Anda di halaman 1dari 13

NFSTPF@XSF THKNBTBTBK NBK OHIFSOFKBK

Ibobabm

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia

Dosen Pengampu Prof. Dr. Yadi Janwari, M. Ag

Disusun Oleh

Aini Sumarniah (1199220007)

HOLKLIF SVBPFBM

EBOXATBS HOLKLIF NBK @FSKFS FSABI

XKFUHPSFTBS FSABI KHJHPF SXKBK JXKXKJ NGBTF

@BKNXKJ

0404
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa


ta'ala, yang berkat anugerah dari-Nya penyusun mampu menyelesaikan makalah
yang berjudul “Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan” ini. Sholawat serta salam
semoga tercurah kepada junjungan agung Nabi Besar Muhammad Shallallahu
`alaihi wa Sallam yang menjadi rahmat bagi alam semesta. Tidak lupa penyusun
mengucapkan terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Yadi Janwari, M. Ag
pengampu mata kuliah Perkenomian Indonesia.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Perekonomian Indonesia dan


juga untuk pembaca sebagai bahan penambah pengetahuan serta informasi yang
semoga bermanfaat juga agar kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata, penulis sangat memahami apabila makalah ini tentu jauh dari
kata sempurna menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penyusun,
maka dari itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penyusun
harapkan sebagai bahan koreksi untuk penulis.

Majalengka, 6 November 2020

Penulis

i
NAETAR FSF

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

NAETAR FSF........................................................................................................ ii

@A@ F PENNAMXAXAN.................................................................................... 2
A. Aatar Belakang .......................................................................................... 1
B. Pumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 1
@A@ FF PEI@AMASAN..................................................................................... 0
A. Distribusi Pendapatan................................................................................ 2
1. Pengertian Distribusi Pendapatan ....................................................... 2

2. Xkuran Pokok Distribusi Pendapatan ................................................ 3


3. Indikator Xkuran Distribusi Pendapatan ............................................ 3
B. Kemiskinan ............................................................................................... 8
1. Pengertian Kemiskinan ....................................................................... 8
2. Ciri-ciri Masyarakat Miskin ............................................................... 7
C. Mubungan Antara Distribusi Pendapatan Dan Kemiskinan....................... 7
@A@ FFF PENXTXP............................................................................................. 6
A. Kesimpulan................................................................................................ 9
B. Saran.......................................................................................................... 9

NAETAR PXSTAKA...................................................................................... 24

ii
@A@
F
PENNAMXAXAN

A. Abtbr @habobkj

Masalah utama dalam distribusi pendapatan adalah terjadinya


ketimpangan distribusi pendapatan. Hal ini bisa terjadi akibat perbedaan
produktivitas setiap individu dimana satu individu/kelompok mempunyai
produktivitas lebih tinggi dibanding individu/kelompok lain. Ketimpangan
atau kesenjangan pendapatan merupakan indikator dari distribusi pendapatan
masyarakat di suatu daerah atau wilayah pada waktu tertentu.
Kecenderungan kenaikan tren ketimpangan pendapatan tersebut terjadi baik
di level nasional, perkotaan, pedesaan, juga di semua propinsi di Indonesia. Di
perkotaan, ketimpangan cenderung lebih tinggi daripada di pedesaan,
demikian juga di kota-kota besar.

Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam


bagaimana sesungguhnya definisi, ukuran pokok, indikator, dari Distribusi
Pendapatan dan bagaimana definisi kemiskinan beserta ciri-ciri masyarakat
miskin, serta hubungan dari keduanya.

@. Ruiusbk Ibsbabm

1. Bagaimana pengertian, ukuran pokok, dan indikator distribusi pendapatan?


2. Bagaimana pengertian dan ciri-ciri kemiskinan ?
3. Bagaimana hubungan antara distribusi pendapatan dan kemiskinan?

C. Tujubk

1. Mengetahui pengertian, ukuran pokok, dan indikator distribusi pendapatan.

2. Mengetahui pengertian dan ciri-ciri kemiskinan.

3. Mengetahui hubungan antara distribusi pendapatan dan kemiskinan.

2
BAB
PEMBAHASAN

A. Pengertian Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan


1. Pengertian Distribusi Pendapatan
Secara bahasa, distribusi berasal dari bahasa Inggris distribution yang
berarti penyaluran dan pembagian, yaitu penyaluran, pembagian atau
pengiriman barang kepada beberapa orang atau tempat. Distribusi adalah
suatu proses penyaluran atau penyampaian barang atau jasa dari produsen ke
konsumen dan para pemakai. Dalam ekonomi konvensional, distribusi
diartikan dengan klasifikasi pembayaran-pembayaran berupa sewa, upah,
bunga, modal dan laba, yang berhubungan dengan tugas-tugas yang

dilaksanakan oleh tanah, tenaga kerja, modal, dan pengusaha-pengusaha.


