Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PRAKTIK KLINIK PROFESI NERS

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (KMB)

Disusun Untuk Mememenuhi Tugas Praktik Profesi Ners


Stase Keperawatan Medikal Bedah (KMB)

OLEH
SRI FITRIYANI
NIM. 231030230589

PEMBIMBING
Ns. Uswatun Hasanah.,S.Kep.,M.Epid
NIDN. 0409128704

PROGRAM PROFESI NERS

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

TAHUN 2023
LAPORAN PENDAHULUAN ASKEP PADA PASIEN DENGAN

HEMOROID

OLEH :

SRI FITRIYANI

NIM :
231030230589

PROGRAM PROFESI NERS

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

TAHUN 2023
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Hemoroid


1. Definisi
Penyakit hemoroid merupakan gangguan anorektal yang sering
ditemukan. Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi dari pleksus
arteri-vena di saluran anus yang berfungsi sebagai katup untuk
mencegah inkontinensia flatus dan cairan. Hemoroid, dikenal di
masyarakat sebagai penyakit wasir atau ambeien, merupakan penyakit
yang sering dijumpai dan telah ada sejak zaman dahulu (Sudarsono,
2015).
Hemoroid merupakan pelebaran pleksus vaskular arteri vena yang
mengelilingi bagian distal rektum dan kanal anal. Hemorrhoid atau
lebih dikenal dengan nama wasir atau ambeien, bukan merupakan
suatu keadaan yang patologis (tidak normal), namun bila sudah mulai
menimbulkan keluhan, harus segera dilakukan tindakan untuk
mengatasinya.
Hemoroid adalah kumpulan dari pelebaran satu segmen atau lebih vena
hemoroidalis di daerah anorektal. Hemoroid bukan sekedar pelebaran
vena hemoroidalis, tetapi bersifat lebih kompleks yakni melibatkan
beberapa unsur berupa pembuluh darah, jaringan lunak dan otot di
sekitar anorektal (Sudoyo Aru, dkk dalam buku nic noc, 2015).

2. Etiologi
Dikutip dari buku Ida Mardalena (2018) Etiologi hemoroid sampai saat
ini belum diketahui pasti (Alba dan Abbas, 2007), tetapi ada beberapa
faktor pendukung yang mungkin terlibat, antara lain adalah:
a. Penuaan;
b. Kehamilan;
c. Hereditas;
d. Konstipasi atau diare kronik ;
e. BAB berlama-lama;
f. Posisi tubuh, misal duduk dalam waktu yang lama.
Kondisi hemoroid biasanya tidak berhubungan dengan kondisi medis
atau penyakit (Mutaqqin, 2011) namun ada bebrapa predisposisi
penting yang dapat menimngkatkan risiko hemoroid antara lain :
a. Perubahan hormone ( misalnya karena kehamilan);
b. Mengejan secara berlebihan hingga menyebabkan kram;
c. Berdiri atau duduk terlalu lama;
d. Sering mrengangkat beban berat;
e. Sembelit diare menahun (obstipasi);
f. Konsumsi makanan yang bisa memicu pelebaran pembuluh vena
(misalnya cabai, rempah-rempah);
g. Genentik

3. Klasifikasi
Hemoroid terbagi menjadi dua yaitu hemoroid eksterna berupa
pelebaran vena subkutan di bawah atau di luar linea dentata sedangkan
hemoroid interna berupa pelebaran vena submukosa di atas linea
dentata (Sudarsono, 2015).
Hemoroid eksterna adalah terjadinya varises pada pleksus
hemorodialis inferior di bawah linea dentate dan tertutup oleh kulit.
Hemoroid ini diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bentuk akut
berupa pembengkakan bulat kebiruan pada tepi anus dan sebenarnya
merupakan hematoma. Walaupun disebut hemoroid trombosis eksterna
akut, bentuk ini sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung syaraf pada
kulit merupakan reseptor nyeri. Hemoroid eksterna kronik berupa satu
atau lebih lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan dan sedikit
pembuluh darah.
Hemoroid interna adalah pembengkakan vena pada pleksus
hemoroidalis superior, di atas linea dentate dan tertutup oleh mukosa.
Terdapat empat derajat hemoroid interna, yaitu:
a. Derajat I, terjadi varises tetapi belum ada benjolan saat defekasi.
Dapat diketahui dengan adanya perdarahan melalui signiodoskopi.
b. Derajat II, ada perdarahan dan prolaps jaringan di luar anus saat
mengejan selama defekasi tetapi dapat kembali secara spontan.
c. Derajat III, sama dengan derajat II, hanya saja prolaps tidak dapat
kembali secara spontan, harus didorong (manual).
d. Derajat IV, prolaps tidak dapat direduksi atau inkarserasi. Benjolan
dapat terjepit di luar, dapat mengalami iritasi, inflamasi, oedem dan
ulserasi.
4. Pathway

Konstipasi
Peningkatan tekanan abdomen
Peningkatan tekanan vena haemorhoidalis
Nutrisi yang kurang mengandung serat

Peleburan pembuluh darah vena pda apleksus haemorhoidalis

Pre operasi Post operasi

Pembedahan
Resiko injuri Thrombosis

Psikologis
Prolap
Prolap hemoroid
hemoroid Psikologis Fisik
Trauma defekasi
Trauma defekasi Fisik

ketakutan
Takut untuk bab
Resiko perdarahan Terputusnya
D. 0012
jaringan
Ansietas
Feces keras
D.0080
Resiko konstipasi

D.0052 perdarahan

Merangsang syaraf Luka


Keterbatasn gerak
diameter kecil
Resiko ketidakseimbangan
cairan Tempat masuknya
Gate control
D.0036 mikroorganisme
terbuka

