Tugas Tiara Dan Adit
Tugas Tiara Dan Adit
DI SUSUN OLEH:
Kelompok :4
Kelas :A
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS BOSOW 2023
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................................01
DAFTAR ISI................................................................................................................................02
BAB I : PENDAHULUAN.........................................................................................................03
I. LATAR BELAKANG......................................................................................................03
II. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................04
BAB II : PEMBAHASAN...........................................................................................................05
I. PANDANGAN DASAR....................................................................................................05
II. PRINSIP KEPERIBADIAN KAREN HORNEY.........................................................07
III. STRUKTUR KEPRIBADIAN........................................................................................11
IV. DINAMIKA KEPRIBADIAN.........................................................................................14
V. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN...........................................................................15
BAB III : PENUTUP...................................................................................................................17
I. KESIM[ULAN................................................................................................................17
II. KRITIK TERHADAP TEORI HORNEY....................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................18
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, kami telah menyelesaikan
Makalah Psikologi Kepribadian; Teori Psikoanalisis Sosial Karen Horney. Kami
menyelesaikan tugas ini berdasarkan jurnal-jurnal yang telah membahas mengenai teori
kepribadian Karen Horney. Berkat tugas ini, kami lebih memahami bagaimana pandangan
dasar, prinsip, struktur, dinamika serta perkembangan kepribadian menurut teori psikoanalisis
sosial Karen Horney. Dengan demikian, kami tidak lagi berpandangan bahwa psikoanalisis
merupakan teori yang membahas kepribadian berdasarkan libido yang dikemukakan oleh
Sigmund Freud, tetapi juga ada psikoanalisis yang dipengaruhi lingkungan sosial seperti
yang dikemukakan Karen Horney.
Kami menggunakan buku-buku cetak, jurnal-jurnal mengenai tema terkait,
serta materi di website sebagai literatur acuan teori yang kami pakai sebagai landasan kami
dalam membuat makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu terlaksananya pembuatan makalah ini. Kami memang manusia yang tidak
luput dari kesalahan. Apabila ada kata-kata atau penulisan yang kurang berkenan, kami
mohoh maaf.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
I. LATAR BELAKANG
Meskipun tidak ada definisi tunggal yang diteima oleh semua teoitisi
kepribadian namun dapat dikatakan secara umum bahwa kepribadian (personality) adalah
suatu pola watak yang relatif permanen, dan sebuah karakter unik yang memberikan
konsistensi sekaligus individualitas bagi perilaku seseorang. Watak (traits) memberikan
kontribusibagi perbedaanperbedaan individu dalam perilakunya,konsistensi perilakunya dise
panjang waktu, dan stabilitas perilaku tersebut disetiap situasi. Watak mungkin saja unik,
atau umum bagi beberapa kelompok orang, atau mungkin dimiliki seluruh spesies
manusia namun, polanya selalu berbeda bagi setiap individu. Karena itu, masing-masing
pribadi meskipun mirip dengan yang lain dalam satu-dua hal, tetap memiliki sebuah
kepribadian yang unik. Karakter (characteristic) adalah kualitas unik seseorang yang
mencakup atribut-atribut, seperti temperamen, fisik dan intelegensia.
Teori sosial psikoanalitik Karen Horney dibangun diatas asumsi bahwa kondisi sosial
dan budaya,khususnya pengalaman masa kanak-kanak, sebagian besar beranggungjawab bagi
pembentukan kepribadian. Manusia yang tidak pernah terpuaskan kebutuhannya atas cinta
dan kasih sayang selama kanak-kanak akan menegmbangkan permusuhan dasar (basic
anxiety ). Seperti teoritikus kepribadian lainnya, pandangan horney mengenai kepribadian,
merupakan refleksi dari pengalaman-pengalaman hidupnya.
I. PANDANGAN DASAR
Pada mulanya Horney adalah pengikut Freud, yang kemudian terpengaruh
oleh Jung dan Adler. Akhirnya dia mengembangkan pendekatan kepribadian yang
holistik; manusia berada dalam satu totalitas pengalaman dan fungsinya, dan bagian-
bagian keprbadian seperti fisikokimia, emosi, kognisi, sosial, kultural, spiritual, hanya
dapat dipelajari dalam hubungannya satu dengan yang lain sebagai kepribadian yang
utuh.
