Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD (PDGK 4105)


Nama : Nur Asiah
Nim : 857140562
Semester : II (Dua)
UPBJJ-UT : Jakarta
Dosen : Siti Munawarah, M.Pd.

Pertanyaan:
1. Kegiatan apa yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan motivasi belajar siswa ?
2. Apa perbedaan Pendekatan, Strategi, Metode dan Teknik Pembelajaran. Jelaskan !
3. Pembelajaran tatap muka sebaiknya dilaksanakan dengan menggunakan alat peraga.
Hambatan – hambatan apa yang anda hadapi berkaitan dengan penggunaan alat peraga di
sekolah anda ? Solusi apa yang anda lakukan untuk mengatasi hambatan tersebut ?
4. Jelaskan karakteristik pembelajaran di kelas rendah dan di kelas tinggi. Berikan satu contoh
kegiatannya !
5. Mengapa pembelajaran TEMATIK diperlukan di Sekolah Dasar ?

Jawaban:
1. Guru memiliki peran penting dalam membangkitkan motivasi belajar siswa. Berikut beberapa
kegiatan yang dapat dilakukan guru untuk menciptakan lingkungan belajar yang memotivasi:
 Kaitkan Pelajaran dengan Kehidupan Nyata: Guru dapat menjelaskan relevansi pelajaran
dengan kehidupan sehari-hari siswa. Ini membantu siswa melihat bagaimana
pembelajaran mereka akan bermanfaat dalam kehidupan mereka.
 Variasi dalam Pembelajaran: Gunakan berbagai metode pengajaran, seperti ceramah,
diskusi kelompok, eksperimen, proyek, atau demonstrasi, untuk menjaga keberagaman
dalam pengalaman belajar siswa.
 Memberikan Pujian dan Umpan Balik: Mengakui usaha dan prestasi siswa dengan
memberikan pujian dan umpan balik yang positif dapat meningkatkan motivasi mereka.
Juga, berikan umpan balik konstruktif untuk membantu mereka memperbaiki kinerja
mereka.
 Memberikan Tantangan: Berikan tugas atau proyek yang menantang sesuai dengan
tingkat kemampuan siswa. Tantangan yang sesuai akan mendorong siswa untuk berusaha
lebih keras.
 Menghormati Kepentingan dan Keberagaman Siswa: Berikan pilihan dalam topik atau
pendekatan pembelajaran, sesuai dengan minat dan gaya belajar siswa. Hormati
keberagaman budaya, latar belakang, dan kemampuan mereka.
 Menciptakan Lingkungan yang Aman: Pastikan siswa merasa aman dan nyaman di kelas.
Ketidaknyamanan atau rasa takut dapat menghambat motivasi belajar.
 Berkomunikasi dengan Baik: Jadilah pendengar yang baik dan terbuka terhadap
pertanyaan dan perasaan siswa. Dukung komunikasi yang positif dan terbuka.
 Beri Contoh yang Positif: Menjadi teladan yang baik dalam keseriusan, kedisiplinan, dan
semangat belajar. Siswa cenderung terinspirasi oleh guru yang menunjukkan dedikasi
terhadap pembelajaran.
 Libatkan Siswa dalam Perencanaan: Biarkan siswa berpartisipasi dalam perencanaan
pembelajaran. Mereka akan merasa lebih terlibat jika merasa memiliki andil dalam proses
pembelajaran.
 Gunakan Teknologi dengan Bijak: Manfaatkan teknologi dan sumber daya digital untuk
mendukung pembelajaran, tetapi pastikan penggunaannya relevan dan bermanfaat.
 Buat Tujuan Bersama: Bantu siswa menetapkan tujuan pembelajaran mereka dan kerja
sama untuk mencapainya. Mencapai tujuan bersama dapat meningkatkan motivasi.
 Berikan Informasi tentang Kemajuan: Beri siswa umpan balik tentang perkembangan
mereka secara berkala sehingga mereka dapat melihat peningkatan dan mengidentifikasi
area yang perlu ditingkatkan.
 Fasilitasi Kolaborasi: Galakkan kerja sama dan diskusi antar siswa. Kegiatan kelompok
dapat memotivasi siswa dengan melibatkan mereka secara aktif.
 Ciptakan Konteks yang Menarik: Buat lingkungan belajar yang menarik dan memotivasi
dengan memanfaatkan materi ajar yang menarik, cerita, gambar, atau aktivitas kreatif.
 Berikan Dukungan Individual: Kenali kebutuhan individu siswa dan berikan dukungan
tambahan jika diperlukan, seperti bimbingan akademik atau dorongan ekstra.
Dengan melakukan berbagai kegiatan ini, guru dapat membantu membangkitkan motivasi
belajar siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang positif dan produktif.

2. Pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran adalah konsep-konsep yang


berhubungan dengan cara mengajar dan belajar dalam konteks pendidikan. Mereka memiliki
perbedaan dalam tingkat abstraksi dan cakupan, dan berperan penting dalam merancang
pengalaman pembelajaran yang efektif. Berikut adalah penjelasan singkat tentang perbedaan
masing-masing:
 Pendekatan Pembelajaran:
Pendekatan pembelajaran adalah kerangka kerja atau filosofi dasar yang mendasari cara
guru mengajar dan siswa belajar. Ini mencakup prinsip-prinsip, keyakinan, dan nilai-nilai
yang membimbing proses pendidikan. Pendekatan pembelajaran dapat berfokus pada
konsep seperti pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran kolaboratif, atau
pembelajaran berpusat pada siswa. Ini mencakup pandangan umum tentang bagaimana
pembelajaran seharusnya terjadi.
 Strategi Pembelajaran:
Strategi pembelajaran adalah rencana tingkat tinggi yang digunakan oleh guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran dalam kurikulum. Ini mencakup pemilihan dan
pengorganisasian sumber daya, penggunaan teknologi, serta pendekatan interaksi guru-
siswa. Strategi dapat melibatkan penggunaan berbagai metode dan teknik sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
 Metode Pembelajaran:
Metode pembelajaran adalah teknik atau pendekatan khusus yang digunakan oleh guru
untuk mengajar pelajaran atau konsep tertentu. Ini mencakup pendekatan seperti
ceramah, diskusi kelompok, studi kasus, simulasi, dan sebagainya. Metode dipilih
berdasarkan tujuan pembelajaran, jenis siswa, dan materi yang diajarkan.
 Teknik Pembelajaran:
Teknik pembelajaran adalah langkah-langkah atau taktik konkret yang digunakan oleh
guru untuk mengimplementasikan metode pembelajaran. Ini mencakup hal-hal seperti
penggunaan audiovisual, penggunaan alat bantu ajar, pemilihan materi sumber, serta
teknik interaksi yang digunakan dalam kelas. Teknik-teknik ini lebih terperinci dan
spesifik dalam melaksanakan metode pembelajaran.
Dalam prakteknya, pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran sering kali saling
terkait dan digunakan bersama-sama. Guru akan memilih pendekatan yang sesuai dengan
pandangan mereka tentang pendidikan, mengembangkan strategi yang sesuai dengan
kurikulum, memilih metode yang tepat untuk tujuan pembelajaran, dan
mengimplementasikan teknik-teknik spesifik dalam pengajaran sehari-hari. Kombinasi yang
tepat dari elemen-elemen ini dapat membantu menciptakan pengalaman belajar yang efektif
dan menarik bagi siswa.

3. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran tatap muka di sekolah memang bisa memberikan
banyak manfaat dalam meningkatkan pemahaman dan keterlibatan siswa. Namun, ada
beberapa hambatan yang mungkin bisa dihadapi dalam penggunaan alat peraga, dan solusi
yang bisa diterapkan untuk mengatasi hambatan tersebut. Beberapa hambatan yang mungkin
terjadi dan solusinya dapat meliputi:
 Keterbatasan anggaran: Salah satu hambatan utama adalah keterbatasan dana untuk
membeli alat peraga yang lebih mahal. Solusinya adalah mencari alternatif yang lebih
murah, seperti alat peraga sederhana yang bisa dibuat sendiri atau memanfaatkan alat
peraga yang sudah ada di sekolah.
 Perawatan alat peraga: Alat peraga cenderung rentan rusak atau kotor, dan perawatannya
bisa menjadi pekerjaan yang cukup intensif. Solusinya adalah melibatkan siswa atau staf
sekolah dalam perawatan alat peraga, serta merencanakan jadwal perawatan rutin.
 Keterbatasan ruang dan penyimpanan: Sekolah mungkin memiliki keterbatasan ruang
untuk menyimpan alat peraga, terutama jika jumlahnya banyak. Solusinya adalah
merancang sistem penyimpanan yang efisien dan meminimalkan penggunaan ruang.
 Pelatihan guru: Guru mungkin membutuhkan pelatihan khusus untuk mengoperasikan
alat peraga dengan baik. Solusinya adalah menyelenggarakan pelatihan reguler dan
mendukung guru dalam memahami dan menggunakan alat peraga.
 Keterbatasan aksesibilitas: Beberapa siswa mungkin memiliki kesulitan mengakses atau
menggunakan alat peraga. Solusinya adalah menyediakan variasi dalam metode
pengajaran dan menggunakan alat peraga dengan bijak, sehingga semua siswa dapat
mengikuti pelajaran dengan baik.
 Ketidakcukupan alat peraga: Dalam beberapa kasus, sekolah mungkin memiliki
terbatasnya jumlah alat peraga yang diperlukan untuk mengajar mata pelajaran tertentu.
Solusinya adalah merencanakan penggunaan alat peraga dengan bijak, berbagi alat
peraga antar guru, atau mencari bantuan dari pihak luar jika memungkinkan.
Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran tatap muka dapat memberikan manfaat
signifikan, asalkan hambatan-hambatan tersebut diatasi dengan solusi yang sesuai dengan
keadaan sekolah dan siswa. Dengan perencanaan dan manajemen yang baik, penggunaan alat
peraga dapat menjadi tambahan yang berharga dalam proses pembelajaran.

4. Karakteristik pembelajaran di kelas rendah dan kelas tinggi dapat berbeda dalam beberapa
aspek, termasuk metode pengajaran, tingkat kompleksitas materi, tingkat partisipasi siswa,
dan tujuan pembelajaran. Berikut adalah penjelasan karakteristik masing-masing kelas beserta
contoh kegiatannya:
Kelas Rendah:
 Siswa Lebih Muda: Siswa di kelas rendah umumnya lebih muda, seringkali berusia
antara 6 hingga 11 tahun.
 Pembelajaran Berbasis Permainan dan Aktivitas: Pembelajaran cenderung disajikan
melalui permainan, aktivitas kreatif, dan pengalaman konkret.
 Fokus pada Dasar-dasar: Materi pembelajaran lebih berfokus pada dasar-dasar seperti
membaca, menulis, berhitung, dan konsep dasar lainnya.
 Partisipasi Guru yang Lebih Intensif: Guru memiliki peran yang lebih dominan dalam
mengajar dan mendemonstrasikan keterampilan dasar.
 Eksplorasi Kognitif: Siswa masih dalam tahap awal eksplorasi kognitif, sehingga
pembelajaran lebih bersifat konkrit.
Contoh Kegiatan di Kelas Rendah: Menggunakan kartu huruf untuk membantu siswa belajar
membaca kata-kata sederhana. Guru dapat menunjukkan kartu huruf dengan kata seperti
"cat" dan mengajarkan siswa cara mengucapkannya.
Kelas Tinggi:
 Siswa yang Lebih Tua dan Matang: Siswa di kelas tinggi biasanya lebih tua, seringkali
remaja hingga dewasa muda.
 Pembelajaran yang Lebih Abstrak: Materi pembelajaran cenderung lebih abstrak dan
kompleks, termasuk konsep ilmiah dan matematika yang lebih mendalam.
 Kemandirian dalam Pembelajaran: Siswa diberikan lebih banyak tanggung jawab untuk
mengatur pembelajaran mereka sendiri dan membuat keputusan tentang bagaimana
mereka akan memahami materi.
 Diskusi dan Kritisisme: Pembelajaran sering melibatkan diskusi, pemecahan masalah,
dan pemikiran kritis, dengan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.
 Tujuan Pembelajaran yang Lebih Spesifik: Siswa mungkin memiliki tujuan pembelajaran
yang lebih spesifik dan berorientasi pada karir atau studi lanjutan.
Contoh Kegiatan di Kelas Tinggi: Dalam pelajaran fisika, siswa mungkin diminta untuk
merancang dan melaksanakan eksperimen sendiri untuk menguji hukum-hukum fisika yang
mereka pelajari. Mereka kemudian harus menganalisis data mereka sendiri dan menarik
kesimpulan berdasarkan temuan mereka.
Perlu dicatat bahwa pembelajaran di berbagai kelas dan tingkatan pendidikan bisa sangat
bervariasi, tergantung pada kurikulum, gaya mengajar guru, dan kebutuhan siswa.
Karakteristik yang disebutkan di atas adalah umumnya berlaku, tetapi dapat ada variasi dalam
setiap situasi pembelajaran.
5. Pembelajaran tematik di sekolah dasar diperlukan karena memiliki sejumlah manfaat dan
tujuan yang mendukung perkembangan anak secara holistik. Berikut adalah beberapa alasan
mengapa pembelajaran tematik diperlukan di sekolah dasar:
 Pengintegrasian Mata Pelajaran: Pembelajaran tematik mengintegrasikan beberapa mata
pelajaran ke dalam satu tema atau topik tertentu. Hal ini membantu siswa untuk melihat
hubungan antara berbagai aspek pengetahuan dan menghindari pemisahan yang terlalu
ketat antara mata pelajaran. Misalnya, dalam pembelajaran tema "kehidupan laut," siswa
dapat mempelajari biologi, geografi, sains, bahasa, dan seni sekaligus.
 Pengembangan Kemampuan Berpikir: Pembelajaran tematik mendorong siswa untuk
berpikir kritis dan kreatif. Mereka harus mengaitkan informasi dari berbagai sumber dan
menganalisis masalah yang kompleks, yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir
mereka.
 Kontekstualisasi Pengetahuan: Tema-tema pembelajaran dapat diambil dari kehidupan
sehari-hari siswa, sehingga pengetahuan yang mereka peroleh lebih mudah diterapkan
dalam konteks nyata. Ini membuat pembelajaran menjadi lebih relevan dan bermakna
bagi siswa.
 Pengembangan Keterampilan Sosial: Dalam pembelajaran tematik, siswa sering kali
bekerja dalam kelompok atau tim. Ini membantu mereka mengembangkan keterampilan
sosial, seperti bekerjasama, berkomunikasi, dan memecahkan masalah bersama.
 Menumbuhkan Minat Belajar: Pembelajaran tematik seringkali lebih menarik bagi siswa
karena mereka dapat memilih atau terlibat dalam pemilihan topik yang menarik bagi
mereka. Hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar dan minat siswa.
 Penghematan Waktu: Dengan mengintegrasikan mata pelajaran, pembelajaran tematik
dapat menghemat waktu dalam kurikulum, menghindari pengulangan materi, dan
memungkinkan lebih banyak waktu untuk eksplorasi dan pemahaman yang lebih
mendalam.
 Membantu Guru dalam Perencanaan: Pembelajaran tematik dapat mempermudah
perencanaan pembelajaran oleh guru, karena beberapa mata pelajaran dapat diajar
bersama-sama dalam konteks yang sama. Ini dapat mengurangi beban kerja guru dalam
hal perencanaan pelajaran.
 Pengembangan Keterampilan Hidup: Pembelajaran tematik dapat mengintegrasikan
keterampilan hidup, seperti keterampilan berpikir kritis, keterampilan komunikasi, dan
pemecahan masalah, yang merupakan keterampilan yang diperlukan dalam kehidupan
sehari-hari.
Dengan demikian, pembelajaran tematik di sekolah dasar membantu siswa mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang lebih komprehensif, mempersiapkan mereka
untuk menghadapi tantangan dalam kehidupan sehari-hari, dan memotivasi mereka untuk
belajar dengan lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai