Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kanker merupakan ancaman serius kesehatan masyarakat, karena insiden
dan angka kematiannya terus meningkat. Kanker adalah penyebab kematian
utama kedua yang memberikan kontribusi 13 % kematian dari 22 % kematian
akibat penyakit tidak menular utama di dunia. Masalah penyakit kanker di
Indonesia antara lain hampir 70% penderita penyakit ini ditemukan dalam
keadaan stadium yang sudah lanjut.1,2
Kenyataan yang ada sebagian besar kanker payudara yang berobat ke
RS/dokter sudah dalam keadaan stadium lanjut (>50%). Kanker payudara masih
menjadi masalah besar di Indonesia, karena 68,6% wanita dengan kanker
payudara berobat ke dokter pada stadium lanjut lokal (IIIa dan IIIb), sedangkan
stadium dini (stadium I dan II) hanya 22,4%. Gejala permulaan kanker payudara
sering tidak disadari atau dirasakan dengan jelas oleh penderita sehingga banyak
penderita yang berobat dalam keadaan lanjut.1,2
Kanker payudara merupakan kanker terbanyak pada wanita di negara
barat. Dengan ditemukannya satu juta kasus baru tiap tahun di dunia, kanker
payudara menempati urutan tertinggi keganasan pada wanita, sebesar 18% dari
seluruh kanker pada wanita. Insidensi kanker payudara pada wanita 126 per
100.000 penduduk, sedangkan pada laki-laki 0,6 per 100.000 penduduk. Rasio
penderita wanita dibanding pria sekitar 100 : 1.3
Frekuensi kanker payudara meningkat dengan bertambahnya umur.
Insidensi kanker payudara juga lebih tinggi di negara dengan status sosial
ekonomi tinggi dibanding rendah. Hal ini berhubungan dengan perbedaan gaya
hidup di negara sosial ekonomi tinggi dan rendah ( Jardines et al., 2003). Sejak
tahun 1950-an terjadi kenaikan insidensi kanker payudara di negara risiko tinggi
(Barat) dan risiko rendah seperti Jepang, Singapore dan daerah perkotaan di
China (Asia). Kenaikan hampir dua kali lipat ini disebabkan karena gaya hidup
dan pertumbuhan ekonomi yang pesat didaerah Asia (Willett et al., 2000).2,3

1
Di Indonesia kanker payudara merupakan kanker dengan insiden tertinggi
nomor dua setelah kanker servik dan terdapat kecenderungan dari tahun ke tahun
insidennya meningkat. Penelitian Muchlis Ramli di RSCM mendapatkan stadium
IIIA dan IIIB sebanyak 43,4%, stadium IV sebanyak 14,3%. Di negara maju,
kanker payudara ditemukan lebih banyak pada stadium dini, hal ini mungkin
karena kurangnya informasi, letak geografis, pendidikan dan kurangnya alat
diagnosis seperti USG dan mamografi.4
Tahun 2009, di RSUP H. Adam Malik terdapat 222 orang wanita (83,1%)
yang menderita kanker payudara dari sejumlah 267 orang yang menderita
neoplasma payudara, tipe malignant dan benign. Dari 222 orang tersebut,
sejumlah 128 orang (57,7%) adalah dari kelompok umur 45-64 tahun yaitu
kelompok umur dengan pasien wanita kanker payudara terbanyak pada tahun
2009.5
Terapi kanker terutama terdiri atas operasi, radioterapi, kemoterapi dan
terapi biologis serta beberapa metode lainnya. Terapi operasi dan radioterapi dapat
menjadi terapi kuratif kanker yang bersifat lokal. Timbulnya diseminasi dan
metastasis jauh, operasi dan radioterapi sering sulit mengendalikannya. Berbeda
dari terapi operasi dan radioterapi, kemoterapi adalah metode terapi sistemik
terhadap kanker sistemik. Pada kanker stadium lanjut, kemoterapi menjadi satu –
satunya pilihan metode terapi efektif.1,3,4
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dilakukan untuk menurunkan
angka mortalitas kanker payudara dengan penemuan kanker payudara sedini
mungkin dan pengobatan saat ukuran masih kecil sebelum kanker tersebut
bermetastasis. Penemuan kanker payudara sedini mungkin yang didiagnosis dan
diobati secara benar akan menambah harapan hidup penderita kanker payudara.3

Anda mungkin juga menyukai