Anda di halaman 1dari 43

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 1 SINGOSARI MALANG
Jalan Raya MondorokoNo. 3 SingosariTelp.(0341) 458138 Fax. 458139
Website :http://www.smkn1sgs.sch.idEmail : smkn1_sgs@yahoo.com

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )

Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Singosari


A.
Program Keahlian : Teknik Ketenagalistrikan
Mata Pelajaran : Instalasi Tenaga Listrik
Materi Pokok : Menjelaskan pemasangan instalasi listrik dengan
cable duct dan cable trench
Kelas/Semester : XII (Duabelas) / 2 (Dua)
Pertemuan Ke :
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit
Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur ,disiplin ,tanggungjawab ,peduli,
(gotong royong,kerja sama, toleran,damai) santun,responsive dan proaktif dan
menunujukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkunagan ember dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar
1.1 Memahami nilai nilai keimanan dengan menyadari hubungan keteraturan dan
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang
menciptakannya.
1.2 Mendeskripsikan kebesaran Tuhan yang menciptakan berbagai sumber energi
di alam.
1.3 Mengamalakan nilai - nilai keimanan sesuai dengan ajaran agama dalam
kehidupan sehari-hari.
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingintahu; objektif; jujur; teliti;
cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif
dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari – hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi.
2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari – hari
sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil
percobaan.
3.10. Menjelaskan pemasangan instalasi listrik dengan cable duct dan cable trench

C. Indikator Pencapaian Materi


3.10.1. Mendeskripsikan pengertian cable duct
3.10.2. Mengidentifikasikan fungsi cable duct
3.10.3. Mendeskripsikan pengertian cable trench
3.10.4. Mngidentifikasi fungsi cable trench
3.10.5. Mengidentifikasi teknik pemasangan sistem duct dengan pengecoran standar
3.10.6.
Alternatif yang lebih masuk akal untuk indikator pencapaian materi:
3.10.1 Siswa dapat menjelaskan pengertian cable duct dan cable trench
3.10.2. Siswa dapat mengidentifikasi perbedaan penggunaan cable duct dan
cable trench
3.10.3. Siswa dapat mengidentifikasi persyaratan pemasangan cable duct dan
cable trench

D. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses kegiatan mengamati, diskusi, dan kerja kelompok peserta
didik diharapkan dapat :
3.10.1 Siswa dapat menjelaskan pengertian cable duct dan cable trench
3.10.2 Siswa dapat mengidentifikasi perbedaan penggunaan cable duct dan cable trench
3.10.3 Siswa dapat mengidentifikasi persyaratan pemasangan cable duct dan cable
trench
E. Materi Pembelajaran
1. Pengertian cable duct dan cable trench
2. Perbedaan penggunaan cable duct dan cable trench
3. Persyaratan pemasangan cable duct dan cable trench

F. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran


1. Pendekatan Pembelajaran : Saintifik

2. Model Pembelajaran : Problem Based Learning


3. Metode Pembelajaran : Ceramah, Diskusi, Tanya Jawab, Penugasan,
Presentasi

G. Media, Alat dan Sumber Belajar


1. Media dan Alat Pembelajaran : LCD projector, laptop, bahan tayang (PPT)
,jobsheet (terlampir).
2. Sumber Pelajar :
a. Internet (http://www.mca-indonesia.go.id/assets/uploads/media/pdf/pln-
buku-2.pdf)
b. Internet (http://fungsikabel.blogspot.co.id/2014/06/penjelasan-cara-
pemasangan-kabel-bawah.html)
c. Internet
(http://jaenal.dosen.st3telkom.ac.id/wp-content/uploads/sites/17/2017/04/
BAB-0-III-KABEL-BAWAH-TANAH.pdf)
d. Internet (http://arafuru.com/sipil/cara-pemasangan-kabel-bawah-tanah.html)

H. Kegiatan Pembelajaran
SKENARIO PEMBELAJARAN PERTEMUAN 1

Langkah Kegiatan
Alokasi waktu
Pembelajaran Guru Peserta didik

Pendahuluan (10 menit)

