PEMBAHASAN
“Traveler cheque atau yang biasa dikenal dengan cek perjalanan adalah
cek dari orang yang sedang bepergian atau dalam perjalanan. Biasanya cek
ini dibuat untuk memudahkan atau memberikan kesenangan bagi orang
yang sedang bepergian dalam melakukan pembayaran-pembayaran”
3. Menyerahkan dana/pembelian;
Sebagaimana transaksi pada umumnya maka terhadap penyerahan atas
benda atau barang yang dibeli, maka sebagai gantinya pembeli wajib
membayar sejumlah harga barang yang diberikan kepada pembeli. Begitu pula
halnya dengan cek perjalanan.
1. Pada tahap persiapan warkat traveler cheque, pihak bank akan melakukan
cross check atas nomor seri lembar-lembar traveler cheque yang akan
dijual, dengan catatan stok yang tersedia pada bank dan catatan transaksi
traveler cheque yang pernah terjadi. Hal ini dilakukan guna mencegah
adanya traveler cheque dengan nomor seri ganda yang akan mempersulit
penelusuran transaksi.
2. Selanjutnya pihak bank akan memastikan pada traveler cheque tercantum
tanda tangan dari Direksi Bank dan Pimpinan Cabang.
3. Kemudian tahap identifikasi dan verifikasi dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
a. Nasabah wajib mengisi formulir pembelian traveler cheque yang
berisi: nama, nomor identitas, alamat, tujuan pembelian, jumlah yang
dibeli, jumlah penghasilan per bulan, sumber dana.
b. Nasabah wajib menanda tangani formulir pembelian traveler cheque
tersebut. Selain itu, nasabah juga harus menyerahkan kartu identitas
dan fotokopi kartu identitas tersebut dilampirkan pada formulir
pembelian dan akan diarsipkan oleh pihak bank.
4. Apabila nominal pembelian secara kumulatif diatas Rp 100.000.000,-
(seratus juta rupiah), maka nasabah harus mengisi formulir walk in
costumer.
5. Pihak bank juga akan memperhatikan kemungkinan adanya transaksi
mencurigakan sebelum pembelian traveler cheque. Apabila terdapat
dugaan adanya transaksi mencurigakan maka pihak bank wajib melakukan
penundaan transaksi. Namun, apabila tidak terdapat dugaan adanya
transaksi mencurigakan, maka pembelian traveler cheque dapat
dilanjutkan. Adanya dugaan transaksi mencurigakan ini dapat dilihat
melalui tujuan pembelian traveler cheque. Maka pihak bank akan
mensiasatinya dengan cara sebagai berikut:
a. Pihak pembeli yang membeli traveler cheque untuk kepentingan
pribadi harus menandatangani traveler cheque tersebut dikolom
pembelian dan penandatanganan dilakukan di hadapan petugas bank.
b. Apabila nasabah membeli traveler cheque untuk kepentingan orang
lain, maka ia tidak perlu menandatangani traveler cheque dan hanya
menandatangani formulir pembelian dan menyatakan bahwa
pembelian traveler cheque tersebut ditujukan untuk kepentingan orang
lain.
6. Tahap pentatausahaan dokumen Selain itu, terdapat beberapa dokumen
yang akan ditatausahakan dalam transaksi pembelian/penerbitan traveler
cheque yaitu antara lain:
a. Copy formulir pembelian traveler cheque;
b. Copy kartu identitas pengguna jasa bank;
c. Formulir data nasabah khusus, untuk transaksi diatas Rp
100.000.000,-;
d. Formulir pendukung aplikasi transaksi dan slip konfirmasi pembelian
traveler cheque.
B. CARA MENCAIRKAN TRAVELER CHEQUE
Pada dasarnya, pencairan traveler cheque ini sangat mudah untuk dilakukan.
Sehingga menjadikan traveler cheque ini begitu dinikmati kemudahannya oleh
para wisatawan baik untuk kunjungannya ke dalam negeri maupun untuk
kunjungannya ke luar negeri. Pemilik traveler cheque hanya perlu
menukarkannya pada bank-bank yang telah ditunjuk sebagai pihak yang
membayar sejumlah uang senilai nominal dalam cek tersebut. Pemilik traveler
cheque hanya perlu membubuhkan tanda tangan saat penukaran traveler cheque
tersebut.
Kemudahan yang dirasa oleh pihak nasabah sebagai pemilik traveler cheque
ini tidak serta merta juga dirasakan oleh pihak Bank sebagai pihak yang
mempunyai kewajiban membayar. Banyak hal yang perlu diperhatikan sejalan
dengan prinsip kehati-hatian yang juga telah dijelaskan dalam proses penerbitan
diatas. Pada prinsipnya, langkah-langkah penerapan prinsip kehati-hatian pada
tahapan pencairan traveler cheque sama dengan langkah-langkah yang ditempuh
pada saat proses pembelian. Proses identifikasi nasabah, identifikasi transaksi
mencurigakan dan proses penatausahaan dokumen pada prinsipnya sama. Berikut
akan dipaparkan hal-hal yang bersifat khusus dalam penerapan prinsip kehati-
hatian pada tahapan pencairan traveler cheque.
Tahapan tersebut bertujuan agar pihak bank mengenali siapa pihak yang
melakukan pencairan traveler cheque tersebut, apakah pihak pembeli
atau pihak ketiga yang menerima peralihan traveler cheque tersebut,
ataupun pihak merchant yang menerima pembayaran barang/jasa dengan
traveler cheque dan kemudian mencairkannya. Pada proses pencairan,
lembar warkat traveler cheque harus sudah ditandatangani.
Kemudian tanda tangan tersebut diverifikasi dengan cara pihak bank
meminta pembawa traveler cheque untuk menandatanganinya sekali lagi
pada kolom penguangan. Hal ini bertujuan agar orang yang mencairkan
traveler cheque dipastikan memang orang yang berhak. Apabila
berpindah tangan secara tidak sah (misalnya karena hilang/dicuri), maka
pembawa tidak dapat mencairkannya begitu saja.
Jurnal :
Jersy Pakan, 2014, Pengaruh Syarat Formil terhadap Penyalahgunaan Travel
Cek, Jurnal Penulisan Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Rachel Octora, 2012, Aspek Hukum Penggunaan Travel Cek sebagai Bagian dari
Jasa Perbankan, Dialogia Iuridice volume:3.
Website :
http:// tobisitompu.blogspot.co.id/2013/10/travel-cek.html?m=1, diakses pada
tanggal 1 Desember 2017.
http://ginbres.wordpress.com/tag/travellers-cheque/, diakses pada tanggal 1
Desember 2017.
Peraturan Perundang-undangan :
Peraturan Bank Indonesia Nomor 3/10/PBI/2001 tentang Penerapan Prinsip
Mengenal Nasabah, sebagaimana telah diubah oleh Peraturan Bank
Indonesia Nomor 3/23/PBI/2001 dan Peraturan Bank Indonesia Nomor
5/21/PBI/2003.
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/28/PBI/2009 tentang Penerapan Program
Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank
Umum.