Laporan Praktikum Iktiologi
Laporan Praktikum Iktiologi
DISUSUN OLEH :
LABORATORIUM PERIKANAN
PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2023
BAB 1
1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Iktiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang segala aspek kehidupan. Ilmu ini
termasuk salah satu cabang biologi. Sebagai suatu mata ajaran maka ia meliputi kegiatan
kuliah dan praktikum. Iktiologi berkembang meliputi beberapa cabang utama antara lain :
Klasifikasi, Anatomi, Evolusi dan Genetika, Natural History dan Ekologi, Fisiologi, Biokimia
dan Konservasi.
Ilmu pengetahuan tentang ikan dimunculkan oleh rasa ingin tahu manusia dan
kebutuhan akan data base ikan bagi kepentingan perdagangan, industri maupun pariwisata.
Ikan telah mampu bertahan hidup seiring dengan perkembangan variasi dari tempat hidupnya.
Mereka hidup di air tawar yang bersih sampai pada air yang bersalinitas lebih tinggi pada air
laut. Mereka ada dalam air gunung yang mengalir deras, di dalam air yang sunyi dan gelap
dan tidak terdapat hewan vertebrata lainnya dan di lautan luas. Bagi ikan, air adalah media
komunikasi mereka, tempat beranak dan bertelur, tempat tidur, tempat bermain, toilet,
panggung kehidupan dan kuburan bagi mereka
ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya mempunyai tulang belakang, insang dan
sirip, dan terutama ikan bergantung atas air dimana sebagai tempat tinggal mereka. Ikan memilki
kemampuan di dalam air untuk bergerak menggunakan siripnya untuk menjaga keseimbangan
tubuhnya sehingga tidak tergantung dengan arus yang disebabkan oleh arah angin.
Sistem rangka pada ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau
menyokong tubuh, melindungi organ-organ tubuh dan pembentukan butir-butir darah. Bahkan
pada jenis ikan tertentu terdapat modifikasi tulang penyokong sirip yang berfungsi sebagai
penyalur sperma ke dalam saluran reproduksi induk ikan betina. Rangka penegak tubuh ikan
terdiri dari tulang sejati dan tulang rawan.
Tulang-tulang penyusun rangka terbagi menjadi tiga bagian yaitu rangka axial yang
terdiri dari tulang tengkorak, tulang punggung, tulang rusuk. Kemudian rangka visceral terdiri
dari seluruh tulang lengkung insang dan derivate-derivatnya. Serta rangka appendicular terdiri
dari sirip dan perekat-perekatnya.
Tulang tengkorak pada ikan berfungsi untuk membungkus atau melindungi otak
karena otak merupakan organ yang lembut, tetapi mempunyai peranan yang besar bagi
kehidupan ikan. Tengkorak ikan Elasmobranch terbentuk dari satu tulang rawan yang disebut
chondrocranium dan dilengkapi branchiocranium beserta derivate-derivatnya.
Chondrocranium pada ikan elasmobranch memiliki kotak-kotak yang membentuk atap otak
yang tidak komplek. Sedangkan tengkorak ikan bertulang sejati tersusun atas dua bagian yaitu
neurocranium dan branchiocranium. Neurocranium terdiri dari bagian endosteal yang
membentuk lantai kotak otak dan ectosteal yang membentuk atap otak. Bentuk atap otaklah
yang nantinya mempengaruhi bentuk wajah dari ikan tersebut
Secara garis besar tubuh ikan tersusun atas tiga bagian, yaitu kepala, batang tubuh dan
ekor. Pada tubuh ikan yang berbentuk simetri, yaitu terdiri atas dua belahan yang sama,
apabila tubuh dibela dua menjadi dua belahan yang sama, dari kepala ke sampai ekor dengan
arah punggung perut. Pada ujung depan terdapat mulut, ditas mulut terdapat cekung hidung
yang sebelah-menyebelah, pada bagian kepala terdapat sepasang mata dan tutup insang. Pada
tubuh ikan tertutup oleh selaput tipis yang tembus oleh sinar, kulitnya banyak mengandung
kelenjar lendir yang berfungsi untuk menghindarkan goresan pada saat ikan berenang dengan
cepat. Ikan mempunyai sejumlah sirip, sirip yang berpasangan adalah untuk gerak maju
mundur terdapat pada sirip dada dan sirip perut. Sirip tunggal adalah untuk keseimbangan,
misalnya sirip punggung dan sirip belakang. Sedangkan sirip belakang terdapat lubang anus.
Morfologi adalah bagian ilmu bahasa yang mempelajari mengenai seluk-beluk kata
dan pengaruh perubahan bentuk kata pada golongan dan juga arti kata. Dengan kata lain, bisa
dikatakan morfologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari mengenai seluk-beluk kata dan
juga fungsi perubahan-perubahan bentuk tersebut, baik itu dalam fungsi gramatik atau arti
kata berdasarkan konteks penggunaan, maupun fungsi semantik atau arti kata berdasarkan
makna kamus/leksikal (Effendie, M.I. 2020).
Memberikan pengertian bahwa morfologi yaitu ilmu bahasa tentang seluk beluk
bentuk struktur kata. Morfologi adalah suatu cabang ilmu linguistik yang menjelaskan satuan-
satuan dasar bahasa sebagai satuan gramatikal. Selain itu juga morfologi mempelajari seluk
beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan bentuk kata terhadap golongan arti kata.
Morfologi juga bisa dikatakan sebagai pembelajaran tentang seluk beluk bentuk kata dan
fungsi perubahan bentuk kata, baik dalam fungsi gramatikal maupun semantik. Dalam ilmu
ini, morfologi terdapat morfem yaitu bagian terkecil dari sebuah kata (Warman, 2019).
