1.LP Dan RESUME ASKEP TN. R HEMOROID
1.LP Dan RESUME ASKEP TN. R HEMOROID
OLEH
SRI FITRIYANI
NIM. 231030230589
PEMBIMBING
Ns. Uswatun Hasanah.,S.Kep.,M.Epid
NIDN. 0409128704
TAHUN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA PASIEN DENGAN
HEMOROID
OLEH :
SRI FITRIYANI
NIM :
231030230589
TAHUN 2023
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Etiologi
Dikutip dari buku Ida Mardalena (2018) Etiologi hemoroid sampai saat
ini belum diketahui pasti (Alba dan Abbas, 2007), tetapi ada beberapa
faktor pendukung yang mungkin terlibat, antara lain adalah:
a. Penuaan;
b. Kehamilan;
c. Hereditas;
d. Konstipasi atau diare kronik ;
e. BAB berlama-lama;
f. Posisi tubuh, misal duduk dalam waktu yang lama.
Kondisi hemoroid biasanya tidak berhubungan dengan kondisi medis
atau penyakit (Mutaqqin, 2011) namun ada bebrapa predisposisi
penting yang dapat menimngkatkan risiko hemoroid antara lain :
a. Perubahan hormone ( misalnya karena kehamilan);
b. Mengejan secara berlebihan hingga menyebabkan kram;
c. Berdiri atau duduk terlalu lama;
d. Sering mrengangkat beban berat;
e. Sembelit diare menahun (obstipasi);
f. Konsumsi makanan yang bisa memicu pelebaran pembuluh vena
(misalnya cabai, rempah-rempah);
g. Genentik
3. Klasifikasi
Hemoroid terbagi menjadi dua yaitu hemoroid eksterna berupa
pelebaran vena subkutan di bawah atau di luar linea dentata sedangkan
hemoroid interna berupa pelebaran vena submukosa di atas linea
dentata (Sudarsono, 2015).
Hemoroid eksterna adalah terjadinya varises pada pleksus
hemorodialis inferior di bawah linea dentate dan tertutup oleh kulit.
Hemoroid ini diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bentuk akut
berupa pembengkakan bulat kebiruan pada tepi anus dan sebenarnya
merupakan hematoma. Walaupun disebut hemoroid trombosis eksterna
akut, bentuk ini sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung syaraf pada
kulit merupakan reseptor nyeri. Hemoroid eksterna kronik berupa satu
atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan dan sedikit
pembuluh darah.
Hemoroid interna adalah pembengkakan vena pada pleksus
hemoroidalis superior, di atas linea dentate dan tertutup oleh mukosa.
Terdapat empat derajat hemoroid interna, yaitu:
a. Derajat I, terjadi varises tetapi belum ada benjolan saat defekasi.
Dapat diketahui dengan adanya perdarahan melalui signiodoskopi.
b. Derajat II, ada perdarahan dan prolaps jaringan di luar anus saat
mengejan selama defekasi tetapi dapat kembali secara spontan.
c. Derajat III, sama dengan derajat II, hanya saja prolaps tidak dapat
kembali secara spontan, harus didorong (manual).
d. Derajat IV, prolaps tidak dapat direduksi atau inkarserasi. Benjolan
dapat terjepit di luar, dapat mengalami iritasi, inflamasi, oedem dan
ulserasi.
4. Pathway
Konstipasi
Peningkatan tekanan abdomen
Peningkatan tekanan vena haemorhoidalis
Nutrisi yang kurang mengandung serat
Pembedahan
Resiko injuri Thrombosis
Psikologis
Prolap
Prolap hemoroid
hemoroid Psikologis Fisik
Trauma defekasi
Trauma defekasi Fisik
ketakutan
Takut untuk bab
Resiko perdarahan Terputusnya
D. 0012
jaringan
Ansietas
Feces keras
D.0080
Resiko konstipasi
D.0052 perdarahan
Cortex cerebri
Syaraf Diferen
Nyeri Akut
D.0077
SDKI, 2017
5. Manifestasi Klinis
Dikutip dari buku Ida Mardalena (2018). Pasien hemoroid mungkin
menunjukkan gejala seperti berikut (Lumenta, 2006)
a. Perdarahan
Keluhan paling sering timbul pertama kali umumnya adalah
menetesnya darah berwarna merah segar setelah buang air besar
(BAB). Keluarnya darah ini biasanya tanpa disertai nyeri dan gatal
di anus. Perdarahan d apat juga timbul diluar waktu BAB, misalnya
pada penderita lanjut usia.
