Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BAHASA DAN SASTRA DAERAH


APPASILLI

Disusun oleh:
1. Andi Pusma Asdiwani
2. Jesslyn Ho
3. Jasel Arifaldi
4. Salsa Bila
5. Rafli Islami. A
6. Fitra Kusuma Wandi
7. Rahmawati

SMAN 1 SELAYAR
2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik, Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti- natikan syafa'amnya di akhirat nanti
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah dengan judul "APPASILLI"
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
Saran dan kritik .

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL....................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Pengertian Appassilli.......................................................................................................3
B. Proses Pelaksanaan Appassilli........................................................................................3
1. Persiapan sebelum pelaksanaan Appassili..............................................................4
a. Sanro Pasilli…………………………………………………………………………4
b. Orang yang akan dipasilli…………………...………………………………………4
2. Pelaksanaan Proses Appassili...................................................................................4
a. Siraman………………………………………………………………...……………5
b.Mappatemma'(Khatam Al-quran)……………………………………………………5
c. Mappatimpu'……………………………………………………...…………………6
BAB III PENUTUP..................................................................................................................7
A. KESIMPULAN..............................................................................................................7
B. SARAN...........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................8

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari berbagai
suku bangsa. Keragaman suku bangsa ini membawa sebuah akibat dan munculnya berbagai
macam tradisi atau kebiasaan yang kemudian timbul menjadi adat istiadat dan kebudayaan di
tengah masyarakat. Berbagai kebiasaan yang ada di tengah masyarakat tersebut menjadi
sesuatu yang memikat dalam kehidupan sehari-hari.

Istilah adat dalam kamus bahasa Indonesia adalah kebiasaan atau tradisi konotasi
aturan yang kalem dan harmonis namun dalam tahun-tahun awal masa reformasi bahkan
terkadang sampai beberapa tahun. Adat sering di asosiasikangerakan protes dan kerusuhan.
Karena itu, sejak Soeharto lenser tahun 1998, masyarakat berbagai daerah dan etnis Indonesia
telah terang-terangan menetapkan adat setempat secara masing-masing untuk memahami
berbagai sistem tradisi hukum yang ada di Indonesia. Sangatlah penting sebab di daerah
globalisasi saat ini interaksi antar bangsa baik secara individu maupun publik. Dengan
memahami sistem hukum, berbagai warga masyarakat membuat kita saling mengerti
perbedaan budaya adat serta etika dan kepercayaan yang saling menjujung Tinggi keragaman
suku maupun budaya.

Sulawesi Selatan sebagai salah satu daerah di Indonesia dikenal masih kental dengan
adat istiadat untuk mempertahankan warisan kebudayaan. Masyarakat Bugis Makassar
bahkan sudah turun temurun menjaga ritus dalam berbagai hal terutama dalam konteks
hubungan antar sesama dan sang pencipta.

Appassili sudah menjadi warisan budaya turun temurun masyarakat umum di


Sulawesi Selatan, bahkan dalam sebuah pesta terkadang tidak lengkap rasanya jika Appassili
ini tidak dilaksanakan, apalagi bila pesta pernikahan. Upacara Ini juga sekaligus sebagai
bentuk silaturahmi bagi masyarakat

Menurut masyarakat Makassar tradisi Appasili sangat banyak kegunaannya ataupun


manfaatnya bagi masyarakat. Hal ini karena Appassilii merupakan suatu pembersihan atau
pensucian, baik itu pembersihan dari diri maupun pembersihan dari pengaruh hal-hal negatif
yang berada disekitar lingkungan atau biasa disebut dengan istilah tolak bala.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana prosesi/tahapan untuk melaksanakan kegiatan Appassili dalam adat
pernikahan suku Makassar?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana prosesi/tahapan untuk melaksanakan kegiatan Appassili
dalam adat pernikahan suku Makassar.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Appassilli
Dalam Suku Makassar mempunyai adat yang dikenal dengan Appassili. Appassili atau
Mappassili adalah suatu tradisi yang biasa dilakukan oleh masyarakat Makassar dipercaya
untuk membersihkan dari pengaruh-pengaruh buruk dan juga menjadi syarat sebelum ingin
melakukan suatu acara besar seperti pernikahan. Secara terminologi, Appassili berarti
berusaha dan berikhtiar mengatasi mara bahaya yang mungkin terjadi bagi seseorang,
misalnya serangan guna-guna, sihir atau ilmu hitam lainnya. Untuk mengatasi ini seseorang
harus dimandikan dengan air khusus dan orang inilah yang dibersihkan jiwa dan raganya dari
gangguan ilmu hitam.

