Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH GIZI KESMAS

“ DEFISIENSI GIZI MIKRO ”

DISUSUN OLEH :

1. MELDA MEIRESA 222240033


2. EVA NOVIANTI 222240032
3. AISYAH 222240034
4. NURSAFIRAH ZALSABILAH S. 222240030

DOSEN PENGAMPUH :

HANIARTI, S.Si., Apt., M.Kes

KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE

TAHUN GASAL 2023


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, marilah kita panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kita semua sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah “Defisiensi Mikro”.
Makalah ini telah kami susun secara maksimal untuk memenuhi tugas
Semester III pada matakuliah Gizi Kesmas. Semoga apa yang pkami telah tuliskan
dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Terlepas dari semua itu, kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan
dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Karenanya, kami menerima kritik
serta saran yang membangun dari pembaca agar dapat menulis makalah secara
lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini memberikan manfaat bagi
yang membaca dan terutama bagi kita semua.

Parepare, Oktober 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

LATAR BELAKANG.........................................................................................1

RUMUSAN MASALAH.....................................................................................1

TUJUAN..............................................................................................................1

BAB II......................................................................................................................2

PEMBAHASAN......................................................................................................2

A. ZAT GIZI MIKRO....................................................................................2

B. DEFISIENSI MIKRO...............................................................................3

C. DAMPAK DEFISIENSI ZAT GIZI MIKRO...........................................9

D. KECUKUPAN ZAT GIZI MIKRO YANG DIBUTUHKAN................10

E. PENCEGAHAN DAN PENANGANAN...............................................12

BAB III..................................................................................................................13

PENUTUP..............................................................................................................13

KESIMPULAN..................................................................................................13

SARAN..............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Defisiensi zat gizi mikro merupakan masalah Kesehatan masyarakat
global, terutama di negara berkembang (Huwae,2006). Zat gizi mikro
(miconutrient) adalah terminologi yang digunakan untuk menjelaskan elemen
kelumit (traceelement) yang terdiri dari pelbagai vitamin dan mineral. Mineral
yang termasuk zat gizi mikro antara lain adalah besi, seng, tembaga, selenium,
chromium, iodium, fluorine, mangan, molybdenium, nikel, silikon, vanadium,
arsenik dan cobalt.

RUMUSAN MASALAH
1. Apa Itu Zat Gizi Mikro?
2. Apa Itu Defisiensi Mikro?
3. Bagaimana dampak difisiensi zat gizi mikro?
4. Bagaimana zat gizi mikro yang dibutuhkan?
5. Bagaimana pencegahan dan penanganan difisiensi zat gizi mikro?

TUJUAN
Untuk mengetahui apa itu zat gizi mikro, defisiensi zat gizi mikro,

bagaimana dampak, pencegahan dan penanganan serta jumlah zat gizi mikro yang

dibutuhkan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. ZAT GIZI MIKRO


Zat gizi mikro merupakan vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh
dalam jumlah yang sangat sedikit. Namun, dampaknya terhadap kesehatan
tubuh sangatlah penting, dan kekurangan salah satu dari zat-zat tersebut
dapat menyebabkan kondisi yang parah dan bahkan mengancam jiwa.
Mereka melakukan berbagai fungsi, termasuk memungkinkan tubuh
memproduksi enzim, hormon, dan zat lain yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan normal. Kekurangan zat besi, vitamin A
dan yodium adalah hal yang paling umum terjadi di seluruh dunia,
terutama pada anak-anak dan wanita hamil. Daerah berpendapatan rendah
dan menengah menanggung beban kekurangan zat gizi mikro yang tidak
proporsional.
Defisiensi zat gizi mikro dapat menyebabkan kondisi kesehatan yang
terlihat dan berbahaya, namun juga dapat menyebabkan penurunan tingkat
energi, kejernihan mental, dan kapasitas secara keseluruhan yang tidak
terlalu signifikan secara klinis. Hal ini dapat menyebabkan penurunan
hasil pendidikan, penurunan produktivitas kerja, dan peningkatan risiko
penyakit dan kondisi kesehatan lainnya.
Kelompok yang paling mudah mengalami kekurangan zat gizi mikro
adalah ibu hamil, ibu menyusui dan anak-anak berusia di bawah 5 tahun.
Hal ini disebabkan karena mereka membutuhkan vitamin dan mineral
dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok lainnnya.
Di samping itu, kelompok ini juga sangat mudah mengalami akibat yang
merugikan dari kekurangan zat gizi mikro. Bagi ibu hamil, kekurangan zat
gizi mikro dapat meningkatkan resiko kematian ibu saat melahirkan,
melahirkan bayi berat badan kurang (low birth weight) Bagi ibu menyusui,
status zat gizi mikronya akan menentukan kesehatan, pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang disusuinya, terutama pada usia 6 bulan pertama
setelah bayi lahir. Sedangkan bagi anak-anak kecil, kekurangan zat gizi
mikro dapat meningkatkan resiko kematian yang disebabkan karena
penyakit menular dan dapat menyebabkan gangguan fisik dan
perkembangan mental anak.
Banyak dari kekurangan ini dapat dicegah melalui pendidikan gizi dan
konsumsi makanan sehat yang mengandung beragam makanan, serta
fortifikasi dan suplementasi makanan, jika diperlukan. Program-program
ini telah mencapai kemajuan besar dalam mengurangi defisiensi
mikronutrien dalam beberapa dekade terakhir, namun diperlukan upaya
yang lebih besar.