Guru memasuki ruang


 Salam kelas
 Peserta didik menjawab 1 menit
 Guru mengucapakan salam guru dengan
salam sebagai kompak
pembuka pelajaran
 Doa  Guru menunjuk ketua  Peserta didik berdo’a 1 menit
kelas untuk menurut agama dan
memimpin do’a kepercayaannya masing-
masing.
 Kehadiran  Guru mengecek  Peserta didik menjawab 1 menit
kehadiran peserta presensi dari guru
didik dengan dengan mengacungkan
memanggil satu- tangan dan menjawab
persatu nama siswa “Hadir Bu”
sesuai nomor urut
yang ada di absensi
 Apersepsi  Guru memberi  Peserta didik 3 menit
gambaran tentang memperhatikan dan
materi yang akan termotivasi dengan
dipelajari dan gambaran materi yang
menunjukkan diberikan oleh guru
pentingnya materi dengan memberikan
dalam kehidupan respon yang baik dan
sehari-hari dan untuk berusaha memahami
masa depan peserta penyampaian guru
didik dengan gaya
dialog
 Guru memberikan  Peserta didik
motivasi berkaitan memperhatikan dengan
 Motivasi
dengan materi seksama. 2 menit
pembelajaran.

Tujuan  Guru membimbing  Peserta didik memahami 2 menit


dan memahamkan tujuan pembelajaran
tujuan pembelajaran dengan menjawab
dengan melontarkan pertanyan guru secara
pertanyaan- proaktif menyebutkan
pertanyaan agar anak- tujuan pembelajaran
anak aktif untuk sesuai dengan
menentukan tujuan pemahaman.
pembelajaran

Langkah Kegiatan Alokasi Waktu


Pembelajaran
Guru Peserta Didik

Kegiatan Inti (115 menit)

Guru menerangkan Peserta didik 10 menit


materi pemasangan memperhatikan materi
instalasi litrik dengan mengenai pemasangan
cable duct dan cable instalasi listrik dengan
trench cable duct dan cable
trench

Guru memberi dorongan Peserta didik menanyakan 10 menit


untuk bertanya mengenai hal yang kurang paham
pemasangan instalasi tentang pemasangan
litrik dengan cable duct instalasi listrik dengan
dan cable trench cable duct dan cable
trench
Guru memberikan soal Peserta didik mengerjakan 5 menit
evaluasi terhadap peserta soal evaluasi untuk
didik tentang mengetahui pemahaman
pemasangan instalasi siswa terhadap materi yang
listrik dengan cable sudah guru jelaskan
duct dan cable trench

Penutup (10 menit)

 Refleksi  Guru mengajak  Peserta didik menjawab 5 menit


peserta didik dan mengajukan
merefleksi belajarnya: pertanyaan kepada guru
apa yang sulit dengan santun.
dipelajari, masalah
apa yang dirasakan,
bagaimana
kesuksesan dan/atau
kegagalan dalam
pekerjaannya.
 Penarikan  Guru mengarahkan  Pesertadidik menarik
Kesimpulan siswa untuk menarik kesimpulan dari
kesimpulan dari pelajaran yang telah
kegiatan pelajaran dilaksanakan seputar
yang telah teori maupun praktik
dilaksanakan, dari tentang
teori maupun aplikasiFestoFluidsims
praktikum yang
dilakukan mengenai
aplikasiFestoFluidsim
s
 Tindak lanjut  Guru memberikan  Peserta didik yang 2 menit
tugas rumah untuk kurang memahami materi
peserta didik yang mencatat tugas rumah
kurang memahami yang diberikan dan
materi dan peserta didik yang sudah
memberikan memahami materi
pengayaan untuk mencatat pengayaan
peserta didik yang yang diberikan guru.
sudah memahami
materi.
 Guru  Peserta didik 1 menit
memberitahukan memperhatikan dan
kepada peserta didik memberi tanda pada
tentang materi yang buku referensi mereka
akan dipelajari pada tentang materi yang akan
pertemuan dipelajari pada
selanjutnya pertemuan berikutnyaa
 Doa  Guru mengakhiri  Peserta didik berdoa 1 menit
(Mengakhiri pelajaran dengan menurut agama dan
Pelajaran) menunjuk ketua kelas kepercayaannya masing-
untuk memimpin doa masing
 Salam  Guru menutup  Siswa menjawab salam 1 menit
pelajaran dengan dengan sopan
memberi salam pada
siswa

