Anda di halaman 1dari 8

TUGAS TUTORIAL 2

METODE PENGEMBANGAN FISIK

NAMA : DIAN ISLAMIATI


NIM : 859171627

POKJAR : LOMBOK TENGAH

JURUSAN S1 PGPAUD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA

2023
JAWABAN TUGAS TUTORIAL 2
1. Tahap perkembangan keterampilan aspek motorik halus AUD (Nugroho JD, 2012)
Usia Motorik Halus
1-2 tahun  mengambil benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk
 membuka 2-3 halaman buku secara bersamaan
 menyusun menara dari balok
 memindahkan air dan gelas ke gelas lain
 belajar memakai kaus kaki sendiri
 menyalakan TV dan bermain remote
 belajar mengupas pisang
2-3 tahun  mencoret-coret dengan satu tangan
 menggambar garis tak beraturan
 memegang pensil
 belajar menggunting
 mengancingkan baju
 memakai baju sendiri
3-4 tahun  menggambar manusia
 mencuci tangan sendiri
 membentuk benda dan plastisin
 membuat garis lurus dan lingkaran cukup rapi
4-5 tahun  menggunting dengan cukup baik
 melipat amplop
 membawa gelas tanpa menumpahkan isinya
 memasukkan benang ke lubang besar

2. Metode yang efektif yang digunakan oleh guru dalam mengembangkan motorik halus AUD:
Banyak metode yang dapat diterapkan pendidik untuk mengembangkan kemampuan
motorik anak usia dini, di antaranya metode bermain, demonstrasi, pemberian tugas, percobaan
atau eksperimen, bermain peran, praktik langsung. microplay, macroplay, karyawisata, gerak dan
lagu, serta bermain manipulasi Berikut ini adalah penjabaran dari setiap metode tersebut.
a. Metode bermain
Bermain merupakan salah satu metode yang dapat diterapkan untuk mengembangkan
kemampuan motorik halus anak. Melalui metode ini, anak dapat meningkatkan kemampuan
motorik halusnya dengan cara yang menyenangkan dan mungkin saja anak tidak menyadari
bahwa kemampuan motoriknya sedang dilatih. Misalnya, saat kegiatan bermain pasir, anak
berlatih meremas, menggenggam, dan memegang berbagai aksesori bermain pasir, seperti
sekop kecil, cetakan pasir, ember kecil, dan sebagainya.
b. Metode demonstrasi
Dalam setiap pengembangan motorik halus, pendidik harus memberikan contoh
bagaimana cara melakukan suatu aktivitas dengan benar. Misalnya, cara memegang gunting,
cara memegang jarum cocokan, cara menjiplak, dan cara menggoreskan kuas. Metode yang
paling tepat untuk memperlihatkan hal tersebut adalah demonstrasi Saat melakukan metode
demonstrasi ini, pendidik harus benar-benar melakukannya, jangan hanya dijelaskan. Hal ini
akan membuat anak kebingungan, misalnya saat mendemonstrasikan cara menggunting, guru
harus benar-benar menggunakan gunting dan menunjukkan cara menggunting secara benar,
bukan hanya menjelaskan cara menggunting, tanpa mempraktikannya atau hanya berpura-
pura menggunting di depan anak-anak. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat guru
melakukan demonstrasi adalah 1) posisi guru khususnya tangan guru harus dapat terlihat oleh
semua anak; 2) demonstrasi harus disertai penjelasan pada setiap langkah yang dilakukan: 3)
upayakan media yang digunakan guru berukuran lebih besar dari yang digunakan anak-anak
agar tampak lebih jelas; 4) berikan kesempatan kepada anak untuk memperhatikan secara
detail, misalnya berkeliling ke dekat setiap anak; 5) tanyakan kepada setiap anak. apakah
mereka sudah benar-benar memahami cara melakukan kegiatan tersebut, 5) saat demonstrasi,
pastikan bahwa semua anak fokus pada peragaan guru; 6) upayakan tidak ada alat berbahaya
di sekitar anak saat guru sedang melakukan demonstrasi; 7) sebaiknya demonstrasi tidak
terlalu lama, mengingat rentang perhatian anak masih terbatas; serta 8) saat demonstrasi
sebaiknya guru memperlihatkan hasil utuh dan proses pengerjaannya.