Intoleransi Aktivitas Resiko Infeksi


Saraf aferen
D.0056 D.0142

Cortex cerebri

Syaraf Diferen

Nyeri Akut

D.0077

SDKI, 2017

5. Manifestasi Klinis
Dikutip dari buku Ida Mardalena (2018). Pasien hemoroid mungkin
menunjukkan gejala seperti berikut (Lumenta, 2006)
a. Perdarahan
Keluhan paling sering timbul pertama kali umumnya adalah
menetesnya darah berwarna merah segar setelah buang air besar
(BAB). Keluarnya darah ini biasanya tanpa disertai nyeri dan gatal
di anus. Perdarahan d apat juga timbul diluar waktu BAB, misalnya
pada penderita lanjut usia.
b. Benjolan
Benjolan muncul pada anus. Benjolan ini dapat menciut/ tereduksi
spontan atau manual, di mana ini merupakan karakteristik
hemoroid.
c. Nyeri dan rasa tidak nyaman
Rasa nyeri dan tidak nyaman akan timbul jika ada komplikasi
thrombosis (sumbatan komponen darah di bawah anus), benjolan
keluar anus, polip rectum, dan skin tag.
d. Basah, gatal dan kurangnya hygenitas anus
Hemoroid interna umumnya menunjukkan tanda pengeluaran
cairan dari selaput linder anus dan disertai perdarahan. situasi ini
dapat sedikit memalukan karena membuat pakaian menjadi basah.
Rasa basah dan gatal tersebut mungkin dapat menyebabkan
pembengkakan kulit

6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Colok Dubur
Diperlukan untuk menyingkirkan kemugkinan karsinoma rektum.
Pada hemoroid interna tidak dapat diraba sebab tekanan vena di
dalamnya tidak cukup tinggi dan biasanya tidak nyeri.
b. Anoskop
Diperlukan untuk melihat hemoroid interna yang tidak menonjol
keluar
c. Proktosigmoidoskopi
Untuk memastikan bahwa keluhan bukan disebabkan oleh proses
radang atau proses keganasan di tingkat yang lebih tinggi.
7. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan hemoroid pada umumnya meliputi modifikasi gaya
hidup, perbaikan pola makan dan minum dan perbaikan cara defekasi.
Diet seperti minum 30–40 ml/kgBB/hari dan makanan tinggi serat 20-
30 g/hari. Perbaikan pola defekasi dapat dilakukan dengan berubah ke
jongkok pada saat defekasi. Penanganan lain seperti melakukan warm
sits baths dengan merendam area rektal pada air hangat selama 10- 15
menit 2-3 kali sehari.
Penatalaksanaan farmakologi untuk hemoroid adalah :
a. Obat-obatan yang dapat memperbaiki defekasi. Serat bersifat
laksatif memperbesar volume tinja dan meningkatkan peristaltik.
b. Obat simptomatik yang mengurangi keluhan rasa gatal dan nyeri.
Bentuk suppositoria untuk hemoroid interna dan ointment untuk
hemoroid eksterna.
c. Obat untuk menghentikan perdarahan campuran diosmin dan
hesperidin.
d. Obat analgesik dan pelembut tinja mungkin bermanfaat. Terapi
topikal dengan nifedipine dan krim lidokain lebih efektif untuk
menghilangkan rasa sakit daripada lidokain (Xylocaine). Pada
pasien hemoroid eksternal berat, pengobatan dengan eksisi atau
insisi dan evakuasi dari trombus dalam waktu 72 jam dari onset
gejala lebih efektif daripada pengobatan konservatif.
Penatalaksanaan invasif dilakukan bila manajemen konservatif
mengalami kegagalan, antara lain:
a. Rubber band ligation merupakan prosedur dengan menempatkan
karet pengikat di sekitar jaringan hemoroid interna sehingga
mengurangi aliran darah ke jaringan tersebut menyebabkan
hemoroid nekrosis, degenerasi, dan ablasi.
b. Laser, inframerah, atau koagulasi bipolar menggunakan laser atau
sinar inframerah atau panas untuk menghancurkan hemoroid
interna.
c. Penatalaksanaan bedah dengan tindakan hemoroidektomi.
(Sudarsono, 2015).
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Asuhan Keperawatan
Pada dasarnya proses keperawatan adalah suatu metode ilmiah yang
sistematis dan terorganisir untuk memberikan asuhan keperawatan kepada
klien. Kegiatan dalam proses keperawatan dirancang langkah demi langkah
dengan urutan yang khusus dengan menggunakan pendekatan ilmiah, serta
berfokus pada respon manusia agar memperoleh pengertian yang relevan
dengan status kesehatan klien. Proses keperawatan merupakan lima tahap
proses yang konsisten, sesuai dengan perkembangan profesi keperawatan
(Setiadi, 2012).
1 Pengkajian keperawatan
Dikutip dari buku Ida Mardalena (2018), pengkajian yang dilakukan pada
klien dengan pre dan post op hemoroid adalah :
a. Data Pasien
b. Keluhan utama. Pasien datang dengan keluhan perdarahan terus
menerus saat BAB, dan juga ada benjolan pada anus atau nyeri pada
saat defekasi.
c. Riwayat penyakit sekarang. Pasien mulai merasakan benjolan keluar
dari anus, Pada awalnya hanya ada benjolan yang keluar, dan beberapa
hari kemudian ada perdarahan setelah BAB.
d. Riwayat penyakit dahulu. Pasien pernah menderita penyakit hemoroid
sebelumnya, sembuh atau terulang kembali, dan pada pasien yang tidak
mendapat tindakan pembedahan sehingga hemoroid kembali kambuh.
e. Pemeriksaan fisik. Pasien dibaringkan dengan posisi menungging
dengan kedua kaki ditekuk dan menempel pada tempat tidur.
f. Inspeksi.
1) Pada inspeksi, perhatikan jika ada benjolan sekitar anus.
2) Benjolan akan terlihat pada saat polapsi
3) Warna benjolan terlihat kemerahan
4) Benjolan terletak di dalam (internal)
g. Palpasi
Palpasi atau rectal toucher dilakukan dengan menggunakan sarung
tangan steril di tambah vaselin. Perawat memasukkan satu jari kedalam
anus untuk mencari benjolan berkonsistensi keras, dan juga
kemungkinan perdarahan.
h. Pemeriksaan Diagnostik dilakukan antara lain (Reeves, 1999) :
1) Pemeriksaan colok dubur
2) Anorektoskopi (untuk melihat kelainan anus dan rectum)
3) Pemeriksaan rectal dan palapasi digital
4) Proctoscopi atau colonoscopy (untuk menunjukkan hemoroid
internal)

