NMP : 23203037
2023/2024
LEMBAR PERSETUJUAN
Menyetujui,
1. DEFENISI
Preeklamsia adalah kelainan multiorgan spesifik pada kehamilan yang ditandai
dengan terjadinya hipertensi, edema dan proteinuria tetapi tidak menunjukkan tanda-
tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya sedangkan gejalanya biasa
muncul setelah kehamilan berumur 20 minggu (Obgynacea 2009 dalam Nurarif Amid
H & Kusuma Hardhi, 2015). Menurut defenisi Manuaba (1998) mendefenisikan
bahwa preeklamsia (toksemia gravidarum) merupakan tekanan darah tinggi yang
disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih), atau edema (penimbunan
cairan), yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah
persalinan (Sukarni, 2013).
Preeklamsia dan eklamsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu
hamil, bersalin, dan dalam masa nifas yang terjadi dari trias hipertensi, proteinuria,
dan edema, yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu hamil tersebut
tidak menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya (Sofian,
2015). Resiko cedera pada janin yaitu berisiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik
pada janin selama proses kehamilan dan persalinan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
2018).
Preeklampsia Berat (PEB) adalah suatu komplikasi yang ditandai dengan
timbulnya hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria atau edema pada
kehamilan 20 minggu atau lebih (Ai Yeyeh. R, 2001). Preeklampsia berat merupakan
sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat vasospasme
dan aktivasi endotel, yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria
(Matthew warden, 2005) Preeklampsia berat terjadi pada umur kehamilan diatas 20
minggu , paling banyak terlihat pada umur kehamilan 37 minggu, tetapi dapat juga
timbul kapan saja pada pertengahan kehamilan. Preeklampsia berat dapat berkembang
menjadi eclampsia (George, 2007)
2. ETIOLOGI
Penyebab timbulnya preeklampsia berat pada ibu hamil belum diketahui
secara pasti, tetapi pada umumnya disebabkan oleh vasospasme arteriola. Faktor-
faktor lain yang diperkirakan akan mempengaruhi timbulnya preeklampsia berat
antara lain :
1) Primigravida
2) Kehamilan ganda
3) Hidramnion
4) Mola hidatidosa
5) Multigravida
6) Malnutrisi berat
7) Usia ibu kurang dari 18 tahun atau lebih dari 35 tahun serta anemia (Anik
Marynunai, 2009).
3. PATOFISIOLOGI
Pada beberapa wanita hamil, terjadi peningkatan sensitivitas vaskuler terhadap
angiotensin II. Peningkatan ini menyebabkan hipertensi dan kerusakan vaskuler,
akibatnya akan terjadi vasospasme. Vasospasme menurunkan diameter pembuluh
darah ke semua organ, fungsi-fungsi organ seperti plasenta, ginjal, hati, dan otak
menurun sampai 40-60%.Gangguan plasenta menimbulkan degenerasi pada plasenta
dan kemungkinan terjadi IUGR dan IUFD pada fetus. Aktivitas uterus dan sensitifitas
terhadap oksitosin meningkat (Anik Maryunani, 2009).
Penurunan perfusi ginjal menurunkan GFR (Glomerular Filtration Rate) dan
menimbulkan perubahan glomerulus, protein keluar melalui urine, asam urat
menurun, garam dan air ditahan, tekanan osmotic plasma menurun, cairan keluar dari
intravaskuler, menyebabkan hemokonsentrasi, peningkatan viskositas darah dan
edema jaringan berat dan peningkatan hematokrit. Pada preeklampsia berat terjadi
penurunan volume darah, edema berat, dan berat badan naik dengan cepat (Anik
Maryunani, 2009). Penurunan perfusi hati menimbulkan gangguan fungsi hati, edema
hepar, dan hemoragik subkapsular menyebabkan ibu hamil mengalami nyeri
epigastrium atau nyeri pada kuadran atas. Rupture hepar jarang terjadi, tetapi
merupakan komplikasi yang hebat dari PIH (Pregnancy Induce Hypertension), enzim-
enzim hati seperti SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) dan SGPT
(Serum Glutamic Piruvic Transaminase) meningkat. Vasospasme arteriola dan
penurunan aliran darah ke retina menimbulkan symptom visual seperti skotoma
(Blind Spot), dan pandangan kabur. Patologi yang sama menimbulkan edema serebral
dan hemoragik serta peningkatan iritabilitas susunan syaraf pusat (sakit kepala,
hiperfleksia, klonus pergelangan kaki dan kejang serta perubahan efek). Pulmonari
edema dihubungkan dengan edema umum yang berat, komplikasi ini biasanya
disebabkan oleh dekompensasi kordis kiri (Anik Maryunani, 2009).