c. Pemberian tugas
Metode pemberian tugas merupakan salah satu metode yang meminta anak didik
untuk melakukan suatu pekerjaan (tugas) yang harus diselesaikannya. Pada metode ini, anak
diberikan kesempatan untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugasnya dengan arahan atau
petunjuk langsung dari guru, baik secara individu maupun kelompok Beberapa hal yang harus
diperhatikan guru dalam metode ini adalah 1) arahan ata petunjuk harus disampaikan dengan
jelas sehingga anak memahami tugas yang harus diselesaikannya; 2) tugas yang harus
diselesaikan anak sebaiknya dimulai dari yang paling mudah hingga yang sulit dan dari yang
paling sederhana hingga rumit atau kompleks; 3) tugas/pekerjaan yang harus diselesaikan
harus sesuai dengan tingkat kemampuan perkembangan anak: 4) sampaikan target waktu dan
keterselesaian (target) yang harus dicapai setiap anak; 5) sampaikan dengan detail alat apa
saja yang dapat digunakan anak dan di mana anak mendapatkan alat tersebut: 6) sampaikan di
mana anak harus meletakkan hasil kerja dan alat yang telah digunakannya; 7) prosedur
penyelesaian tugas dapat disampaikan secara berulang-ulang sehingga anak dapat
menyelesaikan tugasnya dengan baik; serta 8) pemberian tugas dalam pengembangan motorik
halus dapat berupa gerakan ataupun hasil karya lainnya.
d. Metode percobaan atau eksperimen
Metode ini merupakan cara penyampaian materi dengan cara melakukan percobaan
atau eksperimen. Percobaan dalam pengembangan motorik halus ini harus dilakukan oleh
anak secara langsung, tidak hanya dilakukan oleh guru. Hal ini sangat penting karena pada
pengembangan motorik halus, kemampuan yang harus dicapai anak bersifat nyata sehingga
kemajuan atau keberhasilan yang diperoleh tiap anak harus dapat diamati secara kasat mata.
e. Praktik langsung
Metode praktik langsung merupakan metode pengembangan yang meminta anak
melakukan suatu kegiatan secara langsung atau memberi kesempatan kepada anak untuk
mempertunjukkan kemampuannya secara langsung. Dengan metode ini, pendidik akan dapat
mengetahui secara langsung pula apakah kemampuan motorik halus anak sudah baik atau
belum, mengalami peningkatan atau belum. Misalnya, dalam kegiatan menggunting kertas,
guru meminta anak untuk benar-benar menggunting kertas, bukan berpura-pura menggunting.
f. Bermain peran
Pengembangan motorik halus melalui metode bermain peran dapat dilakukan anak
usia dini. Pada metode ini, kemampuan motorik halus anak-anak yang dikembangkan dapat
diamati melalui kegiatan mereka dalam berinteraksi dengan properti atau peralatan benmain
peran. Melalui metode bermain peran ini, pendidik dapat menstimulasi perkembangan
motorik halus anak dengan cara menyediakan properti berbagai ukuran sehingga anak dapat
memegangnya dengan berbagai cara. Misalnya, pakaian yang menggunakan kancing atau
ritsleting, tali-temali, serta tas (sungguhan ataupun mainan) yang dapat dijinjing atau
dipegang dengan berbagai cara. Selain itu, metode bermain peran juga dapat digunakan untuk
melatih otot-otot kecil anak pada bagian wajah, yaitu menunjukkan berbagai ekspresi sesuai
dengan tokoh yang diperankan anak.
g. Microplay atau bermain manipulatif
Microplay atau bermain manipulatif merupakan salah satu metode yang dapat
dilakukan untuk mengembangkan motorik halus anak. Metode ini mengharuskan anak
menyentuh benda-benda atau alat yang akan digunakan dalam permainan tertentu. Setiap
anak dapat distimulasi perkembangan motorik halusnya. Bermain manipulatif merupakan
aktivitas ketika anak berhubungan atau bersentuhan langsung dengan alat dan bahan tertentu,
misalnya saat anak bermain dengan mainan berukuran kecil, seperti rumah-rumahan, kursi
sofa mini, tempat tidur mini, serdadu mini, atau aneka binatang berukuran kecil. Dalam
bermain mikro ini, anak melatih keterampilan motorik halusnya. Hal ini disebabkan dia harus
menyentuh benda-benda kecil itu dan memainkannya dengan cara yang benar. Misalnya,
boneka serdadu atau boneka binatang berukuran kecil harus didirikan.
