Dosen Pengampu :
Ely Isnaeni S.Kep, M.Kes., Ns.
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas semua
limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Makalah Dan Roleplay Timbang Terima Manajemen Keperawatan” dengan
baik.
Maksud dan tujuan kami untuk menyusun makalah ini, yaitu dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Manajemen. Dalam menyusun dan
mengumpulkan data, karena keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami tentang materi
yang kami pilih, menyebabkan kami mendapatkan bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ely Isnaeni S.Kep, M.Kes., Ns. selaku dosen pengampu yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas menyusun makalah ini dengan mudah.
2. Semua pihak yang telah memberikan bantuan semangat, motivasi, serta
dukungan secara langsung maupun tidak langsung, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan maksimal dan tepat waktu.
Dalam penulisan makalah ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk
membuahkan hasil yang baik. Namun, kami sadar bahwa dalam penyusunannya masih
banyak kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna karena keterbatasan kemampuan
yang kami miliki. Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan saran
dan kritik yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan penyusunan makalah
ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB 1.......................................................................................................................................................26
PENDAHULUAN....................................................................................................................................26
A. Latar Belakang............................................................................................................................26
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................................27
C. Tujuan Penelitian........................................................................................................................27
D. Manfaat Penelitian.......................................................................................................................28
BAB 2.......................................................................................................................................................29
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................................................29
A. Definisi Handover........................................................................................................................29
B. Tujuan Handoνer.........................................................................................................................29
C. Manfaat Handoνer.......................................................................................................................30
D. Fungsi Handover..........................................................................................................................31
E. Langkah-langkah Handoνer.......................................................................................................31
F. Prosedur Handoνer......................................................................................................................31
G. Metode Handoνer.....................................................................................................................33
H. Hal yang perlu diperhatikan dalam Handoνer......................................................................34
I. Alur Handoνer.............................................................................................................................35
J. Format Handoνer dengan SBAR................................................................................................36
K. Faktor yang Mempengaruhi Handoνer..................................................................................36
L. Efek Handoνer.............................................................................................................................37
M. Dokumentasi Handoνer...........................................................................................................37
N. Evaluasi Handoνer.......................................................................................................................38
BAB 3.......................................................................................................................................................39
ROLEPLAY.............................................................................................................................................39
BAB 4.......................................................................................................................................................45
PENUTUP................................................................................................................................................45
ii
A. Kesimpulan..................................................................................................................................45
B. Saran.............................................................................................................................................45
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi sepert ini, pelayanan kesehatan menjadi suatu hal yang penting bagi
kesejahteraan masyarakat. Pelayanan kesehatan ini tentunya diikuti dengan pelayanan yang
prima dan professional sehingga sesuai dengan standar pelayanan yang optimal. Tujuan yang
akan dicapai yaitu memuaskan konsumen atau pasien (Tazkiyah, 2014).
Perawat merupakan petugas kesehatan yang sangat penting dalam proses pronegobatan.
Kinerja perawat menjadi ujung tombak pelayanan kesehatan yang sangat penting untuk dikaji
dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan (Aulia et al,
2023). Pada saat perawat melakukan tugasnya, harus sesuai dengan tugas yang dimiliki.
Setiap tenaga kesehatan melakukan tugasnya wajin mematuhi standar profesi kinerja tenaga
kesehatan. Seorang perawat harus menunjukan sikap profesionalismenya dalam menjalankan
tugasnya. Salah satu tugas yang menuntut sikap profesionalisme perawat adalah
meningkatkan pelayanan asuhan keperawatan melalui timbang terima (Ayumi et al, 2016).
Timbang terima adalah proses penyampaian informasi pada saat pergantian shift perawat
(Tatiwakeng et al, 2021). Timbang terima adalah suatu Teknik serah terima informasi terkait
keadaan/kondisi pasien secara singkat dan akurat (Mareistika et al, 2021). Menurut (Sally et
al, 2018) timbang terima merupakan tenik yang digunakan untuk meyampaikan dan
menerima laporan sehubungan dengan keadaan klien secara akurat lebih nyata untuk sasaran
keselamatan pasien (SKP). Dari beberapa pengertian dapat disimpulkan bahwa timbang
terima merupakan pelayanan keperawatan yang dilakukan dengan Teknik menyampaikan
dan menerimpa informasi terkait kondisi pasien secara akurat, serta dilaksanakan saat
pergantian shift perawat.
