Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan
Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan
PENDIDIKAN
A. Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa :
1. Mampu menyimpulkan beberapa pemikiran tentang pendidikan
menurut pemikiran klasik dan baru dan
2. Membandingkan beberapa pemikiran tersebut serta
3. Menggunakan pemikiran tentang pendidikan sesuai parakteknya
D. Uraian Materi
1. Pemikiran klasik
a. Aliran Empirisme
b. Aliran Nativisme
Kata nativisme berasal dari bahasa Latin yang memiliki arti terlahir
(Idris, 1987: 31). Dalam Wikipedia bahasa Indonesia (wikipedia.org),
dijelaskan bahwa Nativisme adalah aliran pendidikan yang berpandangan
bahwa keterampilan-keterampilan atau kemampuan-kemampuan tertentu
bersifat alamiah atau sudah tertanam dalam otak sejak lahir. Ilmu kebahasaan
aliran Nativisme, Douglas Brow (Brow, 2008: 30) mengungkapkan bahwa
istilah Nativis diambil dari pernyataan dasar bahwa pemerolehan bahasa
sudah ditentukan dari sananya, bahwa kita lahir dengan kapasitas genetik
yang memengaruhi kemampuan kita memahami bahasa di sekitar kita, yang
hasilnya adalah sebuah konstruksi sistem bahasa yang tertanam dalam diri
manusia. Teori Nativis dalam penerimaan bahasa pertama yang diungkapkan
oleh Douglas Brow ini nampaknya tidak jauh berbeda dengan teori nativisme
dalam pendidikan yang dipelopori oleh filosof Jerman Arthur Schopenhauer
(1788-1860). Arthur Schopenhauer (Blog Swandika 2011) beranggapan
bahwa faktor pembawaan yang bersifat kodrati tidak dapat diubah oleh alam
sekitar ataupun pendidikan.
c. Aliran Naturalisme
Naturalisme berasal dari bahasa Latin yaitu nature artinya alam, tabiat,
dan pembawaan. Zahara (1987: 31) mengatakan Aliran ini dinamakan juga
negativisme ialah aliran yang meragukan pendidikan untuk perkembangan
seseorang karena dia dilahirkan dengan pembawaan yang baik. Ciri utama
aliran ini ialah dalam mendidik seseorang kembalilah kepada alam agar
pembawaan seseorang yang baik itu tidak di rusak oleh pendidik. pembawaan
yang baik itu supaya berkembang secara spontan.
d. Aliran Konvergensi
c. Sekolah Kerja
Tirtarahardja & Sulo (2005) dan Sagala (2010) gerakan sekolah kerja
dapat dipandang sebagai titik kulminasi dari pandangan-pandangan yang
mementingkan pendidikan keterampilan dalam pendidikan. Tokoh
pendidikan sekolah kerja ini adalah G. Kerschensteiner (1854-1932) dengan
konsep “Arbeitschule” (Sekolah Kerja) di Jerman. Sekolah kerja bertolak dari
pandangan bahwa pendidikan tidak hanya demi kepentingan individu, tetapi
juga demi kepentingan masyarakat. Sekolah berkewajiban menyiapkan warga
negara yang baik yakni: (a) tiap orang adalah pekerja dalam salah satu
lapangan jabatan; (b) tiap orang wajib menyumbangkan tenaganya untuk
kepentingan negara; dan (c) dalam menunaikan kedua tugas tersebut harus
diusahakan kesempurnaannya, agar dengan jalan itu tiap warga negara ikut
berbuat sesuai dengan kesusilaan serta menjaga keselamatan negara. Sekolah
kerja ini bertolak dari pandangan bahwa pendidikan itu tidak hanya demi
kepentingan individu tetapi berkewajiban menyiapkan warga Negara yang
baik, yakni: (1) tiap orang adalah pekerja dalam salah satu lapangan jabatan,
(2) tiap orang wajib menyumbangkan tenaganya untuk kepentingan Negara,
dan (3) dalam menunaikan kedua tugas tersebut haruslah selalu diusahakan
kesempurnaannya, agar dengan jalan itu tiap warga Negara ikut membantu
mempertinggi dan menyempurnakan kesusilaan dan keselamatan Negara.