b. Benjolan
Benjolan muncul pada anus. Benjolan ini dapat menciut/ tereduksi
spontan atau manual, di mana ini merupakan karakteristik
hemoroid.
c. Nyeri dan rasa tidak nyaman
Rasa nyeri dan tidak nyaman akan timbul jika ada komplikasi
thrombosis (sumbatan komponen darah di bawah anus), benjolan
keluar anus, polip rectum, dan skin tag.
d. Basah, gatal dan kurangnya hygenitas anus
Hemoroid interna umumnya menunjukkan tanda pengeluaran
cairan dari selaput linder anus dan disertai perdarahan. situasi ini
dapat sedikit memalukan karena membuat pakaian menjadi basah.
Rasa basah dan gatal tersebut mungkin dapat menyebabkan
pembengkakan kulit
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Colok Dubur
Diperlukan untuk menyingkirkan kemugkinan karsinoma rektum.
Pada hemoroid interna tidak dapat diraba sebab tekanan vena di
dalamnya tidak cukup tinggi dan biasanya tidak nyeri.
b. Anoskop
Diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak menonjol
keluar
c. Proktosigmoidoskopi
Untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh proses
radang atau proses keganasan di tingkat yang lebih tinggi.
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hemoroid pada umumnya meliputi modifikasi gaya
hidup, perbaikan pola makan dan minum dan perbaikan cara defekasi.
Diet seperti minum 30–40 ml/kgBB/hari dan makanan tinggi serat 20-
30 g/hari. Perbaikan pola defekasi dapat dilakukan dengan berubah ke
jongkok pada saat defekasi. Penanganan lain seperti melakukan warm
sits baths dengan merendam area rektal pada air hangat selama 10- 15
menit 2-3 kali sehari.
Penatalaksanaan farmakologi untuk hemoroid adalah :
a. Obat-obatan yang dapat memperbaiki defekasi. Serat bersifat
laksatif memperbesar volume tinja dan meningkatkan peristaltik.
b. Obat simptomatik yang mengurangi keluhan rasa gatal dan nyeri.
Bentuk suppositoria untuk hemoroid interna dan ointment untuk
hemoroid eksterna.
c. Obat untuk menghentikan perdarahan campuran diosmin dan
hesperidin.
d. Obat analgesik dan pelembut tinja mungkin bermanfaat. Terapi
topikal dengan nifedipine dan krim lidokain lebih efektif untuk
menghilangkan rasa sakit daripada lidokain (Xylocaine). Pada
pasien hemoroid eksternal berat, pengobatan dengan eksisi atau
insisi dan evakuasi dari trombus dalam waktu 72 jam dari onset
gejala lebih efektif daripada pengobatan konservatif.
Penatalaksanaan invasif dilakukan bila manajemen konservatif
mengalami kegagalan, antara lain:
a. Rubber band ligation merupakan prosedur dengan menempatkan
karet pengikat di sekitar jaringan hemoroid interna sehingga
mengurangi aliran darah ke jaringan tersebut menyebabkan
hemoroid nekrosis, degenerasi, dan ablasi.
b. Laser, inframerah, atau koagulasi bipolar menggunakan laser atau
sinar inframerah atau panas untuk menghancurkan hemoroid
interna.
c. Penatalaksanaan bedah dengan tindakan hemoroidektomi.
(Sudarsono, 2015).
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Asuhan Keperawatan
Pada dasarnya proses keperawatan adalah suatu metode ilmiah yang
sistematis dan terorganisir untuk memberikan asuhan keperawatan kepada
klien. Kegiatan dalam proses keperawatan dirancang langkah demi langkah
dengan urutan yang khusus dengan menggunakan pendekatan ilmiah, serta
berfokus pada respon manusia agar memperoleh pengertian yang relevan
dengan status kesehatan klien. Proses keperawatan merupakan lima tahap
proses yang konsisten, sesuai dengan perkembangan profesi keperawatan
(Setiadi, 2012).
1 Pengkajian keperawatan
Dikutip dari buku Ida Mardalena (2018), pengkajian yang dilakukan pada
klien dengan pre dan post op hemoroid adalah :
a. Data Pasien
b. Keluhan utama. Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus
menerus saat BAB, dan juga ada benjolan pada anus atau nyeri pada
saat defekasi.
c. Riwayat penyakit sekarang. Pasien mulai merasakan benjolan keluar
dari anus, Pada awalnya hanya ada benjolan yang keluar, dan beberapa
hari kemudian ada perdarahan setelah BAB.
d. Riwayat penyakit dahulu. Pasien pernah menderita penyakit hemoroid
sebelumnya, sembuh atau terulang kembali, dan pada pasien yang tidak
mendapat tindakan pembedahan sehingga hemoroid kembali kambuh.
e. Pemeriksaan fisik. Pasien dibaringkan dengan posisi menungging
dengan kedua kaki ditekuk dan menempel pada tempat tidur.
f. Inspeksi.
1) Pada inspeksi, perhatikan jika ada benjolan sekitar anus.
2) Benjolan akan terlihat pada saat polapsi
3) Warna benjolan terlihat kemerahan
4) Benjolan terletak di dalam (internal)
g. Palpasi
Palpasi atau rectal toucher dilakukan dengan menggunakan sarung
tangan steril di tambah vaselin. Perawat memasukkan satu jari kedalam
anus untuk mencari benjolan berkonsistensi keras, dan juga
kemungkinan perdarahan.
h. Pemeriksaan Diagnostik dilakukan antara lain (Reeves, 1999) :
1) Pemeriksaan colok dubur
2) Anorektoskopi (untuk melihat kelainan anus dan rectum)
3) Pemeriksaan rectal dan palapasi digital
4) Proctoscopi atau colonoscopy (untuk menunjukkan hemoroid
internal)
4 Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk menilai hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan yang telah
dilakukan (Bararah & Jauhar, 2013).
DAFTAR PUSTAKA
OLEH
SRI FITRIYANI
NIM :
231030230589
Tingkat Kesadaran :
Tingkat kesadaran pasien composmentis
a. Pemeriksaan Fisik
TD:118/86mmHg N:99x/menit RR:25x/menit S:36,5 spo2 98% BB 73 kg
1) Kepala
Inpeksi : bentuk kepala normocepal, muka simetris, mukosa bibir
lembap, konjungktiva tidak anemis, sclera tidak akterik, pupil miosis,
tidak terdapat luka pada kepala.
2) Leher
Teraba nadi karotis, tidak ada distensi vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran limpa.
3) Thoraks :
Inspeksi : bentuk normal, tidak terdapat luka, jaringan parut, bekas
operasi, tidak terdapat retraksi intercostal, tidak ada otot bantu
pernapasan
Palpasi : tidak ada krepitasi, benjolan tidak ada, nyeri tekan tidak ada
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara napas vasikuler, bunyi jantung tunggal
4) Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris
Auskultasi : bising usus 12x/meni
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : timpani
5) Genital :
Keadaan genital pasien bersih
- Ekstremitas:
6) Tidak ada masalah bagian ekstermitas
7) Terapi yang didapat
- IVFD RL 20 tpm
- injeksi Ceftriaxone 1 gr pre operasi
b. Data Penunjang
Tanggal pemeriksaan 02 Oktober 2023 jam 21:42
Hematologi rutin Hasil Satuan Nilai rujukan
HB 15.5 G/dl 14.0-16.0
Hemostasis
Duke 1-3nmenit
Masa Pendarahan (BT) 2' Menit
Ivy 1-6 menit
Kimia Klinik
- Rongen thorax :
Tgl 02/10/2023 jam 20:00
COR : bentuk dan letak jantung normal
PULMO : Corakan vascular tampak normal tak tampak bercak pada
kedua lapang paru
Hemidiafragma kanan setinggi costa 9-10 posterior
Sinus kostofrenikus kanan kiri lancip
Kesan :
cor tak membesar
pulmo tak tampak kelainan
c. Analisa Data
Data Masalah Etiologi
DS: Ansietas Kekhawatiran
- pasien mengatakan takut (D.0080) mengalami
akan operasi Hal : 180 kegagalan
- pasien takut tidak bisa bab
lagi
DO:
- pasien tampak cemas
- pasien tampak gelisah
- pasien terlihat bulak-balik
kamar mandi
- N:99x/menit
- RR:25x/menit
d. Diagnosa Keperawatan :
1) Ansietas (D.0080) berhubungan dengan kekhawatiran mengalami
kegagalan ditandai dengan pasien takut, gelisah, bulak-balik kekamar
mandi, frekuensi nadi meningkat, pernapasan meningkat.
e. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil: Intervensi :
d. Analisa data
No Data Problem/masalah Etiologi/penyebab
1 DS : - Risiko Perdarahan Tindakan
DO : (D.0012) Pembedahan
Hal 42
- Terpasang oksigen nasal
kanul 2 lpm
- Pasien terlihat tenang
- TD 133/87 mmHg
- Nadi 90 x/menit
- 25 x/menit
- Perdarahan ±20 ml
e. Diagnosa Keperawatan
Resiko perdarahan (D.0012) ditandai dengan tindakan pembedahan
f. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Kriteria dan Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Kategori : Luaran utama : Intervensi pertama:
Fisiologis Tingkat perdarahan Pencegahan Perdarahan
(L.02017) hal 147 (I.02067) hal 283
Sub Kategori : Setelah dilakukan Observasi :
Sirkulasi tindakan 1) Monitor tanda dan
keperawatan selama gejala perdarahan
Risiko Perdarahan
1x45 menit 2) monitor tanda-tanda
(D.0012) ditandai
diharapkan tingkat vital ortostatik
dengan tindakan
perdarahan menurun
pembedahan Terapeutik :
dengan kriteria
hasil :
3) pertahankan bedrest
1) Perdarahan
selama perdarahan
anus menurun
2) Tekanan darah Edukasi :
Terapeutik :
Edukasi :
g. Catatan Perkembangan
Tgl/ Diagnosa Implementasi Evaluasi Tanda
Jam keperawatan tangan
06/10/2023 Risiko Perdarahan 1. Melakukan S:- Sri
23:00 (D.0012) ditandai pemeriksaan O:k/u sedang Fitriyani
dengan tindakan
keadaan kes CM
pembedahan.
umum dan TD : 120/80
ttv pasien mmHg
2. Memonitor Nadi : 87
tanda dan x/menit
gejala Rr 19x/menit
pendarahan Suhu 36,3
Spo2 98%
Akral hangat
Perdarahan
±20 ml
A : masalah
teratasi
P : intervensi
dihentikan,
tetap
monitor
tanda-tanda
perdarahan
post operasi
3 Post operasi
pasien pindah keruang pemulihan/Recovery Room pada tanggal 06/10/2023 jam
19:40 WIB, intruksi diruang pemulihan : posisi pasien supine, pantau ttv setiap 15
menit, selama 4 jam, monitor tanda-tanda perdarahan, jika tidak ada lapor dokter,
pindah ruangan rawat inap. Makan minum boleh
a. Pengkajian post operasi
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : CM
TTV :
TD : 124/85 mmHg
Nadi 98 x/menit
Suhu 36,0o C
RR 24 x/menit
Spo2 99%
Terpasang tampon
Akral dingin karena suhu ruang
Luka terbalut verban, verban kering, bersih
Perdarahan tidak ada
b. Terapy yang diberikan :
IVFD RL 20 tpm
Therapy rawat inap dan therapy pulang :
Cefixime caps 2x200 mg (antibiotic, untuk mempercepat persembuhan luka,
untuk tidak terjadi infeksi)
Ketorolak 3x1 (untuk menurunkan nyeri)
Asam mefenamat 3x1 (untuk menurunkan nyeri)
Buroginol supp 2x1 (untuk mengatasi anti perdarahan)
c. Kenyamanan :
DS : pasien mengatakan bagian operasi mulai nyeri, terasa perih cenat-cenut,
skala nyeri 7 dari 10, nyeri pada bagian operasinya saja, terus-menerus, pusing
tidak ada, mual tidak ada
DO :
P : post operasi
Q : seperti disayat-sayat
R : Skala nyeri 7 dari 10
