DISUSUN OLEH :
KELOMPOK II
TAHUN 2023
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “ Respiratory Syncytial Virus
(RSV)”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Anak yang
diampuh oleh Bd. Eri Puji KUmalasari, SST, S.Keb., M.Kes pada program S1 kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang
ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………...............1
B. Tujuan………………………………………………………………………………….2
KESIMPULAN………………………………………………………………………………..8
DAFTAR PUSTAKA…...………………………………………………………..…….…..... 9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Respiratory Syncytial Virus (RSV) adalah penyebab utama penyakit pernapasan pada
anak kecil, berkontribusi secara signifikan terhadap morbiditas dan mortalitas di seluruh
dunia. Sebagian besar bayi terinfeksi RSV setidaknya sekali dalam dua tahun pertama
kehidupan. Dalam beberapa kasus, RSV memicu penyakit saluran pernapasan bawah yang
parah, seperti pneumonia atau bronkiolitis. Akibatnya, banyak dari pasien ini terganggu oleh
mengi atau asma berulang pada masa kanak-kanak. Selain itu, infeksi RSV diketahui
berulang kali sepanjang hidup, namun mekanisme respon imun bawaan terhadap infeksi RSV
tidak jelas. RSV sekarang diakui sebagai penyebab penting infeksi pernafasan pada pasien
usia lanjut yang mengalami gangguan kekebalan atau memiliki penyakit kardiovaskular.
RSV pertama kali diisolasi dari simpanse sebagai agen coriza simpanse pada tahun
1955 tak lama kemudian, virus serupa ditemukan dari bayi dengan penyakit pernapasan dan
disebut RSV (2,3). RSV adalah virus single-strand RNA (ssRNA) sense negatif yang
RSV terdiri dari serotipe tunggal dan dua subtipe antigenik, A atau B. Genom RSV memiliki
panjang sekitar 15 kb nukleotida dan mengkode sembilan protein struktural dan dua protein
non-struktural (4). Tiga glikoprotein amplop, G, F dan SH, terdapat pada membran virus dan
sel yang terinfeksi. F dan G adalah satu-satunya protein RSV yang menginduksi antibodi
penawar (5,6).
Nama RSV diberikan karena protein F pada permukaan virus menyebabkan membran
pada sel terdekat bergabung, membentuk syncytia. NS1 dan NS2 menghambat respons inang
interferon tipe I (IFN) dengan menginterupsi transduser sinyal janus kinase dan aktivator
jalur transkripsi.
1
Insiden infeksi RSV meningkat dari musim dingin ke awal musim semi. Berbeda
dengan virus influenza musiman, tidak ada vaksin berlisensi terhadap RSV. Satu-satunya
metode pencegahan untuk bayi berisiko tinggi adalah suntikan palivizumab setiap bulan,
antibodi monoklonal penetral RSV, selama musim epidemi. Berbagai upaya telah dilakukan
inactivated (FI) menyebabkan kematian dua bayi yang terdaftar dalam uji klinis. Bahkan saat
ini, tidak ada vaksin hidup yang dilemahkan atau vaksin vektor virus hidup.
Baru-baru ini, jenis vaksin lain, protein murni, partikel mirip virus (VLP), partikel
nano, dan DNA atau vektor yang mengekspresikan protein RSV, sedang dikembangkan
untuk berbagai populasi sasaran. Meskipun demikian, saat ini tidak ada vaksin yang dapat
diterapkan. Selain itu, metode terapeutik terbatas karena ribavirin analog nukleosida hanya
digunakan untuk mengobati infeksi RSV pada populasi anak. Selain itu, penelitian telah
menunjukkan bahwa ribavirin memiliki kemanjuran yang terbatas dan dapat menyebabkan
B. Tujuan
Terkait dengan permasalahan yang tercantum diatas maka tujuan yang ingin dicapai
dalam pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca dapat memahami lebih mendalam
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Respiratory Syncytial Virus (RSV) adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi paru-
paru dan saluran pernapasan. Jenis virus ini sangat rentan menyerang anak-anak yang berusia
dibawah 2 tahun. Meskipun begitu juga virus ini dapat menyerang orang dewasa. Gejala yang
dialami oleh pengidapnya pun berbeda-beda.mulai dari yang gejala yang terbilang ringan
hingga gejala yang cukup berat.untuk mencegah dampak buruk akibat penyakit ini, sebaiknya
kenali lebih banyak mengenai gejala dan penanganan yang tepat baik pada orang dewasa
RSV merupakan jenis virus yang menular dan cukup berbahaya. Penularannya sangat
mudah terjadi sehingga dapat memicu gejala setelah beberapa hari paparan virus pada
tubuh.Penyebaran bisa terjadi melalui kontak langsung dengan pengidap RSV. Ketika
pengidap batuk atau bersin, maka virus dapat masuk kedalam tubuh melalui udara yang
dihirup.Virus dapat juga hidup di permukaan benda atau objek yang kera. Sehingga jika
kamu memegang permukaan yang terkontaminasi virus lalu menyentuh area wajah seperti
mata,hidung, dan mulut maka kamu akan beresiko terpapar virus tersebut. Saat virus berhasil
masuk kedalam saluran pernapasan,maka akan terjadi infeksi.kondisi ini dapat menyebabkan
kerusakan pada sel-sel pada saluran napas yang memicu berbagai gejala dan pengidapnya.
