“SELEKSI INDUK"
Disusun oleh:
1
DAFTAR ISI
COVER ..................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 3
1.2 Tujuan ............................................................................................................................. 4
1.3 Manfaat ........................................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 5
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Koi (Cyprinus carpio) .................................................. 5
2.2 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Guppy ........................................................................... 6
2.3 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Cupang.......................................................................... 7
2.4 Seleksi Induk................................................................................................................... 8
BAB III METODE .................................................................................................................... 9
3.1 Waktu dan Tempat .......................................................................................................... 9
3.2 Alat dan Bahan................................................................................................................ 9
3.3 Langkah Kerja................................................................................................................. 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 11
4.1 Hasil .............................................................................................................................. 11
4.2 Pembahasan................................................................................................................... 11
BAB V PENUTUP ................................................................................................................. 14
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 14
5.2 Saran ............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
Seleksi induk ikan hias dapat dilakukan berdasarkan beberapa kriteria, seperti
kondisi kesehatan, usia, ukuran dan bentuk tubuh. Seleksi induk merupakan kegiatan
memilih atau memisahkan antara induk induk yang sudah matang gonad atau matang
telur dengan yang belum matang gonad berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan.
Peningkatan produksi benih ikan ditentukan oleh kualitas induk, kualitas lingkungan
perairan, ketersediaan pakan alami, dan teknik pembenihan yang diterapkan. Induk
yang baik akan menghasilkan benih yang baik (Yustysi et al., 2020). Selain itu, dalam
seleksi induk juga perlu memperhatikan ciri-ciri kelamin sekunder pada ikan. Ciri-ciri
ini dapat membantu dalam mengidentifikasi individu jantan dan betina. Pembedaan ciri
kelamin sekunder dapat dilakukan dengan pengamatan morfologi (dimorfisme) dan
warna (dikromatisme) pada ikan (Pulungan et al., 2015).
Menurut Khairuman dan Amri (2013), seleksi induk bertujuan untuk menyiapkan
induk dengan kualitas genetik yang baik. Induk dengan kualitas yang baik akan
menghasilkan kualitas keturunan yang unggul sehingga akan meningkatkan
produktivitas dari budidaya. Setelah mengetahui pentingnya seleksi induk dalam
budidaya, maka pada praktikum ini akan dilakukan proses seleksi induk pada beberapa
3
ikan yaitu ikan guppy (Poecilia reticulata), ikan cupang (Betta sp.), serta ikan Koi
(Cyprinus Carpio).
1.2 Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi jenis kelamin ikan dengan mengamati morfologinya
2. Untuk mengetahui cara striping ikan
3. Untuk mengetahui ciri-ciri ikan yang telah matang gonad melalui pengamatan
1.3 Manfaat
1. Mampu mengidentifikasi jenis kelamin ikan dengan mengamati morfologinya
2. Mampu mengetahui cara striping ikan
3. Mampu mengetahui ciri-ciri ikan yang telah matang gonad melalui pengamatan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Susanto (2000) dalam Mayagi dkk. (2023) Ikan Koi mempunyai
urutan taksonomi atau klasifikasi sebagai berikut:
Kiungdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Subphyllum : Vertebrata
Superclass : Pisces
Class : Osteichthyes
Subclass : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Subordo : Cyprinoidae
Family : Cyprinidae
Subfamily : Cyprininae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio
Ikan koi memiliki bentuk badan seperti torpedo dengan perangkat gerak berupa
sirip. Sirip-sirip yang melengkapi bentuk morfologi koi adalah sirip punggung (Dorsal
5
fin), sepasang sirip dada (Pectoral fin), sepasang sirip perut (Ventral fin), sirip anus
(Anal fin), dan sirip ekor (Caudal fin). Sirip ini terdiri atas jari-jari keras, jari-jari lunak,
dan selaput sirip sebagai alat bergerak (Susanto, 2000 dalam Mayagi dkk., 2023).