Pada preeklamsia terjadi spame pembuluh darah disertai dengan retensi garam
dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat arteriola glomerolus. Pada
beberapa kasus, arteriola sedemikian sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu
sel darah merah. Jadi jika semua arteiola dalam tubuh mengalami spasme, maka
tekanan darah akan naik, sebagai usaha-usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan
perifer agar oksigenasi jaringan dapat dicukupi, sedangkan kenaikan berat badan dan
oedema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan
intersitial belum diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam.
Proteinuria disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada
glomerolus.
4. PENANGAN PREEKLAMPSIA BERAT DALAM PERSALINAN
1) Rawat Inap
Melakukan evaluasi sistemik yang mencakup berikut:
a) Pemeriksaan terinci diikuti oleh deteksi cermat tanda-tanda klinis
seperti sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium, dan
penambahan berat badan yang cepat
b) Analisis proteinuria saat masuk dan selanjutnya paling tidak setiap 2
hari
c) Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk dengan ukuran manset
yang sesuai setiap 4 jam, kecuali antara tengah malam dan pagi hari.
d) Pengukuran kreatinin plasma atau serum, hematokrit, trombosit dan
enzyme hati serum dengan frekuensi pemeriksaan disesuaikan dengan
keparahan hipertensi.
e) Evaluasi ukuran janin dan volume cairan amnion secara berkala
2) Kala II harus dipersingkat dalam 24 jam dengan ekstraksi vakum atau forceps
oleh dokter ahli kandungan dengan catatan ibu dilarang mengedan.
3) Bila terdapat indikasi obsteric segera lakukan seksio caesarea dan harus
diperhatikan tidak terdapat koagulopati, serta anastesi yang aman adalah
anastesi umum oleh dokter kandungan. Jika anastesi umum tidak tersedia,
kondisi janin mati, aterm kecil, maka lakukan persalinan pervaginam dengan
induksi oksitosin 2-5 dalam 500 ml cairan infus (Manuaba,)
5. Patwhay
7. PENATALAKSANAAN
Ditinjau dari umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala preeklamsia berat
selama perawatan maka perawatan dibagi menjadi :
a) Perawatan aktif
Sedapat mungkin sebelum perawatan pada setiap penderita dilakukan
pemeriksaan fetal assesment (NST dan USG), indikasi
Ibu
Usia kehamilan 37 minggu atau lebih
Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklsmsia.
Janin
Hasil fetal assement jelek (NST dan USG)
Adanya tanda luar (janin terhambat)
Laboratorium
Adanya “HELP SYNDROME” (hemolisis dan peningkatan fungsi
hepar, trombositopenia).
b) Pengobatan mediastinal
Pengobatan mediastinal pasien preeklamsia berat adalah :
Segera masuk rumah sakit
Tiran baring miring ke satu sisi, TTV/30 menit
Diet cukup protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam
Pemberian obat anti kejang magnesium sulfat (MgSO4)
8. KOMPLIKASI
1) Ischemia Uteroplacenta
IUGR
IUFD
Solusio Plasenta
2). Spasme Arteriolar
Perdarahan serebral
Gagal jantung, ginjal dan hati
Abatio retina
Trombo embolisme
Gangguan pembekuan darah
3) Kejang dan koma
Sianosis
Aspirasi air ludah menambah gangguan fungsi paru
Tekanan darah meningkat menimbulkan perdarahan otak dan kegagalan
jantung mendadak
Lidah dapat tergigit
Jatuh dari tempat tidur menyebabkan fraktur dan luka-luka
Gangguan fungsi ginjal
Perdarahan dan ablatio retina
Gangguan fungsi hati.