A. Penilaian Pembelajaran, Remedial dan Pengayaan


1. Lembar penilaian
1) Penilaian pengetahuan
2) Penilaian sikap
3) Penilaian psikomotorik
2. Lembar praktik / jobsheet (terlampir)
A. PENILAIAN
RUBIK PENILAIAN KISI-KISI PENILAIAN SIKAP

Mata pelajaran : Instalasi Tenaga Listrik


Kelas/jurusan : XII / Teknik Ketenagalistrikan
Topik : Memasang instalasi listrik dengan cable duct dan cable trench

N Teknik Instrumen Keterangan


Aspek yang dinilai Waktu Penilaian
o Penilaian Penilaian

1. Sikap Pengamatan Selama pembelajaran Lembar Penilaian sikap


dan saat diskusi pengamata
a. Terlibat aktif (proaktif) dalam n
pembelajaran
b. Bekerja sama dalam kegiatan kelompok.
c. Kreatif dalam proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif.
d. Berperilaku jujur dan bertanggungjawab
dalam menjawab soal
e. Bersikap sopan dan santun dalam
berkomunikasi
f. Cermat dalam menyelesaikan tugas
yang diberikan
g. Tanggung jawab dalam penyelesaian
tugas secara kelompok maupun individu

2. Pengetahuan Tes Penyelesaian soal Essay Penilaian


individu Kognitif
a. Menjelaskan pengertian dari cable
duct dan cable trench
b. Menjelaskan kegunaan dari cable
duct dan cable trench
c. Menjelaskan tahap tahap pemasangan
pipa duct dengan cara pembetonan lapis
demi lapis
d. Menyebutkan tahap tahap persiapan
pemeliharaan duct
e. Menjelaskan tahap tahap
pemasangan Kabel metode tanam
Open Trench
1. Penilaian Sikap
Instrumen Penilaian Sikap DAFTAR NILAI SIKAP

Indikator Skor

No Nama Siswa

Kecermatan
Kreativitas

Kejujuran

Proaktif
1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20
Indikator Penilaian Sikap:

Kerjasama
a. Terlibat aktif dalam bekerja kelompok.
b. Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan.
c. Bersedia membantu orang lain dalam satu kelompok yang mengalami kesulitan.
d. Rela berkorban untuk teman lain.
Tanggungjawab
a. Melaksanakan tugas individu dengan baik.
b. Menerima resiko dari tindakan yang dilakukan.
c. Mengembalikan barang yang dipinjam.
d. Meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan.
Kreativitas
a. Dapat menyatakan pendapat dengan jelas (ideational fluency)
b. Dapat menemukan ide baru yang belum dijelaskan guru (originality)
c. Mengenali masalah yang perlu dipecahkan dan tahu bagaimana memecahkannya
(critical thinking)
d. Mempunyai rasa seni dalam memecahkan masalah (aesthetics)
Kejujuran
a. Tidak menyontek dalam mengerjakan ujian/ulangan
b. Tidak menjadi plagiat (mengambil/menyalin karya orang lain tanpa menyebutkan
sumber) dalam mengerjakan setiap tugasTidak melakukan kegiatan yang tidak
diminta.
c. Mengemukakan perasaan terhadap sesuatu apa adanya.
d. Mengakui kesalahan atau kekurangan yang dimiliki
Kecermatan
a. Mengerjakan tugas dengan teliti.
b. Berhati-hati dalam menggunakan peralatan.
c. Memperhatikan keselamatan diri
d. Memperhatikan keselamatan lingkungan
Santun
a. Baik budi bahasanya (sopan ucapannya).
b. Menggunakan ungkapan yang tepat .
c. Menghargai guru dan sesama teman sekelas.
d. Tidak menciptakan kegaduhan saat proses pembelajaran berlangsung.
Proaktif
a. Berinisiatif dalam bertindak
b. Mampu menggunakan kesempatan
c. Memiliki prinsip dalam bertindak (tidak ikut-ikutan)
d. Bertindak dengan penuh tanggung jawab.