h. Karyawisata
Metode karyawisata juga dapat dilakukan untuk menstimulasi keterampilan motorik
halus anak. Misalnya, saat berwisata ke kebun binatang, anak-anak dapat dilatih motorik
halusnya dengan cara menyentuh pepohonan atau binatang yang tidak berbahaya seperti
burung. Anak-anak dapat belajar memberi makan hewan-hewan jinak, bahkan bermain
dengan hewan-hewan tersebut.
i. Gerak dan lagu
Gerak dan lagu dapat dijadikan sebagai salah satu metode untuk mengembangkan
motorik halus anak. Mereka dapat bertepuk tangan atau melentikkan jari-jari tangannya
sesuai dengan irama dan syair lagu. Selain itu, mereka juga dapat melatih kepekaannya dalam
hal taktil.
3. Manfaat dan tahapan-tahapan dalam kegiatan mewarnai bagi AUD
 Manfaat Kegiatan Mewarnai bagi Anak Usia Dini
Kegiatan mewarnai gambar bagi anak-anak memiliki banyak manfaat, terutama dalam
pengembangan keterampilan fisik dan mental anak. Beberapa manfaat kegiatan mewarnai gambar
bagi anak dijabarkan sebagai berikut.
a. Sebagai media berekspresi
Melalui kegiatan mewarnai gambar, anak-anak dapat menemukan media untuk
mengekspresikan dirinya sehingga mereka dapat menyampaikan ide-idenya. Dengan
mewarnai gambar, anak-anak diberi kebebasan untuk menerjemahkan dan menyalurkan
kemampuan berpikirnya.
b. Membantu anak mengenal warna
Melalui kegiatan mewarnai gambar, anak akan lebih cepat mengenal nama- nama warna
dan perbedaan antara warna-warna dari alat gambar (krayon, pensil wama, spidol, atau cat
warna) yang digunakannya. Mereka juga dapat membandingkan wama pada alat gambar
dengan warna pada benda sesungguhnya.
c. Melatih anak memegang alat tulis dengan benar
Cara memegang alat krayon tentu berbeda dengan cara memegang kuas atau pensil
wama. Oleh karena itu, melalui kegiatan mewarnai gambar ini, anak-anak belajar dan berlatih
untuk memegang alat tulis dengan benar. Biasanya, sebelum mulai belajar menulis, anak-anak
akan bermain dan belajar lebih dahulu untuk mengenal dan memegang krayon atau pensil
warna.
d. Melatih kemampuan koordinasi mata dan tangan
Melalui kegiatan mewarnai gambar, kemampuan koordinasi anak akan dilatih, baik
secara langsung maupun tidak. Pada saat anak mewarnai sebuah gambar dengan alat gambar,
seperti krayon, pensil, warna, ataupun kuas, pada saat itu dia sedang dilatih koordinasinya.
Dalam mewarnai gambar, diperlukan kerja sama yang baik antara mata dan tangan.
e. Mengembangkan keterampilan motorik, baik kasar maupun halus
Dalam kegiatan mewarnai gambar, keterampilan motorik kasar (gross motor skill) anak
dapat dirangsang dan ditingkatkan, yaitu melalui gerakan lengan dan keterampilan motorik
halusnya (fine motor skill) melalui gerakan jari-jari tangan.
f. Meningkatkan konsentrasi dan ketekunan
Untuk mendapatkan hasil gambar yang bagus dan memuaskan, kegiatan mewarnai
gambar harus dilakukan dengan konsentrasi dan ketekunan. Anak harus serius melakukannya
dan secara tekun menggoreskan alat gambar untuk memenuhi pola gambar di hadapannya.
Jika anak tidak fokus (tidak konsentrasi), kegiatan ini akan menjadi lebih lama dan hasilnya
belum tentu memuaskan.
g. Melatih anak mengenal detail objek
Pada kegiatan mewarnai gambar, secara tidak langsung dia akan memperhatikan
bagian-bagian gambar. Misalnya, dia akan melihat bahwa pohon terdiri atas batang dan daun.
Untuk daun, dia akan memilih warna yang berbeda dengan batang. Oleh karena itu, dengan
mewarnai gambar, ketelitian anak akan semakin diasah.
h. Melatih anak membuat target
Melalui kegiatan mewarnai gambar, anak dilatih untuk mempunyai dan mencapai target,
yaitu kapan dia akan selesai serta bagaimana cara dia menyelesaikan gambarnya tersebut.