Tubuh ikan koi ditutupi oleh 2 lapis kulit, kulit luar (epidermis) dan kulit dalam
(dermis). Epidermis berguna untuk melindungi kulit dari lingkungan luar, seperti dari
kotoran dan penyakit. Dermis mengandung pigmen atau warna seperti xantofora
(kuning), melanofora (hitam), guanofora (putih kemilauan), dan erotrofora (merah).
Ikan koi memiliki mulut yang tidak terlalu lebar dan tidak memiliki gigi pada bagian
rahang. Hidung ikan koi berupa lekukan dan tidak berhubungan dengan alatb
pernafasan. Alat pernafasan berupa insang yang terdapat di kedua sisi kepala, (Haikal
dan Mulyana, 2008 dalam Deriyanti, 2017).
Filum : Chordata
Kelas : Osteichthyes
Ordo : Cyprinodontidae
Famili : Poecilidae
Genus : Poecilia
6
Sumber : Sembiring, 2022
Ikan guppy (Poecilia reticulata) salah satu jenis ikan hias yang hidup di air tawar.
Ikan guppy jantan memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan banyak diminati
masyarakat karena memiliki variasi warna yang menarik dengan corak sirip yang
beragam di bagian ekornya. Gambar 2 ikan guppy memiliki sirip punggung (fin dorsal),
sirip ekor (fin caudalis), sirip perut (fin ventralis), sirip dada (fin pectoral) ikan guppy
jantan pada sirip analnya termodifikasi menjadi gonopodium (alat penyalur sperma),
sirip ekornya memanjang, bentuk tubuhnya ramping serta warna pada tubuh dan
siripnya (Nurlina, 2016).
Ikan ini memiliki sisik stenoid yang biasanya terdapat garis-garis pada sisiknya
yang berupa sirculi dan anulli (Putra et al., 2016 dalam Chairunnisa dan Efizon, 2020).
Ikan guppy jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil, memiliki warna yang lebih
menarik, bersifat agresif, sirip ekornya memanjang dan sirip analnya termodifikasi
menjadi gonopodium sebagai alat penyalur sperma. Pada ikan guppy betina, ukuran
tubuh lebih besar (gemuk), memiliki warna yang tidak mencolok atau kurang menarik
dan memiliki sirip anal yang halus tanpa termodifikasi (Setiawan, 2020).
7
Gambar 3. Ikan cupang
Sumber: Wahjudy, 2016
Ikan cupang memiliki postur tubuh memanjang dengan bentuk tubuh pipih ke
samping atau compressed. Ikan cupang mempunyai kepala yang relatif besar, mulut
kecil dengan bibir yang agak tebal dan rahang yang kuat (Yustina et al., 2003 dalam
Wahyudewantoro, 2017). Ikan ini memiliki tipe sisik stenoid yang kasar dan halus
dengan warna yang beragam (Axelrod, 1995; Yustina et al., 2003 dalam
Wahyudewantoro, 2017). Salah satu ciri ikan cupang, yaitu memiliki alat pernafasan
tambahan yang disebut labirin (Abidin dan Puspitasari, 2018).
Pada umumnya ikan jantan mempunyai warna tubuh yang atraktif dan berwarna-
warni, bentuk tubuh lebih panjang dan lebih ramping dibandingkan cupang betina,
sedangkan pada ikan betina memiliki warna tubuh cenderung pucat dan tidak atraktif,
sirip tidak selebar cupang jantan, dan bentuk tubuh pendek dan gemuk (Nurul, 2022).
2.4 Seleksi Induk
Seleksi induk adalah kegiatan memilih atau memisahkan antara induk induk yang
sudah matang gonad atau matang telur dengan yang belum matang gonad. Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan induk-induk yang berkualitas dan siap untuk dipijahkan
(Arie, 2009 dalam Prakosa dan Ratnayu, 2016) Postur tubuh induk ikan betina yang
telah matang gonad cenderung melebar dan pendek, perut lembek, halus dan membesar
ke arah anus. Alat kelamin (urogenital) membengkak dan membuka serta berwarna
merah tua, sedangkan postur tubuh induk jantan relatif lebih langsing dan panjang.