Distribusi adalah proses penentuan harga yang dipandang dari sudut
penerimaan pendapatan dan bukanlah dari sudut pembayar biaya-biaya.13
Pendapatan menurut Samuelson berarti penerimaan total atau kas yang
diperoleh oleh seseorang atau rumah tangga selama periode waktu tertentu
(biasanya satu tahun). Pendapatan terdiri dari penghasilan tenaga kerja,
penghasilan atas milik (seperti sewa, bunga, dan dividen), dan tunjangan
transfer pemerintah
Distribusi pendapatan memiliki pengertian penyebaran pendapatan pada

suatu wilayah geografis. Distribusi ini juga bisa memiliki makna penyaluran
pendapatan melalui penyelesaian pekerjaan dalam pengadaan barang, jasa dan
bidang niaga. Adapun yang mengartikannya sebagai suatu proses pembagian
pada faktor produksi yang mengikuti pendapatan. Hal ini dapat dikatakan
efektif bila merata sehingga tidak terjadi ketimpangan. Apabila si miskin
tidak mendapatkan fasilitas yang sama dengan lainnya maka pemerintah bisa
memberikan bantuan baik tunai, skill dan kesempatan kerja maupun program
pemerintah lainnya.[ ClTATlON har20 \l 1057 ]

2
3

2. Ukuran Pokok Distribusi Pendapatan

Distribusi pendapatan sebagai suatu ukuran dibedakan menjadi dua


ukuran pokok, baik untuk tujuan analisis maupun untuk tujuan kuantitatif
yaitu:

a. Pendapatan ”personal” atau distribusi pendapatan berdasarkan ukuran


atau besarnya pendapatan. Distribusi pendapatan pribadi atau
distribusi
pendapatan berdasarkan besarnya pendapatan paling banyak
digunakan ahli ekonomi. Distribusi ini hanya menyangkut orang per
orang atau rumah tangga dan total pendapatan yang mereka terima,
dari mana pendapatan yang mereka peroleh tidak dipersoalkan. Tidak
dipersoalkan pula berapa banyak yang diperoleh masing-masing
individu, apakah merupakan hasil dari pekerjaan mereka atau berasal
dari sumber-sumber lain. Selain itu juga diabaikan sumber-sumber

pendapatan yang menyangkut lokasi (apakah di wilayah desa atau


kota) dan jenis pekerjaan.
b. Distribusi pendapatan “fungsional” atau distribusi pendapatan
menurut bagian faktor distribusi. Sistem distribusi ini
mempertimbangkan individu-individu sebagai totalitas yang terpisah-
pisah.
3. Indikator Pengukuran Distribusi Pendapatan
a. Distribusi Pendapatan Antar Sektor
Ukuran ini berfokus pada bagian dari pendapatan nasional yang

diterima oleh masing-masing faktor produksi (tanah, tenaga kerja, dan


modal). Teori distribusi pendapatan ini pada dasarnya mempersoalkan
persentase penghasilan tenaga kerja secara keseluruhan, bukan sebagai
unit-unit usaha atau faktor produksi yang terpisah secara individual, dan
membandingkankannya dengan persentase pendapatan total yang
dibagikan dalam bentuk sewa, bunga, dan laba (masing-masing

merupakan perolehan dari tanah, modal, uang, dan modal fisik).

[ CITATION Nur17 \l 1057 ]


>

b. Koefisien Gini
Koefisien Gini (Gini coefficient) adalah statistik ketimpangan
ekonomi dalam masyarakat. Itu memberitahu dispersi pendapatan atau
distribusi kekayaan di antara individu di dalam sebuah perekonomian
Koefisien Gini bukan ukuran absolut dari pendapatan atau kekayaan suatu
negara. Itu hanya memberitahu bagaimana pendapatan atau kekayaan di
dalam perekonomian tersebar di antara penduduk. Istilah lain dari
koefisien Gini adalah rasio Gini atau indeks Gini.
Dua pendekatan untuk menghitung koefisien Gini: metode langsung dan
metode tidak langsung.
Di bawah metode langsung, anda dapat menggunakan rumus koefisien
Gini Berikut: Rumus rasio GINI

di mana:
GINI = koefisien Gini
 = rata rata variabel (misalnya pendapatan atau kekayaan)
N = Jumlah total observasi yi dan
yi = Nilai pendapatan atau kekayaan individu
Dalam pendekatan tidak langsung, anda dapat menghitung koefisien

