Pre Planing Bidai Patah Tulang
Pre Planing Bidai Patah Tulang
Tugas ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga
Dosen Pengampu : Sutiyono, S.Kep.,M.Kes
Disusun Oleh :
CAHYO WAHYU UTOMO (2102046)
Dan juga berterima kasih atas beberapa pihak yang telah membantu dan memberi
tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai beberapa ha lyang bersangkutan dengan materi
tersebut. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam tugas ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi
perbaikan tugas yang telah kami buat dimasa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembebatan dan pembidaian merupakan salah satu keterampilan klinis yang
harus dikuasai oleh seorang dokter umum. Pembebatan dan pembidaian dilakukan
sebagai pertolongan pertama pada kasus trauma atau kecelakaan dengan prinsip
mengimobilisasikan bagian tubuh yang mengalami gangguan atau patah tulang.
Pembebatan atau bandage dilakukan sebagai pertolongan pertama pada kasus
trauma yang sifatnya non-fraktur, sedangkan pembidaian atau splint diberikan pada
kasus trauma yang dicurigai adanya tanda-tanda fraktur.(Amalia Yunia Rahmawati
2020)
Prosedur pembebatan harus dilakukan dengan tepat yaitu pada saat
melakukan pembebatan harus menutup 2/3 bagian bebat sebelumnya. Pembidaian
harus diperhatikan bahwa prinsipnya adalah harus melewati 2 persendian yaitu
persendian di sebelah proksimal dan distalnya. (Achmad Fauzi, Tri Mochartini, and
Chusnul Chotimah 2022)
Pembelajaran mengenai keterampilan klinis pembebatan dan pembidaian
diajarkan di Laboratorium keterampilan klinis pada saat pertemuan terbimbing,
dilanjutkan dengan responsi. Ujian dilaksanakan dengan OSCE di akhir semester.
Melalui pembelajaran keterampilan pembebatan dan pembidaian ini, mahasiswa
kedokteran diharapkan akan mampu melakukan pertolongan pembebatan dan
pembidaian sesuai dengan kasus yang dihadapi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah ini adalah
bagaimana Pre Planning Bidai Patah Tulang.
C. Tujuan Penulisan
a) Tujuan Umum
Mahasiswa terampil dalam melakukan berbagai teknik membebat pada
berbagai organ tubuh manusia sesuai dengan prosedur.
Mahasiswa terampil dalam melakukan pemasangan bidai dengan tepat.
4
b) Tujuan Khusus
Persiapan
Pembebatan
Mahasiswa mampu membangun komunikasi efektif
dengan pasien.
Mahasiswa mampu mengidentifikasi bagian tubuh yang
mengalami cedera melalui pemeriksaan inspeksi dan
palpasi serta mampu memeriksa ROM (Range of
Movement).
Mahasiswa mengenal dengan baik bermacam-macam
jenis bebat dan mampu memilihnya dengan tepat sesuai
kasus.
Mahasiswa mampu melakukan disinfeksi luka dengan
baik sebelum melakukan pembebatan.
Pembidaian
Mahasiswa mampu membangun komunikasi efektif
dengan pasien.
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan inspeksi
dan palpasi pada daerah cedera dan memeriksa ROM
(Range of Movement).
Mahasiswa dapat memilih bidai yang benar sesuai
kasus.
Pemasangan
Pembebatan
Mahasiswa mampu melakukan pembebatan sesuai
prosedur.
Mahasiswa mampu melakukan evaluasi hasil
pembebatan dengan tepat (terutama mengenai tekanan
bebat).
5
Mahasiswa mampu menilai kondisi fisik dan psikologis
pasien, serta daerah di bawah lokasi luka (meliputi
warna, suhu, respon sensorik) karena gangguan
sirkulasi.
Pembidaian
Mahasiswa mampu memasang bidai dengan benar.
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan hasil
pemasangan bidai dan menilainya dengan benar
(apakah bidai terlalu longgar atau terlalu ketat).
Mahasiswa mampu menilai kondisi fisik dan psikologis
pasien.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
sindrom kompartement, kerusakan arteri, infeksi, dan avaskulernekrosis. Komplikasi
lain dalam waktu yang lama akan terjadi mal union, delayed union, non union atau
bahkan perdarahan. Berbagai tindakan bisa dilakukan di antaranya rekognisi, reduksi,
retensi, dan rehabilitasi.Meskipun demikian masalah pasien fraktur tidak bias berhenti
sampai itu saja dan akan berlanjut sampai tindakan setelah atau post operasi.
Pada kegawatdaruratan fraktur terbuka dan tertutup dapat ditangani dengan
pertolongan pertama yaitu pembebatan dan pembidaian. Pembebatan luka
merupakan tindakan keperawatan untuk melindungi luka dengan drainase tertutup,
kontaminasi mikroorganisme yang dapat dilakukan dengan menggunakan kasa steril
yang tidak melekat pada jaringan luka. Pembidaian adalah memasang alat untuk
imobilisasi dengan mempertahankan kedudukan tulang yang patah. Keperawatan
komunitas memprioritaskan pada upaya untuk meningkatkan kesehatan (promotif dan
preventif) dengan tidak mengabaikan usaha-usaha kuratif dan rehabilitative.