Disisi lain, Horney menentang teori Freud dalam hal :
1. Teori Freud terlalu mekanistik dan biologis sehingga tidak
bisa menggambarkan keutuhan motivasi dan tigkah laku manusia.
2. Perhatian Freud terhadap interrelasi manusia sangat kecil, sehingga
berakibat penekanan yangsalah pada motivasi sosial dan konflik. Seharusnya,
keamana dan ketidakpuasan (nonseksual) yang menjadi kekuatan
pendorong berfungsinya kepribadian.
3. Tingkah laku agresi dan destruksi bukan heredutas seperti yang
dikemukakan Freud, tetapi merupakan sarana bagaimana orang berusaha
melindungi keamanannya.
4. Freud berpendapat penis envy adalah gambaran wanita yang inferior
dan cemburu karena peran kelaminnya lebih rendah dari lai-laki, sedang
Horney (dan Adler) berpendapat bahwa penis envy adalah simbolik wanita
yang menginnginkan kesamaan status dan kesamaan seperti pria.
Menurut Horney, kecemasan dasar (karena neurosis) dapat terjadi akibat berbagai hal
terasuk, “… dominasi lagsung atau tidak langsung, ketidakpedulian, perilaku tak menentu,
kurangnya rasa hormat untuk kebutuhan individu anak, kurangnya bimbingan yang nyata,
sikap meremehkan, terlalu banyak kekaguman atau tidak adanya itu, kurangnya kehangatan
yang dapat diandalkan, harus berpihak dalam perselisihan orang tua, terlalu banyak atau
terlalu sedikit tanggung jawab, perlindungan lebih, terpisah dari anak-anak lain, ketidak
adilan, dikriminasi, ingkar janji, suasana bermusuhan, dan seterusnya “(Horney, 1945).
Pentingnya Pengalaman Masa Kanak-Kanak
Horney percaya bahwa konflik neurotik dapat muncul dari hampir semua
tahapan perkembangan, tetapi masa kanak kanak adalah masa dimana sebagian besar
masalah timbul. Horney (1937) menyakini bahwa pengalaman pengalaman
yangmerusak(pelecehanseksual, pemukulan atau penolakan) ini hampir selalu ditimbulkan ol
eh kurangnya kehangatan kasih sayang yang tulus.
Kecemasan dan permusuhan cenderung ditekan (repress), atau dikeluarkan
dari kesadaran, karena menunjukan rasa takut bisa membuka kelemahan diri, dan
menunjukan rasa marah beresiko dihukum dan kehilangan cinta dan keamanan. Bayi
mengalami proses melingkar, yang oleh Horney dinamakan Lingkaran setan atau vicious
circle (1937). Dimulai sejak akhir, bayi membutuhkan kehangatan dan kasih sayang untuk
dapat menghadapi tekanan lingkungan. (1) Kalau kehangatan cinta dan kasih sayang ini tidak
cukup diperoleh, (2) Bayi menjadi marah dan muncul perasaan permusuhan karena
diperlakukan secara salah itu. (3) Tetapi kemarahan harus di repress agar perolehan cinta dan
rasa aman yang hanya sedikit (tidak cukup) itu tidak hilang sama sekali. (4) Perasaan menjadi
kacau, muncul kecemasan dasar dan permusuhan dasar.(5) Kebutuhan kasih sayang dan cinta
semakin besar. (6) Kemungkinan akan semakin banyak kebutuhan kasih sayang yang
tidak terpenuhi sehingga semakin kuat pula perasaan marah yang timbul. (7) Perasaan
permusuhan menjadi semakin kuat. (8) Represi harus semakin kuat dilakukan agar perolehan
kasih sayang yang hanya sedikit itu tidak hilang. (9) Tegangan perasaan kacau, marah, gusar,
mengamuk, semakin kuat. Kembali ke (4) ini akan membuat kecemasan dasar dan
permusuhan dasar semakin kuat, dan akan terus semakin parah kalua lingkaran 4 > 5 > 6 > 7
> 8 > 9 > 4 dst. Terus menerus terjadi.
