Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

GENETIKA DAN PEMULIAAN IKAN

“SELEKSI INDUK"

Disusun oleh:

Nama : Samsudin Al Hidayat


NPM : 2120801075
PJ : Syafira Adzjani Putri
Pribadi

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
MAGELANG
2023

1
DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 3
1.2 Tujuan ............................................................................................................................. 4
1.3 Manfaat ........................................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 5
2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Koi (Cyprinus carpio) .................................................. 5
2.2 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Guppy ........................................................................... 6
2.3 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Cupang.......................................................................... 7
2.4 Seleksi Induk................................................................................................................... 8
BAB III METODE .................................................................................................................... 9
3.1 Waktu dan Tempat .......................................................................................................... 9
3.2 Alat dan Bahan................................................................................................................ 9
3.3 Langkah Kerja................................................................................................................. 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 11
4.1 Hasil .............................................................................................................................. 11
4.2 Pembahasan................................................................................................................... 11
BAB V PENUTUP ................................................................................................................. 14
5.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 14
5.2 Saran ............................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budidaya ikan hias air tawar memiliki prospek yang baik untuk dikembangkan
karena memiliki keunggulan komparatif dibandingkan dengan budidaya ikan
konsumsi, seperti dari faktor modal yang digunakan relatif lebih rendah dengan
perputaran yang cepat (Ryan et al., 2022). Peminat ikan hias semakin meningkat karena
banyak orang menjadikan komoditas ini sebagai hiasan ruangan dan juga untuk
mengisi hiasan halaman rumah menggunakan media kolam kecil (Yoesdiarti et al.,
2017). Salah satu faktor penting dalam keberhasilan budidaya ikan hias adalah seleksi
induk. Fahrurrazi (2022), mengungkapkan bahwa seleksi induk yang tepat dapat
meningkatkan produktivitas dan kualitas keturunan ikan.

Seleksi induk ikan hias dapat dilakukan berdasarkan beberapa kriteria, seperti
kondisi kesehatan, usia, ukuran dan bentuk tubuh. Seleksi induk merupakan kegiatan
memilih atau memisahkan antara induk induk yang sudah matang gonad atau matang
telur dengan yang belum matang gonad berdasarkan kriteria yang sudah ditentukan.
Peningkatan produksi benih ikan ditentukan oleh kualitas induk, kualitas lingkungan
perairan, ketersediaan pakan alami, dan teknik pembenihan yang diterapkan. Induk
yang baik akan menghasilkan benih yang baik (Yustysi et al., 2020). Selain itu, dalam
seleksi induk juga perlu memperhatikan ciri-ciri kelamin sekunder pada ikan. Ciri-ciri
ini dapat membantu dalam mengidentifikasi individu jantan dan betina. Pembedaan ciri
kelamin sekunder dapat dilakukan dengan pengamatan morfologi (dimorfisme) dan
warna (dikromatisme) pada ikan (Pulungan et al., 2015).

Menurut Khairuman dan Amri (2013), seleksi induk bertujuan untuk menyiapkan
induk dengan kualitas genetik yang baik. Induk dengan kualitas yang baik akan
menghasilkan kualitas keturunan yang unggul sehingga akan meningkatkan
produktivitas dari budidaya. Setelah mengetahui pentingnya seleksi induk dalam
budidaya, maka pada praktikum ini akan dilakukan proses seleksi induk pada beberapa

3
ikan yaitu ikan guppy (Poecilia reticulata), ikan cupang (Betta sp.), serta ikan Koi
(Cyprinus Carpio).