Keperawatan komunitas juga berguna untuk meningkatkan dan membawa
masyarakat untuk mengantisipasi masalah kesehatannya sendiri, menggali potensi dan
menggunakan sumber daya manusia yang ada di masyarakat. Memberikan edukasi
pada remaja mengenai penanganan pertama pada korban cedera patah tulang
berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan remaja dalam
pembebatan dan pembidaian. Merupakan peran perawat untuk mengedukasi,
menjadi agent of change sehingga peran perawat sebagai conselor dapat dilaksanakan
secara baik. Berdasarkan data yang didapatkan, penulis tertarik untuk memberikan
“Pelatihan Pembebatan dan Pembidaian”
B. Tujuan
1. Tujuan jangka Panjang
Setelah dilakukan kegiatan Pelatihan Bebat dan Bidai, remaja mampu mengerti
tentang pertolongan pertama pada cedera patah tulang.
2. Tujuan jangka pendek
Remaja memahami pengertian cedera patah tulang
Remaja memahami dan mampu melakukan pertolongan pertama pada
cedera patah tulang
Remaja mampu melakukan pembebatan dan pembidaian dengan benar
8
C. Plan of Action
1. Rencana strategi
1) Berkoordinasi dengan Kepala Desa, Kepala Puskesmas Keputih Kelurahan Desa
Menawan Merak untuk memohon ijin melaksanakan kegiatan Pelatihan
Pembebatan dan Pembidaian.
2) Membuat undangan dan membagikan pada anggota Posyandu Remaja di Desa
Menawan Merak Kecamatan Dempet
3) Menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk kegiatan Pelatihan
Pembebatan dan Pembidaian.
2. Tindakan
1) Memohon ijin kepada Kepala Desa, Kepala Puskesmas Keputih Kelurahan Desa
Menawan Merak untuk memohon ijin melaksanakan kegiatan Pelatihan
Pembebatan dan Pembidaian.
2) Menyebarkan undangan pada anggota Posyandu Remaja di Desa Menawan
Merak.
3) Menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk kegiatan Pelatihan
Pembebatan dan Pembidaian.
3. Pengorganisasian kelompok
Dosen pembimbing : Sutiyono, S.Kep.,M.Kes
Moderator :Aditya Caesar Utama
Pemateri :Intan
Observer :Laura
Fasilitator :Anis
Peserta :Cahyo Wahyu Utomo
4. Sasaran
Remaja Desa Menawan Merak Kecamatan Dempet
5. Media
Mitella, Dasi Cravat, Pita, Plester, Kassa Steril, Triangle Cloth
6. Metode
Demonstrasi, simulasi, dan diskusi
9
7. Susunan Acara
1) Setting waktu
2) Setting tempat
Keterangan :
: Moderator
: Pemateri
: Fasilitator
: Observer
: Peserta
10
D. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
1) Peserta yang hadir minimal 70% dari jumlah undangan
2) Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelumnya
2. Evaluasi Proses
1) Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya
2) Peserta antusias mengikuti pelatihan
3) Suasana kegiatan tertib
4) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta memiliki pengetahuan dan keterampilan penanganan pertama pada
cedera patah tulang
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Pembebatan dan pembidaian
merupakan salah satu keterampilan klinis yang harus dikuasai oleh seorang dokter
umum. Pembebatan dan pembidaian dilakukan sebagai pertolongan pertama pada
kasus trauma atau kecelakaan dengan prinsip mengimobilisasikan bagian tubuh yang
mengalami gangguan atau patah tulang.
Pembebatan atau bandage dilakukan sebagai pertolongan pertama pada
kasus trauma yang sifatnya non-fraktur, sedangkan pembidaian atau splint diberikan
pada kasus trauma yang dicurigai adanya tanda-tanda fraktur.
B. Saran
Apabila dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekeliruan atau
kesalahan kami sebagai penulis sangat mengharapkan kritik atau sarannya dari semua
pihak dapat memperbaiki atau menyempurnakan makalah kami yang baik.
12
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Fauzi, Tri Mochartini, and Chusnul Chotimah. 2022. “Sosialisasi Dan Pelatihan
Teknik Pembidaian Kasus Patah Tulang Pada Masyarakat Jatibening.” Jurnal Antara
Abdimas Keperawatan 5 (2): 49–53. https://doi.org/10.37063/abdimaskep.v5i2.799.
Amalia Yunia Rahmawati. 2020. “済無No Title No Title No Title,” no. July: 1–23.
Subandono, Jarot, Atik Maftuhah, Rieva Ermawan, Ida Nurwati, Anak Agung Alit Kirti, Isna
Qodrijati, Mutmainah, Endang Listyaningsih, and Desy Kurniawati Tandiyo. 2019.
“Pembebatan Dan Pembidaian.” Buku Pedoman Keterampilan Klinis, 1–41.
13