Dalam adat masyarakat Makassar, bersuci dengan membersihkan diri melalui


Appassili merupakan suatu hal yang harus dilakukan apabila hendak melakukan sebuah
pernikahan. Appassili dilakukan bukan hanya untuk sebuah pernikahan, namun Appassili juga
dilakukan oleh ibu hamil yang usia kandungannya sudah mencapai 7 bulan, Appassili
dilakukan juga bagi anak yang ingin melakukan acara sunatan/khitanan. Dalam proses
pernikahan, Mappassili sendiri berupa prosesi siraman yang bertujuan agar perkawinan
berjalan lancar, mendapat restu dari Tuhan, serta untuk tolak bala dan membersihkan calon
mempelai lahir dan batin.

B. Proses Pelaksanaan Appassilli


Prosesi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dengan melalui tahapan-tahapan
atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan. Adat adalah suatu simbol kebiasaan dalam
adanya kegiatan acara atau perayaan, misalnya adat masuk rumah baru, adat memiliki
kendaraan baru, adat pengislaman anak- yang akan di khitan’sunatan, adat perkawinan dan
sebagainya. Semua kegiatan tersebut memiliki adat istiadat karena adat tersebut sudah ada
sejak zaman nenek moyang sehingga masih terlestarikan sampai sekarang.

Salah satu tradisi adat di Sulawesi Selatan masih melaksanakan adat Appasili. Tradisi
adat Appasili merupakan suatu tradisi yang dilakukan dengan maksud untuk melaksanakan
kegiatan atau acara tradisional agar terhindar dari hal-hal yang membahayakan yang tidak di
inginkan pada saat sebelum maupun setelah pelaksaan suatu kegiatan acara atau perayaan.
Berikut tata cara melakukan Appassili.

3
1. Persiapan sebelum pelaksanaan Appassili
Sebelum melaksanakan Appassili harus terlebih dahulu mempersiapkan apa
hal-hal yang akan digunakan dalam proses Appassili, antara lain:

a. Sanro Passili
Sanro Passili harus menyediakan atau membawa perlengkapan yaitu berbagai
macam dedaunan sebelum melakukan Appassli, antara lain daun pandan wangi 4
lembar, 7 macam kembang setaman/daun passili, 4 buah tunas kelapa kaluku toa.
Kemudian 4 tandan pisang kepok, 4 tandan pisang nangka, 4 sisir pisang nangka, 4
rumpun tebu, 4 tandan kelapa, 4 tandan pinang. Juga dilengkapi dengan lilin yang
ditancap dalam beras, kelapa, gula merah, buah pala, dan kayu manis.

b. Orang yang Akan Dipassili


Orang yang akan dipassili harus menyediakan juga perlengkapan dalam proses
Appassili seperti ja’jakkang, je’ne papasili, kanrejawa picuru, siagang sila la uni te
‘ne yang ditutupi dengan kain putih. Ja’jakkang adalah beras yang di atasnya terdapat
gula areng satu biji dan kelapa satu biji, lilin merah satu atau dua batang di dalam
sebuah baskom. Je’ne pappassili adalah air di atas wajan kemudian diberi koin dan
daun atau leko- leko yang telah disediakan oleh sanro passili, wajan tersebut
bermakna pemersatu. Kanrejawa picuru adalah makanan khas Makassar seperti onde-
onde atau umba-umba mempunyai makna bahwa agar supaya selalu dimunculkan
rezekinya. Koya Lapisi mempunyai makna bahwa rezekinya akan berlapis-lapis Kue
serikaya sebagai simbol kekayaan karena namanya dan kue yang lainnya sesuai
dengan kemampuan. Pa’dupang atau kemenyang diperuntukkan bagi orang yang
passili” rumah baru dan kendaraan baru dipercayakan bahwa malaikat itu senang
dengan wewangian kecuali jin dan setan itu tidak suka dengan yang wangi.

2. Pelaksanaan Proses Appassili


Apabila perlengkapan dalam pelaksanaan telah tersedia maka prosesi
Appassili bisa segera dilaksanakan. Adapun tata cara dalam pelaksanaan adat
Appassili terbagi menjadi tiga rangkaian mulai dari siraman, mappatemma’ atau
khatam Alquran, dan mappatimpu’

4
a. Siraman
Air siraman biasanya diambil
dari tujuh mata air yang berisi
tujuh macam bunga atau
kembang. Pernak-pernik lainnya
yang digunakan saat siraman
adalah dekorasi bombing kelapa tabere pelaminan, gentong dan gayung. Daun sirih 7
ikat, buah alosi 7 buah, daun pandan wangi 4 lembar, 7 macam kembang
setaman/daun passili 4 buah, tunas kelapa kaluku toa. Kemudian 4 tandan pisang
kapok, 4 tandan pisang nangka, 4 sisir pisang nangka, 4 rumpun tebu, 4 tandan
kelapa, 4 tandan pinang. Juga dilengkapi dengan lilin yang ditancap dalam beras,
kelapa, gula merah, buah pala, dan kayu manis. Selain itu, uang koin juga dimasukkan
dalam wajan berisi air, serta ayam jantan.
Saat menjalani siraman mengenakan pakaian putih-putih, juga memangku
kelapa utuh. Ritual ini dipercaya oleh masyarakat Bugis Makassar untuk menyucikan
diri dan agar mendapat perlindungan serta terhindar dari bahaya.

b. Mappatemma’ (khatam Al-Quran)


Prosesi mappatemma’ ini dilaksanakan bertujuan untuk memohon doa kepada
Allah SWT agar pernikahannya diberikan kelancaran dan kemudahan.

5
c. Mappatimpu’
Ritual terakhir dari
Mappassili ialah
mattimpu’, perlengkapan
matimpu’ berupa, beras, 2
sisir pisang raja utuh,
sokko Palopo dan kue
tradisional yang manis- manis, serta air minum. Umumn makanan khas Bugis
Makassar yang disajikan dalam acara ‘Mattimpu’ tersebut adalah kue-kue manis yang
melambangkan kehidupan yang bahagia serta hidup sejahtera. Misalnya kue onde-
onde, umba-umba, kue cucur, dan jajaran kue manis khas Bugis-Makassar lainnya.
Mattimpu’ artinya menyuap dengan makanan. Tahapan ini memiliki makna saling
mengasihi dan menyayangi antara orang tua dan anak.

6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Adat budaya siraman pengantin (Appassili )merupakan warisan nenek moyang kita
yang mempunyai nilai-nilai norma kehidupan dan patut dilestarikan. Adat budaya siraman
pengantin mengandung makna dan filosofi kehidupan membina rumah tangga yang sakinah,
mawadah, warohmah, petuah-petuah dan petunjuk- petunjuk yang disampaikan oleh para
orang tua merupakan bekal hidup calon pengantin. Tersirat pada persyaratan-persyaratan
yang ada di kelengkapan penyelenggaraan siraman pengantin yang semua itu tujuannya
adalah semata-mata untuk mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa dan menghindari
hal-hal buruk.

B.SARAN
Adat budaya siraman pengantin (Appassili) merupakan aset budaya bangsa Indonesia
yang harus dilestarikan dan disosialisasikan di berbagai media baik media cetak atau media
elektronik dengan berbagai bahasa agar dapat dikenal oleh kalangan luas dan berbagai
bangsa, karena sesungguhnya bangsa yang besar adalah bangsa yang mau menjunjung adat
budaya sendiri.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://makassar.tribunnews.com/2022/05/05/apa-itu-ritual-mappassili-tradisi-bugis-
makassar-digelar-anak-danny-pomanto-jelang-pernikahan
https://www.detik.com/jabar/budaya/d-6452277/pernikahan-adat-sunda-urutan-lengkap-
prosesi-upacara-dan-makna-di-baliknya
https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulut/upacara-tradisional-momuhuto-siraman-pada-
masyarakat-gorontalo/

8
9

Anda mungkin juga menyukai