Pelaksanaan timbang terima dilakukan secara efektif secara singkat, padat, dan jelas tentang
Tindakan keperawatan yang telah dilakukan. Perawat melaksanakan timbang terima dengan
perawat lainnya dengan menyampaikan informasi secara akurat. Pelaksanaan ini dilakukan
oleh perawat penanggung jawab sore atau malam (Tazkiya, 2014).
Timbang terima dilakukan dengan benar dan baik dapat mengindetifikasi kesalahan serta
memfasilitasi dalam kesinambungan perawatan pasien. Oleh karena itu, pelaksanaan timbang
terima harus ditingkatkan kualitasnya dengan cara meningkatkan komunikasi yang efektif
dan mempersiapkan data yang akurat sehingga asuhan keperawatan yang diberikan akan
mampu dilakukan secara berkelanjutan dan mewujudkan tanggung jawab serta tanggung
gugat dari seorang perawat (Tazkiyah, 2014).
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang ‘’Konsep
Timbang Terima’’ pada bidang keperawatan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapat berdasarkan latar belakang diatas sebagai berikut:
1. Apakah pengertian timbang terima?
2. Apakah tujuan timbang terima?
3. Apakah manfaat timbang terima?
4. Apakah fungsi timbang terima?
5. Apakah factor-faktor timbang terima?
6. Apakah hal yang mempengaruhi timbang terima?
7. Bagaimana Langkah-langkah pelaksanaan timbang terima?
8. Bagaimana prosedur timbang terima?
9. Bagaimana metode timbang terima?
10. Bagaimana alur timbang terima?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang didapat berdasarkan rumusan masalah diantaranya sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami pengertian timbang terima
2. Mengetahui dan memahami tujuan timbang terima
3. Mengetahui dan memahami manfaat timbang terima
4. Mengetahui dan memahami fungsi timbang terima
5. Mengetahui dan memahami factor-faktor timbang terima
6. Mengetahui dan memahami hal yang mempengaruhi timbang terima
7. Mengetahui dan memahami Langkah-langkah pelaksanaan timbang terima
27
8. Mengetahui dan memahami prosedur timbang terima
9. Mengetahui dan Memahami metode timbang terima
10. Mengetahui dan memahami alur timbang terima?
D. Manfaat Penelitian
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan wawasan baru bagi para pembaca
mengenai ‘’Konsep Timbang Terima’’ terutama dalam bidang keperawatan.
28
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Handover
Operan dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah handover, dalam istilah lain
operan/timbang terima memiliki beberpa istilah yaitu handover, handoffs, shift report,
signout, signover, cross coverage, overhand, report nursing (Triwibowo, 2013; Nursalam,
2015; Putra, 2016). Handover merupakan suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
suatu laporan yang berkaitan dengan keadaan pasien. Handover harus dilakukan seefektif
mungkin secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan
kolaboratif yang sudah dilakukan atau belum dan perkembangan pasien saat itu.
Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan asuhan keperawatan
dapat berjalan dengan sempurna (Triwibowo, 2013).
B. Tujuan Handoνer
Operan memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi komunikasi tentang tugas
perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk kesinambungan dalam
keselamatan pasien dan keefektifan dalam bekerja (Putra, 2016). Sedangkan menurut
Nursalam (2015) Secara umum tujuan timbang terima yaitu mengkomunikasikan keadaan
pasien dan menyampaikan informasi yang penting. Sedangkan tujuan khusus timbang
terima yaitu:
1. Menyampaikan kondisi dan data keadaan pasien (data fokus).
29
2. Men yampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam asuhan keperawatan kepada
pasien.
3. Menyampaikan hal yang penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
Timbang terima (Handover) memiliki tujuan untuk mengakurasi, mereliabilisasi
komunikasi tentang tugas perpindahan informasi yang relevan yang digunakan untuk
kesinambungan dalam keselamatan dan keefektifan dalam bekerja.
C. Manfaat Handoνer
Adapun manfaat operan bagi perawat menurut Nursalam (2015) yaitu:
1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawatMenjalin hubungan kerjasama
dan bertanggung jawab antar perawat
2. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien dilaksanakan secara
berkesinambungan
3. Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna.
