Anda di halaman 1dari 12

RESPIRATORY SYNCYTIAL VIRUS (RSV)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK II

1. PURWANINGSIH HARTATI : 2281A0602


2. SITTI CHADIJAH AZIZ : 2281A0607
3. LISA WITA SABA : 2281A0605
4. SILVIANI : 2281A0603
5. LYDIA KESAULYA : 2281A0601

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN DAN PROFESI BIDAN

INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA

TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “ Respiratory Syncytial Virus
(RSV)”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Kesehatan Anak yang
diampuh oleh Bd. Eri Puji KUmalasari, SST, S.Keb., M.Kes pada program S1 kebidanan
Institut Ilmu Kesehatan Strada Indonesia.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kritik dan
saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang
ini.

Kaimana, 30 Juni 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER………………………………………………………………………………………...i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………...............1
B. Tujuan………………………………………………………………………………….2

BAB II TINJAUAN TEORI


A. Definisi Respiratory Syncytial Virus (RSV)…………....………………….………….3
B. Penyebab ………………………………………………………….……...……….…..3
C. Faktor Resiko …... ………………..………………………………………...……….. 3
D. Gejala ……………………………………………………..………………………… 4
E. Diagnosis …………………………………………………………………………….. 5
F. Pengobatan ………………………………………………………………...………… 6
G. Komplikasi …………………………………………………………………..………. 6
H. Pencegahan ……………………………………………………...…………………… 7

KESIMPULAN………………………………………………………………………………..8
DAFTAR PUSTAKA…...………………………………………………………..…….…..... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Respiratory Syncytial Virus (RSV) adalah penyebab utama penyakit pernapasan pada

anak kecil, berkontribusi secara signifikan terhadap morbiditas dan mortalitas di seluruh

dunia. Sebagian besar bayi terinfeksi RSV setidaknya sekali dalam dua tahun pertama

kehidupan. Dalam beberapa kasus, RSV memicu penyakit saluran pernapasan bawah yang

parah, seperti pneumonia atau bronkiolitis. Akibatnya, banyak dari pasien ini terganggu oleh

mengi atau asma berulang pada masa kanak-kanak. Selain itu, infeksi RSV diketahui

berulang kali sepanjang hidup, namun mekanisme respon imun bawaan terhadap infeksi RSV

tidak jelas. RSV sekarang diakui sebagai penyebab penting infeksi pernafasan pada pasien

usia lanjut yang mengalami gangguan kekebalan atau memiliki penyakit kardiovaskular.

RSV pertama kali diisolasi dari simpanse sebagai agen coriza simpanse pada tahun

1955 tak lama kemudian, virus serupa ditemukan dari bayi dengan penyakit pernapasan dan

disebut RSV (2,3). RSV adalah virus single-strand RNA (ssRNA) sense negatif yang

diselimuti dari keluarga Paramyxoviridae dan termasuk dalam subfamili Pneumovirinae.

RSV terdiri dari serotipe tunggal dan dua subtipe antigenik, A atau B. Genom RSV memiliki

panjang sekitar 15 kb nukleotida dan mengkode sembilan protein struktural dan dua protein

non-struktural (4). Tiga glikoprotein amplop, G, F dan SH, terdapat pada membran virus dan

sel yang terinfeksi. F dan G adalah satu-satunya protein RSV yang menginduksi antibodi

penawar (5,6).

Nama RSV diberikan karena protein F pada permukaan virus menyebabkan membran

pada sel terdekat bergabung, membentuk syncytia. NS1 dan NS2 menghambat respons inang

interferon tipe I (IFN) dengan menginterupsi transduser sinyal janus kinase dan aktivator

jalur transkripsi.

1
Insiden infeksi RSV meningkat dari musim dingin ke awal musim semi. Berbeda

dengan virus influenza musiman, tidak ada vaksin berlisensi terhadap RSV. Satu-satunya

metode pencegahan untuk bayi berisiko tinggi adalah suntikan palivizumab setiap bulan,

antibodi monoklonal penetral RSV, selama musim epidemi. Berbagai upaya telah dilakukan

untuk pengembangan vaksin. Pada pertengahan 1960-an, kandidat vaksin formalin-

inactivated (FI) menyebabkan kematian dua bayi yang terdaftar dalam uji klinis. Bahkan saat

ini, tidak ada vaksin hidup yang dilemahkan atau vaksin vektor virus hidup.

Baru-baru ini, jenis vaksin lain, protein murni, partikel mirip virus (VLP), partikel

nano, dan DNA atau vektor yang mengekspresikan protein RSV, sedang dikembangkan

untuk berbagai populasi sasaran. Meskipun demikian, saat ini tidak ada vaksin yang dapat

diterapkan. Selain itu, metode terapeutik terbatas karena ribavirin analog nukleosida hanya

digunakan untuk mengobati infeksi RSV pada populasi anak. Selain itu, penelitian telah

menunjukkan bahwa ribavirin memiliki kemanjuran yang terbatas dan dapat menyebabkan

anemia hemolitik sebagai efek samping.