2 Diagnosa keperawatan dan intervensi menurut SDKI

No Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi


keperawatan
1 Risiko Perdarahan (D.0012) Luaran Utama : Tingkat Pendarahan Intervsni : Pencegahan Perdarahan
Definisi : (L.02017) (I.02067)
Beresiko mengalami kehilangan Kriteria Hasil : Observasi :
darah baik interlnal maupun 1. Membran mukosa lembap 1. Monitor tanda dan gejala
eksternal meningkat
perdarahan
2. Kelembapan kulit meningkat
Faktor Resiko : 2. Monitor nilai
3. Kognitif meningkat
1. Aneurisma 4. Hemoptisis menurun hematokrit/hemoglobin
2. Gangguan gastrointestinal 5. Hematemesis menurun sebelum setelah kehilangan
3. Gangguan fungsi hati 6. Hematuria menurun darah
4. Kompilkasi kehamilan 7. Perdarahan anus menurun 3. Monitor tanda-tanda vital
5. Komplikasi pasca partum 8. Distensi abdomen menurun ortostatik
6. Gangguan koagulasi 9. Perdarahan vagina menurun
4. Monitor koagulasi
10. Perdarahan pasca operasi
7. Efek agen farmakologis Terapeutik:
menurun
8. Tindakan pembedahan 11. Hemoglobin membaik 1. Pertahankan bed rest selama
9. Trauma 12. Hematokrit membaik perdarahan
10. Kurang paparan informasi 13. Tekanan darah membaik 2. Batasi tindakan invasive, jika
tentang pencegahan pendarahan 14. Frekuensi nadi membaik perlu
11. Proses keganasan 15. Suhu tubuh membaik 3. Gunakan kasur pencegah
Kondisi klinis terkait dekubitus
1. Aneurisma 4. Hindari pengukuran suhu
2. Koagulasi intravaskuler rectal
diseminata Edukasi :
3. Sirosis hepatis 1. Jelaskan tanda dan gejala
4. Ulkus lambung perdarahan
5. Varisies 2. Anjurkan menggunakan kaus
6. Trombositopenia kaki saat ambulasi
7. Ketuban pecah 3. Anjurkan meningkatkan
8. Plasenta previa asupan cairan untuk
9. Atonia uterus menghindari konstipasi
10. Retensi plasenta 4. Anjurkan menghindari
11. Tindakan pembedahan aspirin atau antikoagulan
12. Kanker 5. Anjurkan meningkatkan
13. Trauma asupan makanan dan vitamin
K
6. Anjurkan segera melapor jika
terjadi perdarahan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat
pengontrol perdarahan, jika
perlu
2. Kolaborasi pemberian produk
darah, jika perlu
3. Kolaborasi pemberian
pelunak tinja, jika perlu
2 Risiko Konstipasi (D.0052) Eliminasi Fecal (L.04033) Pencegahan Konstipasi (I.04151)
Definis : Kriteria Hasil : Observasi :
Beresiko mengalami penurunan 1. Kontrol pengeluaran feses meningkat 1. Identifikasi faktor risiko
frekuensi normal defekasi disertai 2. Keluhan defekasi lama dan sulit konstipasi (mis. Asupan serat
kesulitan danpengeluaran feses menurun
tidak adekuat, asupan cairan
3. Mengejan saat defekasi menurun
tidak lengkap. tidak adekuat, aganglionik,
4. Distensi abdomen menurun
Faktor resiko 5. Teraba massa pada rektal menurun kelemahan otot abdomen,
Fisiologis : 6. Urgency menurun aktivitas fisik kurang)
1. Penurunan motilitas 7. Nyeri abdomen menurun 2. Monitor tanda dan gejala
gastroimtestinal 8. Kram abdomen menurun konstipasi (mis. Defekasi
2. Pertumbuhan gigi tidakadekuat 9. Konsistensi feses membaik kurang 2 kali seminggu,
3. Ketidakcukupan diet 10. Frekuensi BAB membaik defekasi lama / sulit, feses
4. Ketidakcukupan asupan serat 11. Peristaltik usus membaik
keras, peristaltik menurun)
5. Ketidakcukupan asupan cairan 3. Identifikasi status kognitif
6. Aganglionik untuk mengkomunikasikan
7. Kelemahan otot abdomen kebutuhan
Psikologis : 4. Identifikasi penggunaan obat-
1. Konfusi obatan yang menyebabkan
2. Depresi konstipasi
3. Gangguan emosional Terapeutik :
Situasional : 1. Batasi minuman yang
1. Lesi/cidera pada medula mengandung kafein dan
spinalis alkohol
2. Spina bifida 2. Jadwalkan rutinitas BAK
3. Stroke 3. Lakukan masase abdomen
4. Sklerolis multiple 4. Berikan terapi akrupresur
5. Penyakit parkinson Edukasi :
6. Demensia 1. Jelaskan penyebab dan faktor
7. Hiperparatiroidisme risiko konstipasi
8. Hipoparatiroidisme 2. Anjurkan minum air putih
sesuai dengan kebutuhan
(1500-2000 mL/hari)
3. Anjurkan mengkonsumsi
makanan berserat (25-30
gram/hari)
4. Anjurkan meningkatkan
aktivitas fisik sesuai
kebutuhan
5. Anjurkan berjalan 15-20
menit 1-2 kali/hari
6. Anjurkan berjongkok untuk
memfasilitasi proses BAB
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi,
Jika perlu
3 Risiko Ketidakseimbangan Cairan Keseimbangan Cairan (L.03020) Manajemen Cairan (I.03098)
(D.0036) Kriteria Hasil : Observasi :
Definisi : 1. Asupan cairan meningkat 1. Monitor status hidrasi (mis.
Beresiko mengalami penurunan, 2. Output urin meningkat frekuensi nadi, kekuatan
peningkatan atau percepatan 3. Membran mukosa lembap nadi, akral, pengisian kapiler,
perpindahan cairan dari 4. Asupan makanan meningkat kelembapan mukosa,
intravaskuler, intersisial atau 5. Edema menurun turgor kulit, tekanan darah)
intraseluler 6. Dehidrasi menurun 2. Monitor berat badan harian
Faktor resiko : 7. Asites menurun 3. Monitor berat badan sebelum
1. Prosedur pembedahan mayor 8. Konfusi menurun dan sesudah dialysis 4.
2. Trauma/perdarahan 9. Tekanan darah membaik Monitor hassil pemeriksaan
10. Frekuensi nadi membaik
3. Luka bakar laboratorium (mis.
11. Kekuatan nadi membaik
4. Aferesis hematokrit, Na, K, Cl, berat
13. Tekanan arteri rata-rata membaik
5. Asites jenis urine, BUN)
14. Mata cekung membaik
6. Obstruksi intestinal 4. Monitor status hemodinamik
15. Turgor kulit membaik
7. Peradangan pankreas (mis. MAP, CVP, PAP,
16. Berat badan membaik
8. Penyakit ginjal dan kalenjer PCWP jika tersedia)
9. Dusfungsi intestinal Terapeutik :
Kondisi Klinis Terkait 1. Catat intake-output dan
1. Prosedur pembedahan mayor hitung balans cairan 24 jam
2. Penyakit ginjal dan kalenjer 2. Berika asupan cairan, sesuai
3. Perdarahan kebutuhan
4. Luka bakar 3. Berikan cairan intravena, jika