Sedangkan manfaat bagi pasien yaitu pasien dapat menyampaikan masalah secara
langsung bila ada yang belum terungkap (Nursalam, 2015) Adapun manfaat lain dalam
pelaksanaan handover yaitu:
1. Kunci dari operan (handove) yaitu kualitas asuhan keperawatan selanjutnya. Misalnya
penyediaan informasi yang tidak akurat atau adanya kesalahan yang dapat
membahayakan kondisi pasien.
2. Selain mentransfer informasi pasien, operan (handover) juga merupakan sebuah ritual
atau kebiasaan yang dilakukan oleh perawat. Handover mengandung unsur-unsur
kebudayaan, tradisi, dan kebiasaan. Selain itu handover juga sebagai dukungan
terhadap teman sejawat dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan selanjutnya.
3. Operan (Handover) juga memberikan manfaat katarsis, karena perawat yang
mengalami kelelahan emosional akibat asuhan keperawatan yang dilakukan bisa
diberikan kepada perawat berikutnya pada pergantian shift dan tidak dibawa pulang.
Dengan kata lain, proses handover dapat mengurangi kecemasan yang terjadi pada
perawat.
30
4. Operan (Handover) memiliki dampak yang positif bagi perawat, yaitu memberikan
motivasi, menggunakan pengalaman dan informasi untuk membantu perencanaan
pada tahap asuhan keperawatan selanjutnya (pelaksanaan asuhan keperawatan
terhadap pasien yang berkesinambungan), meningkatkan kemampuan komunikasi
antar perawat, menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar
perawat, dan perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara komprehensif.
5. Operan (Handover) memiliki manfaat bagi pasien diantaranya, pasien mendapatkan
pelayanan kesehatan yang optimal, dan dapat menyampaikan masalah secara
langsung bila ada yang belum terungkap. Bagi rumah sakit, handover dapat
meningkatkan pelayanan keperawatan kepada pasien secara komprehensif (Australian
Healthcare dan Hospitals Association atau AHHA, 2009).
D. Fungsi Handover
Sekecil apapun kegiatan yang akan dilakukan pasti memiliki tujuan dan fungsi maupun
kegunaan, begitu juga operan/timbang terima (handover) yang memiliki 2 fungsi utama
yaitu:
1. Sebagai forum untuk bertukar pendapat dan mengekspersikan perasaan perawat.
2. Sebagai sumber informasi yang akan menjadi dasar dalam penctapan keputusan dan
tindakan keperawatan (Putra, 2016).
E. Langkah-langkah Handoνer
Melaksanakan suatu kegiatan tentunya memiliki beberapa langkah yang harus dilewati
agar kegiatan yang dilakukan bisa terlaksana secara sistematis, adapun langkah dalam
pelaksanaan operan/ timbang terima (handover) menurut (Nursalam, 2011) yaitu:
1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap
2. Shift yang akan menyerahkan dan mengoperkan perlu mempersiapkan hal-hal apa
yang akan disampaiakan
3. Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab shift yang selanjutnya
meliputi:
a) Kondisi atau keadaan pasien secara umum
b) Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan
c) Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan
d) Penyampaian operan harus dilakukan secara jelas dan tidak terburu-buru
31
e) Perawat primer dan anggota kedua shift bersama secara langsung melihat keadaan
pasien.
F. Prosedur Handoνer
Kegiatan operan (handover) yang dilaksanakan dengan baik dan benar tentunya
memerlukan sebuah prosedur yang jelas agar tercapai tujuan yang diharapkan sesuai
dengan rencana, dengan adanya prosedur yang jelas sehingga tidak menyalahi aturan
yang sudah ada dalam pelaksanaannya, adapun prosedur operan/timbang terima
(handover) menurut (Nursalam, 2002 dalam Putra, 2016) yaitu:
1. Persiapan
a) Kedua kelompok dalam keadaan siap.
b) Kelompok yang akan bertugas menyiapkan buku catatan.
2. Pelaksanaan
Dalam penerapannya dilakukan timbang terima kepada masing-masing penanggung
jawab:
32
lainnya, persiapan untuk konsultasi atau prosedur lainnya yang tidak
dilaksanakan secara rutin.
f) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi atau tanya
jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang kurang jelas penyampaian
pada saat timbang terima secara singkat dan jelas.
g) Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 5 menit kecuali pada
kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
h) Pelaporan untuk timbang terima dituliskan secara langsung pada buku laporan
ruangan oleh perawat.