1.2 Tujuan
1. Untuk mengidentifikasi jenis kelamin ikan dengan mengamati morfologinya
2. Untuk mengetahui cara striping ikan
3. Untuk mengetahui ciri-ciri ikan yang telah matang gonad melalui pengamatan

1.3 Manfaat
1. Mampu mengidentifikasi jenis kelamin ikan dengan mengamati morfologinya
2. Mampu mengetahui cara striping ikan
3. Mampu mengetahui ciri-ciri ikan yang telah matang gonad melalui pengamatan

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Koi (Cyprinus carpio)

Menurut Susanto (2000) dalam Mayagi dkk. (2023) Ikan Koi mempunyai
urutan taksonomi atau klasifikasi sebagai berikut:
Kiungdom : Animalia
Phyllum : Chordata
Subphyllum : Vertebrata
Superclass : Pisces
Class : Osteichthyes
Subclass : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Subordo : Cyprinoidae
Family : Cyprinidae
Subfamily : Cyprininae
Genus : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio

Gambar 1. Ikan Koi


Sumber : Mayagi dkk. (2023)

Ikan koi memiliki bentuk badan seperti torpedo dengan perangkat gerak berupa
sirip. Sirip-sirip yang melengkapi bentuk morfologi koi adalah sirip punggung (Dorsal

5
fin), sepasang sirip dada (Pectoral fin), sepasang sirip perut (Ventral fin), sirip anus
(Anal fin), dan sirip ekor (Caudal fin). Sirip ini terdiri atas jari-jari keras, jari-jari lunak,
dan selaput sirip sebagai alat bergerak (Susanto, 2000 dalam Mayagi dkk., 2023).
Tubuh ikan koi ditutupi oleh 2 lapis kulit, kulit luar (epidermis) dan kulit dalam
(dermis). Epidermis berguna untuk melindungi kulit dari lingkungan luar, seperti dari
kotoran dan penyakit. Dermis mengandung pigmen atau warna seperti xantofora
(kuning), melanofora (hitam), guanofora (putih kemilauan), dan erotrofora (merah).
Ikan koi memiliki mulut yang tidak terlalu lebar dan tidak memiliki gigi pada bagian
rahang. Hidung ikan koi berupa lekukan dan tidak berhubungan dengan alatb
pernafasan. Alat pernafasan berupa insang yang terdapat di kedua sisi kepala, (Haikal
dan Mulyana, 2008 dalam Deriyanti, 2017).

2.2 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Guppy

Klasifikasi ikan guppy menurut Priyono, et al., (2013) sebagai berikut:

Filum : Chordata

Kelas : Osteichthyes

Ordo : Cyprinodontidae

Famili : Poecilidae

Genus : Poecilia

Spesies : Poecilia reticulata

Gambar 2. Morfologi Ikan Guppy

6
Sumber : Sembiring, 2022

Ikan guppy (Poecilia reticulata) salah satu jenis ikan hias yang hidup di air tawar.
Ikan guppy jantan memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan banyak diminati
masyarakat karena memiliki variasi warna yang menarik dengan corak sirip yang
beragam di bagian ekornya. Gambar 2 ikan guppy memiliki sirip punggung (fin dorsal),
sirip ekor (fin caudalis), sirip perut (fin ventralis), sirip dada (fin pectoral) ikan guppy
jantan pada sirip analnya termodifikasi menjadi gonopodium (alat penyalur sperma),
sirip ekornya memanjang, bentuk tubuhnya ramping serta warna pada tubuh dan
siripnya (Nurlina, 2016).
Ikan ini memiliki sisik stenoid yang biasanya terdapat garis-garis pada sisiknya
yang berupa sirculi dan anulli (Putra et al., 2016 dalam Chairunnisa dan Efizon, 2020).
Ikan guppy jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil, memiliki warna yang lebih
menarik, bersifat agresif, sirip ekornya memanjang dan sirip analnya termodifikasi
menjadi gonopodium sebagai alat penyalur sperma. Pada ikan guppy betina, ukuran
tubuh lebih besar (gemuk), memiliki warna yang tidak mencolok atau kurang menarik
dan memiliki sirip anal yang halus tanpa termodifikasi (Setiawan, 2020).