Usia yang menjadi factor resiko yang paling rentan memicu seseorang terpapar virus ini.
Umumnya,anak-anak yang berusia dibawah 2 tahun lebih rentan terpapar RSV. Apalagi jika
3
berada dilingkungan daycare,sekolah atau memiliki keluarga yang mengalami penyakit
infeksi virus.
Beberapa factor yang dapat meningkatkan resiko seseorang terpapar virus ini seperti :
Virus memiliki masa inkubasi setelah masuk kedalam tubuh.biasanya gejala akan
muncul setelah 2-8 hari tubuh terpapar virus. Ada beberapa gejala awal yang akan dialami
Bayi yang berusia dibawah 6 bulan memerlukan Tindakan medis untuk mengatasi
kondisi ini.jadi jangan abaikan jika bayi mengalami gejala awal yang terkait dengan penyakit
ini. Selain itu anak yang berusia 1-3 tahun akan mengalami gejala yang disertai dengan
keluhan lain,seperti :
4
3. Penurunan jumlah konsumsi makanan dan cairan
Segera kunjungi rumah sakit Ketika anak mengalami mengi (napas yang berbunyi),
pelebaran lubang hidung setiap anak bernapas,perubahan warna kebiruan pada kuku dan bibir
Virus ini akan menyebabkan gejala ringan pada anak-anak yang berusia di atas 5 tahun
1. Sakit kepala
2. Hidung tersumbat
3. Sakit tenggorokan
4. Batuk
5. Kelelelahan
6. Demam
E. Diagnosis
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik mengenai gejala yang dialami. Pemeriksaan
ini meliputi pemeriksaan paru-paru melalui stetoskop untuk memeriksa munculnya suara
abnormal di paru-paru. Setelah itu doketr akan menyarankan beberapa tes lanjutan,seperti:
1. Tes darah. Untuk memeriksa jumlah sel dara putih dan memastikan virus,bakteri,atau
2. Rotgen dada. Memeriksa kondisi peradangan yang terjadi pada bagian paru-paru
3. Tes usap sekresi dalam mulut dan hidung untuk memeriksa tanda-tanda virus.
5
F. Pengobatan
Pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi infeksi virus ini akan di sesuaikan dengan
kondisi yang di alami.jika gejala terbilang cukup ringan,maka hal-hal ini bisa dilakukan
5. Memperbanyak istirahat.
Sementara itu,jika infeksi memicu gejala yang cukup parah,maka kamu perlu segera
dilakukan,seperti:
G. Komplikasi
Ada berbagai komplikasi yang bisa terjadi bila RSV tidak diatasi dengan baik,seperti :
1. Pneumonia. RSV paling sering menyebabkan pada paru-paru jika tidak segera diatasi
2. Infeksi telinga bagian tengah. Komplikasi ini rentan terjadi pada anak-anak
6
H. Pencegahan RSV
Hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa mencegah infeksi virus ini.namun,kamu bisa
melakukan beberapa Langkah sederhana guna mencegah infeksi RSV pada tubuh,sperti :
2. Gunakan masker pada saat bepergian di tempat ramai.jangan lupa menutup mulut dan
5. Jangan merokok. Anak-anak yang sering terpapar asap rokok beresiko lebih tinggi
7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
RSV adalah penyebab utama penyakit pernapasan pada anak kecil, berkontribusi secara
signifikan terhadap morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Respiratory Syncytial Virus
(RSV) adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi paru-paru dan saluran pernapasan. Jenis
virus ini sangat rentan menyerang anak-anak yang berusia dibawah 2 tahun. Meskipun begitu
juga virus ini dapat menyerang orang dewasa. Gejala yang dialami oleh pengidapnya pun
berbeda-beda.mulai dari yang gejala yang terbilang ringan hingga gejala yang cukup
berat.untuk mencegah dampak buruk akibat penyakit ini, sebaiknya kenali lebih banyak
mengenai gejala dan penanganan yang tepat baik pada orang dewasa maupun pada anak.
RSV merupakan jenis virus yang menular dan cukup berbahaya. Penularannya sangat mudah
terjadi sehingga dapat memicu gejala setelah beberapa hari paparan virus pada
tubuh.Penyebaran bisa terjadi melalui kontak langsung dengan pengidap RSV. Ketika
pengidap batuk atau bersin, maka virus dapat masuk kedalam tubuh melalui udara yang
dihirup. Usia yang menjadi factor resiko yang paling rentan memicu seseorang terpapar virus
ini. Umumnya,anak-anak yang berusia dibawah 2 tahun lebih rentan terpapar RSV. Apalagi
jika berada dilingkungan daycare,sekolah atau memiliki keluarga yang mengalami penyakit
infeksi virus.
8
DAFTAR PUSTAKA