Anda di halaman 1dari 12

Mengenai opini, tajuk rencana dan artikel

Tugas makalah remedial


Guru pengampu
Irma marpaung S.pd

NAMA :ERIK KURNIA PRATAMA


KELAS : 10 ATPH

SMK NEGERI 9 TEBO,SUMAY SUO-SUO


KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “PELANGGARAN PRINSIP
KERJA SAMA DALAM FILM CEK TOKO SEBELAH: KAJIAN PRAGMATIK” dapat
kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang pelanggaran atau kesalahan apa saja
yang biasa terjadi dalam bahasa keseharian yang bisa kita pelajari salah satunya dari karya
film. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai kepada
kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian
pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen pembimbing
kami, Bapak Rustono, M.Hum., dan Ibu Nike Widya Kusumastuti, S.S., M.A., dan juga
kepada teman-teman seperjuangan yang membantu kami dalam berbagai hal. Harapan kami,
informasi dan materi yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada
yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT. Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu
kami memohon kritik dan saran yang membangun bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim
penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Tebo, juni 2023

Daftar isi
COVER…………………………………………………………………………………………
…………………………………i
KATA
PENGANTAR…………………………………………………………………………………
……………………….ii
BAB I pendahuluan
1.1 Latar
belakang…………………………………………………………………………………………
……………………..1
BABII OPINI
2.1
OPINI…………………………………………………………………………………………
……………………..2
BABIII TAJUK RANCANA
3,1 TAJUK
RANCANA……………………………………………………………………………………
…………………………..4
BABVI ARTIKEL PENDIDIKAN
4.1 ARTIKEL
PENDIDIKAN…………………………………………………………………………………
……………………………..6
BAB V PENUTUP
5.1………………………………………………………………………………………………
………………..8
DAFTAR PUSTAKA
6.1………………………………………………………………………………………………
………………..9
BaB I pendahuluan
1. Latar belakang
Dalam ilmu jurnalistik, sebuah media massa tidak hanya bersifat informatif, namun ada pula
yang bersifat persuasif. Pernyataan ini sejalan dengan pandangan dari Effendy (2003) yang
menyatakan bahwa fungsi dari media massa selain untuk menyiarkan informasi, juga untuk
membujuk dan mengajak khalayak mengambil sikap tertentu. Salah satu bentuk jurnalistik
yang bersifat persuasif
adalah tajuk rencana (editorial). Hikmat, (2018:189) mengatakan “tajuk rencana (editorial)
adalah opini berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan
terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat”.
Melalui definisi tersebut, dapat diketahui bahwa sebuah tajuk rencana penting ada dalam
suatu media karena dapat menjadikarakter dari media massa yang bersangkutan di mata
masyarakat.Mengingat pentingnyasebuah tajuk rencana (editorial) ada pada media massa,
sudah sepatutnya setiap media massa baik cetak maupun elektronik dapat memproduksi tajuk
rencana dan materi mengenai tajuk rencana (editorial) juga penting dipahami oleh siswa.
Namun, saat ini tajuk rencana lebih banyak
dijumpai pada surat kabar dan sangat jarang disiarkan pada media massaelektronik lainnya.
Hal ini bisa saja disebabkan oleh banyaknya definisi yang mengarahkan tajuk rencana hanya
dapat dijumpai pada surat kabar atau majalahseperti pendapat dari Kurnia (dalam Ananda,
2019) yang mengatakan bahwa tajuk rencana merupakan sebuah tulisan di surat kabar atau
koran. Selain pendapat tersebut, pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) edisi V (2016)
disebutkan bahwa tajuk rencana adalah karangan pokok dalam surat kabar, majalah, dan
sebagainya. Sedangkan, apabila mencari arti kata editorial, maka makna yang muncul adalah
artikel dalam surat kabar atau majalah yang mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan
surat kabar mengenai beberapa pokok masalah. Bahkan, pada buku teks Bahasa Indonesia
SMA/MA/SMK/MAK Kelas XII Edisi Revisi 2018, juga menjelaskan bahwa teks editorial
merupakan artikel utama yang ditulis oleh redaktur koran yang merupakan pandangan redaksi
terhadap suatu peristiwa aktual, fenomenal, dan kontroversial.Pandangan mengenai tajuk
rencana yang hanya dapat dijumpai pada surat kabar atau majalah terbantahkan melalui
pendapat dari Effendy (2003: 148) yang mengatakan “media massa sangat berhubungan erat
dengan tajuk rencana, karena tajuk rencana ada pada bagian media”. Ia juga menambahkan
bahwa media massa adalah sarana penyampaian pesan yang berhubungan langsung dengan
masyarakat luas seperti radio, televisi, surat kabar, dan film. Maka, tajuk rencana tak hanya
bisa dijumpai pada surat kabar tetapi juga bisa didengar melalui siaran radio.Dari hasil
observasi, terdapat satu stasiun radio yang masih aktif didengar oleh masyarakat, khususnya
di daerah Buleleng yaitu Radio Guntu.