Morfologi (bentuk luar) dari ikan ini dapat dilihat secara jelas dan dapat dibedakan
bagian-bagian tubuh nya. Morfologi adalah salah satu ciri dari ikan yang mudah
dipelajari,dilihat dan diingat. Secara historis,morfologi ikan merupakan sumber utama
informasi untuk studi taksonomi dan evolusi. Ada beberapa karakter morfologi,karakter ini
biasa nya di bagi menjadi dua kategori yaitu morfometrik dan meristik (Madduppa, H.2020).
2.2. Morfometrik
Morfometrik adalah merupakan ciri yang berkaitan dengan ukuran tubuh atau bagian
tubuh ikan misalnya panjang total dan panjang baku tubuh ikan. Ukuran ini merupakan salah
satu hal yang dapat emnas ikan. Hasil pengukuran dinyatakan dalam satuan millimeter atau
centimeter, ukuran yang dihasilkan dari pengukuran morfometrik disebut ukuran mutlak.
Terdapat dua metode untuk mengkaji karakter morfometri, yaitu metode morfometrik
tradisional atau biasa dan metode morfometrik truss. Pada metode morfometrik tradisional,
pengukuran dilakukan terhadap panjang dan lebar bagian-bagian tubuh tertentu, yang disebut
jarak truss, yang selanjutnya dibandingkan dengan panjang baku atau panjang total.
Morfometrik ikan adalah merupakan jarak antara suatu bagian tubuh dengan bagian yang
lainnya. Karakteristik meristik berkenaan dengan jumlah bagian tubuh (Counting Methods).
meristik merupakan ciri-ciri dalam taksonomi yang dapat dipercaya, karena sangat mudah
digunakan (Ramadoniet, A,dkk.2019).
Morfometrik dalam buku Introduction to Measurement Theory (1997) menyebutkan
bahwa pengukuran adalah penetapan angka bagi individu dengan cara sistematis yang
mencerminkan sifat atau karakteristik dari individu tersebut. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa definisi pengukuran adalah membandingkan besaran yang diukur dengan besaran yang
sesuai (Mote, 2019)
BAB 3
3. Metedeologi Praktikum
3.1 Waktu Dan tempat
Waktu dan tempat pada praktikum ikhtiologi dengan dengan judul
morfologi, morfometrik dan meristic dilaksanakan pada hari jumat, 17 Februari
2023. Praktikum ini berlangsung pada pukul 14:00-17:30, dan bertempat di
Laboraturium perikanan prodi Ilmu Kelautan, Falkutas Pertanian, Universitas
Bengkulu.
Adapun alat yang diperlukan untuk praktikum ini dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Bahan yang digunakan untuk keperluan praktikum ini dapat dilihat pada Table 2, berikut ini:
No Bahan Kegunaan
1. Ikan Barracuda Sebagai Sample yang akan diteliti
2. Ikan Cakalang Sebagai Sample yang akan diteliti
3. Ikan Mas Sebagai Sample yang akan diteliti
4. Ikan Nila Sebagai Sample yang akan diteliti
5. Ikan Hiu Sebagai Sample yang akan diteliti
6. Ikan Pari Sebagai Sample yang akan diteliti
7. Ikan Kakap Merah Sebagai Sample yang akan diteliti
8. Ikan Lele Sebagai Sample yang akan diteliti
9. Ikan Gabus Sebagai Sample yang akan diteliti
10. Ikan Sebelah Sebagai Sample yang akan diteliti
11. Ikan Belanak Sebagai Sample yang akan diteliti
12. Ikan Layur Sebagai Sample yang akan diteliti
13. Ikan Lidah Sebagai Sample yang akan diteliti
3.3.1. Morfologi
3.3.2. Morfometrik
3.3.3. Meristik
Untuk mendapatkan data meristik, lakukan pengukuran ciri-ciri meristik sebagai berikut :
BAB 4
No Gambar klasifikasi
3. Kingdom : Animalia
Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio
Ordo : Percifores
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
4.2. Pembahasan
4.2.1. Ikan Barrcuda
MORFOLOGI
Barracuda memiliki bentuk badan yang memanjang seperti cerutu, mulut lebar
dengan gigi taring (canine) yang kuat, rahang bawah lebih menonjol ke dapan
(superior). Sirip ekor berbentuk emarginate dan, kedua ujung sirip ekor berwarna
pucat. Pada tubuh bagian bawah terdapat noda-noda (blotch) berwarna hitam. Kepala
diantara kedua mata datar atau sedikit cekung. Famili Sphyraenida hanya mempunyai
satu genus dan 25 spesies. Jenis yang tertangkap di Indonesia diduga terdiri dari 7
spesies: Sphyraena barracuda, S. forsteri, S. helleri, S. jello, S. obtusata, S. putnamae
dan S. qenie. Nama lokal: Kucul, Titil, Kacang-Kacang, Pengaluan, Tenak, Tenok,
Kadalan, Leres, Tunel, Pengalasang, Senuk, Kacang Merah, Langsar, Tancak, Curut,
Kacang Lopek (Answar dan Hanifah.2015).
MORFOMETRIK
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa Panjang total dari ikan
barakuda adalah 26,2 cm, Adapun Panjang baku 20,5 cm, Tinggi badan 5 cm, Tinggi
Batang ekor 2,5 cm, Panjang kepala 3,8 cm, Tinggi kepala 3,5 cm, Lebar kepala 2,2
cm, Lebar badan 3 cm, Panjang hidung 1 cm, Panjang antara mata dengan
preoperkulum 5,5 cm, Lebar mata 1 cm.