Pengaruh Kultur
Walaupun horney tidak gagal mempertimbangan faktor genetis, ia berulang
kali menitik beratkan pengaruh kultural sebahagi peran utama perkembangan
kepribadian neurotik dan kepribadian normal. Ia menyakini bahwa kultur modern terbentuk
berdasarkan kompetisi antar individual. Daya saing dan rasa permusuhan dasar yang
ditimbulkan oleh kultur modern menyebabkan perasaan terpisah. Perasaan sendiri di dunia
yang tidak ramah ini akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan kasih sayang (need
for
affection)yang pada akhirnya membuat orang menilai cinta terlalu tinggi. Sebagai akibatnya
banyak orang melihat cinta dan kasih sayang sebagai jawaban atas permasalahan yang
mereka hadapi. Memang cinta yang tulus dapat menjadi pengalaman yang baik dan
bermanfaat bagi seseorang. Akan tetapi kebutuhan akan cinta yang berlebihan akan menjadi
dasar yang kuat bagi berkembangnya neurosis.
Kebanggaan Neurotik
Kebanggaan neurotik adalah kebanggan yang semu, bukan didasarkan
pada pandangan diri yang realistik, tetapi didasarkan pada gambaran palsu dari diri id
eal. Sebaliknya kebanggan neurotik didasarkan pada gambaran diri ideal
dan biasanya diumumkan keraskeras dalam rangka melindungi dan mendukung pand
angan dan kebanggaan kepada diri sendiri. Orang neurotik memandang dirinyasebagai
orang yang mulia, hebat, dan sempurna, sehingga kalau orang lain tidak
memperlakukan mereka dengan pertimbangan khusus, orang itu menjadi sedih.
2. Menghina Diri (despise self)
Orang neurotik yang mencari keagungan tidak pernah puas dengan dirinya
sendiri, karena mereka akhirnya menyadari bahwa diri nyata tidak cocok dengan diri
idealyang mereka dambakan. Mereka kemudian mulai membenci dan memandang rendah
dirinya sendiri. Horney mengemukakan 6 cara orang mengekspresikan kebencian diri itu :
1. Menuntut kebutuhan kepada diri tanpa ukuran
Orang memunculkan kebutuhan diri yang tidak pernah berhenti. Bahkan
ketika mereka mencapai keberhasilan, mereka terus mendorong dirinya sendiri
untuk bergerak menuju kesempurnaan.
2. Menyalahkan diri tanpa ampun
Orang neurotik yang terus menerus mencaci-maki dirinya sendiri.
Menyalahkan diri bentuknya bermacam-macam, mulai dari ekspresi luar biasa,
misalnya merasa bertanggung jawab terhadap bencana alam, sampai
menanyai secermat-cermatnya kebaikan dari motivasinya sendiri.
3. Menghina diri
Diekspresikan dalam wujud memandang kecil, meremehkan,
meragukan, mencemarkan, dan menertawakan diri sendiri. Menghina diri
mencegah yang bersangkutan dari perjuangan untuk maju atau berprestasi.
4. Frustasi diri
Orang neurotik sering membelenggu dengan tabu untuk menentang kesenangan.
5. Menyiksa diri
Pada dasarnya semua mekanisme diri rendah mengandung makna menyiksa
diri. Namun menjadi berubah apabila tujuan orang neurotik itu membahayakan at
au menyakiti diri sendiri. Banyak orang memperoleh kepuasan masokism
dengan mengalami penderitaan akibat suatu keputusan, memperparah sakit
kepala, melukai diri dengan pisau, menantang berkelahi dengan orang yang jauh
lebih kuat atau mengundang siksaan fisik.
6. Tingkah laku dan dorongan diri
Bisa fisikal atau psikologikal, disadari atau tidak disadari, akut atau kronik,
benar- benar dilakukan atau hanya dalam imajinasi. Orangorang neurotik juga mer
usak diri secara psikologis, misalnya berhenti bekerja ketika karirnya mulai
memuncak, memutus hubungan persahabat yang sehat dan memilih pergaulan
yang neurotis, atau melakukan aktifitas seksual promiskuitas.
2. Melawan orang
Dalam pengadopsian strategi melawan orang lain, orang-orang neurotik yang
agresif cenderung menanggap orang lain tidak ramah. Sehingga, mereka sama
kompulsifnya dengan orang-orang penurut, dan tingkah laku mereka juga sama-
sama dipicu oleh kecemasan dasar. Daripada mendekati orang lain dengan selalu
menurut dan bergantung, orang-orang neuritik yang agresif lebih memilih utuk
melawan orang lain dengan cara tampil kuat dan kejam. Mereka termotivasi oleh
keinginan kuat untuk memeras orang lain dan memanfaatkan orang tersebut untuk
kepentingan diri mereka sendiri.
Lima dari sepuluh kebutuhan neurotik, terdapat kecenderungan
melawan orang lain diantaranya, kebutuhan untuk kekuasaan, memanfaatkan
orang lain, memperoleh penghargaan dan gengsi, dikagumi, dan mencapai
sesuatu. Orang-orang yang agresif lebih condong untuk bermain dengan tujuan
menang daripada hanya untuk menikmati perlombaan.
3. Menjauhi orang
Supaya dapat megatasi konflik dasar terisolasi, beberapa orang
memisahkan diri dari orang lain dan mengadopsi sebuah kecenderungan neurotik
yaitu menjauhi orang lain. Strategi ini merupakan ekspresi dari kebutuhan
akan kesendirian, kebebasan dan kemandirian. Sama seperti sebelumnya, masing-
masing kebutuhan ini dapat mengarah kepada tingkah laku positif, dan
beberapa orang memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini dengan yang sehat. Akan
tetapi, kebutuhan-kebutuhan ini menjadi neurotik ketika orang-orang berusaha
untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan membuat jarak emosional antara
diri mereka dan orang lain secara terus menerus.
Masing-masing dari ketiga neurotik memiliki serangkaian karakteristik yang
serupa dengan yang dimiliki individu-individu normal dan masing-masing dari sepuluh
kebtuhan neurotik dapat dengan mudah ditempatkan dalam ketiga kecenderungan neurotik.
V. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
(Lindzey, 1985), Kekuatan pemotivasi mereka adalah penentuan untuk
mengatasi tiap-tiap rintangan. Ada tiga jenis perkembangan, yaitu:
1. Narcissistic.
2. Perfectionistic.
3. Arrogant-vindictive.
Orang-orang Narcissistic tampak sangat tinggi dan percaya diri, tidak
punya keraguan, sadar dari bakat dan keterampilan mereka sendiri. Horney sering berkata,
orang-orang yang demikian menyukai anak-anak. Mereka sering menjadi penuh kasih
dan dermawan tapi hanya sebagai antisipasi kemurahan hati kembali. Horney melihat
narsisme cukup berbeda dari Freud, Kohut, dan teori psikoanalitik utama. Karena ia
tidak menempatkan sebuah narsisme primer, tetapi melihat kepribadian narsistik sebagai
produk dari jenis tertentu dari lingkungan awal yang bekerja pada jenis temperamen
tertentu. Baginya, kebutuhan narsis dan kecenderungan tersebut tidak melekat dalam sifat
manusia.
Narsisme berbeda dari strategi Horney yang defensif atau solusi bukan dalam kompen
sasi. Idealisasi diri adalah kompensasi dalam teori, tapi hal itu berbeda dari narsisisme.
Semua strategi defensif melibatkan idealisasi diri, tetapi dalam penyelesaiannya, narsis
cenderung menjadi produk dari kegemaran bukan kekurangan. Harga diri para narsisis tidak
kuat, karena tidak didasarkan pada prestasi asli.
Orang-orang Perfectionistic mendasari rasa mereka dari keadaan diatas
para cendekiawan dan standar moral. Hal yang berada di luar mereka merupakan
kegagalan mereka. Mempunyai standar yang tinggi, yang dapat memberikan orang-orang ini
satu perasaan sebagai penguasaan.
orang-orang Arrogant-vindictivesangat biasanya mempunyai "particularlybad human
experiences" , penghinaan, pengabaian, atau kekejaman seperti itu, dan mereka yakin bahwa
orang lain itu tak jujur dan berhati dengki. Mereka merupakan pesaing yang tinggi
dan bangga dari kemampuan mereka untuk memperdayakan yang lain.