B. Tujuan

Terkait dengan permasalahan yang tercantum diatas maka tujuan yang ingin dicapai

dalam pembuatan makalah ini adalah agar para pembaca dapat memahami lebih mendalam

terkait respiratory syncytial virus (RSV).

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Defini Respiratory Syncytial Virus (RSV)

Respiratory Syncytial Virus (RSV) adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi paru-

paru dan saluran pernapasan. Jenis virus ini sangat rentan menyerang anak-anak yang berusia

dibawah 2 tahun. Meskipun begitu juga virus ini dapat menyerang orang dewasa. Gejala yang

dialami oleh pengidapnya pun berbeda-beda.mulai dari yang gejala yang terbilang ringan

hingga gejala yang cukup berat.untuk mencegah dampak buruk akibat penyakit ini, sebaiknya

kenali lebih banyak mengenai gejala dan penanganan yang tepat baik pada orang dewasa

maupun pada anak.

B. Penyebab Respiratory Syncytial Virus (RSV)

RSV merupakan jenis virus yang menular dan cukup berbahaya. Penularannya sangat

mudah terjadi sehingga dapat memicu gejala setelah beberapa hari paparan virus pada

tubuh.Penyebaran bisa terjadi melalui kontak langsung dengan pengidap RSV. Ketika

pengidap batuk atau bersin, maka virus dapat masuk kedalam tubuh melalui udara yang

dihirup.Virus dapat juga hidup di permukaan benda atau objek yang kera. Sehingga jika

kamu memegang permukaan yang terkontaminasi virus lalu menyentuh area wajah seperti

mata,hidung, dan mulut maka kamu akan beresiko terpapar virus tersebut. Saat virus berhasil

masuk kedalam saluran pernapasan,maka akan terjadi infeksi.kondisi ini dapat menyebabkan

kerusakan pada sel-sel pada saluran napas yang memicu berbagai gejala dan pengidapnya.

C. Faktor Resiko Respiratory Syncytial Virus (RSV)

Usia yang menjadi factor resiko yang paling rentan memicu seseorang terpapar virus ini.

Umumnya,anak-anak yang berusia dibawah 2 tahun lebih rentan terpapar RSV. Apalagi jika

3
berada dilingkungan daycare,sekolah atau memiliki keluarga yang mengalami penyakit

infeksi virus.

Beberapa factor yang dapat meningkatkan resiko seseorang terpapar virus ini seperti :

- Bayi yang lahir secara premature

- Anak dengan penyakit jantung bawaan

- Mengidap gangguan paru-paru kronis

- Anak-anak atau orang dewasa yang mengidap penyakit kanker

- Menjalani pengobatan seperti kemoterapi

- Anak-anak dengan Riwayat gangguan neoromuskuler

- Kelompok usia lanjut di atas umur 65 tahun.

D. Gejala Respiratory Syncytial Virus (RSV)

Virus memiliki masa inkubasi setelah masuk kedalam tubuh.biasanya gejala akan

muncul setelah 2-8 hari tubuh terpapar virus. Ada beberapa gejala awal yang akan dialami

oleh seseorang yang terpapar virus ini , seperti :

1. Kondisi tubuh yang tidak nyaman

2. Penurunan nafsu makan

3. Mengalami penurunan aktifitas

4. Perubahan dalam pola bernapas

Bayi yang berusia dibawah 6 bulan memerlukan Tindakan medis untuk mengatasi

kondisi ini.jadi jangan abaikan jika bayi mengalami gejala awal yang terkait dengan penyakit

ini. Selain itu anak yang berusia 1-3 tahun akan mengalami gejala yang disertai dengan

keluhan lain,seperti :

1. Hidung yang berair

2. Batuk dan bersin yang terus-menerus

4
3. Penurunan jumlah konsumsi makanan dan cairan

4. Mengalami kesulitan dalam menelan

5. Napas yang menjadi cepat dari biasanya.

Segera kunjungi rumah sakit Ketika anak mengalami mengi (napas yang berbunyi),

pelebaran lubang hidung setiap anak bernapas,perubahan warna kebiruan pada kuku dan bibir

anak, hingga napas yang pendek.

Virus ini akan menyebabkan gejala ringan pada anak-anak yang berusia di atas 5 tahun

hingga orang dewasa.umumnya gejala akan berupa:

1. Sakit kepala

2. Hidung tersumbat

3. Sakit tenggorokan

4. Batuk

5. Kelelelahan

6. Demam

E. Diagnosis

Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik mengenai gejala yang dialami. Pemeriksaan

ini meliputi pemeriksaan paru-paru melalui stetoskop untuk memeriksa munculnya suara

abnormal di paru-paru. Setelah itu doketr akan menyarankan beberapa tes lanjutan,seperti:

1. Tes darah. Untuk memeriksa jumlah sel dara putih dan memastikan virus,bakteri,atau

parasite dalam tubuh.

2. Rotgen dada. Memeriksa kondisi peradangan yang terjadi pada bagian paru-paru

3. Tes usap sekresi dalam mulut dan hidung untuk memeriksa tanda-tanda virus.

5
F. Pengobatan

Pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi infeksi virus ini akan di sesuaikan dengan

kondisi yang di alami.jika gejala terbilang cukup ringan,maka hal-hal ini bisa dilakukan

untuk membuat kondisi Kesehatan membaik,seperti :

1. Mengonsumsi obat-obatan untuk meringankan gejala

2. Mengonsumsi banyak cairan untuk tubuh

3. Tidak merokok atau terpapar asap rokok

4. Mengonsumsi makanan sehat

5. Memperbanyak istirahat.

Sementara itu,jika infeksi memicu gejala yang cukup parah,maka kamu perlu segera

mendapatkan pengobatan secara medis. Ada beberapa perawatan yang harus

dilakukan,seperti:

1. Mendapatkan oksigen tambahan melalui tabung oksigen

2. Menambahkan cairan menggunakan infus

3. Mengonsumsi obat antivirus

G. Komplikasi

Ada berbagai komplikasi yang bisa terjadi bila RSV tidak diatasi dengan baik,seperti :

1. Pneumonia. RSV paling sering menyebabkan pada paru-paru jika tidak segera diatasi

dan dicegah paparannya pada tubuh

2. Infeksi telinga bagian tengah. Komplikasi ini rentan terjadi pada anak-anak

3. Asma. Gangguan pada saluran napas beresiko menyebabkan anak menginadap

penyakit asma kedepan nya.

6
H. Pencegahan RSV

Hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa mencegah infeksi virus ini.namun,kamu bisa

melakukan beberapa Langkah sederhana guna mencegah infeksi RSV pada tubuh,sperti :

1. Cuci secara rutin

2. Gunakan masker pada saat bepergian di tempat ramai.jangan lupa menutup mulut dan

hidung saat kamu batuk atau bersin

3. Jaga kebersihan lingkungan. Misalnya membersihkan permukaan yang sering

disentuh banyak orang secara rutin

4. Jangan berbai alat makan Bersama orang lain

5. Jangan merokok. Anak-anak yang sering terpapar asap rokok beresiko lebih tinggi

terpapar RSV,dibandingkan anak yang tidak terpapar asap rokok

6. Pastikan kenersihan mainan dan ruang beraktifitas anak.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

RSV adalah penyebab utama penyakit pernapasan pada anak kecil, berkontribusi secara

signifikan terhadap morbiditas dan mortalitas di seluruh dunia. Respiratory Syncytial Virus

(RSV) adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi paru-paru dan saluran pernapasan. Jenis

virus ini sangat rentan menyerang anak-anak yang berusia dibawah 2 tahun. Meskipun begitu

juga virus ini dapat menyerang orang dewasa. Gejala yang dialami oleh pengidapnya pun

berbeda-beda.mulai dari yang gejala yang terbilang ringan hingga gejala yang cukup

berat.untuk mencegah dampak buruk akibat penyakit ini, sebaiknya kenali lebih banyak

mengenai gejala dan penanganan yang tepat baik pada orang dewasa maupun pada anak.

RSV merupakan jenis virus yang menular dan cukup berbahaya. Penularannya sangat mudah

terjadi sehingga dapat memicu gejala setelah beberapa hari paparan virus pada

tubuh.Penyebaran bisa terjadi melalui kontak langsung dengan pengidap RSV. Ketika

pengidap batuk atau bersin, maka virus dapat masuk kedalam tubuh melalui udara yang

dihirup. Usia yang menjadi factor resiko yang paling rentan memicu seseorang terpapar virus

ini. Umumnya,anak-anak yang berusia dibawah 2 tahun lebih rentan terpapar RSV. Apalagi

jika berada dilingkungan daycare,sekolah atau memiliki keluarga yang mengalami penyakit

infeksi virus.

8
DAFTAR PUSTAKA

Mayo Clinic. Diakses pada 2023. Respiratory Syncytial Virus (RSV).

Cleveland Clinic. Diakses pada 2023. RSV in Children and Adults.

CDC. Diakses pada 2023. Respiratory Syncytial Virus (RSV).

Anda mungkin juga menyukai