MERISTIK
Berdasarkan hasil pengamatan yang didapat bahwa, Jumlah sisik pada garis
rusuk (Linea lateralis) berjumlah 32, sisik depan sirip punggung berjumlah 23, jumlah
sisik sekeliling badan berjumlah 77, Jumlah sisik pada batang ekor berjumlah 13,
Jumlah sisik diatas garis rusuk berjumlah 14, Jumlah sisik dibawah garis rusuk
berjumlah 15, Jari-jari keras sirip punggung 15 buah, jari-jari lemah sirip punggung
ada 11 buah, jari-jari keras sirip dada 4 buah, jari-jari lemah sirip dada ada 7 buah,
Jari-jari keras sirip perut 3 buah, jari-jari lemah sirip perut ada 3 buah, Jari-jari keras
sirip anal ada 3 buah, Jari-jari lemah sirip anal ada 9 buah, jari-jari keras sirip ekor 7
buah, jari-jari sirip ekor ada 210 buah (Hakim,L,dkk.2014).
MORFOMETRIK
Ikan cakalang dewasa dapat mencapai panjang 40- 45 cm, dengan panjang
maksimum 110 cm Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa, Adapun Panjang
baku 21,5 cm, Tinggi badan 8 cm, Tinggi Batang ekor 3 cm, Panjang batang ekor 4
cm, Panjang kepala 6 cm, Tinggi kepala 5,5cm, Lebar kepala 4 cm, Lebar badan 3,5
cm, Panjang hidung 4 cm, Panjang antara mata dengan preoperkulum 2 cm, Lebar
mata 1cm.
MERISTIK
Jari-jari keras sirip punggung 14-16, sirip punggung lemah 14-15, jari-jari sirip
lemah pada sirip dubur 14-15. Bagian belakang berwarna biru keunguan, sisi bawah
bagian perut berwarna silver. Pada bagian perut terdapat garis melintang sebanyak 4
sampai 5 buah.
4.2.3. Ikan Mas
MORFOLOGI
Ikan mas memiliki bentuk tubuh yang agak memanjang dan sedikit memipih
ke samping (compressed). Sebagian besar tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik.
Moncongnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktil).
Pada bibirnya yang lunak terdapat dua pasang sungut (berbel) dan tidak bergerigi.
Pada bagian dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharynreal teeth) sebanyak tiga
baris berbentuk geraham. Sirip punggung ikan mas memanjang dan bagian
permukaannya terletak berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip
punggungnya (dorsal) berjari-jari keras, sedangkan di bagian akhir bergerigi. Seperti
halnya sirip punggung, bagian belakang sirip dubur (anal) ikan mas ini pun berjari-jari
keras dan bergerigi pada ujungnya. Sirip ekornya menyerupai cagak memanjang
simetris hingga ke belakang tutup insang, sisik ikan mas relatif besar dengan tipe sisik
lingkaran (cycloid) yang terletak beraturan. Garis rusuk atau gurat sisi (linea lateralis)
yang lengkap terletak di tengah tubuh dengan posisi melintang dari tutup insang
sampai ke ujung belakang pangkal ekor (Novianingrum, P,dkk.2019).
MORFOMETRIK
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa, Panjang total dari ikan mas
adalah 27 cm, Adapun Panjang baku 22,5 cm, Tinggi badan 8,5 cm, Tinggi Batang
ekor 3,5cm, Panjang batang ekor 4 cm, Panjang kepala 7,5 cm, Tinggi kepala 6,5 cm,
Lebar kepala 4,2 cm, Lebar badan 3,5 cm, Panjang hidung 4 cm, Panjang antara mata
dengan preoperkulum 1,9 cm, Lebar mata 1,3 cm.
MERISTIK
Berdasarkan hasil pengamatan yang didapat bahwa, Jumlah sisik pada garis
rusuk (Linea lateralis) berjumlah 24, sisik depan sirip punggung berjumlah 9, jumlah
sisik sekeliling badan berjumlah 66, Jumlah sisik pada batang ekor berjumlah 25,
Jumlah sisik diatas garis rusuk berjumlah 6, Jumlah sisik dibawah garis rusuk
berjumlah 13, Jari-jari keras sirip punggung 12 buah, jari-jari lemah sirip punggung
ada 6 buah, jari-jari keras sirip dada tidak ada, jari-jari lemah sirip dada ada 4 buah,
Jari-jari keras sirip perut tidak ada, jari-jari lemah sirip perut ada 8 buah, Jari-jari keras
sirip anal ada 1 buah, Jari-jari lemah sirip anal ada 16 buah, jari-jari keras sirip ekor
tidak ada, jari-jari sirip ekor ada 18 buah.
4.2.4. Ikan Nila
MORFOLOGI
Ikan nila memikiki ciri-ciri bentuk tubuh bulat pipih dengan punggung lebih
tinggi serta pada badan dan sirip ekor terdapat garis lurus memanjang. Ikan Nila
(oreochormis niloticus) memiliki lima buah sirip yaitu sirip perut (ventral fin), sirip
punggung (dorsal fin), sirip dada (pectoral fin), sirip ekor (caudal fin) serta sirip anal
(anal fin). Pada sirip punggung berbentuk memanjang dari bagian atas tutup ingsang
sampai pada bagain atas sirip ekor. Terdapat juga sepasang sirip perut serta dada yang
berukuran cukup kecil, sirip anus yang berjumlah satu buah memanjang, serta sirip
ekor yang berbentuk bulat. Ikan nila sendiri memiliki warna tubuh ke hitam-hitaman
serta agak keputihan. Pada bagian ingsang ikan ini memiliki warna putih atau
kekuning-kunigan, serta ikan nila juga memiliki sisik yang memiliki ukuran yang
cukup besar dan bertekstur kasar namun tersusun rapi. Selain itu ikan ini juga
memiliki ukuran kepala yang relatif kecil dan memiliki mata yang bulat serta mulut
yang besar (Fitrah dan Thaib.2019)
MORFOMETRIK
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa, Panjang total dari ikan nila
adalah 19 cm, Adapun Panjang baku 16 cm, Tinggi badan 6,5 cm, Tinggi Batang ekor
3 cm, Panjang batang ekor 15,5 cm, Panjang kepala 4,5 cm, Tinggi kepala 4,5 cm,
Lebar kepala 2,9 cm, Lebar badan 3 cm, Panjang hidung 1,5 cm, Panjang antara mata
dengan preoperkulum 1,5 cm, Lebar mata 1 cm.