Timbang terima memiliki 3 tahapan yaitu:
1. Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggungjawab.
Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya.
2. Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang melakukan
pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa pertukaran
informasi yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah antara perawat yang shift
sebelumnya kepada perawat shift yang datang.
3. Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan
tugas yang dilimpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan
untuk melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau pada pasien
langsung.
G. Metode Handoνer
1. Timbang terima dengan metode tradisional
Bedasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassen dan Jagoo (2012) di sebutkan
bahwa operan jaga (Handover) yang masih tradisional adalah:
a) Dilakukan hanya di meja perawat.
b) Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan munculnya
pertanyaan atau diskusi.
c) Jika ada pengecckan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara umum
d) Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, schingga proses
informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to date.
2. Timbang terima dengan metode bedside Handover
33
Menurut Kassen dan Jagoo (2012) Handover yang dilakukan sekarang sudah
menggunakan model bedside HandoveryaituHandoveryang dilakukan di samping
tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien secara langsung
untuk mendapatkan feedback. Secara umum materi yang disampaikan dalam proses
operan jaga baik secara tradisional maupun bedside Handover tidak jauh berbeda,
hanya pada Handover memiliki beberapa kelebihan diantaranya:
a) Mengingatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait kondisi
penyakit secara up to date.
b) Mengingatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan perawat.
c) Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien secara
khusus
d) Bedside Handover juga tetap diperhatikan aspek kerahasian pasien jika ada
informasi yang ditunda terkait adanya komplikasi penyakit atau persepsi medis
yang lain.
3. Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya
a) Menggunakan tape recorder
Melakukan perekaman data tentang pasien kemudian diperdengarkan saat jaga
selanjutnya datang. Metode itu berupa one way communication (komunikasi satu
arah) Menggunakan komunikasi oral atau spoken (lisan) Melakukan pertukaran
informasi dengan berdiskusi.
b) Menggunakan komunikasi tertulis
Melakukan pertukaran informasi dengan melihat pada medical record (rekam
medis) saja atau media tertulis lain. Berbagai metode yang digunakan tersebut
masih relevan untuk dilakukan bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga
metode untuk dikombinasikan.
34
Operan dilaksanakan tepat pada waktunya pergantian sift, yang berarti bahwa opearan
yang dilaksanakan perawat di ruangan rawat harus tepat dengan jam yamh telah
ditentukan dan operan dapat dilaksanakan tepat waktu sehingga tanggung jawab
pulang perawat yang berdinas di sift sebelumnya serta operan yang diserahkan
terkesan tidak terburu – buru dan mengurangi kesalahan dalam operan
2. Dipimpin oleh kepala ruang atau penanggung jawab pasien (PP). pelaksanakan
operan yang dilaksanakan pada sift pagi dipimpin oleh kepala ruang sedangkan untuk
yang berdinas siang dan malam operan dipimpin oleh perawat penanggung jawab,
dengan hal demikian perawat yang berdinas berperan sesuai tugas dan tanggung
jawabnya sehingga tidak tumpang tindih pembagian tugas dalam pelaksanaan operan.
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas. Operan yang
dilaksanakan dihindari oleh semua perawat yang telah dan yang akan berdinas
sehingga operan yang dilakukan dapat berlangsung dengan baik karena dihindari oleh
semua perawat dikedua belah pihak dan perawat yang jaga disift selanjutnya juga
dapat melakukan klarufukasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal – hal
yang telah dioperkan dan berhak menanyakan mengenai hal – hal yang kurang jelas.
I. Alur Handoνer
Menurut Nursalam (2015) atur timbang terima meliputi situation (kondisi terkini yang
terjadi pada pasien), sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk dan hari perawatan,
serta dokter yang merawat dan sebutkan diognosa medis dan masalah keperawatan yang
belum atau sudah teratasi/keluhan.
Diagnosa Keperawatn
Data Demografi SITUATION (Data)
Diagnosa Medis
BACKGROUND
35
Riwayat Keperawatan
Assessment
Rekomendation
36
(Info penting yang berhubungan demgam kondisi pasien terkini ) meliputi : Jelaskan
intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien dari setiap diagnose keperawatan.
3. A. Assessment
(hasil pengkajian dari kondisi pasien saat ini ) meliputi : Jelaskan secara lengkap hasil
pengkajian pasien terkini seperti tanda vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, braden,
restain, resiko jatuh, pivas score, sataus nutrisi, kemampuan eliminasi dan lain – lain.
