Oleh
Kelompok 4 :
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan kemudahan
segala usaha dalam penyusunan makalah Analisis Perencanaan Strategik Pendidikan
Dalam Sektor Tenaga Pendidik Untuk Menyongsong Indonesia Emas ini.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu dan Bapak dosen mata kuliah
Perencanaan Stratejik Pendidikan yang bertindak sebagai pembimbing dalam membuat
makalah ini. Semoga Allah Swt membalas segala amal kebaikannya dengan pahala yang
berlipat ganda, Amiin.
Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan dan
Perilaku Organisasi Pendidkan. Namun demikian penulis menyadari bahwa makalah ini jauh
dari sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan di kemudian
hari.
Oleh karena itu, sangat mahfum apabila makalah ini masih terdapat hal-hal yang
dirasa belum lengkap serta memuaskan semua pihak. Kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca budiman sangat dinantikan guna sempurnanya Makalah ini.
Kelompok IV
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................3
C. Tujuan.................................................................................................................................3
BAB II ISI..................................................................................................................................4
A. Teori Pendidikan.................................................................................................................4
BAB II PENUTUP...................................................................................................................16
A. Kesimpulan.......................................................................................................................16
B. Saran..................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................17
i
BAB I
PENDAHULUAN
Menyongsong generasi emas yang tangguh dan bermoral menuntut peran guru
dalam menyiapkan siswa memiliki keterampilan abad XXI yang berkarakter, berpikir
kritis, kreatif, inovatif, komunikatif, kolaboratif, dan kompetitif. Berbagai tantangan
dalam menyiapkan siswa yang tangguh dan bermoral diantaranya: globalisasi, teknologi,
migrasi, kompetisi internasional, perubahan pasar, tantangan lingkungan dan politik
internasional. Upaya pemerintah menyiapkan generasi emas dengan pembangunan di
bidang pendidikan, diantaranya dengan melakukan penyempurnaan kurikulum dan
peningkatan profesionalisme guru.
Pembelajaran dengan belajar merupakan suatu kegiatan yang tak dapat dipisahkan
dari sepanjang perjalanan manusia. Dari belajar inilah setiap individu dapat meningkatkan
potensi-potensi yang dimilikinya. Dengan kegiatan di dalam proses belajar mengajar
setiap individu memperoleh ilmu, keterampilan, dan kelakuan yang lebih baik. Kegiatan
belajar hakikatnya dilaksanakan dalam mengupgrade kemampuan atau kompetensi setiap
individu (Pribadi, 2009:21). Sedangkan menurut Schunk (2012:5). Pembelajaran
hakikatnya menghadirkan perubahan yang dapat melebur kedalam perilaku setiap
individu, ataupun ke dalam kapasitas berperilaku dengan cara tertentu, yang diperoleh
dari implementasi ataupun bentuk-bentuk proses pengalaman lainnya. Tolak ukur dari
setiap proses pembelajaran itu adalah pembelajaran yang melibatkan setiap individu,
pembelajaran dapat bertahan lama meresap dan tidak termakan oleh waktu, serta
pembelajaran dapat didapatkan langsung dengan metode pengalaman.
Guru dalam pembelajaran memiliki peranan penting, Belajar tanpa guru adalah
ilusi, sebab dari seluruh komponen pembelajaran yang terdapat semacam kurikulum,
fasilitas prasarana, prosedur pembelajaran, guru, siswa, orang tua, serta area, yang sangat
memastikan ialah guru. Guru mempunyai peran yang sangat mulia, dari merekalah
terbentuk generasi emas Indonesia. Terlebih guru mengemban amanat guna mewujudkan
pembelajaran nasional yakni berkembangnya kemampuan partisipan didik supaya
menjadi manusia yang beriman serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan sebagai masyarakat Negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.
2
menghadirkan pembelajaran yang inovatif, interaktif dan komunikatif dalam
menyongsong generasi emas Indonesia 2045. (UPI, 2021)
Berdasarkan data dan informasi tersebut maka sector tenaga pendidik menjadi
fokus bahasan yang akan dilakukan oleh peneliti dalam analisis perencanaan strategis
pendidikan yang diupayakan pemerintah untuk menyongsong Indonesia Emas. Dalam
penelitian tersebut maka fokus penelitian terangkum dalam judul “Analisis Perencanaan
Strategik Pendidikan Dalam Sektor Tenaga Pendidik Untuk Menyongsong
Indonesia Emas”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka pemakalah akan
merumuskannya dalam sebuah pertanyaan , diantaranya adalah
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka pemakalah bertujuan:
3
BAB II
ISI
A. Teori Pendidikan
Pengertian teori pendidikan adalah teori yang digunakan dalam proses
belajar mengajar. Salah satu penerapan teori belajar yang terkenal adalah teori
dari John Dewey yaitu teori “learning by doing”. Teori belajar ini merupakan
subordinat dari teori pendidikan. Karenanya sebelum membahas teori belajar
tersebut, perlu diuraikan pengertian teori pendidikan.
Menurut Moore (1974) istilah teori merujuk pada suatu usaha untuk
menjelaskan bagaimana sesuatu terjadi seperti adanya. Selain itu teori juga
merupakan usaha untuk menjelaskan sesuatu yang mungkin terjadi di masa
datang. Pengertian ini mengandung makna bahwa fungsi teori adalah
melakukan prediksi. Teori juga diartikan sebagai kebalikan dari sebuah
praktek.
1. Pendidikan Klasik
Teori pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik, seperti
Perenialisme, Essensialisme, dan Eksistensialisme dan memandang bahwa
pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara, mengawetkan dan
meneruskan warisan budaya. Teori ini lebih menekankan peranan isi
pendidikan dari pada proses. Isi pendidikan atau materi diambil dari
khazanah ilmu pengetahuan yang ditemukan dan dikembangkan para ahli
tempo dulu yang telah disusun secara logis dan sistematis. Dalam
prakteknya, pendidik mempunyai peranan besar dan lebih dominan,
sedangkan peserta didik memiliki peran yang pasif, sebagai penerima
informasi dan tugas-tugas dari pendidik.
2. Pendidikan Pribadi
Teori pendidikan ini bertolak dari asumsi bahwa sejak dilahirkan
anak telah memiliki potensi-potensi tertentu. Pendidikan harus dapat
mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik dengan
bertolak dari kebutuhan dan minat peserta didik. Dalam hal ini, peserta
didik menjadi pelaku utama pendidikan, sedangkan pendidik hanya
5
menempati posisi kedua, yang lebih berperan sebagai pembimbing,
pendorong, fasilitator dan pelayan peserta didik.
Teori pendidikan pribadi menjadi sumber bagi pengembangan
model kurikulum humanis. yaitu suatu model kurikulum yang bertujuan
memperluas kesadaran diri dan mengurangi kerenggangan dan
keterasingan dari lingkungan dan proses aktualisasi diri. Kurikulum
humanis merupakan reaksi atas pendidikan yang lebih menekankan pada
aspek intelektual (kurikulum subjek akademis).
3. Pendidikan Teknologik
Teknologi pendidikan yaitu suatu konsep pendidikan yang
mempunyai persamaan dengan pendidikan klasik tentang peranan
pendidikan dalam menyampaikan informasi. Namun diantara keduanya
ada yang berbeda. Dalam teknologi pendidikan, lebih diutamakan adalah
pembentukan dan penguasaan kompetensi atau kemampuan-kemampuan
praktis, bukan pengawetan dan pemeliharaan budaya lama.
Dalam teori pendidikan ini, isi pendidikan dipilih oleh tim ahli
bidang-bidang khusus, berupa data-data obyektif dan keterampilan
keterampilan yang yang mengarah kepada kemampuan vocational . Isi
disusun dalam bentuk desain program atau desain pengajaran dan
disampaikan dengan menggunakan bantuan media elektronika dan para
peserta didik belajar secara individual.
Peserta didik berusaha untuk menguasai sejumlah besar bahan dan
pola-pola kegiatan secara efisien tanpa refleksi. Keterampilan
keterampilan barunya segera digunakan dalam masyarakat. Guru berfungsi
sebagai direktur belajar, lebih banyak tugas-tugas pengelolaan dari pada
penyampaian dan pendalaman bahan.
4. Pendidikan interaksional
Pendidikan interaksional yaitu suatu konsep pendidikan yang
bertitik tolak dari pemikiran manusia sebagai makhluk sosial yang
senantiasa berinteraksi dan bekerja sama dengan manusia lainnya.
Pendidikan sebagai salah satu bentuk kehidupan juga berintikan kerja
6
sama dan interaksi. Dalam pendidikan interaksional menekankan interaksi
dua pihak dari guru kepada peserta didik dan dari peserta didik kepada
guru.
Lebih dari itu, dalam teori pendidikan ini, interaksi juga terjadi
antara peserta didik dengan materi pembelajaran dan dengan lingkungan,
antara pemikiran manusia dengan lingkungannya. Interaksi terjadi melalui
berbagai bentuk dialog. Dalam pendidikan interaksional, belajar lebih
sekedar mempelajari fakta-fakta.
Peserta didik mengadakan pemahaman eksperimental dari fakta
fakta tersebut, memberikan interpretasi yang bersifat menyeluruh serta
memahaminya dalam konteks kehidupan. Filsafat yang melandasi
pendidikan interaksional yaitu filsafat rekonstruksi sosial.
7
organisasi. Sedangkan konsep manajemen strategik pendidikan menurut
Nawawi adalah perencanaan skala besar (disebut perencanaan strategik)
menuju masa depan yang jauh (disebut visi), dan didefinisikan sebagai
keputusan yang dibuat oleh manajemen puncak (keputusan itu bersifat
fundamental dan primer), agar organisasi dapat berinteraksi secara efektif
(disebut misi), dalam upaya menciptakan sesuatu (kegiatan perencanaan untuk
menghasilkan barang dan/atau jasa dan jasa) yang berkualitas, guna
mengoptimalkan pencapaian tujuan (disebut tujuan strategik) dan berbagai
tujuan organisasi (disebut sebagai tujuan strategik). Manajemen strategik
menurut Nawawi adalah perencanaan skala besar (disebut perencanaan
strategik) menuju masa depan yang jauh (disebut visi), dan didefinisikan
sebagai keputusan manajemen puncak (disebut rencana strategik). Dalam
upaya menghasilkan sesuatu (kegiatan perencanaan untuk menghasilkan
barang dan/atau jasa dan jasa yang berkualitas, dengan tujuan untuk
mengoptimalkan pencapaian tujuan (dikenal sebagai tujuan strategik) dan
berbagai tujuan (tujuan operasi) organisasi Pengelolaan pendidikan yang
efektif dan efisien harus dilakukan secara bersama-sama dalam suatu
organisasi pendidikan tersebut agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai
dengan baik.
8
yaitu rencana untuk sekali/sebuah program/kegiatan. Sekolah sebagai salah
satu lembaga pendidikan yang diberikan tugas untuk mewujudkan pendidikan
nasional harus menjalankan perannya dengan baik. Dalam menjalankan peran
sebagai
lembaga pendidikan ini, sekolah harus dikelola dengan baik agar dapat
mewujudkan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan dengan optimal.
Pengelolaan sekolah yang tidak profesional dapat menghambat langkah
sekolah dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga pendidikan formal.
9
BAB III
PEMBAHASAN
Bappenas telah menyusun dokumen tentang Visi Indonesia 2045 yang didalamnya
terdapat kebijakan strategis dalam bidang pendidikan. Pada tahun 2045 diperkirakan
jumlah penduduk Indonesia mencapai 318,9 juta jiwa dengan peningkatan sebesar 19
persen di usia produktif (15-64 tahun). Pada tahapan tersebut indonesia memasuki periode
demographic dividend atau bonus demografi.
14
Selain dalam hal peningkatan jumlah penduduknya, Bappenas telah menetapkan
beberapa sasaran pendidikan yaitu rata-rata lama sekolah penduduk menjadi 12 tahun
pada tahun 2045. APK pendidikan tinggi ditingkatkan mencapai 60 persen dan angkatan
kerja lulusan pendidikan menengah keatas meningkat menjadi 90 persen pada tahun 2045.
15
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Generasi Emas 2045 merupakan visi yang sudah ditetapkan dan tentunya harus
diupayakan agar bisa terwujud. Indonesia sudah merancang kebijakan-kebijakan strategik
agar visi tersebut bisa terwujud, khususnya dalam bidang pendidikan Indonesia sudah
memiliki 13 strategi pembangunan pendidikan hingga 2045.
Strategi pembangunan pendidikan menuju Generasi Emas 2045 sudah sangat baik,
begitupun dalam sektor tenaga pendidik. Dalam strategi pembangunan pendidikan sudah
terdapat strategi peningkatan kualitas tenaga pendidiknya, namun belum ditemukan
strategi untuk meningkatkan kuantitas tenaga pendidikanya, padahal target dari strategi
pembangunan pendidikan ini sangat besar khususnya dalam menghasilkan jumlah lulusan
yang banyak di tingkat pendidikan menengah ke atas.
B. Saran
Sebagai upaya untuk mewujudkan Visi Generasi Emas 2024, diperlukan berbagai
strategi yang komprehensif, terutama dalam bidang pendidikan. Dalam kebijakan strategi
pembangunan pendidikan perlu diadakan strategi untuk meningkatkan jumlah tenaga
pendidik. Walaupun saat ini rasio pendidik dan peserta didik masih aman, namun di
beberapa tahun kedepan Indonesia akan mengalami peningkatan jumlah penduduk serta
peningkatan jumlah lulusan di tingkat pendidikan menengah ke atas, sehingga perlu
dipersiapkan strategi peningkatan jumlah pendidiknya.
Daftar Pustaka
Mudyahardjo, R. (2002). ilsafat Ilmu Pendidikan Suatu Pengantar,. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. Cet. II.
Schunk, D. H. (2012). Motivasi dalam Pendidikan Teori, Penelitian, dan Aplikasi. Jakarta:
PT.Indeks.
UPI, H. (2021, Juni 8). Model Komunikasi dalam Praktek Pendidikan. Retrieved from Portal
Berita Universitas Pendidikan Indonesia: https://berita.upi.edu/model-komunikasi-
dalam-praktek-pendidikan/