Urogenital membengkak dan berwarna merah tua, apabila bagian perut dekat lubang
kelamin diurut akan mengeluarkan cairan putih kental (sperma) (Sunarma, 2007 dalam
Nurlina dan Zulfikar, 2016).
8
BAB III
METODE
9
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ikan koi diambil dari akuarium dengan menggunakan seser
3. Ikan diletakkan di atas nampan
4. Ditutup kelapa ikan menggunakan kain basah hingga ikan tidak
bergerak/pingsan
5. Bagian perut diurut ke arah lubang urogenital
6. Kembalikan ikan ke dalam akuarium
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Gambar 4. (A) Morfologi Ikan Cupang Jantan. (B) Morfologi Ikan Cupang Betina
11
Sumber : Awaludin et al., (2019)
Perbedaan morfologi antara ikan cupang jantan dan ikan cupang betina bisa
dibedakan dari segi warnanya yang cerah dan menarik, bentuk perut ramping, dan sirip
ekor dan sirip anal panjang. Sementara ciri morfologi pada ikan cupang betina
berwarna kurang menarik, bentuk perut gemuk serta sirip ekor dan sirip anal pendek
(Awaludin et al., 2019). Ikan cupang jantan sangat agresif dan memiliki kebiasaan
saling menyakiti jika ditempatkan pada satu wadah (Ostrow, 1989 dalam Awaludin et
al.,2019).
Berdasarkan pengamatan pada ikan guppy didapatkan hasil bahwa pada ikan
guppy jantan memiliki badan yang lebih ramping memanjang dan bersifat agresif.
Kemudian dari segi corak warna, ikan guppy jantan memiliki corak warna yang lebih
terang daripada ikan guppy betina. Ekor ikan guppy jantan berbentuk melebar dan
panjang, sedangkan ekor ikan guppy betina berbentuk mengecil dan pendek (Apriyani,
2019).
12
ikan koi jantan memiliki badan yang lebih ramping, memanjang dengan warna tubuh
yang pucat dan apabila di stipping mengeluarkan cairan sperma. Ikan koi jantan
memiliki sirip dada yang lebih lancip. Ciri-ciri Ikan Koi jantan yang sudah matang
gonad ditandai dengan operkulum dan sirip kasar serta apabila distriping mengeluarkan
cairan putih (Kusrini et al., 2015). Pada indukan ikan koi betina memiliki bentuk badan
yang lebih besar dan apabila dilakukan stripping akan mengeluarkan telur. Ikan koi
betina memiliki sirip dada yang tidak terlalu lancip. Ciri-ciri indukan Ikan koi betina
yang sudah matang gonad ditandai dengan alat kelamin berwarna merah,
operkulumnya terasa halus bila diraba, dan apabila dipegang di dekat alat kelaminnya
terasa empuk serta ada sedikit yang menonjol (Kusrini et al., 2015).
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ikan
jantan secara umum mempunyai ciri warna tubuh cerah, bentuk tubuh ramping,
pergerakan cenderung agresif, dan sirip ekor lebih lebar. Sedangkan pada ikan betina
memiliki ciri bentuk tubuh bulat, warna tubuh pucat, bergerak tidak terlalu agresif.
Induk yang matang gonad memiliki ciri bagian papilla genital runcing dan berwarna
merah. Pada ikan koi jantan apabila distripping akan keluar cairan berwarna putih,dan
pada ikan betina cairan berwarna kuning.
5.2 Saran
Pada saat melakukan proses stripping pada induk ikan koi, sebaiknya dilakukan
dengan lembut dan hati-hati agar ikan tidak stress dan terluka. Apabila pada saat proses
stripping ikan tidak mengeluarkan cairan, baik pada ikan jantan atau pada ikan betina
sebaiknya proses stripping dihentikan untuk menghindari stress pada ikan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z., & Puspitasari, H. P. (2018). Mina Bisnis Ikan Cupang: Teori dan Aplikasi.