L. Efek Handoνer
Timbang terima atau operan jaga memiliki efek –efek yang sangat mempengaruhi diri
seorang perawat sebagai pemberi layanan kepada pasien.
1. Efek Fisiologi
Kualitas tidur termasuk tidur siang tidak seefektif tidur malam, banyak gangguan dan
biasanya diperlukan waktu istirahan untuk menebus kurang tidur selama kerja malam.
2. Efek Psikososial
Efek ini berpengaruh adanya gangguan kehidupan keluarga, efek fisiologis hilangnya
waktu luang, kecil kesempatan untuk berinteraksi dengan teman, dan mengganggu
aktivitas kelompok dalam masyarakat
3. Efek terhadap kesehatan shift kerja menyebabkan gangguan gastrointestinal, masalah
ini cederung terjadi pada usia 40-50 tahun.
M. Dokumentasi Handoνer
Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam komunikasi
keperawatan. Hal ini digunakan untuk memvalidasi asuhan keperawatan , saran
komunikasi antar tim kesehatan, dan merupakan dokumen pasien dalam pemberian
asuhan keperawatan.
1. Identikasi pasien
2. Dokter yang menangani
3. Kondisi umum pasien saat ini
37
4. Masalah keperawatan
5. Tindakan kolaborasi
N. Evaluasi Handoνer
Adapun evalusi yang diinginkan dari pelaksanaan handover yaitu :
1. Evalusi Struktur
Timbang terima, sarana dan prasaran yang menunjung telah bersedia antara lain:
catatan timbang terima, status klien dan kelompok shift timbang terima
2. Evaluasi Proses
Proses timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan dan dilaksanakan oleh seluruh
perawat yang tugas maupun yang akan mengganti sift
3. Evalusi Hasil
Timbang terima dapat dilaksanakan setiap pergantian sift. Setiap perawat dapat
mengetahui perkembangan klien. Komunikasi antara perawat berjalan dengan baik
38
BAB 3
ROLEPLAY
Pemeran :
Narator : Yusmina
Kepala ruangan : Syafa
Katim : Umi
PP (malam) : Windrajid
: Sovia
: Weldan
PP (pagi) : Syahdan
: Veren
: Tamara
Pasien : Yessy
Di nurse station kepala ruangan membuka timbang terima dan sekaligus mendata
perawat yang dinas malam dan dinas pagi
39
Karu (syafa) : untuk yang akan dinas pagi,perawat umi,perawat syahdan,perawat veren,perawat
tamara?
Umi : hadir bu
Syahdan : hadir bu
Veren : hadir bu
Tamara : hadir bu
Karu (syafa) : baik sekarang kita akan melakukan timbang terima untuk selanjutnya kepada
perawat pelaksana yang dinas malam dipersilahkan untuk menyampaikan dan menjelaskan
kondisi masing-masing pasien saat ini kepada perawat pelaksana yang dinas pagi.
Perawat yang berdinas malam menyampaikan data-data pasien sesuai dengan keadaan
yang ada dan sesuai dengan data yang dicatat,dan perawat yang berdinas pagi mencatat
apa yang disampaikan terkait data pasien
Identitas untuk pasien dengan tingkat ketergantungan total care yang pertama nama Ny.H
dengan diagnosa medis post laparatomi. Pasien memerlukan keperawatan penuh. Pasien juga
mengeluh masih merasakan lemas dan pusing. Tidak ada masalah keperawatan yang di temukan.
Implementasi yang sudah di lakukan adalah pemberian obat dengan cara injeksi. Intervensi yang
belum di lakukan adalah melakukan tindakan relaksasi distraksi.
Pasien dengan tingkat ketergantungan total care yang kedua adalah Ny. I dengan
diagnosa medis post fraktur humerus. Pasien masih mengeluh nyeri dibagian lengannya dan dari
pihak perawat sudah memberikan obat untuk menghilangkan rasa nyerinya. Tindakan yang
Belum dilakukan adalah melakukan relaksasi untuk sedikit mengurangi rasa nyeri.
Pasien self care yang pertama adalah Ny. A dengan diagnosa medis post laparatomi hari
ketujuh dan pasien sedang dalam persiapan pulang.
