Anda di halaman 1dari 2

Sejalan perkembangan Kota Gorontalo sebagai ibukota Provinsi Gorontalo, urbanisasi terus berlangsung

dan kebutuhan masyarakat akan perumahan meningkat di luar kemampuan pemerintah, sementara
tingkat ekonomi urbanis sangat terbatas, yang selanjutnya akan berakibat timbulnya perumahan-
perumahan liar yang pada umumnya berkembang di sekitar daerah perdagangan, di sepanjang jalur
hijau, sekitar sungai dan lahan-lahan yang dianggap tidak bertuan. Selang beberapa lama kemudian
daerah itu menjadi perkampungan, dan degradasi kualitas lingkungan hidup mulai terjadi dengan segala
dampak bawaannya. Peran dan implementasi pemerintah di Kota Gorontalo dalam pengelolaan
lingkungan, sebagai berikut:

- Adanya Intruksi Menteri Dalam Negeri berisi langkah-langkah kebijakan untuk mengatur RTH
yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan penataan RTH di Wilayah
Perkotaan sebagai bagian dari pelaksanaan Rencana Umum Tata Ruang Kota serta meningkatkan
fungsi dan peranan RTH dengan mendorong atau membatasi perubahan penggunaannya untuk
kepentingan lain atau dengan kata lain melarang pengalihfungisan RTH untuk kepentingan lain.
- Pemerintah Daerah Tingkat II (Kabupaten dan Kota) diwajibkan menampung kebijakan dari
Pemerintah Daerah Tingkat I (Propinsi) dalam perencanaan RTH serta melakukan koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi dengan berbagai instansi pemerintah terkait serta berpedoman pada
peraturan yang ada. Hutan kota perlu disesuaikan dengan Pola Dasar Pembangun Daerah,
Repelita Daerah, Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK), Rencana Detail Tata Ruang Kota
(RDTRK) dan rencana Teknik Ruang Kota (RTRK). Pemerintah Kota Gorontalo sudah memuat
dalam RTRW Tahun 2001-20011 merupakan kebijakan dalam penataan ruang wilayah kota untuk
jangka waktu perencanaan 10 (sepuluh) tahun kedepan, sedangkan Kawasan Hutan Kota
sebagaimana SK Walikota No. 359 Tahun 2004 tentang Penetapan Kawasan Hutan Kota di Kota
Gorontalo, dan juga langkah-langkah yang harus ditempuh adalah :
1. Menggunakan rencana tata ruang yang sudah ditetapkan sebagai pedoman penyusunan
program-program pengelolaan hutan kota dan penerbitan perijinan pemanfaatan ruang, serta
alat kendali dalam pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang agar tujuan rencana
pembangunan dapat tercapai.
2. Melaksanakan pembangunan daerah melalui pendekatan pengembangan wilayah, bukan
pendekatan sektor dimana program/proyek dari sektor/bidang serta alokasi pendanaannya
diarahkan untuk pengembangan wilayah/kawasan prioritas yang telah ditetapkan dalam rencana
tata ruang.
3. Meningkatkan sosialisasi serta menyebarluaskan seluruh informasi pengelolaan hutan kota
dan kebijaksanaan yang berkaitan dengan penataan ruang, menjalin kemitraan serta
memberikan kesempatan kepada masyarakat, pengusaha maupun LSM dan perguruan tinggi
untuk ikut berperan aktif dalam penyelenggaraan pembaungan hutan kota, baik dari segi
pengelolaan, investasi maupun pengawasan, pengendalian dan pelestarian

SUMBER: LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA GORONTALO

Anda mungkin juga menyukai