Jumlah
Nilai Akhir = x 100
28
Keterangan Penilaian :
4 = jika empat indikator terlihat
3 = jika tiga indikator terlihat
2 = jika dua indikator terlihat
1 = jika satu indikator terlihat
KISI-KISI PENILAIAN PENGETAHUAN
MATA PELAJARAN : Instalasi Tenaga Listrik
KELAS/SMT : XII/2

Jenis
Kompetensi dasar Indikator Indikator soal No Soal
soal

3.10. Menjelask 3.10.1. Pengertian


Essay
an cable duct Menjelaskan pengertian dari cable duct
1
dan cable trench
pemasangan dan cable
instalasi trench
listrik 3.10.2. Perbedaan
dengan penggunaan
cable duct cable duct Menjelaskan kegunaan cable duct dan
Essay 2
dan cable dan cable cable trench

trench trench

3.10.3. Persyaratan
Menjelaskan tahap tahap pemasangan
pemasangan
pipa duct dengan cara pembetonan lapis Essay 3
cable duct
demi lapis
dan cable
trench
Menyebutkan tahap tahap persiapan
Essay 4
pemeliharaan duct

Jelaskan tahap tahap pemasangan


Kabel metode tanam Open Trench Essay 5

Nilai akhir :
Soal!
1. Jelaskan pengertian dari cable duct dan cable trench
2. Jelaskan kegunaan dari kabel duct dan kabel trench
3. Jelaskan tahap tahap pemasangan pipa duct dengan cara pembetonan lapis demi lapis
4. Sebutkan tahap tahap persiapan pemeliharaan duct
5. Jelaskan tahap tahap pemasangan Kabel metode tanam Open Trench

Kunci Jawaban Dan Rubrik Penilaian Uraian

No. Jawaban Skor


Soal

1. Jawaban benar dan lengkap


Cable duct
Adalah pelindung kabel instalasi yang melindungi kabel dari
terkelupas akibat gigitan tikus, kelembaban, kerusakan akibat
korosi
Cable Trench
Adalah banker yang dibuat memanjang yang pada bagian
bawah dan sisi kanan dan kirinya diberi dinding beton
Jawaban benar dan lengkap 5

Jawaban benar dan jelas 3

Jawaban benar dan kurang jelas 2

Jawaban salah 1

2 Jawaban benar dan lengkap


Cable Duct
Untuk melindungi kabel dari gigitan tikus, terkelupas,
kelembaban, dan kerusakan akibat korosi
Cable Trench
sebagai dudukan kabel instalasi listrik industri yang dipasang di
bawah tanah, sehingga tertata rapi, mudah dalam perbaikan,
dan kabel tidak mengganggu pekerja pada industri tersebut
Jawaban benar dan lengkap 5

Jawaban benar dan jelas 3

Jawaban benar dan kurang jelas 2

Jawaban salah 1

3 Jawaban benar dan lengkap


a. Penggalian alur duct sesuai yang ditentukan
b. Pasang lapisan beton setebal diatas dasar alur galian 5 cm.
c. Tempatkan pipa-pipa pada lapisan beton dan pasangkan
penyekat sepanjang alur .
d. Corkan beton pada pipa-pipa duct , dipadatkan dan
diratakan, sehingga masuk diantaran pipa-pipa sampai
setinggi 5 cm yang akan merupakan dasar dari lapisan pipa
duct yang kedua.
e. Ulangi pemasangan pipa dan pengecoran seperti tersebut
diatas sampai susunan pipa duct yang dikehendaki selesai.
f. Setelah selesai, penyekat kayu diambil dan dibersihkan.
g. Penimbunan route duct seperti semula.
Jawaban benar 7-5 5