 Tahap-tahap Kegiatan Mewarnai Gambar
Secara umum, kegiatan mewarnai gambar pada anak usia dini (khususnya TK) meliputi
tahap-tahap berikut.
a. Persiapan
Seperti halnya pada semua kegiatan, pendidik harus mempersiapkan berbagai hal sebelum
melaksanakan kegiatan, termasuk pada kegiatan mewarnai gambar. Persiapan yang perlu
dilakukan oleh pendidik sebagai berikut.
1) Memilih dan menentukan gambar
Gambar atau pola gambar yang akan diwarnai merupakan komponen penting dalam kegiatan
mewarnai gambar. Dalam memilih gambar, pendidik harus memperhatikan usia dan tahap
perkembangan anak. Hal ini penting karena pola yang akan diwarnai dapat saja sulit ataupun
mudah, tergantung tingkatan usia anak. Hal ini menjadi pertimbangan bahwa anak yang
usianya lebih muda harus diberikan gambar yang lebih mudah dan sederhana dibandingkan
gambar untuk anak yang sudah lebih besar.
2) Memilih dan menentukan alat mewarnai
Pemilihan alat untuk mewarnai sangat penting dilakukan pendidik dalam tahap persiapan.
Pendidik harus menentukan kegiatan ini akan dilakukan dengan menggunakan kertas apa dan
dengan alat mewarnai apa. Misalnya, menggunakan kertas gambar maka alat mewarnainya
bisa menggunakan krayon, pensil warna, atau cat air. Semua alat dan bahan tersebut harus
sudah disediakan di tempatnya dalam keadaan siap pakai saat kegiatan dimulai.
3) Memilih dan menentukan tempat
Tempat kegiatan sangat menentukan terlaksananya kegiatan mewarnai. Apakah kegiatan
tersebut akan dilakukan di dalam ruangan atau di luar ruangan? Apakah akan dilaksanakan di
lantai atau di atas meja? Jika dilaksanakan di lantai, harus disiapkan alat atau meja gambar
kecil untuk setiap anak serta bagaimana posisi setiap anak agar nyaman dan tidak
mengganggu perkembangan tubuhnya.
4) Waktu
Pendidik harus menentukan berapa lama kegiatan mewarnai ini akan dilakukan. Penentuan
waktu disesuaikan dengan jadwal kegiatan harian, kemampuan anak, besar kecilnya gambar
yang harus diwarnai anak, serta alat dan bahan yang akan digunakan. Jangan sampai kegiatan
ini menyita waktu yang terlalu lama dan yang akan mengakibatkan kegiatan lainnya tidak
tercapai. Jangan pula waktunya terlalu sempit sehingga anak-anak tidak bisa menyelesaikan
kegiatan dengan baik.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan mewarnai gambar pada anak usia dini dapat dilakukan pendidik
dengan langkah-langkah berikut.
1) Kondisikan anak-anak untuk kegiatan mewarnai gambar.
2) Menjelaskan kegiatan, alat, bahan, dan pola gambar yang akan diwarnai.
3) Menetapkan aturan bersama anak-anak.
4) Membagikan atau meminta anak mengambil alat dan bahan-bahan untuk mewarnai gambar.
5) Memastikan bahwa setiap anak sudah mendapatkan alat dan gambarnya masing- masing.
6) Memberi contoh cara mewarnai gambar.
7) Memberi kesempatan kepada anak untuk mewarnai gambar.
8) Mengawasi setiap anak dan memberikan bantuan jika diperlukan.
9) Memberi motivasi dan dorongan secara berkala kepada setiap anak.
10) Mengingatkan anak-anak tentang batas waktu untuk menyelesaikan beberapa menit sebelum
berakhir.
11) Mengumpulkan hasil karya anak-anak.
12) Memberi reward terhadap hasil yang sudah dilakukan anak.
c. Penutup
Penutup dalam kegiatan mewarnai gambar dapat dilakukan dengan kegiatan berikut.
1) Merapikan alat, bahan, dan arena mewarnai gambar
Setelah kegiatan mewarnai selesai, ajak anak-anak untuk merapikan semua alat, bahan, dan
arena mewarnai gambar. Dengan cara ini, anak-anak dilatih untuk bersikap bersih dan rapi
serta bertanggung jawab terhadap proses kegiatan.