Universitas Brawijaya Press.
Awaludin, A., Maulianawati, D., & Adriansyah, M. (2019). Potensi Ekstrak Etanol
Seledri (Apium graveolens) untuk Maskulinisasi Ikan Cupang (Betta sp).
Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, 3(2), 101-114.
Deriyanti, A. (2016). Korelasi Kualitas Air dengan Prevalensi Myxobolus pada Ikan
Koi (Cyprinus carpio) di Sentra Budidaya Ikan Koi Kabupaten Blitar, Jawa
Timur (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).
Ernawati, E., Sayuti, M., Kadarusman, K., Hismayasari, I. B., Supriatna, I., dan
Abadi, A. S. (2021). Pendampingan Masyarakat di Kampung Salak, Kota
Sorong: Pelatihan Teknik Pembenihan Ikan Lele Secara Buatan. Yumary:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(4), 173-181.
15
Nurhayati, D., Hastuti, S., & Dwiastuti, S. A. (2022). Performa Reproduksi Ikan Koi
(Cyprinus carpio) dengan Strain Berbeda. Sains Akuakultur Tropis:
IndonesianJournal of Tropical Aquaculture, 6(1), 96-106.
Nurlina, N., & Zulfikar, Z. (2016). Pengaruh lama perendaman induk ikan guppy
(Poecilia reticulate) dalam madu terhadap nisbah kelamin jantan (sex
reversal) ikan guppy. Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, 3(2), 75-80.
Nurlina., & Zulfikar. 2016. Pengaruh lama perendaman induk ikan guppy (Poecilia
reticulate) dalam madu terhadap nisbah kelamin jantan (sex reversal) ikan
guppy. Aquatic Sciences Journal. 3(2) : 75-80.
Nurul, H. (2022). MASKULINISASI IKAN CUPANG (Betta splendens)
MENGGUNAKAN BUAH RUJAK POLO (Tribulus terrestris) MELALUI
METODE PERENDAMAN (Doctoral dissertation, UIN RADEN INTAN
LAMPUNG).
Prakosa, D. G., & Ratnayu, R. A. (2016). Seeding Technique Cyprinus carpio IN
Freshwater Aquaculture Unit of Business (UPBAT) Pasuruan, East
Java. Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan, 7(2), 78-84.
Priyono. E., Muslim., & Yulisman. 2013. Maskulinisasi ikan gapi (Poecilia reticulata)
melalui perendaman induk bunting dalam larutan madu dengan lama
perendaman berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia. 1(1) : 14-22.
Pulungan, C. P. (2015). Nisbah kelamin dan nilai kemontokan ikan tabingal
(Puntioplites bulu Blkr) dari Sungai Siak, Riau. Jurnal Perikanan dan
Kelautan, 20(1), 11-16.
Ryan, M., Munzir, A., Harminto., & Tashwir. (2022). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Budidaya Ikan Hias Air Tawar Berbasis Usaha Pembenihan
Rakyat (UPR) di Bukit Tinggi. Pena Akuatika-Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan, 21(1), 65-74.
Sembiring, J. S. (2022). Performa Pertumbuhan Dan Produksi Ikan Guppy Black
Moscow Poecilia reticulata (Peters, 1859) JANTAN MELALUI
16
PEMBERIAN EKSTRAK Tribulus terrestris (Linnaeus, 1753) PADA
STADIA LARVA.
Setiawan, R. (2020). Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Ikan Guppy
(Poecilia reticulata) (Studi Kasus: Jalan Mentawai Kecamatan Medan
Kota) (Doctoral dissertation).
WAHJUDY, G. A. D. (2016). Pengaruh Perbedaan Umur Induk Betina Ikan Cupang
(Betta splendens) Terhadap Tingkat Fekunditas Dan Produksi
Larva (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).
17