perlu
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
diuretik, jika perlu
4 Ansietas (D.0080) Tingkat Ansietas (L.09093) Reduksi Ansietas (I.09314)
Definisi : Kriteria Hasil : Observasi :
Kondisi emosi dan pengalaman 1. Verbalisasi kebingungan menurun 1. Identifikasi saat tingkat
subyektif indivdu terhadap objek 2. Verbalisasi khawatir akibat kondisi ansietas berubah (mis.
ynag tidak jelas dan spesifik akibat yang dihadapi menurun Kondisi, waktu, stressor)
antisipasi bahaya yang 3. Periku gelisah menurun 2. Identifikasi kemampuan
memungkinkan individu melakukan 4. Perilkau tegang menurun mengambil keputusan
tindakan untuk menghadapi 5. Keluhan pusing menurun 3. Monitor tanda-tanda ansietas
ancaman 6. Anoreksia menurun (verbal dan nonverbal)
Penyebab : 7. Palpitasi menurun Terapeutik :
1. Krisis situasional 8. Diaforesis menurun 1. Ciptakan suasana terapeutik
2. Kebutuhan tidak terpenuhi 9. Tremor menurun untuk menumbuhkan
3. Krisis aturasional 10. Pucat menurun kepercayaan
4. Ancaman terhadap konsep diri 11. Konsentrasi membaik 2. Temani pasien untuk
5. Ancaman terhadap kematian 12. Pola tidur membaik mengurangi kecemasan, jika
6. Kekhawatiran mengalami 13. Frekuensi nadi membaik memungkinkan
14. Tekanan darah membaik
kegagalan 3. Pahami situasi yang
15. Kontak mata membaik
7. Disfungsi sistem keluarga membuat ansietas
16. Pola berkemih membaik
8. Hubungan orang tua anak tidak 4. Dengarkan dengan penuh
17. Orientasi membaik
memuaskan perhatian
9. Faktor keturunan 5. Gunakan pendekatan yang
10. Penyalahgunaan zat tenang dan meyakinkan
11. Terpapar bahaya lingkungan 6. Tempatkan barang pribadi
12. Kurang terpapar informasi yang memberikan
kenyamanan
7. Motivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
8. Diskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi :
1. Jelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin
dialami
2. Informasikan secara factual
mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien, jika
perlu
4. Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
5. Anjurkan mengungkapkan
perasaan dan persepsi
6. Latih kegiatan pengalihan
untuk mengurangi
ketegangan
7. Latih penggunaan
mekanisme pertahanan diri
yang tepat
8. Latih teknik relaksasi
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian obat
antiansietas, jika perlu
5 Intoleransi Aktivitas (D.0056) Ambulasi (L.05038) Manajemen Energi (I.05178)
Definis : Kriteria Hasil : Observasi :
Ketidakcukupan energi 1. Menopang berat badan meningkat
untuk 1. Identifikasi gangguan fungsi
melakukan aktifitas sehari-hari. 2. Berjalan dengan langkah yang tubuh yang mengakibatkan
Penyebab : efektif kelelahan
1. Ketidakseimbangan meningkat
antara 2. Monitor kelelahan fisik dan
suplai dan kebutuhan oksigen 3. Berjalan dengan langkah pelan emosional
2. Tirah baring meningkat 3. Monitor pola dan jam tidur
3. Kelemahan 4. Berjalan dengan langkah sedang 4. Monitor lokasi dan
4. Imobilitas meningkat ketidaknyamanan selama
5. Gaya hidup monoton 5. Berjalan dengan langkah cepat melakukan aktivitas
meningkat
6. Berjalan menanjak meningkat
Kondisi klinis terkait Terapeutik :
7. Berjalan menurun meningkat
1. Anemia 1. Sediakan lingkungan nyaman
8. Berjalan jarak pendek meningkat
2. Gagal jantung kongstif dan rendah stimulus
9. Berjalan jarak sedang meningkat
3. Penyakit jantung koroner 2. Lakukan latihan rentang
10. Berjalan jarak jauh meningkat
4. Penyakit katup jantung 11. Berjalan mengitari ruangan gerak pasif dan/atau aktif
5. Aritmia meningkat 3. Berikan aktivitas distraksi
6. Penyakit paru obstruktif kronis 12. Berjalan melewati ringtangan yang menenangkan
7. Gangguan metabolik meningkat 4. Fasilitasi duduk di sisi tempat
8. Gangguan muskoloskleletal 13. Nyeri saat berjalan menurun tidur, jika tidak dapat
14. Kaku pada persendian menurun berpindah atau berjalan
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
4. Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang cara
meningkatkan asupan makanan
6 Risiko Infeksi (D.0142) Tingkat Infeksi (L.14137) Pencegahan Infeksi (I.12406)
Definisi : Kriteria Hasil : Observasi :
Besesiko mengalami peningkatan 1. Kebersihan tangan meningkat 1. Monitor tanda dan gejala
terserang organisme patogenik 2. Kebersihan badan meningkat infeksi lokal dan sistemik
Faktor Resiko : 3. Demam menurun Terapeutik :
1. Penyakit Kronis 4. Kemerahan menurun 1. Batasi jumlah pengunjung
2. Efek prosedur invasif 5. Nyeri menurun 2. Berikan perawatan kulit pada
3. Malnutrisi 6. Nyeri menurun area edema
4. Peningkatan paparan organisme 7. Bengkak menurun 3. Cuci tangan sebelum dan
patogen lingkungan 8. Vesikel menurun sesudah kontak dengan
5. Ketidakadekuatan pertahanan 9. Cairan berbau busuk menurun pasien dan lingkungan pasien
10. Sputum berwarna hijau menurun
tubuh primer 11. Drainase purulen menurun 4. Pertahankan teknik aseptik
6. Ketidakadekuatan pertahanan 12. Piuria menurun pada pasien berisiko
tubuh sekunder 13. Periode malaise menurun tinggi
Kondisi Klinis Terkait : 14. Periode menggigil menurun Edukasi :
1. AIDS 15. Letargi menurun 1. Jelaskan tanda dan gejala
2. Luka bakar 16. Gangguan kognitif menurun infeksi
3. Penyakit paru obstrktif 17. Kadar sel darah putih membaik 2. Ajarkan cara mencuci tangan
4. DM dengan benar
5. Tindakan invasif 3. Ajarkan etika batuk
6. Kondisi penggunaan terapi 4. Ajarkan cara memeriksa
steroid kondisi luka atau luka
7. Penyalahgunaan obat operasi
8. Kanker 5. Anjurkan meningkatkan
9. Gagal ginjal asupan nutrisi
10. Imunosupresi 6. Anjurkan meningkatkan
11. Lymphedema asupan cairan
12. Leukositopenia Kolaborasi :
13. Gangguan fungsi hati 1. Kolaborasi pemberian
imunisasi, jika perlu