1
BAB II
1.Opini
BERITA ditangkapnya beberapa tokoh sentral Khilafatul Muslimin menyisakan tanya
mengandung cemas. Organisasi itu membawahi dan membina 30 sekolah (Media Indonesia,
14/6) yang tersebar dan sudah berdiri belasan tahun di Indonesia. Bahkan, Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT) mendeteksi ada 400 sekolah di bawah naungan
organisasi serupa. Struktur kurikulum sekolah mereka dirancang untuk menanamkan nilai
dan doktrinasi khilafah sebagai sistem tunggal bernegara kepada siswa dan guru.Pertanyaan
kemudian, bagaimana bisa sistem pendidikan dan kurikulumnya bertahan lama di sekolah
(madrasah) tanpa pengawasan negara? Bagaimana dan sejauh mana pengaruh doktrin tersebut
bagi siswa dan lingkungannya? Ideologi dan kurikulumDalam kurikulum sekolah berideologi
khilafah begini; semua konsepsi fundamental kenegaraan dan kebangsaan Indonesia yang
disepakati the founding fathers and mothers tertolak dan dibuang begitu saja. Seandainya
dipelajari pun dengan maksud memperlemah ideologi Pancasila, melalui metode indoktrinasi
atau dogmatisasi yang lazim dipakai. Menyerukan negara khilafah dan menolak sistem
demokrasi Pancasila, diklaim sebagai esensi agama yang ditanamkan kepada siswa. Lama-
lama menjadi nilai (value) hidup yang diimani sebagai kebenaran tunggal, wajib
mempertahankan, dan menyebarkannya karena diperintah Tuhan.Relasi peran kurikulum,
sekolah, dan guru dengan ketat dan kuat melakukan reproduksi ideologi (khilafah) kepada
siswa. Kurikulum pembelajaran yang antikonsep negara bangsa, meminggirkan Pancasila,
disertai imaji mendirikan khilafah internasional secara absolut. Saat pembelajaran, guru
dipastikan mendominasi wacana dalam kelas sehingga dinding sekolah tak ubahnya tembok
pembatas antara yang islami atau bukan, yang berasas syariat atau maksiat, dan yang beriman
atau kafir. Sekolah kian eksklusif dengan pengawasan ketat pada siswa. Sekolah dan
kurikulum menindas pikiran siswa. Kurikulum yang menundukkan, bukan yang
memerdekakan.Sekolah bukan lagi arena untuk merayakan pikiran terbuka. Praktik
pembelajaran yang dialogis dan kritis akan dikubur dalam-dalam. Siswa akan dijauhkan dari
perdebatan, sedangkan pikiran merdeka dicurigai sebagai liberalisasi agama. Tidak akan hadir
ruang diskusi dan berpikir kritis dalam pembelajaran. Karena sedari lahir, kurikulum sekolah
sudah dibuhul mati dengan dogma plus tafsiran final bahwa mendirikan negara khilafah
adalah kewajiban agama.Ancaman neraka dan dihukumi dosa siapa pun yang
mengingkarinya. Doktrin demikian membuahkan paham, keyakinan, imajinasi, dan perasaan
yang disimpan terpatri di hati sanubari siswa. Prinsip itu dibawa ke mana pun pergi sebagai
pegangan hidup. Dus, bagaimana suasana bertukar pikiran siswa dan guru terbangun dengan
sistem kurikulum demikian tertutup.Kelompok elite organisasi melalui sistem kurikulum
doktrin yang dipegang teguh. Relasi antara sekolah, kurikulum, dominasi, ideologi, dan
negara yang dipaparkan di atas berangkat dari konsep ahli pedagogik kritis Michael W Apple,
dalam bukunya Ideology and Curriculum (1979). Meskipun analisisnya.
2
sebagai perpanjangan tangan elite untuk mencapai tujuan ideologis organisasi. Pendidikan