40
Sovia : baik Assalamualaikum. Saya akan menyampaikan data terkait pasien.
Pasien yang ketiga dengan tingkat ketergantungan total care adalah Ny. D dengan
diagnose post apendiktomi. Pasien masih merasa nyeri pada bagian abdomen kanan bawah.
Perawat sudah membantu pasien dengan memposisikan pasien yang benar untuk sedikit
mencegah rasa nyerinya bertambah. Dari perawat belum memberikan obat untuk menghilangkan
rasa nyerinya.
Pasien total care yang keempat adalah Tn. B dengan diagnosa medis persiapan
colonostomi. Pasien merasa tegang dan cemas. Perawat sudah menjelaskan ke pasien tentang
tujuan tindakan yang akan dilakukan dan perawat sudah mengatur posisi tidur pasien.
Lalu untuk pasien dengan tingkat ketergantungan partial care yang pertama adalah Ny. E
dengan diagnosa medis post ileostomi. Keluhan pasien adalah merasa lapar dan risih terhadap
pakaian yang dikenakannya. Tindakan yang sudah dilakukan adalah melakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital. Yang belum dilakukan adalah membantu pasien makan dan membantu pasien
mengganti pakaian.
Pasien partical care kedua adalah Ny. Ar dengan diagnosa medis persiapan operasi
apendiktomi. Pasien merasa cemas. Dari perawat sudah melakukan relaksasi untuk mengurangi
kecemasan pasien. Perawat belum menjelaskan ke pasien secara detail terkait tindakan yang akan
dilakukan.
Pasien dengan tingkat ketergantungan self care kedua adalah Tn. Fa dengan diagnosa
apendiktomi hari ketiga
Karu (syafa) : terimakasih untuk perawat pelaksana malam yang telah menyampaikan kondisi
dari semua pasien saat ini,mungkin ada yang perlu ditambahkan dari katim?
Katim (umi) : untuk perawat pelaksana dinas pagi disiapkan apa yang perlu dicatat mengenai
kondisi pasien saat nanti kita akan melakukan validasi terhadap pasien.
41
2. Pelaksanaan
Selanjutnya karu,katim, dan perawat pelaksana menuju ke ruang pasien. Saat berada
diruang pasien,karu menyiapkan pasien dan bersama dengan katim serta perawat
pelaksana pagi untuk melakukan validasi.
Karu (syafa) : assalamualaikum selamat pagi Ny. H,seperti biasa bu disini kami akan melakukan
kegiatan timbang terima yang rutin dilakukan setiap pergantian sift yang tujuannya untuk
mengkomunikasikan keadaan pasien sekarang dan menyampaikan informasi penting antar sift
jaga. Ada perawat umi senbagai ketua tim,ada perawat syahdan,perawat veren,dan perawat
tamara. Mereka yang akan bertugas menggantikan perawat pelaksana malam.
Katim mempersilahkan masing-masing perawat yang dinas pagi untuk melakukan validasi
langsung kepada pasien.
Katim (umi) : kepada perawat syahdan,veren,dan tamara dipersilahkan untuk mengecek pasien.
Ditempat tidur yang lain perawat pelaksana melakukan validasi terhadap pasien
Syahdan : iya bu,yang dirasakan sekarang merupakan efek dari proses penyembuhan. Namun ibu
jangan khawatir karena sudah ada terapi obat yang diberikan dokter . baik bu jika ibu butuh
bantuan tidak perlu sungkan untuk memanggil kami,atau pencet tombol di sebelah tempat tidur
ibu. Terimakasih bu wassalamuaiakum.
42
Pasien : walaikumussala,makasih mas
Veren : assalamualaikum ibu,selamat pagi perkenalkan saya perawat Veren,apakah benar dengan
Ny. I ?
Veren : baik,ibu tidak usah khawatir karena ibu sudah diberikan obat analgetik untuk
mengurangi rasa nyeri ibu. Ibu tidak usah sungkan bila membutuhkan kami. Saya permisi bu
wassalamualaikum.
Ditempat tidur yang lain perawat pelaksana umi dan tamara sedang melakukan validasi
terhadap pasien.
Umi : permisi ibu selamat pagi,perkenalkan saya perawat umi.apakah benar ini dengan Ny. E?
Umi : ibu sudah terlihat risih dengan pakaian yang ibu kenakan, benar ibu?