7 Nyeri Akut (D.0077) Tingkat Nyeri (L.08066) Manajemen Nyeri (I.08238)


Definisi : Kriteria Hasil : Observasi :
Pengalaman sensorik atau 1. Keluhan nyeri menurun 1. Identifikasi lokasi,
emosional yang berkaitan dengan 2. Meringis menurun karakteristik, durasi,
kerusakan jaringan aktual atau 3. Sikap protektif menurun frekuensi, kualitas, intensitas
fungsional dengan onset mendadak 4. Gelisah menurun nyeri
atau lambat dan berintensitas ringan 5. Kesulitan tidur menurun 2. Identifikasi skala nyeri
hingga berat yang berlangsung 6. Menarik diri menurun 3. Identifikasi respon nyeri non
kurang dari 3 bulan. 7. Berfokus pada diri sendiri menurun verbal
Penyebab : 8. Diaforesis menurun 4. Identifikasi faktor yang
1. Agen Pencedara Fisiologis 9. Perasaan depresi (tertekan) menurun memperberat dan
10. Perasaan takut mengalami cedera
2. Agen Pencedera Kimiawi memperingan nyeri
berulang menurun
3. Agen pencedera fisik 5. Identifikasi pengetahuan dan
11. Anoreksia menurun
Kondisi Klinis Terkait : keyakinan tentang nyeri
12. Perineum terasa tertekan menurun
1. Kondisi pembedahan 6. Identifikasi pengaruh budaya
13. Uterus terasa membulat menurun
2. Cedera traumatic terhadap respon nyeri
14. Ketegangan otot menurun
3. Infeksi 15. Pupil dilatasi menurun 7. Identifikasi pengaruh nyeri
4. Sindrom koroner akut 16. Muntah menurun pada kualitas hidup
5. glakuoma 17. Mual menurun 8. Monitor keberhasilan terapi
18. Frekuensi nadi membaik komplementer yang sudah
19. Pola napas membaik diberikan
20. Tekanan darah membaik 9. Monitor efek samping
21. Proses berfikir membaik penggunaan analgetik
22. Fokus membaik Analgetik :
23. Fungsi berkemih membaik 1. Berikan teknik
24. Perilaku membaik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan
nyeri
Edukasi :
1. Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
5. Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
3 Implementasi
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana
keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan. Tindakan
keperawatan perawat berfokus pada keseimbangan fisiologis dengan
membantu pasien dalam keadaan sehat maupun sakit sehingga dapat
menigkatkan kualitas hidup pasien. Jenis tindakan yang telah disusun pada
tahap perencanaan. Pada implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri,
saling ketergantungan atau kolaborasi dan tindakan
rujukan/ketergantungan. Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan
dengan rencana tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan
yang sudah direncanakan, perawat perlu memvalidasi dengan singkat
apakah rencana tindakan masih sesuai dan dibutuhkan pasien sesuai
dengan kondisi saat ini (Desmawati, 2019).

4 Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk menilai hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan yang telah
dilakukan (Bararah & Jauhar, 2013).
DAFTAR PUSTAKA

Mardalena, Ida. (2017). Dasar-Dasar Ilmu Gizi Dalam Keperawatan Konsep


dan Penerapan Pada Asuhan Keperawatan. Yogyakarta : Pustaka Baru
Press.
Setiadi.(2012). Konsep & penulisan dokumentasi asuhan keperawatan.
Yogyakarta : Graha Ilmu
Sudarsono, D. F. (2015). Diagnosis Dan Penanganan Hemoroid. Diagnosis dan
Penanganan Hemoroid, 32
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta, PersatuanPerawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(SIKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN. R DENGAN HEMOROID PRO HEMOROIDEKTOMI
DI RUANG OPERASI RUMAH SAKIT MELATI
KOTA TANGERANG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktek Profesi Ners


Stase Keperawatan Medikal Bedah

OLEH
SRI FITRIYANI
NIM :
231030230589

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA DHARMA HUSADA
TANGERANG
2023
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN
PADA TN. R DENGAN HEMOROID INTERNA PRO
HEMOROIDEKTOMI DI RUANG OPERASI RUMAH SAKIT MELATI
KOTA TANGERANG

A. Pengkajian Data Umum


Tanggal Pengkajian : 06 Oktober 2023
Oleh : Sri Fitriyani
Sumber Data : Tn. R dan Rekam Medis
Metode Pengumpulan Data : wawancara dan rekam medis
Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Umur/Tanggal Lahir : 30 tahun/16-12-1992
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Kristen
Pendidikan : SMA
No. RM : 0862
Dx. Medis : Hemoroid Interna Grade IV
Penanggung jawab
Nama : Ny. A
Alamat : Perumahan Bugel Indah Tangerang
Pekerjaan : pegawai swasta
Hubungan dengan pasien : Istri
Tanggal MRS : 06 Oktober 2023
Tanggal operasi : 06 Oktober 2023
Jam operasi : 19:00 s/d 19:30
B. Pengkajian Data Dasar
1 Pengkajian Pre Operasi
Keadaan Umum : Sedang, pasien tampak cemas akan melakukan
operasi