Pancasila di kurikulumDua perspektif strategi diharapkan mangkus memitigasi pemahaman
kebangsaan keliru yang telanjur diimani siswa dan guru, sekaligus upaya preventif agar
doktrin anti-Pancasila dan anti-NKRI tidak makin menyebar, yaitu perspektif kultural dan
struktural.Yang pertama, mendorong kita orang dewasa termasuk elite, pejabat publik, dan
tokoh masyarakat memberikan teladan Pancasila dalam perbuatan. Dengan begitu, anak akan
mencontoh laku orang dewasa. Uswatun hasanah sesuai perintah agama akhirnya benar-benar
mewujud. Kedua, perspektif struktural, strategi pengarusutamaan Pancasila melalui
kurikulum pendidikan mendesak dilakukan secara masif dan terencana melalui tiga
cara.Pertama, memperkuat pendidikan Pancasila di sekolah. Kurikulum merdeka yang baru
diluncurkan Kemdikbud-Ristek, hendaknya berperan sebagai strategi efektif penanaman
nilai-nilai ideologi bagi generasi bangsa melalui pendidikan formal, informal, dan nonformal.
Pendidikan Pancasila sebagai mata pelajaran wajib bertujuan agar siswa mampu memahami,
menyadari, meyakini, dan mengaktualisasikan Pancasila sebagai dasar negara, ideologi
negara, dan pandangan hidup bangsa.Dalam struktur kurikulum baru, ruang lingkup (scope)
dan urutan (sequence) materi pendidikan Pancasila mestinya makin kukuh dan komprehensif
ditinjau dari aspek ideologis, historis, sosiologis, dan pedagogis. Proses pembelajaran oleh
guru mengedepankan keterampilan berpikir kritis, dialogis, dan partisipatif dengan
pendekatan kekinian sesuai dengan jiwa zaman (zeitgeist) generasi Z dan alpha.Subjek ini
hendaknya bertransformasi ke arah yang semakin jelas struktur keilmuannya, lebih hidup dan
bertenaga ketimbang model pendidikan moral Pancasila (PMP) dan pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan (PPKn) masa Orde Baru yang serbanormatif. Pelajaran tidak berkembang
karena pendekatan pembelajaran bersifat indoktrinatif, regimentatif, monologis, dan tidak
partisipatif (Azyumardi Azra, 2008).Kedua, pengarusutamaanPancasila melalui Proyek
Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). P5 dengan skema project based learning, bersifat
kolaboratif lintas mata pelajaran, kontekstual, dengan alokasi waktu, dan rapor tersendiri.
Pancasila dimiliki secara kolektif semua mata pelajaran. Siswa melakukan dan mengalami
sendiri bagaimana mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila secara sadar.Aktivitas
pembelajaran proyek mengantar siswa menuju pengalaman belajar Pancasila yang kompleks
dan dirancang sesuai dengan kondisi realitas. Pembelajaran proyek menghadirkan suasana
belajar menyenangkan sehingga siswa termasuk guru menikmati setiap proses
pembelajaran.Ketiga, karena Pancasila ditempatkan sebagai asas pengembangan sekolah dan
kurikulum, seluruh aktivitas di sekolah; intra, ko, dan ekstrakurikuler bertumpu dan
dikembangkan melalui nilai Pancasila. Akan menjadi budaya sekolah sehingga membentuk
ekosistem pendidikan yang bernapaskan Pancasila. Dengan syarat mutlak kompetensi
profesional guru, yang sungguh-sungguh sepenuh hati berupaya memerdekakan alam pikiran
siswa, agar menjadi warga negara yang cerdas dan baik (smart and good citizen).