BAB III
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Teori psikoanalisis sosial Karen Horney dibentuk berdasarkan asumsi bahwa
kondisi sosial dan kultural, terutama pengalaman masa kanak-kanak sangat berpengaruh
terhadap pembentukan kepribadian seseorang. Individu yang tidak mendapatkan cinta da
n kasih sayang yang cukup selama masa kanak-kanak akan mengembangkan rasa
permusuhan dasar terhadap orang tua mereka, sehingga timbul lah kecemasan dasar di
dalam diri mereka. Untuk melawan kecemasan dasar tersebut, individu melakukan
perlawanan terhadap kecemasan dasar tersebut dengan cara berhubungan dengan orang
lain. (1) Mendekati orang lain, (2) melawan orang lain, (3) menjauhi orang lain. Akan
tetapi hanya individu normal yang melakukan hal tersebut. Berbeda
dengan orang neurotik yang berperilaku kompulsif sehingga cenderung melakukan
dengan satu cara. Tingkah laku mereka yang kompulsif tersebut, berkembang menjadi
konflik intrapsikis yang dapat berupa gambaran diri ideal maupun kebencian diri.
Teori Horney tentang neurosis didasarkan pada konsep gangguan psikis
yang membuat orang terkunci dalam lingkaran yang membuat tingkah laku tertekan dan
tidak produktif, kemudian dikenal sebagai masalah kecemasan. Horney mengemukakan s
epuluh kebutuhan neurotik, yakni kebutuhan yang timbul sebagai akibat dari usaha
menemukan pemecahan-pemecahan masalah gangguang antara hubungan manusia.
1) Keburuhan neurotik akan kesempurnaaan dan ketidakmungkinan untuk salah (
the neurotic need for perfection and unassailability)
2) Kebutuhan neurotik akan kemandirian dan kebebasan (the neurotic need for self
sufficiency and independence
3) Kebutuhan neurotik akan ambisi dan pencapaian diri (the neurotic need for ambition
and personal achievement )
4) Kebutuhan neurotik akan kekaguman pribadi (the neurotic need for
personal admiration)
5) Kebutuhan neurotik akan penghargaan sosial atau gengsi (the neurotic need for social
recognition or prestige)
6) Kebutuhan neurotik untuk memanfaatkan orang lain (the neurotic need to exploit
others)
7) Kebutuhan neurotik akan kekuasaan (the neurotic need for power )
8) Kebutuhan neurotik untuk membatasi hidupnya dalam lingkup yang sempit (
the neurotic need to restrict one’s life within narrow borders)
9) Kebutuhan neurotik akan rekan yang kuat (the neurotic need for a powerful patner )
10) Kebutuhan neurotik akan kasih sayang dan penerimaan diri (the neurotic need for
affection and approval )
Sedangkan dalam perkembangan kepribadian dalam usaha untuk mengatasi rintangan-
rintangan terdapat tiga jenis perkembangan yaitu (1) Narcissistic, (2) Perfectionistic,
(3)Arrogant-vindictive.
Kekuatan teori Horney ada pada deskripsi mengenai neurosis. Tidak ada pakar
yang menulis lebih banyak darinya mengenai neurosis. Deskripsi yang
komprehensif mengenai kepribadian neurosis memberi kerangka yang bagus untuk
memahami orang yang jiwanya tidak sehat. Teori Horney tidak di kembangkan
memakai data yang spesifik, lebih banyak memakai spekulasi yang sukar di uji.
Teorinya banyak di dasarkan pada pengalaman klinik dan kontak-kontak pribadinya
dengan penderita neurosis.
Hal. 265
Hal 161-174
Feist, Jess & Gregory J. Feist. Teori Kepribadian. 2013. Jakarta: Salemba Humanika
Hal 192
Hal 196-200
Hal 201-212
Hal 218-219
http://penasaranjuragan.blogspot.com/2012/05/teori-kepribadian-karen-horney.html