Penggunaan dinar/dirham untuk alat transaksi saat ini sudah tidak relevan lagi, karena
beberapa alasan: 1) nilai tawar dari sebuah produk yang akan ditukar dengan
dinar/dirham sulit untuk ditentukan. 2) dinar/dirham merupakan instrumen investasi,
sama halnya dengan Bitcoin, Dollar (valuta asing), emas antam (dan juga yang digital)
hingga lembar saham. 3) bahan baku dinar/dirham akan habis dan dampaknya akan
merusak lingkungan jika dieksploitasi habis-habisan karena alat transaksi itu digunakan
oleh semua negara.