2.3 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Cupang

Menurut Regan (1910) dalam Wahjudy (2016), ikan cupang diklasifikasikan


sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Actinoptergii
Ordo : Perciformes
Family : Osphronemidae
Genus : Betta
Spesies : Betta splendens

7
Gambar 3. Ikan cupang
Sumber: Wahjudy, 2016
Ikan cupang memiliki postur tubuh memanjang dengan bentuk tubuh pipih ke
samping atau compressed. Ikan cupang mempunyai kepala yang relatif besar, mulut
kecil dengan bibir yang agak tebal dan rahang yang kuat (Yustina et al., 2003 dalam
Wahyudewantoro, 2017). Ikan ini memiliki tipe sisik stenoid yang kasar dan halus
dengan warna yang beragam (Axelrod, 1995; Yustina et al., 2003 dalam
Wahyudewantoro, 2017). Salah satu ciri ikan cupang, yaitu memiliki alat pernafasan
tambahan yang disebut labirin (Abidin dan Puspitasari, 2018).
Pada umumnya ikan jantan mempunyai warna tubuh yang atraktif dan berwarna-
warni, bentuk tubuh lebih panjang dan lebih ramping dibandingkan cupang betina,
sedangkan pada ikan betina memiliki warna tubuh cenderung pucat dan tidak atraktif,
sirip tidak selebar cupang jantan, dan bentuk tubuh pendek dan gemuk (Nurul, 2022).
2.4 Seleksi Induk

Seleksi induk adalah kegiatan memilih atau memisahkan antara induk induk yang
sudah matang gonad atau matang telur dengan yang belum matang gonad. Hal ini
bertujuan untuk mendapatkan induk-induk yang berkualitas dan siap untuk dipijahkan
(Arie, 2009 dalam Prakosa dan Ratnayu, 2016) Postur tubuh induk ikan betina yang
telah matang gonad cenderung melebar dan pendek, perut lembek, halus dan membesar
ke arah anus. Alat kelamin (urogenital) membengkak dan membuka serta berwarna
merah tua, sedangkan postur tubuh induk jantan relatif lebih langsing dan panjang.
Urogenital membengkak dan berwarna merah tua, apabila bagian perut dekat lubang
kelamin diurut akan mengeluarkan cairan putih kental (sperma) (Sunarma, 2007 dalam
Nurlina dan Zulfikar, 2016).

8
BAB III
METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum seleksi induk dilaksanakan pada hari Rabu, 4 Oktober 2023 pukul
14.20 - 15.20 WIB di Labolatorium Terpadu Ruang Genetika dan Fisiologi Hewan,
Universitas Tidar.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum seleksi induk adalah:

Alat dan Bahan Fungsi


Akuarium Sebagai wadah ikan yang diamati
Aerator Sebagai alat untuk suplay oksigen
Seser Alat untuk mengambil ikan
Baskom Sebagai wadah ikan
Kamera Alat untuk mendokumentasikan
pada saat pengamatan

Air Sebagai media hidup ikan


Ikan guppy Sebagai objek yang diamati
Ikan cupang Sebagai objek yang diamati
Ikan koi Sebagai objek yang diamati
Tabel 1 Alat dan Bahan
3.3 Langkah Kerja
A. Langkah kerja seleksi induk ikan cupang dan guppy
1. Siapkan ikan cupang dan ikan guppy
2. Pengamatan dilakukan dengan melihat morfologi dan warna untuk
menentukan jenis kelaminnya
3. Tulis hasil pengamatan

B. Langkah kerja seleksi induk (Stripping)ikan koi

9
1. Siapkan alat dan bahan
2. Ikan koi diambil dari akuarium dengan menggunakan seser
3. Ikan diletakkan di atas nampan
4. Ditutup kelapa ikan menggunakan kain basah hingga ikan tidak
bergerak/pingsan
5. Bagian perut diurut ke arah lubang urogenital
6. Kembalikan ikan ke dalam akuarium