d. Pengajaran Proyek
e. Home Schooling
Pada waktu yang hampir bersamaan, akhir tahun 1960-an dan awal
tahun 1970-an, Ray dan Dorothy Moore melakukan penelitian mengenai
kecenderungan orang tua menyekolahkan anak lebih awal (early childhood
education). Penelitian mereka menunjukkan bahwa masuknya anak-anak
pada sekolah formal sebelum usia 8-12 tahun bukan hanya tak efektif, tetapi
sesungguhnya juga berakibat buruk bagi anak-anak, khususnya anak-anak
laki-laki karena keterlambatan kedewasaan mereka. Serupa dengan Holt, Ray
dan Dorothy Moore kemudian menjadi pendukung dan konsultan penting
home schooling. Setelah itu, home schooling terus berkembang dengan
berbagai alasan. Perkembangan homeschooling terus meluas hingga pada
tahun 1996, di Amerika sudah lebih dari 1,2 juta anak home schooler dengan
pertumbuhan 15% setiap tahunnya. Demikian juga di Eropa dan Asia.
f. Sekolah Alam
Sekolah alam adalah sekolah non formal dengan konsep utamanya adalah
ditujukan agar para siswanya dapat belajar sambil bermain. Berbagai sarana baru
ditawarkan sekolah-sekolah yang menamakan dirinya ’Sekolah Alam’. Sekolah
semacam ini tak hanya dilengkapi laboratorium dan perangkat komputer, tapi
sekolahnya sendiri ditata menjadi bagian dari alam terbuka, ruang-ruangnya
terbuat dari saung daun kelapa dan ijuk. Pohon-pohon rindang dibiarkan tumbuh
di hampir seluruh sudut sekolah, lengkap dengan berbagai sarana eksplorasi
seperti rumah pohon, climbing, lapangan bola dan flying fox. Konsep belajar
melalui pengalaman yang didapat langsung sambil bermain dan berinteraksi di
alam terbuka ini jelas membuat anak tidak mudah bosan saat belajar.Para siswa
sekolah alam juga tidak mengenakan seragam sekolah sebagaimana layaknya
siswa di sekolah umum. Siswa hanya dituntut untuk berpakaian bersih dan sesuai
untuk kegiatan belajar di sekolah.
Hal ini tentu saja berbeda bila dibandingkan dengan ruang belajar di
sekolah formal. Pada umumnya kegiatan belajar mengajar di sekolah umum
dilakukan di dalam ruang belajar atau kelas tertutup. Anak lebih banyak mendapat
teori pelajaran dan sedikit praktek di lapangan. Situasi dan kondisi belajar
mengajar di ruang yang memiliki 4 dinding memberikan kesan yang kaku.
g. Pendidikan Berasrama
h. Pesantren Modern
F. Rangkuman
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan tentang aliran-
aliran pendidikan yaitu sebagai berikut.
Aliran pendidikan klasik terdiri dari,
Sekolah kerja menambah pengetahuan anak, yaitu pengetahuan yang didapat dari
buku atau orang lain, dan yang didapat dari pengalaman sendiri, sehingga anak
dapat memiliki kemampuan dan kemahiran tertentu dan agar siswa dapat memiliki
pekerjaan sebagai persiapan jabatan dalam mengabdi Negara.
Sekolah alam adalah sekolah non formal dengan konsep utamanya adalah
ditujukan agar para peserta didik dapat belajar sambil bermain.Dilingkungan alam
terbuka
G. Latihan/Kasus/Tugas
1. Sebutkan dan jelaskan aliran-aliran pendidikan klasik berdasarkan apa
yang telah kamu pelajari !
2. Jelaskan perbedaan aliran empirisme dengan aliran nativisme !
3. Bagaimana pendapat aliran konvergensi terhadap perkembangan anak ?
4. Jelaskan dampak dari aliran progresivisme dalam pendidikan !
5. Buatlah suatu laporan analisis penerapan pemikiran pengajaran alam
sekitar,pengajaran pusat perhatian,sekolah kerja,pengajaran proyek pada
mata pelajaran di sekolah menengah.