Pasien : iya sus saya sudah pengen ganti pakaian
Umi : baik bu nanti kita akan segera membantu ibu,nanti saya akan kesini lagi untuk
mengantarkan makanan ibu,dan membantu ibu dalam mengganti pakaian jika tidak ada keluarga
ibu yang membantu,saya permisi dulu bu
43
Pasien : trimakasih sus
Tamara : assalamualaikum selamat pagi perkenalkan saya perawat tamara,apakah benar ini
dengan Ny. A ?
Katim (umi) : baik untuk intervensi selanjutnya lakukan pemeriksaan TTV ke semua pasien
Karu (syafa) : baik,sebelum saya akhiri mungkin ada yang perlu di diskusikan?
3. Post
Kegiatan timbang terima sudah selesai dan selanjutnya kepala ruang menutup kegiatan
timbang terima
Karu (syafa) : baik terimakasih atas kerjasamanya kita tadi sudah melakukan kegiatan timbang
terima,saya harap dengan adanya kegiatan ini proses pendelegasian tugas bisa jelas dan
terstruktur. Demikian timbang terima ini,semoga apa yang kita lakukan dapat bermanfaat dan
semoga selalu diberi kelancaran. Wassalamualaikum.
44
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Timbang terima merupakan pelayanan keperawatan yang dilakukan dengan
Teknik menyampaikan dan menerimpa informasi terkait kondisi pasien secara akurat,
serta dilaksanakan saat pergantian shift perawat. Timbang merupakan komunikasi yang
terjadi pada saat perawat melakukan pergantian dinas dan memiliki tujuan yang spesifik
yaitu mengomunikasikan informasi tentang keadaan pasien pada asuhan keperawatan
sebelumnya.
Hand over adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang dilakukan
oleh perawat pada pergantian shift jaga. Definisi dari hand over adalah transfer tentang
informasi (termasuk tanggung jawab dan tanggung gugat) selama perpindahan perawatan
yang berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi, dan
konfirmasi tentang pasien. Hand offs juga meliputi mekanisme transfer informasi yang
dilakukan, tanggung jawab utama dan kewenangan perawat dari perawat sebelumnya ke
perawat yang akan melanjutkan perawatan.
B. Saran
Dalam makalah ini sebagai pemberi pelayanan keperawatan perawat kiranya lebih
mematuhi SOP yang ditetapkan, menerapkan kerjasama dengan tim kesehatan dalam
pemberian pelayanan, kesehatan menerapkan komunikasi yang baik terhadap pasien dan
keluarga serta tenaga kesehatan lainnya, peka dalam menyelesaikan masalah terhadap
45
kejadian tidak diharapkan, mendokumentasikan dengan benar semua asuhan keperawatan
yang diberikan kepada pasien dan keluarga. Pada laporan timbang terima hendaknya
dilengkapi dengan tanda tangan pp page dan PP sore sebagai dokumentasi keperawatan.
46
DAFTAR PUSTAKA
Mairestika, S., Setiawan, H., & Rizany, I. (2021). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pelaksanaan
Timbang Terima. Jurnal Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan,
Retrieved:https://doi.org/10.32584/jkmk.v4i1.602
Oxyandi, M., & Endayni, N. (2020). Pengaruh Metode Komunikasi Efektif Sbar Terhadap
Pelaksanaan Timbang Terima. Jurnal ’Aisyiyah Medika,
Retrieved:https://doi.org/10.36729/jam.v5i1.322
Christina, L. V., & Susilo, A. P. (2021). Penggunaan Metode SBAR untuk Komunikasi Efektif
antara Tenaga Kesehatan dalam Konteks Klinis. 3(1), 57–63.
Selly, P., Chrimilasari. Evaluasi Timbang Terima Pasien Oleh Perawat Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit, Retrieved from
https://journal.stikessuakainsan.ac.id/index.php/jksi/article/download/114/82/
Ayuni, D., Q. Almady., A., & Afriyanti, E. (2019). Analisis Faktor Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pelaksanaan Timbang Terima Pasien Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum
Daerah Pariaman. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan. 10(1), 163-172
Aulia. T. Sitohang., J., M. (2023). Peran Perawat dalam Pemberian Asuhan Keperawatan yang
Bermutu untuk Meningkatkan Kepuasan Pasien. Jurnal Rekam Medis dan Manjemen
Informasi Kesehatan. 3(1), 18-28
47