10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

No. Jenis Ikan Jenis Kelamin


Jantan Betina
1. Ikan Warna lebih cerah,tubuh Warna pucat, tubuh pendek bulat
Cupang kecil dan ramping,ekor lebih dan ekor lebih kecil
lebar
2. Ikan Warna lebih cerah,tubuh Warna kurang cerah, badan
Guppy pipih dan ramping, ekor lebih membulat,sirip lebih pendek, dan
lebar ukuran ekor lebih kecil
3. Ikan Koi Badan lebih ramping Badan lebih besar,mengeluarkan
memanjang,apabila di telur, pectoral fin dan operculum
striping mengeluarkan lebih halus,alat kelamin
sperma, pectoral fin dan berbentuk bulat
operculum kasar(seperti
terdapat butiran pasir), alat
kelamin memanjang

Tabel 2. Hasil Pengamatan


4.2 Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, ikan cupang jantan memiliki
badan yang lebih ramping, corak dan warna tubuhnya lebih menarik, dan siripnya lebih
lebar. Sedangkan pada ikan cupang betina memiliki corak dan warna yang kurang
menarik, dan sirip ekornya lebih pendek dibandingkan ikan cupang jantan.

Gambar 4. (A) Morfologi Ikan Cupang Jantan. (B) Morfologi Ikan Cupang Betina

11
Sumber : Awaludin et al., (2019)
Perbedaan morfologi antara ikan cupang jantan dan ikan cupang betina bisa
dibedakan dari segi warnanya yang cerah dan menarik, bentuk perut ramping, dan sirip
ekor dan sirip anal panjang. Sementara ciri morfologi pada ikan cupang betina
berwarna kurang menarik, bentuk perut gemuk serta sirip ekor dan sirip anal pendek
(Awaludin et al., 2019). Ikan cupang jantan sangat agresif dan memiliki kebiasaan
saling menyakiti jika ditempatkan pada satu wadah (Ostrow, 1989 dalam Awaludin et
al.,2019).
Berdasarkan pengamatan pada ikan guppy didapatkan hasil bahwa pada ikan
guppy jantan memiliki badan yang lebih ramping memanjang dan bersifat agresif.
Kemudian dari segi corak warna, ikan guppy jantan memiliki corak warna yang lebih
terang daripada ikan guppy betina. Ekor ikan guppy jantan berbentuk melebar dan
panjang, sedangkan ekor ikan guppy betina berbentuk mengecil dan pendek (Apriyani,
2019).

Gambar 5. Morfologi Ikan Guppy Jantan dan Betina


Sumber : Apriyani, 2019
Ikan guppy jantan mempunyai gonopodium (tonjolan dibelakang sirip perut) yang
merupakan modifikasi sirip anal yang berubah menjadi sirip memanjang, tubuh dari
ikan guppy jantan ramping, warna tubuhnya lebih cerah dan memiliki corak warna
yang lebih banyak dan indah, kepala dari ikan guppy jantan lebih besar. Sedangkan
pada ikan guppy betina tidak mempunyai gonopodium, tetapi terdapat sirip halus,
tubuh ikan guppy betina gemuk dengan perut yang besar (Lingga dan Susanto, 1987
dalam Apriyani, 2019).
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada induk ikan koi, ciri indukan

12
ikan koi jantan memiliki badan yang lebih ramping, memanjang dengan warna tubuh
yang pucat dan apabila di stipping mengeluarkan cairan sperma. Ikan koi jantan
memiliki sirip dada yang lebih lancip. Ciri-ciri Ikan Koi jantan yang sudah matang
gonad ditandai dengan operkulum dan sirip kasar serta apabila distriping mengeluarkan
cairan putih (Kusrini et al., 2015). Pada indukan ikan koi betina memiliki bentuk badan
yang lebih besar dan apabila dilakukan stripping akan mengeluarkan telur. Ikan koi
betina memiliki sirip dada yang tidak terlalu lancip. Ciri-ciri indukan Ikan koi betina
yang sudah matang gonad ditandai dengan alat kelamin berwarna merah,
operkulumnya terasa halus bila diraba, dan apabila dipegang di dekat alat kelaminnya
terasa empuk serta ada sedikit yang menonjol (Kusrini et al., 2015).

Gambar 6. Morfologi Ikan Koi (A) Betina. (B) Jantan


Sumber : Kusrini et al., 2015
Metode stripping merupakan salah satu metode yang telah banyak digunakan para
pembudidaya ikan untuk pembenihan buatan dengan cara menekan pada bagian perut
ke arah lubang urogenital secara pelan. Pada ikan koi jantan yang telah matang gonad
apabila dilakukan proses striping maka akan keluar cairan putih atau yang biasa disebut
sperma sedangkan pada ikan betina akan keluar cairan kuning (Nurhayati, 2022).
Kelebihan pemijahan secara ini dapat menghasilkan penetasan telur yang lebih tinggi
yaitu sekitar 90%, karena secara tidak langsung telur dicampukan dengan sperma
sampai homogen lalu ditebar dalam koam. Selain itu telur yang dihasilkan dari
pemijahan buatan memiliki waktu penetasan yang cukup singkat (Ernawati dkk, 2021).

13
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ikan
jantan secara umum mempunyai ciri warna tubuh cerah, bentuk tubuh ramping,
pergerakan cenderung agresif, dan sirip ekor lebih lebar. Sedangkan pada ikan betina
memiliki ciri bentuk tubuh bulat, warna tubuh pucat, bergerak tidak terlalu agresif.
Induk yang matang gonad memiliki ciri bagian papilla genital runcing dan berwarna
merah. Pada ikan koi jantan apabila distripping akan keluar cairan berwarna putih,dan
pada ikan betina cairan berwarna kuning.
5.2 Saran
Pada saat melakukan proses stripping pada induk ikan koi, sebaiknya dilakukan
dengan lembut dan hati-hati agar ikan tidak stress dan terluka. Apabila pada saat proses
stripping ikan tidak mengeluarkan cairan, baik pada ikan jantan atau pada ikan betina
sebaiknya proses stripping dihentikan untuk menghindari stress pada ikan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z., & Puspitasari, H. P. (2018). Mina Bisnis Ikan Cupang: Teori dan Aplikasi.
Universitas Brawijaya Press.
Awaludin, A., Maulianawati, D., & Adriansyah, M. (2019). Potensi Ekstrak Etanol
Seledri (Apium graveolens) untuk Maskulinisasi Ikan Cupang (Betta sp).
Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik, 3(2), 101-114.
Deriyanti, A. (2016). Korelasi Kualitas Air dengan Prevalensi Myxobolus pada Ikan
Koi (Cyprinus carpio) di Sentra Budidaya Ikan Koi Kabupaten Blitar, Jawa
Timur (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

Ernawati, E., Sayuti, M., Kadarusman, K., Hismayasari, I. B., Supriatna, I., dan
Abadi, A. S. (2021). Pendampingan Masyarakat di Kampung Salak, Kota
Sorong: Pelatihan Teknik Pembenihan Ikan Lele Secara Buatan. Yumary:
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(4), 173-181.

Fahrurrazi, A., & Fitriasari, E. T. (2022). Alternatif Selective Breeding (Seleksi


Induk/Calon Induk Ikan) Untuk Meningkatkan Jumlah Dan Kualitas
Induk/Calon Induk Ikan Lele. J-CEKI: Jurnal Cendekia Ilmiah, 1(2), 73-84.
Khairuman, S. P., Amri, K., & Spi, M. (2013). Budi Daya Ikan Nila. Jakarta.
PT AgroMedia Pustaka
Kusrini, E., Sawung Cindelaras, dan Anjang Bangun Prasetio. 2015. Pengembangan
budidaya ikan hias koi (Cyprinus carpio) lokal di Balai Penelitian dan
Pengembangan Budidaya Ikan Hias Depok. Media Akuakultur, 10 (2): 71-
78.
Mayagi, J., Kotta, R., Kurniawati, K., & Septian, I. G. N. (2023). STUDI
IDENTIFIKASI VIRUS KHV (KOI HERPES VIRUS) PADA IKAN KOI
(CYPRINUS CARPIO): Identification Study of KHV Virus (Koi Herpes
Virus) In Koi Fish (Cyprinus Carpio). Al-Aqlu: Jurnal Matematika, Teknik
dan Sains, 1(2), 91-98.

15
Nurhayati, D., Hastuti, S., & Dwiastuti, S. A. (2022). Performa Reproduksi Ikan Koi
(Cyprinus carpio) dengan Strain Berbeda. Sains Akuakultur Tropis:
IndonesianJournal of Tropical Aquaculture, 6(1), 96-106.

Nurlina, N., & Zulfikar, Z. (2016). Pengaruh lama perendaman induk ikan guppy
(Poecilia reticulate) dalam madu terhadap nisbah kelamin jantan (sex
reversal) ikan guppy. Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, 3(2), 75-80.
Nurlina., & Zulfikar. 2016. Pengaruh lama perendaman induk ikan guppy (Poecilia
reticulate) dalam madu terhadap nisbah kelamin jantan (sex reversal) ikan
guppy. Aquatic Sciences Journal. 3(2) : 75-80.
Nurul, H. (2022). MASKULINISASI IKAN CUPANG (Betta splendens)
MENGGUNAKAN BUAH RUJAK POLO (Tribulus terrestris) MELALUI
METODE PERENDAMAN (Doctoral dissertation, UIN RADEN INTAN
LAMPUNG).
Prakosa, D. G., & Ratnayu, R. A. (2016). Seeding Technique Cyprinus carpio IN
Freshwater Aquaculture Unit of Business (UPBAT) Pasuruan, East
Java. Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan, 7(2), 78-84.
Priyono. E., Muslim., & Yulisman. 2013. Maskulinisasi ikan gapi (Poecilia reticulata)
melalui perendaman induk bunting dalam larutan madu dengan lama
perendaman berbeda. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia. 1(1) : 14-22.
Pulungan, C. P. (2015). Nisbah kelamin dan nilai kemontokan ikan tabingal
(Puntioplites bulu Blkr) dari Sungai Siak, Riau. Jurnal Perikanan dan
Kelautan, 20(1), 11-16.

Ryan, M., Munzir, A., Harminto., & Tashwir. (2022). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Budidaya Ikan Hias Air Tawar Berbasis Usaha Pembenihan
Rakyat (UPR) di Bukit Tinggi. Pena Akuatika-Jurnal Ilmiah Perikanan dan
Kelautan, 21(1), 65-74.
Sembiring, J. S. (2022). Performa Pertumbuhan Dan Produksi Ikan Guppy Black
Moscow Poecilia reticulata (Peters, 1859) JANTAN MELALUI

16
PEMBERIAN EKSTRAK Tribulus terrestris (Linnaeus, 1753) PADA
STADIA LARVA.
Setiawan, R. (2020). Analisis Perilaku Konsumen Terhadap Pembelian Ikan Guppy
(Poecilia reticulata) (Studi Kasus: Jalan Mentawai Kecamatan Medan
Kota) (Doctoral dissertation).
WAHJUDY, G. A. D. (2016). Pengaruh Perbedaan Umur Induk Betina Ikan Cupang
(Betta splendens) Terhadap Tingkat Fekunditas Dan Produksi
Larva (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

Yoesdiarti, A., Masithoh, S., & Lesmana, D. 2017. Strategi Pengembangan


Agribisnis Ikan Hias Di Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor. Jurnal Mina
Sains 3(2), 35–43
Yustysi, D. P., Basuki, F., & Susilowati, T. (2016). Analisis karakter reproduksi dan
performa benih pendederan I ikan nila pandu F6 dengan ikan nila nilasa
(Oreochromis niloticus) secara resiprokal. Journal of Aquaculture
Management and Technology, 5(1), 116-123.

17

Anda mungkin juga menyukai