BAB III
1.Tajuk rencana
SETIAP media cetak yang dikelola secara profesional, selalu ada kolom Tajuk Rencana atau
yang dikenal juga dengan istilah Editorial. Biasanya, kolom Tajuk Rencana tersebut selalu
bersamaan dengan kolom opini dan surat pembaca, serta box redaksi atau susunan jajaran
redaksi, mulai dari pemimpin umum/penanggungjawan, pemimpin redaksi, redaktur
pelaksana, redaktur halaman dan nama wartawan. Ada juga media cetak yang menamai
jabatan jajaran redaksi dengan korlip setingkat redaktur pelaksana atau redaktur. Pemberian
istilah tersebut sangat tergantung juga dengan kebijakan redaksi.
Lantas timbul pertanyaan, apa itu Tajuk Rencana? Secara sekilas bisa dikatakan atau
diartikan, Tajuk Rencana tersebut adalah artikel pokok dalam surat kabar yang merupakan
pandangan redaksi terhadap peristiwa yang sedang menjadi pembicaraan pada saat surat
kabar itu diterbitkan.
Kemudian, dalam Tajuk Rencana atau Editorial biasanya diungkapkan adanya informasi atau
masalah aktual, penegasan pentingnya masalah, opini redaksi tentang masalah tersebut, kritik
dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi akan peran serta pembaca.
Selanjutnya, dalam penulisan Tajuk Rencana, merupakan pernyataan fakta dan opini ini
biasanya diutarakan secara singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan dengan tujuan
untuk mempengaruhi pendapat atau menerjemahkan berita yang menonjol agar pembaca
menjadi menyimak seberapa penting berita tersebut.
Sedangkan fungsi Tajuk Rencana atau Editorial biasanya menjelaskan tentang berita, artinya,
dan akibatnya pada masyarakat. Kemudian Tajuk Rencana juga mengisi latar belakang dari
kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi dengan lebih
menyeluruh.
Bahkan dalam Tajuk Rencana terkadang juga ada ramalan atau analisis kondisi yang
berfungsi untuk mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat
terjadi, serta meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.
Adapun ciri-ciri dari Tajuk Rencana tersebut, berisi opini redaksi tentang peristiwa yang
sedang hangat dibicarakan, serta berisi ulasan tentang suatu masalah yang dimuat. Biasanya
berskala nasional, berita internasional dapat menjadi Tajuk Rencana, apabila berita tersebut
memberi dampak kepada nasional.
Di dalam Tajuk Rencana tersebut, tertuang pikiran subjektif redaksi yang meliputi aspek-
aspek yang menjadi fokus dalam Tajuk Rencana.
Perlu juga diketahui, siapa penulis Tajuk Rencana tersebut? Biasanya pemimpin redaksi atau
redaktur pelaksana dan redaktur halaman senior.