dengan membagi dua area dari Kurva Lorenz.[ CITATION Cer20 \l

1057 ]
Nilai Koefisien Gini
5

Dari tabel tersebut dapat dikatakan bahwa suatu distribusi pendapatan


makin merata jika nilai Koefisien Gini mendekati nol (0). Sebaliknya,
suatu distribusi pendapatan dikatakan makin tidak merata jika nilai
Koefisien Gininya makin mendekati makin mendekati satu (1).
Pada prakteknya Koefisisen Gini untuk negara-negara yang derajat
ketimpangannya berkisar antara 0,50 hingga 0,70, ketimpangan sedang
berkisar antara 0,36 hingga 0,49, sedangkan untuk negara-negara yang
distribusi pendapatannya relatif merata angkanya berkisar antara 0,20
hingga 0,35

c. Distribusi Pendapatan Perorangan


Ukuran distribusi pendapatan perorangan (personal distribution)
merupakan ukuran yang paling umum digunakan oleh para ekonom.
Ukuran sederhana ini menunjukkan hubungan antara individu-individu
dengan pendapatan total yang mereka terima. Bagaimana caranya
pendapatan itu diperoleh tidak diperhatikan. Berapa banyak pendapatan
masing-masing pribadi, atau apakah pendapatan itu berasal dari hasil kerja
keras semata ataukah sumber-sumber lain. Oleh karena itu, para ekonom
dan ahli statistik lebih suka menyusun semua individu menurut tingkat
pendapatannya yang semakin tinggi dan kemudian membagi semua
individu tersebut kedalam kelompok-kelompok yang berbeda-beda.
Metode yang umum adalah membangi penduduk ke dalam kuantil (5
kelompok) atau desil (10 kelompok) sesuai dengan tingkat pendapatan
yang semakin tinggi tersebut dan kemudian menentukan proporsi dari
pendapatan nasional total yang diterima dari masing-masing kelompok
tersebut.

B. Kemiskinan
1. Pengertian Kemiskinan
Secara harfiah, kemiskinan berasal dari kata dasar miskin yang artinya
tidak berharta-benda. Kemiskinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
mempunyai persamaan arti dengan kata kefakiran. [ ClTATlON Ali \l 1057
]
6

Dua kata ini biasanya disebutkan secara bersamaan yakni fakir miskin
yang berarti orang yang sangat kekurangan. Di dalam kamus lisanu
al-‘Arabi, pengertian kata miskin dibedakan dengan kata faqir. Di sana
dijelaskan bahwa kondisi miskin masih lebih baik bila dibandingkan
dengan kondisi faqir. Faqir berarti tidak memiliki apapun sedangkan
miskin masih memiliki sebagian harta.[ ClTATlON Muh1H \l 1057 ] Dalam
bahasa Arab, kata miskin berasal dari kata sakana yang terdiri atas tiga
huruf sin, kaf dan nun yang bermakna dasar diam atau tenang, sebagai
lawan dari berguncang dan bergerak
Beberapa ahli mempunyai pemahaman yang berbeda-beda dalam
mendefinisikan kemiskinan. Berikut definisi kemiskinan menurut
beberapa ahli:
a. Levitan mendefinisikan kemiskinan sebagai kekurangan bahan dan
pelayanan yang dibutuhkan untuk mencapai hidup layak. Schiller
menyatakan kemiskinan adalah ketidakmampuan untuk mendapat
barang dan pelayanan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan
sosial yang terbatas. Kekurangan dalam hal pemenuhan kebutuhan
dasar berkaitan dengan keadaan ekonomi masyarakat itu sendiri.
Subandi menyatakan jika kemiskinan dapat dipahami sebagai kondisi
dimana masyarakat berada pada tingkat ekonomi yang lemah,
ditambah kebijakan pemerintah yang sifatnya jangka pendek sehingga
belum dapat menyelesaikan persoalan ekonomi rakyat miskin.
b. Benyamin White mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan
kemiskinan adalah perbedaan kriteria tingkat kesejahteraan masyarakat
dari satu wilayah dengan wilayah lainya[ ClTATlON HSD93 \l 1057 ]
c. Parsudi Suparlan mendefinisikan kemiskinan sebagai suatu standar
tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan
materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan
standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat yang
bersangkutan.[ ClTATlON Par93 \l 1057 ]
7

d. Dalam konteks politik, John Friedman mendefinisikan kemiskinan


sebagai suatu ketidaksamaan kesempatan dalam mengakumulasikan
basis kekuatan sosial

2. Ciri-Ciri Masyarakat Miskin


Menurut Fernandez dapat ditinjau dari beberapa aspek yaitu:
1) Aspek politik
Tidak mempunyai akses ke proses pengambilan keputusan yang
menyangkut dirinya
2) Aspek sosial
Tersingkir dari institusi utama masyarakat yang ada
3) Aspek ekonomi
Rendahnya kualitas SDM, termasuk rendahnya tingkat kesehatan,
pendidikan, keterampilan yang membuat rendah penghasilan. Rendahnya
kepemilikan atas aset fisik, termasuk air bersih dan penerangan
4) Aspek budaya atau nilai
Terperangkap dalam budaya rendahnya kualitas SDM, etos kerja yang
rendah, pikiran yang pendek dan mudah menyerah[ ClTATlON Ban18 \l 1057
]