9 . PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan spisimen urine mit-stream untuk menyingkirkan kemungkinan
infeksi urine
2. Pemeriksaan darah,khususnya mengetahui kadar ureum darah (untuk menilai
kerusakan pada ginjal) dan kadar hemoglobin
3. Pemeriksaan retina,untuk mendeteksi perubahan pada pembekuh darah retina
4. Pemeriksaan kadar human lactogen plasenta(HPL) dan esterior didalam plasma
serta urine untuk menilai faal unit fetoplasenta
5. Elektro kardio gram dan foto dada menunjukan pembesaran fentrikel dan
kardiomegali.
BAB II
A. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Nama,umur,Pendidikan,pekerjaan,status perkawinan,agama,suku,Alamat,no RM,
tanggal masuk rumah sakit,tanggal pengkajian,dan kaji indentitas
penanggungjawab pasien
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
1. Apakah ibu menderita penyakit hipertensi sebelun hamil
2. Kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklamsia pada kehamilan
terdahulu
3. Biasanya muda terjadi pada ibu dengan obesitas
4. Ibu mungkin pernah menderita penyakit ginjal kronis
b. Riwayat kesehatan sekarang
1. Ibu merasa sakit kepala didaerah frontal
2. Terasa sakit diuluh hati/nyeri epigastrium
3. Gangguan virus:pengelihatan kabur, scotoma,dan diplopia
4. Mual dan muntah,tidak ada nafsu makan
5. Edema pada ekstremitas
6. Tengkuk terasa berat
7. Kenaikan berat badan mencapai 1 kg seminggu
c. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah pasien dan keluarga memiliki penyakit keturunan seperti
hipertensi,DM sera kemungkinan memiliki riwayat preeklamsia dalam
keluarga
d. Riwayat obstertrik dan ginekologi
Menanyakan riwayat menstruasi,riwayat pernikahan,riwayat
kehamilan,persalinan,nifas yang lalu,riwayat kehamilan saat ini dan riwayat
keluarga berencana
e. Pola kebutuhan sehari-hari
Melakukan pengkajian pola kebutuhan sehari-hari pada pasien seperti
pengkajian pada pernapasan,nutrisi(makan dan minum), eliminasi(BAB DAN
BAK),aktivitas,istirahat tidur,rasa nyaman (pasien merasakan adanya
dorongan meneran,tekanan keanus,perinium menonjol).kebersihan diri,pola
komunikasi atau hubungan pasien dengan orang lain,ibadah dan rekreasi
3. Pemeriksaan fisik biologis
a. Keadaan umum:lemah
b. Kepala:sakit kepala,wajah edema
c. Mata:konjuntiva sedikit anemis,edema pada retina
d. Pencernaan abdomen:nyeri daerah epigastrium,anoreksia,mual dan muntah
e. Ekstremitas:edema pada kaki,tangan,dan jari-jari.