MERISTIK
Berdasarkan hasil pengamatan yang didapat bahwa, Jumlah sisik pada garis
rusuk (Linea lateralis) berjumlah 34, sisik depan sirip punggung berjumlah 18, jumlah
sisik sekeliling badan berjumlah 63, Jumlah sisik pada batang ekor berjumlah 38,
Jumlah sisik diatas garis rusuk berjumlah 6, Jumlah sisik dibawah garis rusuk
berjumlah 7, Jari-jari keras sirip punggung 12 buah, jari-jari lemah sirip punggung ada
6 buah, jari-jari keras sirip dada tidak ada, jari-jari lemah sirip dada ada 4 buah, Jari-
jari keras sirip perut tidak ada, jari-jari lemah sirip perut ada 8 buah, Jari-jari keras
sirip anal ada 1 buah, Jari-jari lemah sirip anal ada 16 buah, jari-jari keras sirip ekor
tidak ada, jari-jari sirip ekor ada 18 buah.
4.2.5. Ikan Hiu
MORFOLOGI
Ikan hiu memiliki ciri khas yang mudah dikenal. Badan hiu biasanya
memanjang berbentuk cerutu atau poros yang memungkinkan dapat bergerak dengan
cepat. Sirip ekornya banyak berujung runcing, dimana cuping ekor atas sering jauh
lebih panjang dari cuping bawahnya Salah satu ciri khas yang menarik adalah posisi
mulutnya yang terletak di bagian bawah. Insangnya terbuka keluar dengan celah
insang 5-7 buah yang terletak pada sisi kepala. Memiliki Sirip dada, Memiliki Sirip
anus, Memiliki bentuk ekor seperti huruf V akan tetapi ada juga yang seperti bulan
sabit, Bentuk nya seperti torpedo yang membantu nya untuk berenang dengan cepat,
Memiliki gigi-gigi yang runcing dan tajam, Kepala berbentuk moncong, terdapat 2
sirip punggung, yang tegak menjulang ke atas dan kecil hampir tidak terlihat bagian
tubuh atas berwarna abu-abu dan bagian tubuh bawah berwarna putih (Gunalan dan
Lavanya. 2020).
MORFOMETRIK
MERISTIK
Dari hasil survei dari penelitian yang dilakukan di Pasar Ikan hiu Center
Tanjungpinang terdapat 2 jenis yang dijumpai yakni, Hiu Buas (Carcharhinus
leucas), dan Hiu Karang (Carcharhinus melanopterus ). Dari hasil tersebut
didapatkan bahwa jenis yang dijumpai paling banyak yaitu Carcharhinus leucas
(Hiu Buas) dengan jumlah sebanyak 68 ekor dan jenis yang dijumpai paling sedikit
adalah jumlah jenis kelamin jantan maupun betina yang paling banyak dijumpai
adalah pada spesies Carcharhinus leucas (hiu Buas) dengan jumlah masing-masing
sebanyak 29 dan 39 ekor, sedangkan terendah padajenis Carcharhinus melanopterus
(hiu karang) masing-masing 17 dan 20 ekor. Untuk lebih jelasnya grafik jumlah jenis
ikan Hiu menurut jenis kelamin Secara keseluruhan total jumlah hasil tangkapan
nelayan terhadap sumberdaya ikan Hiu yang dijual di di Pasar Induk Pelantar KUD
Tanjungpinang lebih tinggi pada jenis kelaminn betina dengan jumlah total
sebanyak 23 ekor, sedangkan pada jenis kelamin jantan dengan jumlah sebanyak
31 ekor
4.2.6. Ikan Pari
MORFOLOGI
Ikan pari termasuk ikan bertulang rawan yang tubuhnya berbentuk gepeng atau
pipih, melebar disertai sepasang sirip dada yang menyatu dengan sisi kiri dan kanan
kepalanya. Ciri inilah yang membuat ikan ini terlihat bundar atau oval jika diamati
dari atas atau bawah tubuhnya Secara umum, ikan pari memiliki ekor memanjang
menyerupai cemeti atau cambuk. Selain itu, pada beberapa jenis pari juga dilengkapi
duri penyengat di bagian ekor, sehingga disebut sebagai stingrays.
Mata Stingrays berada tepat di samping kepala, sedangkan posisi dan bentuk mulutnya
berada dibagian bawah.
Pari termasuk ikan predator. Ikan ini bernapas melalui celah insang yang berjumlah
sekitar 5 hingga 6 pasang. Posisi celah insang atau gill openings ini berada di dekat
mulut bagian ventral.Ukuran pari yang telah dewasa sangat bervariasi. Ukuran terkecil
ikan ini hanya sekitar 10 cm dengan lebar 5 cm. Ikan pari terbesar dikenal dengan
nama pari manta. Panjang tubuh pari manta mencapai 7 meter dengan lebar 6 meter
dan berat antara 1-3 ton (Hayes,M,dkk.2020)
MORFOMETRIK
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa, Panjang total dari ikan pari
adalah 66,5 cm, Adapun Panjang baku 30 cm, Tinggi badan 15 cm, Tinggi Batang
ekor 2 cm, Panjang batang ekor 51 cm, Panjang kepala 5,5 cm, Tinggi kepala 2 cm,
Lebar kepala 4 cm, Lebar badan 19 cm, Panjang hidung 2 cm, Panjang antara mata
dengan preoperkulum tidak ada (-), Lebar mata 1 cm.
MERISTIK
Ikan pari memiliki 2 sirip yang melekat pada tubuhnya P - Sirip pectoral,
terletak dibagian dada.Sirip ventral, terletak dibagian perut.
MORFOLOGI
MORFOMETRIK
MERISTIK
Berdasarkan hasil pengamatan yang didapat bahwa, Jumlah sisik pada garis
rusuk (Linea lateralis) berjumlah 72, sisik depan sirip punggung berjumlah 16, jumlah
sisik sekeliling badan berjumlah 104, Jumlah sisik pada batang ekor berjumlah 14,
Jumlah sisik diatas garis rusuk berjumlah 10 Jumlah sisik dibawah garis rusuk
berjumlah 24, Jari-jari keras sirip punggung 19 buah, jari-jari lemah sirip punggung
ada 16 buah, jari-jari keras sirip dada 8, jari-jari lemah sirip dada ada 3 buah, Jari-jari
keras sirip perut tidak ada, jari-jari lemah sirip perut ada 14 buah, Jari-jari keras sirip
anal ada 1 buah, Jari-jari lemah sirip anal ada 9 buah, jari-jari keras sirip ekor tidak
ada, jari-jari sirip ekor ada 14 buah.
4.2.8. Ikan Lele
MORFOLOGI
Ikan lele adalah ikan yang hidup di perairan umum dan merupakan ikan yang
bernilai ekonomis, serta disukai oleh masyarakat. Ikan lele tergolong hewan nocturnal,
yaitu lebih aktif mencari makan di malam hari. Ikan lele umumnya memiliki warna
kehitaman atau ke abuan dengan bentuk tubuh yang panjang dan pipih ke bawah.
Memiliki kepala yang pipih dan tidak memiliki sisik dan terdapat alat pernapasan
bantuan. Insang pada ikan lele berukuran kecil dan terletak dibagian belakang kepala.
Jumlah sirip ikan lele sebanyak 68-79, di bagian sirip dada ada 9-10, di bagian sirip
perut 5-6, di sirip dubur 50-60, dan memiliki 4 pasang sungut. Sirip dada di lengkapi
dengan duri tajam patil yang memiliki panjang maksimum hingga mencapai 400 mm.
Matanya berukuran 1/8 dari panjang kepalanya. Giginya berbentuk villiform dan
menempel pada rahangnya (Kenconojati, H,dkk.2020)
MORFOMETRIK
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa, Panjang total dari ikan lele
adalah 26,9 cm, Adapun Panjang baku 24 cm, Tinggi badan 4,5 cm, Tinggi Batang
ekor 2,1 cm, Panjang kepala 6,8 cm, Tinggi kepala 4,2 cm, Lebar kepala 4,9 cm, Lebar
badan 3,9 cm, Panjang hidung 1,2 cm, Panjang antara mata dengan preoperkulum 4,7
cm, Lebar mata 0,4 cm.
MERISTIK
Hasil pengukuran meristik sembilang: pada sirip dorsal menunjukkan kisaran
4: yakni 1 jari sirip keras dan 3 jari sirip lemah. Kondisi ini berbeda dengan jumlah
jari-jari sirip pektoral dan ventral yang berkisar antara 10-11. Sedangkan jari sirip ekor
memiliki kisaran antara 5-12.
MORFOMETRIK
MERISTIK
Berdasarkan hasil pengamatan yang didapat bahwa, Jumlah sisik pada garis
rusuk (Linea lateralis) berjumlah 55, sisik depan sirip punggung berjumlah 15, jumlah
sisik sekeliling badan berjumlah 129, Jumlah sisik pada batang ekor berjumlah 32,
Jumlah sisik diatas garis rusuk berjumlah 10 Jumlah sisik dibawah garis rusuk
berjumlah 17, Jari-jari keras sirip punggung 14 buah, jari-jari lemah sirip punggung
ada 5 buah, jari-jari keras sirip dada 5, jari-jari lemah sirip dada ada 3 buah, Jari-jari
keras sirip perut tidak ada, jari-jari lemah sirip perut ada 25 buah, Jari-jari keras sirip
anal ada 1 buah, Jari-jari lemah sirip anal ada 9 buah, jari-jari keras sirip ekor tidak
ada, jari-jari sirip ekor ada 14 buah.
4.2.10. Ikan Sebelah
MORFOLOGI
Secara morfologi ikan ini mempunyai bentuk badan pipih, kedua mata berada
pada salah satu sisi, sedang sisi yang lain tidak ada mata (karena itulah ikan ini disebut
ikan sebelah) dan sedikit pigmen. Panjang ikan rata-rata sekitar 30 cm dan dapat
mencapai 45 cm. Bentuk asimetris yang ada pada ikan sebelah merupakan hasil
evolusi tengkorak flatfish secara bertahap. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya
fosil ikan bermata aneh dari perairan Eropa Kuno. Fosil ini diperkirakan hidup 50 juta
tahun lalu, dengan satu mata di atas kepalanya dan satunya berada di sebelahnya.
Bentuk asimetris ini memungkinkan mereka untuk berbaring datar di dasar laut sambil
menunggu mangsanya. Adaptasi morfologi ikan ini sangat berguna untuk melindungi
diri dari predator yang lebih besar dan untuk memudahkan ikan ini dalam memangsa.
( Mariskha,P.2019).
MORFOMETRIK
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa, Panjang total dari ikan
sebelah adalah 35cm, Adapun Panjang baku 18 cm, Tinggi badan 3 cm, Tinggi Batang
ekor 2 cm, Panjang kepala 4 cm, Tinggi kepala 7 cm, Lebar kepala 3 cm, Lebar badan
3,1 cm, Panjang hidung 1 cm, Panjang antara mata dengan preoperkulum 3 cm, Lebar
mata 1 cm.
MERISTIK
Berdasarkan hasil pengamatan yang didapat bahwa, Jumlah sisik pada garis
rusuk (Linea lateralis) berjumlah 50, sisik depan sirip punggung berjumlah 19, jumlah
sisik sekeliling badan berjumlah 104, Jumlah sisik pada batang ekor berjumlah 30,
Jumlah sisik diatas garis rusuk berjumlah 10 Jumlah sisik dibawah garis rusuk
berjumlah 18, Jari-jari keras sirip punggung 15 buah, jari-jari lemah sirip punggung
ada 5 buah, jari-jari keras sirip dada 5, jari-jari lemah sirip dada ada 3 buah, Jari-jari
keras sirip perut tidak ada, jari-jari lemah sirip perut ada 25 buah, Jari-jari keras sirip
anal ada 1 buah, Jari-jari lemah sirip anal ada 9 buah, jari-jari keras sirip ekor tidak
ada, jari-jari sirip ekor ada 14 buah.
4.2.11. Ikan Belanak
MORFOLOGI
Ikan belanak memiliki bentuk tubuh memanjang dan pipih.M. cephalus
memiliki lima sirip yaitu sirip dada, sirip anal, sirip dorsal ganda, sirip perut berwarna
perak, pada pinggiran belakang sirip ekor berwarna hitam.Bentuk tubuh yaitu simetris
bilateral dan tidak memiliki sungut. Tipe sisik ctenoid serta mempunyai bibir bagian
bawah yang tebal dibandingkan bibir bagian atas. Performa morfologi M. cephalus
yang diamati yakni bentuk tubuh, tipe mulut, posisi mulut, bentuk sirip caudal, tipe
sisik, dan tipe gigi. Hasil pengamatan performa didapat bahwa M. cephalus memiliki
letak mulut terminal dan tipe sirip ekor bercagak dapat dilihat pada Gambar 5. M.
cephalus memiliki bentuk tubuh compressed dan tipe sisik stenoid. Tubuh M. cephalus
berwarna perak ke abu-abuan berbentuk memanjang agak langsing. Bibir bagian atas
lebih tebal daripada bagian bawahnya (Mourniaty, A.2019).
MORFOMETRIK
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa, Panjang total dari ikan
belanak adalah 27 cm, Adapun Panjang baku 26 cm, Tinggi badan 5,5 cm, Tinggi
Batang ekor 3 cm, Panjang batang ekor 3,5 cm, Panjang kepala 5 cm, Tinggi kepala
3,8 cm, Lebar kepala 3,5 cm, Lebar badan 3,9 cm, Panjang hidung 2 cm, Panjang
antara mata dengan preoperkulum 2,5 cm, Lebar mata 1,2 cm.
MERISTIK
Berdasarkan hasil pengamatan yang didapat bahwa, Jumlah sisik pada garis
rusuk (Linea lateralis) berjumlah 62, sisik depan sirip punggung berjumlah 23, jumlah
sisik sekeliling badan berjumlah 104, Jumlah sisik pada batang ekor berjumlah 63,
Jumlah sisik diatas garis rusuk berjumlah 7 Jumlah sisik dibawah garis rusuk
berjumlah 18, Jari-jari keras sirip punggung 6 buah, jari-jari lemah sirip punggung ada
1 buah, jari-jari keras sirip dada 5, jari-jari lemah sirip dada ada 3 buah, Jari-jari keras
sirip perut tidak ada, jari-jari lemah sirip perut ada 17 buah, Jari-jari keras sirip anal
ada 1 buah, Jari-jari lemah sirip anal ada 7 buah, jari-jari keras sirip ekor tidak ada,
jari-jari sirip ekor ada 11 buah.
Layur (Trichiurus lepturus) adalah ikan perairan laut yang mudah dikenal dari
bentuknya yang panjang dan ramping. Ikan ini tersebar di perairan tropika maupun
sedang. Jenis yang ditemukan di Samudera Pasifik dan Samudera Atlantik diketahui
merupakan populasi yang berbeda. Ukuran tubuhnya dapat mencapai panjang 2 m,
dengan berat maksimum tercatat 5 kg dan usia dapat mencapai 15 tahun
Kegemarannya pada siang hari berkeliaran di perairan dangkal dekat pantai yang
kaya plankton krustasea. Pada waktu malam ikan ini mendekat ke dasar perairan.
Layur mudah dijumpai di tempat penjualan ikan di Indonesia. Selain diolah
sebagai ikan asin, layur juga
menjadi umpan pancing.Orang Jepang menyebutnya tachiuo dan memakannyamentah
(sebagai sashimi) atau dibakar. Orang Korea menyebutnya galchi dan mengolahnya
dengan digoreng atau dibakar. Ikan ini disukai karena dagingnya yang kenyal, tidak
terlalu amis, tidak berminyak, serta mudah dilepas tulangnya. badan sangat panjang
dan gepeng ekornya panjang bagai cemeti Kulitnya tidak bersisik warnanya putih
seperti perak dan sedikit kekuningan Sirip perut tidak ada sirip duburnya terdiri dari
sebaris duri-duri kecil rahang atas lebih pendek dari pada rahang bawahnya Mulutnya
lebar dan kedua rahangnya bergigi yang kuat dan tajam Ikan ini bersifat karnivora
Ukuran panjangnya bisa sampai lebih 2 meter dan berat mencapai 5 kgMemiliki satu
atau dua lubang hidung pada kedua sisi kepala Sirip dorsalnya tumbuh sepanjang
punggung sirip pektoralnya pendek sirip ventralnya kecil atau tidak ada (Ramtake,
K.2019).
MORFOMETRIK
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa Panjang total dari ikan layur
adalah 46 cm, Adapun Panjang baku 39 cm, Tinggi badan 3,8 cm, Tinggi Batang ekor
0,5 cm, Panjang kepala 2,5 cm, Tinggi kepala 3 cm, Lebar kepala 1,3 cm, Lebar badan
0,7 cm, Panjang hidung 0,8 cm, Panjang antara mata dengan preoperkulum 2,5 cm,
Lebar mata 1,2 cm.