Tingkat Kesadaran :
Tingkat kesadaran pasien composmentis

Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien tidak mempunyai riwayat penyakit

Riwayat Penyakit Sekarang :


Saat ini pasien mengeluh nyeri pada bagian anus, lebih terasa nyeri saat
duduk skala nyeri 3-4 pasien mengatakan takut akan dioperasi, tampak
gelisah, takut tidak bisa bab lagi, sering bolak-balik kekamar mandi.
Riwayat Penyakit Keluarga : -
Riwayat alergi :-
Medication : tidak ada obat rutin yang diminum
sebelumnya
Pertinent Past History : pasien mengatakan keluhan benjolan sejak 3 bulan,
terasa nyeri, skala nyeri 3-4, kalau BAB bercampur darah segar, awalnya
tidak mau dibawa ke RS karena baca-baca dari internet akan dilakukan
operasi.
Makan terakhir : pasien mengatakan makan jam 13:00 pagi
Event Lead to Injury : -

a. Pemeriksaan Fisik
TD:118/86mmHg N:99x/menit RR:25x/menit S:36,5 spo2 98% BB 73 kg
1) Kepala
Inpeksi : bentuk kepala normocepal, muka simetris, mukosa bibir
lembap, konjungktiva tidak anemis, sclera tidak akterik, pupil miosis,
tidak terdapat luka pada kepala.

2) Leher
Teraba nadi karotis, tidak ada distensi vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran limpa.

3) Thoraks :
Inspeksi : bentuk normal, tidak terdapat luka, jaringan parut, bekas
operasi, tidak terdapat retraksi intercostal, tidak ada otot bantu
pernapasan
Palpasi : tidak ada krepitasi, benjolan tidak ada, nyeri tekan tidak ada
Perkusi : sonor
Auskultasi : suara napas vasikuler, bunyi jantung tunggal
4) Abdomen
Inspeksi : bentuk simetris
Auskultasi : bising usus 12x/meni
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : timpani
5) Genital :
Keadaan genital pasien bersih

- Ekstremitas:
6) Tidak ada masalah bagian ekstermitas
7) Terapi yang didapat
- IVFD RL 20 tpm
- injeksi Ceftriaxone 1 gr pre operasi

b. Data Penunjang
Tanggal pemeriksaan 02 Oktober 2023 jam 21:42
Hematologi rutin Hasil Satuan Nilai rujukan
HB 15.5 G/dl 14.0-16.0

Leukosit 8.7 Ribu/µl 5.00-10.0

Hematokrit 42.1 % 40.0-48.0

Trombosit 235 Ribu/µl 150-500

Eritrosit 4.69 10^6/ µl 4.50-5.50

Hemostasis

Duke 1-3nmenit
Masa Pendarahan (BT) 2' Menit
Ivy 1-6 menit

Lee & White


Masa Pembekuan (CT) 12' Menit 10-15 menit
Duke 2-6 menit

Kimia Klinik

Glukosa Sewattu 109 Mg/dl 70-200

- Rongen thorax :
Tgl 02/10/2023 jam 20:00
COR : bentuk dan letak jantung normal
PULMO : Corakan vascular tampak normal tak tampak bercak pada
kedua lapang paru
Hemidiafragma kanan setinggi costa 9-10 posterior
Sinus kostofrenikus kanan kiri lancip
Kesan :
cor tak membesar
pulmo tak tampak kelainan

c. Analisa Data
Data Masalah Etiologi
DS: Ansietas Kekhawatiran
- pasien mengatakan takut (D.0080) mengalami
akan operasi Hal : 180 kegagalan
- pasien takut tidak bisa bab
lagi
DO:
- pasien tampak cemas
- pasien tampak gelisah
- pasien terlihat bulak-balik
kamar mandi
- N:99x/menit
- RR:25x/menit
d. Diagnosa Keperawatan :
1) Ansietas (D.0080) berhubungan dengan kekhawatiran mengalami
kegagalan ditandai dengan pasien takut, gelisah, bulak-balik kekamar
mandi, frekuensi nadi meningkat, pernapasan meningkat.

e. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil: Intervensi :

1 Kategori : Psikologis Luaran Utama : Tingkat Intervensi Utama :


Subkategori : Integritas Ansietas (L.09093) Hal : 132 Persiapan Pembedahan
Ego Setelah dilakukan tindakan (I.14573) Hal : 354
Ansietas (D.0080) keperawatan selama 1X6 jam Observasi :
berhubungan dengan diharapkan tingkat ansietas 1) Identifikasi kondisi umum
kekhawatiran mengalami menurun dengan kriteria pasien (kesadaran pasien,
kegagalan ditandai hasil : jenis operasi, jenis anastesi,
dengan pasien takut, 1) Verbalisasi khawatir pengetahuan tentang
gelisah, bulak-balik akibat kondisi yang operasi, kesiapan
kekamar mandi, dihadapi menurun psikologis)
frekuensi nadi 2) Perilaku gelisah menurun 2) Monitor tekanan darah,
meningkat, pernapasan 3) Pola berkemih membaik. nadi, pernapasan, suhu
meningkat 4) Frekuensi nadi menurun tubuh, BB, EKG
5) Frekuensi pernapasan 3) Monitor kadar gula darah
menurun Terapeutik :
4) Ambil sampel darah untuk
pemeriksaan kimia darah
5) Fasilitasi pemeriksaan
penunjang
6) Puasakan minimal 6 jam
sebelum pembedahan
7) Mandikan dengan cairan
antiseptik
8) Pastikan kelengkapan
dokumen-dokumen pre
operasi (surat persetujuan
operasi, penandaan operasi,
hasil lab dan radiologi)
Edukasi :
9) Jelaskan tentang prosedur
10) Jelaskan waktu puasa dan
pemberian obat premedikasi
11) Latih teknik mengurangi
nyeri pascaoperatif
Kolaborasi :
12) Kolaborasi pemberian obat
sebelum pembedahan
(antibiotik)
13) Koordinasi dengan perawat
kamar bedah
f. Catatan Perkembangan
No Diagnosa Implementasi Evaluasi Ta
Keperawatan nda
tan
gan
1 Ansietas 1) Mengidentifikasi S:
(D.0080) keadaan umum pasien - Pasien mengatakan
berhubungan 2) Monitor ttv sudah mengerti
dengan 3) Monitor gds tindakan operasi
kekhawatiran 4) Edukasi prosedur dan yang akan
mengalami persiapan operasi dilakukannya
kegagalan (pemeriksaan sampel - Pasien mengatakan
ditandai dengan darah, ro thorax, puasa, rasa takutnya
pasien takut, mandi dengan sabun berkurang setelah
gelisah, bulak- antiseptik) dijelaskin prosedur
balik kekamar 5) Mempersiapkan tentang operasinya
mandi, frekuensi kelengkapan dokumen- - Pasien mengatakan
nadi meningkat, dokumen sebelum dirinya terakhir
pernapasan operasi (ic, penandaan makan jam 13:00
meningkat operasi, data penunjang) siang
6) Memberikan therapy O : k/u sedang kes CM
injeksi antibiotik Td : 117/87 mmHg
(ceftriaxone 1 gr 1 jam Nadi : 88 x/menit
pre operasi) Rr 20 x/menit
Suhu 36,3o C
GDS 109 mg/dl
(02/10/2023 jam 21:42)
Akral hangat
Terpasang infus RL 20
tpm
Ceftriaxone 1 gr (iv) jam
18:00 sudah diberikan
Form IC, penandaan
operasi, hasil Darah dan
rongen sudah
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
Asuhan keperawatan intra
operasi
2 Intra operasi
a. Laporan operasi
1) Mulai operasi jam 19:00 s/d 19:37
2) Mulai anastesi jam 19:02 WIB
3) Diagnose pra bedah : Hemoroid grade IV
4) Diagnose pasca bedah : Hemoroid grade IV post hemoroidectomy
5) Rencana tindakan : Hemoroidectomy
6) Dokter Bedah
- Dokter operator : Dr. Aryo Wibisono, SpB, FINACS, FICS
- Asisten : Br. dani
- Intrumen : Br. Rozi
7) Tim Anastesi :
- Dokter anastesi : Dr. Endah,sp.an
- Asisten anastesi : Zr. Winda
8) Jenis anastesi : Spinal
9) Therapy :
- Oksigen nasal kanul 2 lpm (untuk memberikan oksigen dalam
darah)
- Ondancentron 4 mg (untuk mengatasi mual, muntah)
- Tramadol 100 mg (untuk menghilangkan nyeri)
- Ketorolac 30 mg (untuk menghilangkan nyeri)
- Bupivacaine 12,5 mg (untuk bius)
10) Lama operasi : 35 menit
b. Persiapan dikamar operasi
1) Peralatan tidak steril terdiri dari meja instrrumen 1 dan 2, meja
operasi, lampu operasi, mesin suction, monitor, standar infus,
tempat sampah, penyambung kabel, penyangga tangan dan kaki,
troli untuk obat anastesi dan cairan infuse, mesin cauter.
2) Peralatan steril terdiri dari tromol kassa, perlengkapan baju , set
duk steril, dan set peralatan operasi.
c. Persiapan pasien
1) Mengecek kelengkapan pasien (Informed consent, cairan infus
pre op, therapy yang diberikan pre op, foto thorax, ekg, dan
pemeriksaan laboratorium)
2) Mengganti pakaian pasien dengan pakaian khusus kamar operasi
dan mengenakan topi khush kamar operasi
3) Menanyakan pasien sudah puasa apa belum, mempunyai riwayat
alerdi dan penyakit penyerta.
4) Memindahkan pasien dari bed ruangan ke kamar operasi
5) Memasang elektroda ekg, tensi meter dan saturasi oksigen.

d. Analisa data
No Data Problem/masalah Etiologi/penyebab
1 DS : - Risiko Perdarahan Tindakan
DO : (D.0012) Pembedahan
Hal 42
- Terpasang oksigen nasal
kanul 2 lpm
- Pasien terlihat tenang
- TD 133/87 mmHg
- Nadi 90 x/menit
- 25 x/menit
- Perdarahan ±20 ml
e. Diagnosa Keperawatan
Resiko perdarahan (D.0012) ditandai dengan tindakan pembedahan
f. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Kriteria dan Hasil Intervensi
Keperawatan
1 Kategori : Luaran utama : Intervensi pertama:
Fisiologis Tingkat perdarahan Pencegahan Perdarahan
(L.02017) hal 147 (I.02067) hal 283
Sub Kategori : Setelah dilakukan Observasi :
Sirkulasi tindakan 1) Monitor tanda dan
keperawatan selama gejala perdarahan
Risiko Perdarahan
1x45 menit 2) monitor tanda-tanda
(D.0012) ditandai
diharapkan tingkat vital ortostatik
dengan tindakan
perdarahan menurun
pembedahan Terapeutik :
dengan kriteria
hasil :
3) pertahankan bedrest
1) Perdarahan
selama perdarahan
anus menurun
2) Tekanan darah Edukasi :

cukup 4) anjurkan segera


membaik melapor jika terjadi
perdarahan
3) Denyut nadi
membaik kolaborasi :
4) Suhu tubuh
5) kolaborasi pemberian
cukup produk darah, jika
membaik perlu
Intervensi kedua:
Pemantauan tanda vital
(I.02060) hal 248
Observasi :
6) Monitor tekanan darah
7) Monitor nadi
8) Monitor pernapasan
9) Monitor suhu tubuh
10) Monitor oksimetri
nadi

Terapeutik :

11) Atur interval


pemantauan sesuai
kondisi pasien
12) Dokumentasikan
hasil pemantauan

Edukasi :

13) Jelaskan tujuan


dan prosedur
pemantauan
14) Informasikan
hasil pemantauan, jika
perlu

g. Catatan Perkembangan
Tgl/ Diagnosa Implementasi Evaluasi Tanda
Jam keperawatan tangan
06/10/2023 Risiko Perdarahan 1. Melakukan S:- Sri
23:00 (D.0012) ditandai pemeriksaan O:k/u sedang Fitriyani
dengan tindakan
keadaan kes CM
pembedahan.
umum dan TD : 120/80
ttv pasien mmHg
2. Memonitor Nadi : 87
tanda dan x/menit
gejala Rr 19x/menit
pendarahan Suhu 36,3
Spo2 98%
Akral hangat
Perdarahan
±20 ml
A : masalah
teratasi
P : intervensi
dihentikan,
tetap
monitor
tanda-tanda
perdarahan
post operasi

3 Post operasi
pasien pindah keruang pemulihan/Recovery Room pada tanggal 06/10/2023 jam
19:40 WIB, intruksi diruang pemulihan : posisi pasien supine, pantau ttv setiap 15
menit, selama 4 jam, monitor tanda-tanda perdarahan, jika tidak ada lapor dokter,
pindah ruangan rawat inap. Makan minum boleh
a. Pengkajian post operasi
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : CM
TTV :
TD : 124/85 mmHg
Nadi 98 x/menit
Suhu 36,0o C
RR 24 x/menit
Spo2 99%
Terpasang tampon
Akral dingin karena suhu ruang
Luka terbalut verban, verban kering, bersih
Perdarahan tidak ada
b. Terapy yang diberikan :
IVFD RL 20 tpm
Therapy rawat inap dan therapy pulang :
Cefixime caps 2x200 mg (antibiotic, untuk mempercepat persembuhan luka,
untuk tidak terjadi infeksi)
Ketorolak 3x1 (untuk menurunkan nyeri)
Asam mefenamat 3x1 (untuk menurunkan nyeri)
Buroginol supp 2x1 (untuk mengatasi anti perdarahan)
c. Kenyamanan :
DS : pasien mengatakan bagian operasi mulai nyeri, terasa perih cenat-cenut,
skala nyeri 7 dari 10, nyeri pada bagian operasinya saja, terus-menerus, pusing
tidak ada, mual tidak ada
DO :
P : post operasi
Q : seperti disayat-sayat
R : Skala nyeri 7 dari 10
S : diluka operasi
T : saat duduk
pasien terlihat kesakitan
TD : 124/85 mmHg
Nadi 98 x/menit
Suhu 36,0o C
RR 24 x/menit
Spo2 99%

d. Analisa data
No Data Problem/Masalah Etiologi/Penyebab
1 DS : pasien mengatakan bagian Nyeri akut Agen pencedera
operasi mulai nyeri, terasa perih (D.0077) Fisik (prosedur
cenat-cenut, skala nyeri 7 dari Hal : 172 operasi)
10, nyeri pada bagian
operasinya saja, terus-menerus,
pusing tidak ada, mual tidak ada
DO :
P : post operasi
Q : seperti disayat-sayat
R : Skala nyeri 7 dari 10
S : diluka operasi
T : saat duduk
- pasien terlihat kesakitan
- TD : 124/85 mmHg
- Nadi 98 x/menit
- Suhu 36,0o C
- RR 24 x/menit
- Spo2 99%
- Terpasang tampon
e. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur
operasi) ditandai dengan pasien tampak kesakitan, skala nyeri 7, tekanan
darah meningkat, nadi meningkat, pernapasan meningkat.

f. Rencana keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi
keperawatan
1 Kategori : Psikologis Luaran Utama : Intervensi :
Subkategori : Nyeri Tingkat nyeri (L.08066) Pemberian analgetik
dan Kenyamanan hal 145 (L.08243) Hal 251
Nyeri akut Setelah dilakukan Observasi :
(D.0077) tindakan keperawatan 1) Identifikasi
karakteristik nyeri
berhubunga selama 1x4 jam
2) Identifikasi riwayat
n dengan diharapkan tingkat nyeri alergi
3) Identifikasi
agen menurun, dengan kriteria
kesesuaian jenis
pencedera hasil : analgesik dengan
tingkat keparahan
fisik 1) Meringis menurun
nyeri
(prosedur 2) Keluhan nyeri 4) Monitor tanda-
tanda vital sebelum
operasi) menurun
dan sesudah
ditandai 3) Tekanan darah cukup pemberian
analgetik
dengan membaik
Edukasi :
pasien 4) Frekuensi nadi
5) Jelaskan efek terapi
tampak membaik
dan efek samping
kesakitan, obat
Kolaborasi :
skala nyeri
7, tekanan 6) Kolaborasi
pemberian dosis
darah
dan jenis analgetik,
meningkat, sesuai indikasi
nadi
meningkat,
pernapasan
meningkat.

g. Catatan Perkembangan
Tgl/ Diagnosa Implementasi Evaluasi Tanda
jam tangan
06/10 Nyeri akut (D.0077) 1) Melakukan S: Sri
2023 berhubungan dengan pemeriksaan - Pasien mengatakan fitriyani
21:30 agen pencedera fisik keadaan umum dan nyerinya sudah
(prosedur operasi). ttv pasien berkurang setelah
2) Mengkaji skala diberikan obat
nyeri - Pasien mengatakan
Skala nyeri untuk skala nyeri 4
numericnscale 0-10 O : k.u sedang kes CM
3) Berkolaborasi Terpasang infus RL 20
pemberian therapy tpm
analgetic (ketorolac Injeksi extra ketorolac
injeksi 30 mg, 30 mg (IV)
asmef 1 tab) Therapy oral : asmef 1
tab
Skala nyeri 4
Ttv :
TD : 118/78 mmHg
Nadi :92 x/menit
Suhu 36,0 OC
RR 18 x/menit
Spo2 99%
Akral hangat
A : masalah teratasi
sebagian
P:intervensi dilanjutkan
keruang rawat inap,
pasien sudah
diperbolehkan pindah
ruangan advice dokter
ruangan, score
bromage 0
h. Penilaian kesadaran
No. Scale Bromage Nilai

1. Gerakan penuh dari tungkai 0

2 Tak mampu ekstensi tungkai +Q25 1

3 Tak mampu fleksi LuTUT 2

4 Tak mampu fleksi pergelangan kaki 3

Ket: jika jumlah Score ≤ 2 pasaien dapat dipindahakan keruangan

Anda mungkin juga menyukai