f. Sistem pernapasaan: hiper refleksia,klonus pada kaki
g. Genitourinaria :oliguria,proteinuria
h. Pemeriksaan janin:bunyi jantung janin tidak teratur,Gerakan janin melemah
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
C. INTERVENSI
EDUKASI
Jelaskan prosedur pemantauan
KOLABORASI
Kolaborasi pemberian terapi oksigen
3. Hipervolemia Tujuan : Setelah dilakukan tindakan Intervensi utama : manajemen hipervolemia (I. 03114)
keperawatan selama 3x24 jam,
berhubungan OBSERVASI
diharapkan keseimbangan cairan pasien
dengan cairan aktif dapat meningkat Periksa tanda dan gejala hypervolemia
Dengan kriteria hasil : Inditifikasi penyebab hipervolemia
1) edema menurun Monitor status hemodinamik
2) tekanan darah membaik Monitor intake dan output cairan
3) denyut nadi radial membaik
TERAPEUTIK
4) tekanan arteri membaik
Timbang BB setiap hari
Batasi asupan cairan dan garam
Tinggikan kepala 30-40 derajat
EDUKASI
Anjurkan melapor jika BB bertambah lebih dari 1 kg dalam
sehari
KOLABORASI
Kolaborasi pemberian deuritik jika diperlukan
Kolaborasi penggantian kehilangan akibat deuritik
4 Defisit nutrisi Tujuan : Setelah dilakukan tindakan Intervensi utama : Manajemen Nutrisi (I. 200 )
keperawatan selama 3x24 jam,
berhubungan OBSERVASI
diharapkan status nutrisi pasien dapat
dengan membaik Identifikasi status nutrisi
Dengan kriteria hasil :
peningkatan Identifikasi makanan yang disukai
1) porsi makan yang dihabiskan
kebutuhan meningkat Monitor asupan makanan
2) berat badan membaik
metabolisme Monitor berat badan
3) nafsu makan membaik
4) membran mukosa membaik TERAPEUTIK
Lakukan oral hyegiene sebelum makan, jika perlu
Sajikan makan secara menarik dan suhu yang sesuai
Berikan makanan tinggi serat dan mencegah konstipasi
EDUKASI
Anjurkan posisi duduk jika mampu
KOLABORASI
Pemberian medikasi sebelum makan ( misalnya pereda
nyeri) jika perlu
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu.
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan dan dapat dicapai (Mahendra, 2021).
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Evaluasi keperawatan merupakan tahap kelima atau proses keperawatan
terakhir yang berupaya untuk membandingkan tindakan yang sudah dilakukan
dengan kriteria hasil yang sudah ditentukan. Evaluasi keperawatan bertujuan
menentukan apakah seluruh proses keperawatan sudah berjalan dengan baik dan
tindakan berhasil dengan baik (Murni, 2019). Evaluasi keperawatan terhadap pasien
dengan masalah ketidanyamanan yaitu nyeri dilakukan dengan menilai kemampuan
dalam merespon rangsangan nyeri di antaranya:
1) Klien mengatakan adanya penurunan rasa nyeri.
2) Mampu menggunakan tindakan-tindakan peredaan nyeri nonfarmakologis
3) Mampu menggunakan terapi yang diberikan untuk mengurangi rasa nyeri.
4) Diharapkan masalah pada klien teratasi setelah dilakukan tindakan keperawatan
pada klien
DAFTAR PUSTAKA
Lalenoh, D.C. (2018) Pre Eklamsia Berat dan Eklampsia : Tatalaksana Anastesia Periopertif.
Yogyakarta : Deepublish Nuraini, A. (2011). Pre Eklamsia
Azza, A., (2017). Deteksi Kejadian Preeklampsi Berdasarkan Parietas dan Usia
Kehamilan Ibu. The Indonesia Journal Of The Health Science, 65.
Depkes. (2013). Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan. Depkes.
Palupi, D.D., (2014). Faktor Risiko Kematian Ibu dengan Pre eklampsia atau Eklampsia dan
Perdarahan di Provinsi Jawa Timur.Jurnal Biometrika dan Kependudukan, 108.
Okdiyantino, G., (2018). Peran dan Fungsi Perawat Dalam Bidang Maternitas. 1. Sukarni.
I., dkk. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: Nuha Medika.
Fatmawati. (2017). Pengaruh Sistem Kesehatan Ibu Terhadap Derajat Pre eklampsia atau
Eklampsia Di Kabupaten Gresik.Buletin Penilaian Sistem Kesehatan, 56.
Mitayani. (2012). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
NANDA, NIC-NOC., (2013). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.
Jilid 1. Diterjemahkan oleh Amin Huda. N, Hardhi Kusuma. Yogyakarta: Media
Action.
Taufan. N. (2012). OBSGYN Obstetri dan Ginekologi untuk kebidanan dan keperawatan.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Mansyur,N., Dahlan, K. (2014). Buju Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas Dilengkapi
Dengan Penuntun Belajar. Malang: Selaksa Malaka.
Rahmawati, A. (2017). Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.
Setiono, dkk. (2014). Laporan Pendahuluan Persalinan Normal. 4-5.
Taufan. N. (2011). Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah, Penyakit Dalam.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Tigor. H., dkk., (2016). Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Pre eklampsi
Pada Ibu Hamil Di Poli KIA RSU Anutapura Palu. Jurnal Kesehatan Tadulako Vol.2
No.1, 35.
Rohani & Reni.(2011). Asuhan Keperawatan Pada Masa Persalinan. Jakarta:Salemba
Medika.
Widiastuti, N. P. A. (2012). “Asuhan Keperawatan pre eklamsia”;
http://nursingisbeautiful;eordpres,com/2010/12/03/askep-preeklampsia/
SDKI. (2017). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia tahun 2017. Retrieved from
http://sdki.bkkbn.go.id/files/buku/2017IDHS.pdf
A. PENGKAJIAN
Tanggal : 23 Oktober 2023
Jam : 13.00
Tempat : Ruangan Perawatan
Akses : Diantar Oleh Keluarga Ke Rs. Dan dibawa dari UGD ke
ruang persalinan dengan menggunakan brankar
Transportasi : Menggunakan Angkutan Umum
Kemudahan Akses : Mudah
B. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. K
Umur : 34 Tahun
Suku/bangsa : Indonesia
Agama : Katolik
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Lepa
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
Nama suami : Tn. V
Umur : 36 Tahun
Suku/ bangsa : Indonesia
Agama : Katolik
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : Satar Mese
C. ANAMNESA
1. Keluhan-keluhan :pasien mengeluh perut terasa kejang, keluar
lendir dan darah, keluar air dijalan lahir, mual dan muntah
2. Riwayat kehamilan :
Status obstetric : G1 P0 A0
HPHT : 23-03-2023
Usia kehamilan : 38 minggu
Taksiran partus : 23-12-2023 (taksiran partus USG)
3. Riwayat kehamilan, dan nifas yang lalu :
Pasien hamil anak pertama
4. Riwayat persalinan ini :
PENGKAJIAN KALA I
a) Keluhan yang dirasakan saat ini : klien mengeluh nyeri perut bagian bawah
dan keluar lendir, klien tampak meringis kesakitan
b) Tanda tanda vital :
TD : 170/100 mmHg
N : 90x/menit
S :36,7
RR : 20x/menit
c) Pemeriksaan fisik :
1) Rambut : pasien memiliki rambut luru, berwarna hitam, dan tampak
bersih
2) Muka :
Cloasma gravidarum : tampak tidak ada cloasma gravidarum
Tampak pucat : klien tampak pucat
3) Mata :
Konjungtiva : tampak sedikit anemis
Sklera : tampak tidak ikterik
4) Mulut :
Sariawan : pasien tampak tidak ada sariawan
Caries gigi : pasien tampak tidak memiliki caries gigi
5) Leher :
Pembesaran kelenjar tiroid : tampak tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid
6) Dada :
Bentuk payudara : tampak simetris kiri dan kanan
Putting susu : tampak menonjol