S : diluka operasi
T : saat duduk
pasien terlihat kesakitan
TD : 124/85 mmHg
Nadi 98 x/menit
Suhu 36,0o C
RR 24 x/menit
Spo2 99%
d. Analisa data
No Data Problem/Masalah Etiologi/Penyebab
1 DS : pasien mengatakan bagian Nyeri akut Agen pencedera
operasi mulai nyeri, terasa perih (D.0077) Fisik (prosedur
cenat-cenut, skala nyeri 7 dari Hal : 172 operasi)
10, nyeri pada bagian
operasinya saja, terus-menerus,
pusing tidak ada, mual tidak ada
DO :
P : post operasi
Q : seperti disayat-sayat
R : Skala nyeri 7 dari 10
S : diluka operasi
T : saat duduk
- pasien terlihat kesakitan
- TD : 124/85 mmHg
- Nadi 98 x/menit
- Suhu 36,0o C
- RR 24 x/menit
- Spo2 99%
- Terpasang tampon
e. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur
operasi) ditandai dengan pasien tampak kesakitan, skala nyeri 7, tekanan
darah meningkat, nadi meningkat, pernapasan meningkat.
f. Rencana keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
keperawatan
1 Kategori : Psikologis Luaran Utama : Intervensi :
Subkategori : Nyeri Tingkat nyeri (L.08066) Pemberian analgetik
dan Kenyamanan hal 145 (L.08243) Hal 251
Nyeri akut Setelah dilakukan Observasi :
(D.0077) tindakan keperawatan 1) Identifikasi
karakteristik nyeri
berhubunga selama 1x4 jam
2) Identifikasi riwayat
n dengan diharapkan tingkat nyeri alergi
3) Identifikasi
agen menurun, dengan kriteria
kesesuaian jenis
pencedera hasil : analgesik dengan
tingkat keparahan
fisik 1) Meringis menurun
nyeri
(prosedur 2) Keluhan nyeri 4) Monitor tanda-
tanda vital sebelum
operasi) menurun
dan sesudah
ditandai 3) Tekanan darah cukup pemberian
analgetik
dengan membaik
Edukasi :
pasien 4) Frekuensi nadi
5) Jelaskan efek terapi
tampak membaik
dan efek samping
kesakitan, obat
Kolaborasi :
skala nyeri
7, tekanan 6) Kolaborasi
pemberian dosis
darah
dan jenis analgetik,
meningkat, sesuai indikasi
nadi
meningkat,
pernapasan
meningkat.
g. Catatan Perkembangan
Tgl/ Diagnosa Implementasi Evaluasi Tanda
jam tangan
06/10 Nyeri akut (D.0077) 1) Melakukan S: Sri
2023 berhubungan dengan pemeriksaan - Pasien mengatakan fitriyani
21:30 agen pencedera fisik keadaan umum dan nyerinya sudah
(prosedur operasi). ttv pasien berkurang setelah
2) Mengkaji skala diberikan obat
nyeri - Pasien mengatakan
Skala nyeri untuk skala nyeri 4
numericnscale 0-10 O : k.u sedang kes CM
3) Berkolaborasi Terpasang infus RL 20
pemberian therapy tpm
analgetic (ketorolac Injeksi extra ketorolac
injeksi 30 mg, 30 mg (IV)
asmef 1 tab) Therapy oral : asmef 1
tab
Skala nyeri 4
Ttv :
TD : 118/78 mmHg
Nadi :92 x/menit
Suhu 36,0 OC
RR 18 x/menit
Spo2 99%
Akral hangat
A : masalah teratasi
sebagian
P:intervensi dilanjutkan
keruang rawat inap,
pasien sudah
diperbolehkan pindah
ruangan advice dokter
ruangan, score
bromage 0
h. Penilaian kesadaran
No. Scale Bromage Nilai