).
4. Kriteria kalimat efektif adalah sebagai berikut: Secara tepat mewakili
pikiran pembicaraan atau penulisanya dan mengemukakan pemahaman
yang sama tepatnya antara lain pendengar atau pembaca dengan yang
dipikirkan pembaca atau penulisnya.
5. Ciri-ciri kalimat efektif ada empat, yakni ksatuan (unity), kehematan
(economy), penekanan (emphasis), dan kevariasian (variety).

18
DAFTAR PUSTAKA
Devita, M. B., Putrayasa, I. G. N. K., & Madia, I. M. (2020). Kajian kalimat
efektif pada laporan berita reporter Metro TV. Humanis: Journal of Arts
and Humanities, 24(1), 60-68.
Halifa, N. (2018). Analisis Kesalahan Kalimat Efektif pada Skripsi Mahasiswa
Prodi Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
Listika, M., Susetyo, S., & Yanti, N. (2019). PENGGUNAAN KALIMAT
EFEKTIF PADA ARTIKELOPEN JOURNAL SYSTEM (OJS)
KORPUS. Jurnal Ilmiah KORPUS, 3(2), 183-190.
Wiratno, T., & Santosa, R. (2014). Bahasa, fungsi bahasa, dan konteks
sosial. Modul Pengantar Linguistik Umum, 1-19.

19

Anda mungkin juga menyukai