Cocostrum : tampak belum keluar
Auskultasi bunyi paru : terdengar bunyi vesikuler
Auskultasi bunyi jantung I dan II : terdengar bunyi I (lup) dan
bunyi II (dup)
7) Abdomen
Besar sesuai kehamilan : besar abdomen sesuai umur
kehamilan
Strie gravidarum : pasien memiliki strie gravidarum
Linea : pasien memiliki linea
Kontraksi/ his : pasien mengatakan merasakan kontraksi
Mengukur TFU : 34 cm
Leopold I : TFU teraba 3 jari dibawah px dan dibagian fundus
uteri teraba bulat lunak tidak dapat digerakan (bagian bokong
bayi)
Leopold II : saat di palpasi bagian kiri teraba keras dan
memanjang (punggung bayi) dan dibagian kanan teraba bagian
kecil-kecil (ekstremitas bayi)
Leopold III : saat dipalpasi bagian terendah bayi teraba keras
(kepala bayi)
Leopold IV (kepala bayi sudah memasuki PAP)
8) Genitalia
Pemeriksaa pertama
Jam : 09.00
Oleh : Bidan
Hasil : pembukaan K1. F laten
Ketuban : ketuban belum pecah, masih utuh
9) Ekstermitas
Oedema :klien mengeluh kaki bengkak, terdapat edema
pada kaki
Varises kaki : tidak ada varises pada kaki pasien
Reflex patella : pasien memiliki refleks yang positif
d) Pemeriksaa psikologis pasien
Keluhan yang dirasakan saat ini :
Respon emosi :respon pasien tenang
Status mental : klien mengatakan klien merasa cemas dengan
keadaanya, orientasi baik
Menulis : pasien mampu menulis dengan baik
Membaca : pasien mampu membaca dengan baik
Memori : pasien mampu meningat dengan baik
Motivasi : pasien memiliki motivasi yang baik
PENGKAJIAN KALA II
Keluhan yang dirasakan saat ini :, pasien mengeluh sangat nyeri,pada
simfisis,pasien semakin mengejan, pasien tampak meringis
P : kontraksi melahirkan
Q : seperti ditusuk-tusuk
R : dibagian perut bagian bawah dan pinggang
S : skala nyeri 4 (0-10)
T : 5-10 menit
Tanda – tanda Vital :
TD : 170/100 mmHg
N : 90 x/menit
S : 36,2
RR : 20 x/menit
Pemeriksaan fisik :
Pemeriksaan dalam :
Jam : 20. 30
Oleh : bidan
Hasil : pembukaan 9
Ketuban : ketuban pasien pecah
Tanggal : 21.00
Warnah : bening. Kekuningan
Jumlah : 80 cc
Mulai persalinan
Jam : 21.10
Bayi lahir : 21. 45
Perineum : mengalami robekan
Lama kala II jam :
Ada tambahan robekan di jalan lahir : ada robekan di jalan lahir
Keluhan yang di rasakan : pasien mengeluh nyeri
Do :
G1P0A0, usia kehamilan 38
minggu, klien terlihat meringis,
klien tampak memegang perut
bagian bawah. HIS: 2x dalam 10
menit lamanya 15 detik, Detak
Jantung Janin (DJJ): 152 x/menit,
pemeriksaan Vagina Toucher
terdapat hasil pembukaan 5 cm
2 Ds : Ansietas Ancaman pada
klien mengatakan takut janinnya status terkini
kenapa-kenapa dan klien sering
menanyakan keadaan janinnya.
Do :
G1P0A0, usia kehamilan 38
minggu, klien terlihat cemas,
Tekanan Darah: 170/100 mmHg,
leopold I: 32 cm, leopold II:
terdapat puki, leopold III: bagian
bawah teraba keras dan masuk
pintu atas panggul, leopold IV:
sudah dijalan lahir, HIS: 2x dalam
10 menit lamanya 15 detik, DJJ:
152x/menit, pemeriksaan Vagina
Toucher terdapat hasil pembukaan
5 cm
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1) Nyeri persalinan berhubungan dengan dilatasi serviks
2) Ansietas berhubungan dengan ancaman pada status terkini
3. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN