Asuhan Keperawatan TN
Asuhan Keperawatan TN
2. Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan Pemantauan respirasi Selasa, 17 Okt 2023 Rabu, 18 Okt 2023
berhubungan dengan tindakan (I.01014) Jam 09.00 Jam 14.00
perubahan membrane keperawatan Obervasi : 1. Memonitor pola nafas S : pasien mengatakan
alveolar kapiler ditandai selama 1x24 jam, Monitor frekuensi, 2. Memonitor sesak berkurang
dengan : diharapkan irama, kedalaman kemampuan batuk
pertukaran gas dan upaya napas efektif O : pasien tampak lebih
DS : pasien mengatakan menjadi efektif Monitor pola napas 3. Memonitor adanya tenang, sputum encer,
sesak dengan kriteria Monitor kemampuan produksi sputum warna sputum purulen,
hasil : batuk efektif 4. Mengauskultasi bunyi RR 24 x/m, SpO2 95%,
DO : (L.01003) Monitor adanya napas wheezing (+)
- Pasien tampak sesak a. Pola napas produksi sputum 5. Memonitor saturasi
nafas membaik (skor Monitor adanya oksigen A : masalah gangguan
- Pasien tampak gelisah 5) sumbatan jalan napas pertukaran gas belum
- N 100 x/m b. Dispnea Palpasi kesimetrisan teratasi sepenuhnya
- RR 30 x/m menurun (skor ekspansi paru dengan hasil pola napas
- SpO2 92% 5) Auskultasi bunyi cukup membaik (skor
- Wheezing (+) c. Gelisah napas 4), dispnea sedang (skor
menurun (skor Monitor saturasi 3), gelisah cukup
5) oksigen menurun (skor 3), bunyi
d. Bunyi napas Monitor nilai AGD napas tambahan cukup
tambahan menurun (skor 4)
Monitor hasil x-ray
menurun (skor
toraks
5) P : melanjutkan
Terapeutik :
pemantauan respirasi
Atur interval
dengan intervensi
pemantauan respirasi
monitor pola napas,
sesuai kondisi pasien
monitor kemampuan
Dokumentasikan
batuk efektif, monitor
hasil pemantauan
adanya produksi
Edukasi :
sputum, auskultasi
Jelaskan tujuan dan
bunyi napas, monitor
prosedur pemantauan
saturasi oksigen
Informasikan hasil
pemantauan, jika
perlu
3. Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan Manajemen hipertermi Selasa, 17 Okt 2023 Rabu, 18 Okt 2023
dengan proses peradangan tindakan (I.15506) Jam 09.00 Jam 14.00
ditandai dengan : keperawatan Obervasi : 1. Memonitor suhu S : pasien mengatakan
selama 1x24 jam, Identifikasi penyebab tubuh demam
DS : pasien mengatakan diharapkan hipertermia 2. Memberikan cairan
demam masalah Monitor suhu tubuh oral O : badan masih teraba
termoregulasi Monitor kadar 3. Melonggarkan atau hangat, SB 38,4°C, RR
DO : membaik dengan elektrolit melepaskan pakaian 24 x/m
- Badan pasien teraba kriteria hasil : Monitor haluaran 4. Melakukan
hangat (L.14134) urine pendinginan eksternal A : masalah
- SB 39,4°C a. Suhu tubuh Monitor komplikasi (kompres dingin) termoregulasi belum
- RR 30 x/m membaik (skor akibat hipertermia 5. Menganjurkan tirah teratasi sepenuhnya
- WBC 20.400 5) Terapeutik : baring dengan hasil suhu tubuh
b. Takipnea Sediakan lingkungan 6. Berkolaborasi sedang (skor 3),
menurun (skor yang dingin pemberian cairan dan takipnea cukup
5) Longgarkan atau elektrolit intravena menurun (skor 4), suhu
c. Suhu kulit lepaskan pakaian (cairan ivfd Normal kulit sedang (skor 3)
membaik (skor Basahi dan kipas salin)
5) permukaan tubuh P : melanjutkan
manajemen hipertermi
Berikan cairan oral
dengan intervensi
Ganti linen setiap
identifikasi penyebab
hari atau lebih sering
hipertermia, monitor
jika mengalami
suhu tubuh, longgarkan
hyperhidrosis
atau lepaskan pakaian,
(keringat berlebih)
berikan cairan oral,
Lakukan pendinginan
lakukan pendinginan
eksternal (mis.
eksternal (mis kompres
Selimut hipotermi
dingin), anjurkan tirah
atau kompres dingin
baring.
pada dahi, leher,
dada, abdomen,
aksila)
Hindari pemberian
antipiretik atau
aspirin
Berikan oksigen, jika
perlu
Edukasi :
Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
Kolaborasi
pemberian cairan dan
elektrolit intravena,
jika perlu