4
Langkah awal dalam penulisan Tajuk Rencana tersebut, membuat judul, memaparkan latar
belakang masalah, menyebutkan tokoh yang jadi topik penulisan, menyampaikan masalah
secara detail secara singkat padat.
Setelah itu, penulis Tajuk Rencana menerangkan opininya atau pandanganya terhadap
masalah, serta memberikan saran pendapat terhadap masalah yang terjadi. Berikutnya, si
pembuat Tajuk Rencana haruslah memberikan saran terhadap masalah yang dibahas, serta
memberikan solusi untuk mengatasi masalah yang dibahas atau yang ditulis.
Khusus media harian Kompas, selain membuat Tajuk Rencana medianya, juga mengutip
Tajuk Rencana dari media cetak yang terbit lainya, seperti Republika dan Media Indonesia.
Tujuan Kompas memberikan opini dari media lain untuk pembacanya. Bisa jadi juga
Kompas, memberikan padangan lain terhadap pembacanya, khususnya tentang masalah yang
jadi bahan kajian media cetak lainnya.

5
BAB IV
1 Artikel
kesepakatan masyarakat.Pendidikan sebagaisebuah kegiatan dan proses aktivitas
yangdisengaja merupakan gejala masyarakat ketikasudah mulai disadari pentingnya
upayauntukmembentuk,mengarahkan, dan mengaturmanusia sebagaimana dicita-citakan
masyarakat.Sebelum kita membahas tentangpendidikan karakter ini lebih jauh lagi mari
kitalihat data berikut ini yang memberikan
gambaran kepada kita:
a) 158 kepala daerah tersangkut korupsi
b) sepanjang 2004-2011
c) 42 anggota DPR terseret korupsi pada kurun
d) waktu 2008-2011
e) 30 anggota DPR periode 1999-2004 terlibat
f) kasus suap pemilihan DGS BI
g) Kasus korupsi terjadi diberbagai lembaga
seperti KPU,KY, KPPU, Ditjen Pajak, BI,dan BKPMSumber : Litbang KompasKini setelah
membaca faktadiatas, apayang ada dalam pikiran kita? Yah, itu adalah beberapa kasus yang
membuat hati kita“terhentak” melihat kelakuan para pejabatnegara, yang sudah tentu mereka
adalah orangrangcerdas secara intelektual, tapi mengapamereka sampai melakukan hal
demikian karenamereka tidak memiliki kepribadian yangberkarakter.Pendidikan karakter,
sekarang inimutlakdiperlukan bukan hanya di sekolah saja, tapidirumah dan di lingkungan
sosial. Bahkansekarang ini peserta pendidikan karakter bukanlagi anak usia dini hingga
remaja, tetapi jugausia dewasa. Mutlak perlu untuk kelangsunganhidup Bangsa
ini.Bayangkan persaingan apa yang akanmuncul ditahun-tahun mendatang? Yang jelas
ituakan menjadi beban kita dan orangtua masa kini.Saat itu, anak-anak masa kini akan
menghadapipersaingan dengan rekan-rekannya dari berbagai
belahan Negara di Dunia. Bahkan kita yangmasih akan berkarya ditahun tersebut
akanmerasakan perasaan yang sama. Tuntutankualitas sumber daya manusia pada
mileniummendatang tentunya membutuhkan goodcharacter.Bagaimanapun juga, karakter
adalahkunci keberhasilan individu. Dari sebuahpenelitian di Amerika, 90 persen
kasuspemecatan disebabkan oleh perilaku buruk
seperti tidak bertanggung jawab, tidak jujur, danhubungan interpersonal yang buruk. Selain
itu,terdapat penelitian lain yang mengindikasikanbahwa 80 persen keberhasilan seseorang di
masyarakat ditentukan oleh emotional quotient.Berdasarkan latar belakang di atas
makapenulis membuat rumusan masalah dalam artikelini adalah sebagai berikut:
1. Apa makna dari pendidikan karakter?
2. Apa saja strategi pelaksanaan pendidikan
3. karakter?
4. Apa ujuan dari pendidikan karakter?
5
Adapun tujuan dari penulisan artikel iniadalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami makna
2. pendidikan karakter.
3. Mengetahui strategi pelaksanaan pendidikan
4. karakter.
5. Mengetahui tujuan pendidikan karakter.

7
BAB V PENUTUP
a) Kesimpulan
Pendidikan adalah hal yang terpenting bagi setiap individu dalam
meningkatkan kemampuan pengetahuannya. Selain itu, pendidikan juga dapat
dijadikan sebagai salah satu keberhasilan kemajuan negara yang dapat
menumbuhkan kepribadian bangsa, memperkuat identitas nasional maupun
memperkuat jati diri suatu bangsa

b) saran
Inilah era disrupsi. Inovasi teknologi mampu mengubah pola-pola lama
kehidupan sosial bahkan menciptakan anomali (Christensen, 2015). Kemajuan
teknologi kontemporer telah membentuk ulang cara kita berinteraksi dan
berkomunikasi yang menjadi penciri kemajuan masyarakat pasca modern. Yaitu
lahirnya institusi maya, menggeser aktivitas-aktivitas kita yang awalnya
dilakukan di dunia nyata, beralih ke dunia maya.

8
Daftar Pustaka
https://media.neliti.com

daftar pustaka
https://media.neliti.com

Anda mungkin juga menyukai