B. DEFISIENSI MIKRO
Defisiensi mikro adalah kekurangan unsur hara mikro yang dibutuhkan
oleh tubuh manusia dalam jumlah kecil, namun mempunyai peran yang
sangat penting dalam pembentukan hormon, aktivitas enzim serta
mengatur fungsi sistem imun dan sistem reproduksi.
Beberapa contoh defisiensi mikro pada gizi kesmas antara lain:
a. Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi adalah kondisi medis yang terjadi ketika tubuh
tidak memiliki cukup zat besi untuk memproduksi hemoglobin, protein
dalam sel darah merah yang mengikat dan mengangkut oksigen ke seluruh
tubuh. Hasilnya adalah anemia defisiensi besi, jenis anemia yang paling
umum di dunia.
Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan anemia defisiensi besi. Hal
ini membuat tubuh memproduksi lebih sedikit sel darah merah, sehingga,
oksigen tidak tersalurkan dengan sempurna ke seluruh tubuh. Akibatnya,
tubuh akan memberi sinyal negatif, seperti kelelahan (bahkan setelah
istirahat), kulit pucat, kekurangan energi, konsentrasi yang buruk, mudah
marah, mudah merasa sedih, sakit kepala dan pusing dan sering terkena
infeksi.
Beberapa penyebab umum dari kekurangan zat besi pada remaja antara
lain:
1. Konsumsi Diet Rendah Zat Besi: Makanan seperti daging merah,
kacang-kacangan, dan sayuran berdaun hijau merupakan sumber zat
besi yang baik.
2. Kehilangan Darah: Pada remaja perempuan, menstruasi merupakan
salah satu penyebab utama kehilangan zat besi.
3. Penyerapan Zat Besi yang Tidak Efisien: Gangguan seperti penyakit
celiac atau peradangan kronis dapat mengganggu kemampuan tubuh
untuk menyerap zat besi.
4. Pertumbuhan Pesat: Fase pertumbuhan yang cepat pada masa remaja
meningkatkan kebutuhan zat besi.
Zat besi dalam makanan terdapat dalam dua bentuk yaitu heme dan
non-heme. Bentuk ini berpengaruh terhadap penyerapannya dalam
tubuh. Besi-heme merupakan bagian dari hemoglobin dan mioglobin,
umumnya terdapat dalam bahan pangan hewani dan mempunyai
ketersediaan biologis (bioavailability) yang baik karena mudah diserap
dua kali lipat dibandingkan besi non-heme. Mengkonsumsi zat besi
heme dan non-heme secara bersama-sama dapat meningkatkan
penyerapan besi non heme.
Asam organik, seperti vitamin C diketahui juga dapat membantu
penyerapan besi non-heme. Hati, daging, ayam, ikan, tiram, dan
kerang merupakan sumber besi yang sangat baik dari segi jumlah
maupun ketersediaan biologis (bioavailability). Sumber besi lainnya
terdapat dalam serealia tumbuk, kacang-kacangan, sayur-sayuran dan
beberapa jenis buah. Namun demikian, ketersediaan biologis besi
dalam bahan pangan nabati tidak sebaik bahan pangan hewani,
terutama pada bahan pangan nabati yang mengandung asam oksalat
tinggi seperti bayam dan asam fitat yang tinggi seperti serealia dan
kedelai.
Tanin, senyawa polifenol yang terdapat dalam teh, kopi dan
beberapa jenis sayur dan buah juga dapat menghambat absorpsi zat
besi dalam tubuh. Kalsium dosis tinggi juga dapat menghambat
absorpsi besi.
Defisiensi zat besi dapat menyebabkan anemia. Anemia merupakan
gangguan gizi yang banyak dijumpai di dunia, terutama di negara
berkembang. Anemia dapat menyebabkan gangguan perkembangan
fisik dan otak pada anak, meningkatkan resiko kematian anak-anak,
menurunkan produktivitas kerja orang dewasa, penyebab prematuritas,
bayi berat lahir rendah, kematian ibu, meningkatkan resiko terjadinya
pendarahan dan infeksi saat melahirkan. Anemia berkontribusi 20%
terhadap penyebab kematian ibu saat melahirkan.
Defisiensi besi terutama dialami oleh anak-anak, remaja, ibu hamil
dan menyusui serta pekerja berpenghasilan rendah. Defisiensi besi
dapat juga terjadi karena konsumsi makanan yang kurang seimbang
atau gangguan absorpsi besi, dan diperburuk dengan pendarahan akibat
luka atau cacingan, dan penyakit menular seperti HIV dan
tuberculosis. Angka kecukupan besi yang dianjurkan pada laki-laki
dewasa adalah 13 mg per hari dan 26 mg per hari pada perempuan
dewasa. Pada ibu hamil 3 bulan pertama diperlukan tambahan sebesar
9 mg dan 13 mg untuk 3 bulan kedua. Sedangkan pada ibu menyusui
diperlukan tambahan sebesar 6 mg untuk 6 bulan pertama dan 8 mg
untuk 6 bulan kedua.
b. Kekurangan Vitamin A

Vitamin A mempunyai peranan penting dalam fungsi penglihatan,


kekebalan tubuh, diferensiasi sel (perubahan bentuk dan fungsi sel),
reproduksi (pembentukan sperma pada laki-laki dan menjaga
kesuburan pada perempuan), pertumbuhan embrio, dan pertumbuhan
serta perkembangan sel, antara lain tulang dan gigi. Vitamin A terdapat
dalam bentuk retinol, retinal dan asam retinoat sedangkan pro-vitamin
A terdapat dalam bentuk karotenoid (alfa, beta dan gama karoten).
Sumber vitamin A sebagian besar berasal dari bahan pangan
hewani seperti hati ayam, telur, minyak ikan, susu dan mentega.
Sedangkan sayur-sayuran berwarna hijau tua seperti daun singkong,
daun kacang, kangkung, brokoli, bayam dan buah-buahan berwarna
kuning-jingga seperti wortel, tomat, papaya, mangga banyak
mengandung pro-vitamin A (karotenoid).
Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan buta senja (night
blindness), menurunnya fungsi kekebalan tubuh, gangguan
pertumbuhan sel, terutama tulang dan gigi, kulit menjadi kering dan
kasar. Defisiensi vitamin A yang sudah berat dapat mengakibatkan
kebutaan. Angka kecukupan vitamin A rata-rata yang dianjurkan per
hari untuk laki-laki dan perempuan dewasa masing-masing adalah 600
dan 500 mikrogram per hari. Untuk ibu hamil sampai dengan 6 bulan
pertama, perlu ada penambahan sebanyak 350 mikro gram vitamin A
per hari.
Kelebihan vitamin A dapat terjadi akibat konsumsi suplemen
vitamin A dalam dosis tinggi dalam jangka waktu lama. Gejala yang
ditimbulkan antara lain adalah sakit kepala, pusing, mual, rambut
rontok, kulit kering, tidak ada nafsu makan (anoreksia) dan sakit pada
tulang.
c. Kekurangan Vitamin D

Vitamin D adalah salah satu vitamin larut lemak yang juga dikenal
dengan nama kalsiferol. Kadar vitamin ini di dalam darah dianjurkan
berkisar diantara 30 – 100 ng/mL dan seseorang dikatakan mengalami
defisiensi (kekurangan) apabila kadar vitamin D dalam darahnya < 20
ng/mL. Kondisi defisiensi vitamin D merupakan kondisi global yang
tidak memandang geografis negara dan rentang usia. Bahkan di negara
tropis sekalipun seperti Indonesia. Data penderita defisiensi vitamin D
di berbagai negara sangat bervariasi. Laporan studi ilmiah
memperkirakan ada sekitar satu milyar orang di dunia mengalami
defisiensi vitamin D dan bahkan 50% penduduk di dunia mengalami
insufisiensi (potensi kekurangan) vitamin D.
Vitamin D sudah banyak diteliti dan disimpulkan sebagai vitamin
yang tidak hanya penting untuk membantu pembentukan tulang namun
juga berperan pada berbagai proses di dalam tubuh. Itulah mengapa
masalah kesehatan akibat defisiensi vitamin D tidak terbatas pada
penyakit tulang saja seperti rakitis (penyakit tulang lunak pada anak)
dan osteomalacia (nyeri tulang dan kelemahan otot pada lansia) namun
juga penyakit lain seperti hipertensi (darah tinggi), keganasan, diabetes
melitus, kardiovaskular, autoimun, infeksi hingga depresi.
Kekurangan vitamin D adalah kondisi yang sangat umum terjadi.
Kira-kira ada sekitar 1 miliar orang di seluruh dunia yang memiliki
kadar vitamin D yang rendah dalam darahnya. Beberapa faktor bisa
membuat seseorang lebih berisiko mengalami kekurangan vitamin D,
seperti memiliki kulit gelap, sudah berusia lanjut, memiliki alergi susu,
sangat menghindari matahari, dan menjalani diet vegan yang ketat.
Kekurangan vitamin D pada ibu hamil dapat menyebabkan
gangguan pertumbuhan janin dan risiko bayi lahir dengan berat rendah.
Kekurangan vitamin D pada anak-anak dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan dan perkembangan kognitif. Oleh karena itu, penting
untuk memastikan asupan vitamin D yang cukup dalam makanan dan
memperhatikan keseimbangan gizi dalam pola makan sehari-hari.
Asupan vitamin D dapat diperoleh dari makanan seperti ikan, telur,
dan susu, serta paparan sinar matahari. Jika mengalami gejala
kekurangan vitamin D, segera periksakan diri ke dokter untuk
mendapatkan penanganan yang tepat.
d. Kekurangan Yodium
Kekurangan yodium atau defisiensi yodium adalah kondisi di mana
tubuh manusia kekurangan unsur hara mikro yodium dalam jumlah yang
cukup. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan pada
manusia, terutama pada kesehatan tiroid. Beberapa gejala kekurangan
yodium pada tubuh manusia antara lain pembengkakan kelenjar tiroid
pada leher, benjolan atau gondok pada leher, berat badan naik, merasa
lelah dan lemah, rambut menipis, kulit kering dan bersisik, kedinginan,
sulit mengingat, dan gangguan kehamilan.
Kekurangan yodium pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan otak janin, kretinisme, bayi lahir dengan berat rendah, dan
meningkatkan risiko bayi lahir meninggal. Kekurangan yodium pada anak-
anak dapat menyebabkan gangguan tumbuh kembang dan perkembangan
kognitif. Kekurangan yodium dapat dicegah dengan memperhatikan
asupan makanan yang mengandung yodium, seperti rumput laut, ikan,
telur, dan susu, serta mengonsumsi garam beryodium. Jika mengalami
gejala kekurangan yodium, segera periksakan diri ke dokter untuk
mendapatkan penanganan yang tepat.
Yodium merupakan komponen penting dalam sintesis hormon
tiroid, yaitu hormon yang berfungsi mengatur suhu tubuh, metabolisme
dasar, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan, pembentukan sel
darah merah serta fungsi otot dan saraf. Dalam darah, yodium terdapat
dalam bentuk yodium bebas atau terikat dengan protein (Protein-Bound
Iodine/PBI).
Laut merupakan sumber utama yodium. Karena itu makanan laut
seperti ikan, udang, kerang, rumput laut merupakan sumber yodium paling
baik. Ikan laut mengandung yodium yang lebih banyak dibandingkan
dengan ikan air tawar. Sayur-sayuran dan buah-buahan sedikit
mengandung yodium. Untuk mencukupi kebutuhan yodium sekaligus
mengatasi masalah defisiensi yodium, maka dilakukan penambahan
yodium pada garam.
Defisiensi yodium dapat menyebabkan pembesaran kelenjar tiroid
(goiter). Kekurangan yodium yang parah di awal kehamilan dapat
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin, dan dalam
keadaan parah dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada bayi yang
dilahirkan yang disebut kretinisme (cebol). Kretinisme yang parah dapat
menyebabkan bisu, tuli dan gangguan mental. Kekurangan yodium juga
dapat menyebabkan kemampuan belajar yang rendah dan penurunan
kepandaian (IQ). Kubis mentah, lobak dan singkong mengandung
goitrogen yang merupakan senyawa yang menghambat absorpsi yodium
dalam tubuh. Konsumsi makanan tersebut dalam keadaan segar dan dalam
jumlah besar dapat menyebabkan kekurangan yodium. Pemasakan dapat
menginaktifkan goitrogen.
Kekurangan yodium banyak terdapat di daerah yang letaknya jauh
dari laut seperti pegunungan. Tanah di daerah pegunungan sedikit
mengandung yodium. Angka kecukupan yodium yang dianjurkan adalah
4700 mg per hari. Sedangkan untuk ibu menyusui memerlukan tambahan
masing-masing sebesar 400 mg untuk kelahiran 6 bulan pertama dan 6
bulan kedua.

C. DAMPAK DEFISIENSI ZAT GIZI MIKRO


1. Gangguan Pertumbuhan dan Perkembangan
Defisiensi zat gizi mikro, terutama pada masa anak-anak, dapat
menghambat pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif,
berdampak jangka panjang pada kesehatan dan kemampuan belajar.
2. Gangguan Fungsi Organ
Setiap zat gizi mikro memiliki peran spesifik dalam fungsi organ
tertentu. Misalnya, defisiensi vitamin A dapat menyebabkan masalah
pada mata, sementara kekurangan zat besi dapat mempengaruhi fungsi
darah dan oksigenasi tubuh.
3. Penurunan Kekebalan Tubuh
Zat gizi mikro seperti vitamin C dan zinc mendukung sistem
kekebalan tubuh. Defisiensi dalam zat-zat ini dapat membuat tubuh
lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit.
4. Masalah Kesehatan Reproduksi
Defisiensi zat gizi mikro tertentu dapat memengaruhi kesehatan
reproduksi, seperti kekurangan asam folat yang dapat berisiko pada ibu
hamil.

5. Gangguan Metabolisme
Defisiensi zat gizi mikro dapat mempengaruhi proses metabolisme
tubuh, mengganggu penguraian makanan menjadi energi dan nutrisi
yang dibutuhkan.
6. Peningkatan Risiko Penyakit Kronis
Beberapa defisiensi zat gizi mikro telah dikaitkan dengan
peningkatan risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung,
osteoporosis, dan penyakit neurodegeneratif.
7. Gangguan Fungsi Kognitif
Kekurangan zat gizi mikro tertentu dapat memengaruhi fungsi
kognitif dan dapat berkontribusi pada masalah seperti kelelahan
mental, kurang konsentrasi, dan penurunan daya ingat.
8. Masalah Kesehatan Mental
Beberapa zat gizi mikro, seperti vitamin B kompleks, memiliki
peran dalam kesehatan mental. Defisiensi dapat terkait dengan
gangguan suasana hati dan masalah kejiwaan.

D. KECUKUPAN ZAT GIZI MIKRO YANG DIBUTUHKAN


Bila masalah kekurangan (defisiensi) zat gizi mikro tak diatasi

sejak dini, akan ada dampak buruk jangka panjang yang bisa menghambat

pertumbuhan anak. "Kecukupan zat gizi mikro sangat penting terutama

untuk ibu hamil dan anak-anak balita,". Kekurangan zat gizi mikro

(vitamin, mineral, dan sekelumit/trace minerals) seringkali tersembunyi


dan tidak disadari. Namun, jika tidak segera diatasi bisa membawa

dampak buruk dalam jangka panjang."Zat gizi mikro memiliki peran untuk

membantu pertumbuhan tulang, gigi, sel, termasuk pencernaan dan

metabolisme, pembentukan imunitas, tekanan darah dan cairan tubuh, serta

pengendalian syaraf," kekurangan zat gizi mikro (vitamin dan mineral)

lebih sering terjadi terutama untuk kasus kekurangan kalsium, zat besi,

zinc, asamfolat, B12, C, dan D, pada anak, perempuan, dan ibu hamil.

Kekurangan sering kali di akibatkan karena diet atau pola makan miskin

sumber pangan hewani dan buah, tanpa pangan hewani dan sayur maka

akan sulit bagi tubuh untuk memenuhi kecukupan asupan zat gizi mikro.

Defisiensi zat gizi mikro dalam jangka yang lama dapat memberikan

dampak nutrisi yang nantinya akan mempengaruhi peningkatan angka

kesakitan dan kematian, serta mempengaruhi gangguan serius pada

tumbuh kembang anak. Kecukupan gizi mikro yang dibutuhkan bervariasi

tergantung pada faktor seperti usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik,

dan kondisi kesehatan individu. Berikut adalah perkiraan kebutuhan harian

beberapa nutrisi mikro penting:

a. Vitamin A: 600-900 mikrogram (mcg) per hari.

b. Vitamin D: 600-800 IU (15-20 mcg) per hari.

c. Vitamin B12: 2.4 mikrogram per hari.

d. Zat Besi (untuk dewasa): 8-18 miligram per hari.

e. Zink: 8-11 miligram per hari.

f. Kalsium: 1000-1300 miligram per hari.


g. Asam Folat: 400 mikrogram per hari.

h. Vitamin C: 75-90 miligram per hari.

E. PENCEGAHAN DAN PENANGANAN

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi


defisiensi zat gizi mikro. Pertama adalah dengan
penganekaragaman/diversifikasi makanan, dan kedua adalah dengan
fortifikasi yaitu dengan penambahan satu atau lebih zat gizi mikro ke
dalam makanan, misalnya fortifikasi besi pada susu formula, atau
sereal. Adapun penanganannya yaitu :
a. Konsumsi Makanan Seimbang
Masyarakat perlu didukung untuk mengonsumsi makanan
yang kaya akan zat gizi mikro, termasuk buah, sayur, biji-bijian,
daging, dan produk susu, guna memastikan asupan nutrisi yang
mencukupi.
b. Edukasi Gizi
Pendidikan kesehatan yang menyampaikan informasi
mengenai pentingnya zat gizi mikro dan sumber-sumbernya dapat
membantu masyarakat membuat pilihan makanan yang lebih
cerdas.
c. Suplementasi Terkendali
Dalam situasi tertentu, seperti pada kelompok risiko tinggi
(misalnya, ibu hamil atau anak-anak yang tumbuh), pemberian
suplemen zat gizi mikro dapat direkomendasikan, namun harus
dilakukan dengan pengawasan dokter.
d. Pemantauan Kesehatan
Program pemantauan kesehatan masyarakat dapat
membantu mendeteksi dini kasus-kasus defisiensi zat gizi mikro
dan menyediakan intervensi yang diperlukan.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Zat gizi mikro merupakan vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh

dalam jumlah yang sangat sedikit. Namun, dampaknya terhadap kesehatan tubuh

sangatlah penting, dan kekurangan salah satu dari zat-zat tersebut dapat

menyebabkan kondisi yang parah dan bahkan mengancam jiwa. Mereka

melakukan berbagai fungsi, termasuk memungkinkan tubuh memproduksi enzim,

hormon, dan zat lain yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan

normal. Defisiensi mikro adalah kekurangan unsur hara mikro yang dibutuhkan

oleh tubuh manusia dalam jumlah kecil, namun mempunyai peran yang sangat

penting dalam pembentukan hormon, aktivitas enzim serta mengatur fungsi sistem

imun dan sistem reproduksi. Beberapa contoh defisiensi mikro pada gizi kesmas;

kekuranga zat besi, kekurangan vitamin A, kekurangan vitamin D, kekuranngan

yodium.

SARAN
Untuk menghindari terjadinya defisisensi mikro sebaiknya Masyarakat

memperhatikan pola hidup sehat dan memenuhi setiap kebutuhan gizi dengan

baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/14214/2/T1_462012023_BAB
%20I.pdf

https://www.who.int/health-topics/micronutrients#tab=tab_1

https://disnakkeswan.ntbprov.go.id/dampak-kekurangan-zat-besi-bagi-tubuh/

https://foodtech.binus.ac.id/2015/02/03/mikronutrien-sedikit-tapi-penting/

https://www.halodoc.com/artikel/kekurangan-vitamin-d-ini-dampaknya-pada-
tubuh

https://rson.kemenpora.go.id/en/artikel-detail/MTM

https://www.scribd.com/document/439355165/Makalah-Zat-Gizi-Mikro

https://foodtech.binus.ac.id/2015/02/03/mikronutrien-sedikit-tapi-penting/
#:~:text=Ada%20beberapa%20cara%20yang%20dapat,pada%20susu%20formula
%2C%20atau%20sereal

Anda mungkin juga menyukai