MERISTIK
Karakter meristik juga tidak terdapatnya perbedaan antara jantan dan betina
pada ikan layur, dimana pada sirip dorsal memiliki angka 130 – 135 buah, pada sirip
anal memiliki angka 76-98 buah dan sirip pectoral memiliki angka 12 buah
MORFOMETRIK
Berdasarkan hasil pengamatan didapatkan bahwa Panjang total dari ikan lidah
adalah 17,4 cm, Adapun Panjang baku 15 cm, Tinggi badan 4 cm, Tinggi Batang ekor
1 cm, Panjang kepala 3,8 cm, Tinggi kepala 3,7 cm, Lebar kepala 0,8 cm, Lebar badan
0,7 cm, Panjang hidung 1 cm, Panjang antara mata dengan preoperkulum 2,4 cm,
Lebar mata 0,5 cm.
MERISTIK
Ikan jantan diperoleh pada kelompok ukuran 94±122 mm dan 123±151 mm,
yaitu sebesar 1,00 dan untuk ikan betina diperoleh pada kelompok ukuran 65±93 mm
dan 94±122 mm, yaitu sebesar 0,98. Nilai tumpang tindih terendah pada ikan jantan
diperoleh pada kelompok ukuran 181±209 mm dan 239±267 mm sebesar 0,31. Ikan
betina memiliki nilai tumpang tindih yang besar, yaitu berkisar 0,90±0,98.
BAB 5
5.1. KESIMPULAN
5.2. SARAN
Saat sebelum melakukan praktikum ada baiknya membaca dulu buku penuntun
agar bisa mengerti bagian mana – mana aja yang harus di teliti, saat sudah melakukan
praktikum ada baiknya kita mendengarkan arahan dari asisten dosen agar kita tau apa
aja yang harus kita teliti,saat mencatat hasil – hasil ukuran tubuh pada ikan itu harus
sesuai dan tidak di lebihkan atau di kurangkan, telitilah saat pengukuran dan setelah
selesai memakai ruang praktikum ada baiknya membersihkan ruang praktikum seperti
keadaan sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Afiyah, N, Solihin, I., & Lubis, E. (2019). Pengaruh rantai distribusi dan kualitas ikan
Tongkol (Euthynnus sp.) dari PPP Blanakan Selama Pendistribusian ke Daerah
Konsumen. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. 14(2):225-237.
Aisyah, S, Syarif, A. F, & Indrawati, A. (2022). IDENTIFIKASI IKAN SELANGAT
BERDASARKAN KARAKTER MORFOLOGI DAN MOLEKULER DI PERAIRAN
KABUPATEN BANGKA SELATAN (Selangat Fish Identification Based on
Morphological and Molecular Characters at the Waters of South Bangka). Saintek
Perikanan: Indonesian. Journal of Fisheries Science and Technology.18(2):3-22.
Alamsyah, N,Iqbal, T, H, Damora, A, Batubara, A. S., & Muchlisin, Z. (2020). Variasi
morfometrik ikan tongkol abu-abu (Thunnus tonggol) di perairan laut Aceh. Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Kelautan Perikanan Unsyiah. 5(1):23-30.
Ali, A,H. 2020. First record of Javelin grunter Pomadasys kaakan (Cuvier, 1830) (Pisces:
Haemulidae) from Shatt Al-Arab River, Southern Iraq.Basrah Journal of Agricultural
Science.30 (1): 7-12.
Answar, E. H. Kardhinata, dan Hanifah M.Z. 2015. Identifikasi Jenis – Jenis Ikan Di Sungai
Batang Gadis Kecamatan Muarasipongi Kabupaten Mandailing Natal Sumatera Utara.
Jurnal Biologi Lingkungan, Industri, Kesehatan. 2 (1) : 38-46.
Burhanuddin, A.I. 2019. Ikhtiologi Ikan dan Segala Aspek Kehidupannya. Deepublish:
Yogyakarta. Journal ilmu kelautan. 9(1): 648-660.
Effendie, M.I.(2019). Biologi perikanan: Yayasan Pustaka Nusatama. Length-weight
relationship of five fish species in Epe Lagoon, Nigeria. African Journal of
Biotechnology. 4(7): 749-751.
Fachrul, M.F., Astri, R., Diana H., dan Aidian, S. 2019. Kajian Kualitas Air Dan
Keanekaragaman Jenis Fitoplankton Di Perairan Waduk Pluit Jakarta Barat. Jurnal
Penelitian dan Karya Ilmiah Lemlit. 1.(2): 109-120.
Febrianti, D., Harisandy, M. D., Nadhira, C. A., & Syahputra, M. R. (2022). Keanekaragaman
dan Identifikasi Morfometrik Jenis Ikan Hasil Tangkapan Nelayan di TPI Kuala
Langsa. Jurnal Jeumpa. 9(2):758-766
Fitrah, S.S., Irma, D., dan Thaib, R. 2016. Identifikasi Jenis Ikan Di Perairan Laguna
Gampoeng Pulot Kecamatan Leupung Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Kelautan dan Perikanan Unsyia.. 1(1) : 66-81.
Gunalan, B and E Lavanya. 2020. Taxonomical Identification and Diversity of Flat Fishes
from Mudasalodai Fish Landing Centre (Trawl by Catch), South East Coast of India.
Journal of Marine Science Research and Oceanography. 3(1):26-29.
Gustomi, A., & Putri, S. D. D. (2019). Studi Morfometrik Dan Meristik Ikan Kurisi
(Nemipterus Sp) Yang Didaratkan Di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)
Sungailiat Kabupaten Bangka. Journal of Tropical Marine Science. 2(1): 37-42.
Hayes,M,A., McClure,E,C., York, P,H., Jinks, K,I., Rasheed, M,A., Sheaves, M., and
Connolly,R,M. 2020. Journal of The Differential Importance of Deep and Shallow.
1(2): 12-292.
Hidayati, A. N., Subagio, H., & Rosana, N. (2022). KARAKTERISTIK REPRODUKTIF
IKAN BARAKUDA (Sphyraena barracuda) PADA JARING INSANG
PERMUKAAN DI PERAIRAN BULU TUBAN. Jurnal Perikanan Unram,
12(3):467-479.
Jayanto, N. 2019.Komposisi Hasil Tangkapan Cantrang di Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Pelabuhan dan Pengolahan Sumberdaya Kelautan dan Perikan Bulu Kabupaten Tuban
Jawa Timur. Jurnal Pemanfaatan sumberdaya perikanan dan kelautan: Universitas
Brawijaya
Kenconojati, H., Suciyono., Darmawan, S.B., Mohammad, F.U,, dan Azhar, M.H. 2020.
Inventarisasi Keanekaragaman Jenis Ikan di Sungai Bendo Desa Kampung Anyar
Kabupaten Banyuwangi.Agroveteriner. Jurnal Perikanan .5(1): 89-97.
Kottelat, M., Whitten, A.J., Kartikasari, S.N., and Wirjodarmodjo, S. 2020. Freshwater Fishes
of WesternIndonesia and Sulawesi. Periplus Editions Limited. Jakarta. Jurnal Sains
Dan Seni Its. 1(1):27-31.
Kusrini, E., Hadie, W., Alimuddin, A., Sumantadinata, K., & Sudradjat, A. (2022). DI
MORFOMETRIK UDANG JERBUNG (Fenneropenaeus merguiensis de Man) DARI
BEBERAPA POPULASI DI PERAIRAN INDONESIA. Jurnal Riset Akuakultur,
4(1): 15-21.
Kusumanigrum, R. C., Alfiatunnisa, N., Murwantoko, M., & Setyobudi, E. (2021). Karakter
Morfometrik dan Meristik Ikan Layang (Decapterus macrosoma Bleeker, 1851) di
Pantai Selatan Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Jurnal Perikanan Universitas
Gadjah Mada, 23(1): 1-7.
Madduppa, H. (2020). Perbandingan Hasil Metode Identifikasi Spesies: Morfologi dan
Molekuler Pada Ikan Julung-Julung Di TPI (Tempat Pelelangan Ikan) Muara Angke,
DKI Jakarta. Jurnal Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology,
13(3):168-175.
Mardiansyah, W., Iskhaq, I., dan Satria, J.P. 2022.Analisis Neraca Air dan Pengaruh Pasang
Surut di Sub-DAS Air Sugihan.Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal.442-
252. Jurnal Pengelolaan Perikanan Tropis, 3 (1):10-15.
Warman, I. 2019. Uji Kualitas Air Muara Sungai Lais Untuk Perikanan Di Bengkulu
Utara. Jurnal Agroqua.13(2):25-33.
Mariskha, P.R., dan Abdulgani, N. 2019. Aspek Reproduksi Ikan Kerapu Macan (Epinephelus
sexfasciatus) di Perairan Glondonggede Tuban. Jurnal Akuatika Indonesia.5(1):1-6.
Mourniaty, A. Z. A., Nuringtyas, A. E., Larasati, A. P., Septian, F., Mulyana, I., Israwati,
W.,& Jabbar, M. A. (2019). aspek biologi ikan belanak (Mugil Cephalus) di perairan
teluk banten. Buletin Jalanidhitah Sarva Jivitam. Journal Zoology and Ecology.
1(2):81-87.
Mote, N. 2019.Biodiversitas Iktiofauna Di Muara Sungai Kumbe Kabupaten Merauke.
Journal of Biology. 10(1): 26-34.
Novianingrum, P.,Djumanto., dan Murwantoko., Setyobudi, E. 2019. Biologi Reproduksi Ikan
Layur, Trichiurus Lepturus Linnaeus 1758 di Perairan Pantai Kabupaten Bantul.
Jurnal Iktiologi Indonesia. 17(2): 227-238.
Okyere, I. 2018. Influence of diurnal tides and other physico-chemical factors on the
assemblage and diversity of fish species in River Pra Estuary, Ghana. Tropical
Ecology. Journal Appl Ichthyol. 59(1): 83–90.
Ramadoniet, A.,Ridwan, A.K., Setyawati, T.R., dan Yanti, A.H. 2016. Inventarisasi Jenis-
Jenis Ikan yang Ditemukan di Estuari Sungai Tanjung Belimbing Kabupaten
Sambas.Jurnal Protobiont. Journal of Aquaculture. 5 (3) : 47-53
Ramtake, K.K., Landge, A,T,A., Jaiswar, A,K., Chakraborty,S,K., Deshmukhe, G., dan
Renjith, R,K. 2018. Taxonomic differentiation of goatfishes (Family-Mullidae) based
on morphological traits and hard parts. Indian Journal Of Geo Marine Sciences.
47(02).381-389.
Sarinawaty, P., Idris, F., & Nugraha, A. H. (2020). Karakteristik morfometrik lamun Enhalus
acoroides dan Thalassia hemprichii di Pesisir Pulau Bintan. Journal of Marine
Research, 9(4):474-484.
Sibagariang, O.P, Fauziyah, dan F. Agustriani. Analisis Potensi Lestari Sumber daya
PerIkanan Tuna Longline di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Maspari Journal vol
03 (2011) 24-29. PS Ilmu Kelautan FMIPA UNSRI. Riau
Wang, L., Nan Zhang, N., Ma, Z., Guo, H., Zhu, C., and Zhang, D. 2019. Lengthweight
relationship and morphological studies of the Polydactylus sextarius, Nemipterus
japonicus and Pampus argenteus from the Fiery Cross Reef South China
Sea.International Journal of Aquaculture. 5(7): 1-6.
Wiadnya dan Setyohadi. 2019. Pengantar Ilmu Kelautan dan Perikanan. Universitas
Brawijaya. Malang. Journal perikanan 4(6): 549-560.