2) Mengulas kegiatan yang baru saja dilakukan
Kegiatan mengulas ini dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada anak-anak
seperti berikut.
a) Apa yang mereka rasakan saat mewarnai gambar?
b) Apa saja kesulitan yang mereka hadapi?
c) Apa yang mereka sukai dari kegiatan tersebut?
d) Andai diulang kembali, gambar apa yang ingin mereka warnai?
3) Menilai
Perlu diingat bahwa kegiatan menilai dilakukan bukan hanya terhadap hasil. tetapi juga
prosesnya. Pendidik harus objektif dalam menilai anak.
4) Memajang (display) hasil karya anak
Hasil karya anak sebaiknya dipajang di tempat yang sudah disiapkan. Libatkan anak dalam
proses pemajangan hasil karya mereka sehingga anak-anak akan merasa bangga dengan hasil
pekerjaannya.
4. Langkah-langkah/penerapan kegiatan merobek dan strategi mengajarkan menggunting pada anak
 Penerapan Kegiatan Merobek di Lembaga PAUD
Kegiatan merobek merupakan kegiatan yang sangat mudah dilakukan. Kegiatan ini dapat
dilakukan di mana pun dan kapan pun. Walaupun demikian, kegiatan ini perlu direncanakan
dengan matang dan dipersiapkan dengan sebaik-baiknya agar keterampilan anak berkembang
secara optimal. Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan pendidik terkait kegiatan
merobek.
a. Pendidik perlu menyediakan buku atau kertas khusus untuk alat latihan motorik halus melalui
kegiatan merobek. Hal ini bisa berupa kertas yang sudah tidak dipakai atau struk (bukti
pembayaran) bekas yang sudah harus dibuang, koran, atau majalah bekas yang sudah tidak
terpakai lagi.
b. Ketika keinginan anak untuk merobek sedang tinggi, pendidik perlu berhati-hati dan perlu
menyelamatkan buku-buku atau kertas-kertas yang masih digunakan. Sebaiknya, pendidik
menyiapkan buku cerita yang terbuat dari bahan antirobek (kertas tebal dengan permukaan
licin dan sangat lentur atau buku yang terbuat dari kain) untuk sementara waktu. Pendidik
juga perlu mengingatkan anak bahwa buku merupakan kertas yang tidak boleh dirobek karena
isinya sangat berharga dan bukan hanya lembaran kertas.
c. Pendidik harus memberi contoh kepada anak cara merobek yang tepat. Pendidik dapat
menggunakan kertas bekas yang sudah tidak terpakai lagi. Ajak anak melipat kertas tersebut
terlebih dahulu sebelum merobeknya. Hal ini dilakukan agar pada kertas terbentuk garis dan
memudahkan anak untuk merobek kertas tersebut. Memang cara ini tak mudah pada awalnya,
tetapi kita harus yakin bahwa anak adalah peniru ulung dan anak pasti bisa melakukannya.
 Strategi Mengajarkan Menggunting pada Anak
Strategi dan langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam mengajari anak menggunting
sebagai berikut.
a. Pendidik menjelaskan alat dan bahan yang akan digunakan serta di mana anak bisa mengambil
dan meletakkannya kembali.
b. Pendidik menjelaskan bahaya dan risiko yang mungkin terjadi dengan alat yang digunakan
serta apa dan bagaimana penggunaan gunting yang benar.
c. Pendidik dan anak menentukan aturan yang akan diberlakukan saat kegiatan menggunting,
seperti tidak boleh berebut, tidak boleh berjalan-jalan dengan membawa gunting terhunus, dan
hanya menggunakan gunting untuk kertas yang disediakan serta aturan lainnya yang terkait
dengan kegiatan menggunting.
d. Jika kegiatan menggunting merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan di TK, pendidik
harus mendampingi anak secara individual.
e. Pastikan semua anak sudah memegang gunting dan kertas yang akan digunting sebelum
pendidik meminta anak mulai menggunting.
f. Mintalah anak untuk menggunting pola pada kertas yang sudah disiapkan sebelumnya.
g. Pendidik mengawasi secara ketat saat anak-anak menggunting.
h. Pendidik memberi bantuan kepada anak-anak yang memang membutuhkan bantuan.
i. Pendidik mengamati dan melakukan penilaian terhadap kemampuan menggunting melalui
proses bagaimana anak menggunting.
j. Pendidik memberikan reward terhadap kemampuan anak secara individual.
k. Ketika anak sudah selesai menggunting, pastikan mereka meletakkan gunting di tempatnya.
5. Variasi pembelajaran gerak dasar jalan yang sangat penting bagi pertumbuhan fisik anak
Berikut ini adalah beberapa variasi pembelajaran gerak dasar jalan yang sangat penting
bagi pertumbuhan fisik anak.
a. Berjalan berkelompok sambil memegang bahu diiringi dengan bernyanyi.
b. Berjalan di atas satu kaki berpasangan berdua, bertiga, dan seterusnya.
c. Berjalan sambil berpegangan tangan dengan tempo bervariasi dari arah kanan ke arah kiri
secara bergantian.
d. Berjalan sambil berpegangan dalam formasi bersaf satu per satu melintasi teman- teman
hingga semua melakukannya.
e. Berjalan dan meloncat dilakukan berpasangan berdua atau bertiga, bahkan dapat dilakukan
dengan kelompok yang lebih banyak yang jumlahnya ganjil, satu orang berada di antara
kelompok sebagai pusat pegangan.
f. Berjalan di antara rambu-rambu yang terbuat dari balok atau botol plastik yang berwarna-
warni dengan bentuk lapangan dua buah segitiga sama besar.
g. Berjalan berpasangan melalui lorong di antara kedua segitiga. Kegiatan ini dapat dilakukan
dengan cara jalan menyamping, mundur, silang, jinjit, dan sebagainya.
h. Berjalan sambil berpegangan, bergandengan ke samping sambil memegang pundak atau sikut
dengan gerak langkah yang seirama.
i. Berjalan dengan formasi lingkaran dan melintasi garis tengah dari lingkaran tersebut. Kegiatan
ini dapat divariasikan dengan gerak lainnya, seperti jalan di tempat, atau jalan seperti jalannya
kaki seseorang yang berbentuk X dan O.
j. Berjalan dengan formasi mata angin yang dibentuk oleh 7 rambu-rambu terbuat dari balok,
botol plastik atau bendera-bendera kecil yang berwarna.
Kegiatannya dapat dikombinasikan dengan permainan jalan beranting.
k. Berjalan dengan formasi bintang bermata empat yang dibatasi oleh delapan buah rambu.
Bentuk kegiatan dapat dikombinasikan, seperti jalan loncat, jalan jinjit, jalan mundur, jalan
menyamping, jalan di atas satu kaki, dan sebagainya.
l. Berjalan berpasang-pasangan dan yang di belakang menirukan gerakan jalan temannya yang di
muka. Apa pun yang dilakukan teman di depan, teman di belakang harus dan selalu menirukan
gerakan temannya. Anak memimpin secara bergantian.
m. Sama halnya dengan kegiatan di atas, tetapi dilakukan dengan kelompok yang lebih banyak
lagi.
n. Berjalan dengan mengitari lapangan yang berbentuk segi empat.
o. Berjalan dan berlari sambil mengitari lingkaran yang dibentuk oleh tali. Gerakannya diselingi
gerak loncat dan gerakan lainnya. Kegiatan ini dilakukan bergantian; sesaat menjadi lingkaran
dan sesaat menjadi pelaku.
p. Berjalan dan berlomba dalam kelompok-kelompok. Setiap anak harus masuk ke dalam
lingkaran rotan/simpai (dipakai dalam permainan hula hoop) seperti orang memakai celana.
q. Berjalan dan berlomba dalam kelompoknya memasuki simpai, seperti orang masuk lorong
satu per satu hingga semua melakukannya. Kelompok yang lebih cepat dapat dinyatakan
sebagai pemenang.
r. Melangkah sambil mengangkat lutut melewati simpai-simpai yang telah disusun lurus,
kemudian melengkung atau membentuk huruf Z, dan sebagainya.
s. Berjalan melewati kotak-kotak yang telah disusun sedemikian rupa untuk memberikan
motivasi anak.
t. Kegiatan berjalan dengan menyusun kotak-kotak berderet-deret dengan melewati beberapa
baris kotak. Kegiatan tersebut dapat dikombinasikan dengan suatu permainan menyerupai
kereta api dan sebagainya.
u. Berjalan dan berlari dengan menggunakan alat-alat kotak dan simpai. Kegiatan tersebut
melangkah selebar simpai-simpai tersebut dan setelah itu kembali jalan normal.
v. Berjalan membentuk iringan kereta api dengan melewati bangku swedia.

Anda mungkin juga menyukai