C. Hubungan Antara Distribusi Pendapatan Dan Kemiskinan


Dari segi teori ekonomi dapat dijelaskan menurut beberapa teori, dalam teori

Karl Mark berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahap awal


pembangunan akan meningkatkan permintaan tenaga kerja. Kenaikan tingkat upah
dari tenaga kerja selanjutnya berpengaruh terhadap kenaikan resiko kapital
terhadap tenaga kerja sehingga terjadi penurunan terhadap permintaan tenaga
kerja. Akibatnya timbul masalah pengangguran dan ketimpangan pendapatan.
Singkatnya, pertumbuhan ekonomi cenderung mengurangi masalah kemiskinan
dan ketimpangan distribusi pendapatan hanya pada tahap awal pembangunan,
kemudian pada tahap selanjutnya akan terjadi sebaliknya
Menurut kuznets seorang ekonomi menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi

di negara miskin awalnya cenderung menyebabkan tingginya tingkat kemiskinan


8

dan ketidak merataan distribusi pendapatan. Namun bila negara-negara miskin


tersebut sudah semakin maju, maka kemiskinan dan ketimpangan distribusi
pendapatan akan menurun.
Para ekonom klasik mengemukakan pertumbuhan ekonomi akan selalu
cenderung mengurangi kemiskinan dan ketimpangan pendapatan walaupun
masih dalam tahap awal pertumbuhan. Bukti empiris dari pandangan isi
berdasarkan pengamatan di beberapa negara seperti Taiwan, Hongkong,
Singapura, RRC. Kelompok Neo Klasik sangat optimis bahwa pertumbuhan
ekonomi pada

prakteknya cenderung mengurangi ketimpangan dan kemiskinan[

CITATION Nur17 \l 1057 ]


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Distribusi pendapatan memiliki pengertian penyebaran pendapatan pada


suatu wilayah geografis, distribusi pendapatan sebagai suatu ukuran
dibedakan menjadi dua ukuran pokok yaitu personal dan fungsional,
indikator
pengukuran distribusi pendapatan yakni distribusi pendapatan antar sektor,
koefisien gini, dan distribusi pendapatan perorangan. Sedangkan kemiskinan
merupakan ketidakmampuan untuk mendapat barang dan pelayanan yang
memadai untuk memenuhi kebutuhan sosial yang terbata, ciri-cirinya dapat
dilihat dari beberapa aspek yaitu politik, sosial, ekonomi, budaya. Hubungan
keduanya yakni pertumbuhan ekonomi di negara miskin awalnya cenderung

menyebabkan tingginya tingkat kemiskinan dan ketidak merataan distribusi


pendapatan. Namun bila negara-negara miskin tersebut sudah semakin maju,
maka kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan akan menurun

B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca terutama pada dosen mata kuiah ini,
agar dapat pembuatan makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Atas kritik

dan saranya, penulis ucapkan terima kasih.

9
DAFTAR PUSTAKA

NURLINA, Nurlina; CHAIRA, T. Muhammad Iqbal. Pengaruh Pertumbuhan


Ekonomi Terhadap Distribusi Pendapatan Di Provinsi Aceh. Jurnal Samudra

Ekonomika, 2017, 1.2: 174-182.

‘ali, Muhammad bin Mukarram bin. 1441 H. Lisan al-‘Arabi. Beirut : Dar Sadir,
1441 H.

Ali, Lukman dan dkk. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 7. Jakarta : Balai
Pustaka. Vol. II.

Baniadi, Pandu. 2018. ANALISIS KEMISKINAN MULTIDIMENSI DI KOTA


YOGYAKARTA. Yogyakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta,
2018.

Cerdasco.com. 2020. https://cerdasco.com/koefisien-gini/. https://cerdasco.com.


[Online] 32 Oktober 2020. [Dikutip: 4 November 2020.]

H.S, Dillon dan Hermanto. 1993. Kemiskinan di Negara Berkembang Masalah


Krusial Global. Jakarta : LP3ES, 1993.

harmony. 2020. https://www.harmony.co.id/blog/apa-yang-dimaksud-dengan-


distribusi-pendapatan. Harmony.co.id. [Online] 30 Agustus 2020. [Dikutip: 4
November 2020.]

Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Distribusi Pendapatan Di Proνinsi


Aceh. Nurliana dan Chaira, T. Muhammad Iqbal. 2017. Provinsi Aceh : Jurnal

Samudera Ekonomika, 2017, Vol. 1.2.

Suparlan, Parsudi. 1993. Kemiskinan di Perkotaanl. Jakarta : Yayasan Obor


Indonesia, 1993.

10

Anda mungkin juga menyukai