Jawaban benar tetapi hanya menjelaskan 4-2 3

Jawaban benar tetapi hanya menjelaskan 1 2

Jawaban salah 1

4 Jawaban benar dan lengkap


1. Menentukan jarak bekerja dan tempat untuk menempatkan
fasilitas keamanan
2. Membuka tutup manhole
3. Pasang gas detector
4. Keringkan manhole (bila berair)
5. Siapkan peralatan yang diperlukan pada posisi yang tepat
6. Periksa peralatan keseluruhan
Jawaban benar 6-4 tahapan 5

Jawaban benar tetapi hanya menyebutkan 3-2 tahapan 3

Jawaban benar tetapi hanya menyebutkan 1 tahapan 2

Jawaban salah 1

5 Jawaban benar dan lengkap


1. Penarikan kabel dilaksanakan paling lambat tiga hari setelah
galian dilakukan.
2. Kabel ditarik melalui bagian bawah haspel yang ditempatkan
pada trailer
3. Sepanjang jalur penarikan harus dipasang rol-rol kabel
dengan interval jarak kurang lebih 2 (dua) meter.
4. Perhatikan bending radius pada saat penarikan.
5. Apabila diperlukan kabel dapat dilucuti dari haspel sebagian
atau semuanya membentuk sistim angka delapan
6. Posisi kabel dalam tanah harus teratur rapi dan tidak boleh
melilit dengan kabel existing
Jawaban benar 6-4 tahapan 5

Jawaban benar tetapi hanya menjelaskan 3-2 tahapan 3

Jawaban benar tetapi hanya menjelaskan 1 tahapan 2


Jawaban salah 1

Skor Perolehan
Nilai Uraian = X 100
Skor Maksimal

Mengetahui, Singosari, Februai 2018


Kepala Sekolah Guru

KUSTIONO S.PD, NAJMAL FATIH


NIP. 19610502 198103 1 004 NIM. 140534605257

Kepala Sekolah

H.SALI ROCHANI, S.Pd.,M.M.Pd


NIP. 19600630 198603 1 012

MATERI PEMBELAJARAN

PENGERTIAN CABLE DUCT DAN CABLE TRENCH


1. Cable Duct
Adalah suatu pelindung kabel instalasi yang melindungi kabel dari terkelipas akibat
gigitan tikus, kelembaban, kerusakan akibat korosi
a. Kabel duct untuk instalasi kabel tanah

Sistem duct adalah sistem


pemasangan kabel tanah
dengan dimasukkan ke dalam
pipa yang dicor beton.

Duct yang dicor beton pada


umumnya memakai pipa PVC
tebal 2 mm, tetapi dapat juga
dipergunakan pipa yang lebih
tebal, apabila dikehendaki dan
diperlukan. Akan tetapi perlu
adanya perubahan pada
ukuran dari penyekat, karena penampang dari pipa yang lebih tebal dindingnya
akan lebih besar Pipa PVC tebal 2 mm sangat cocok untuk duct beton dan cara ini
menguntungkan apabila route duct tersebut lebih dari dua pipa.

b. Kabel Duct untuk instalasi rumah

Dibuat dengan PVC bermutu dengan ketebalan memadai. Kabel duct dilengkapi
dengan lubang-lubang pada kedua sisinya dan tanpa lubang seperti pada gambar
dibawah ini

Fungsinya sebagai tempat dudukan kabel instalasi listrik yang dipasang pada
bangunan dan panel listrik, sehingga tertata rapi dan aman serta mudah dalam
pemeliharaan dan perbaikan
Gambar penerapan kabel duct dalam panel

2. Kabel Trench
Adalah banker yang dibuat memanjang yang pada bagian bawah dan sisi kanan dan
kirinya diberi dinding beton

Fungsi kabel trench yaitu sebagai dudukan kabel instalasi listrik industri yang
dipasang di bawah tanah, sehingga tertata rapi, mudah dalam perbaikan, dan kabel
tidak mengganggu pekerja pada industry tersebut

Konstruksi Pemasangan Sistem Duct.


Sistem duct adalah sistem pemasangan kabel tanah dengan dimasukkan kedalam
pipa yang dicor beton. Duct yang dicor beton pada umumnya memakai pipa
PVC tebal 2 mm, tetapi dapat juga dipergunakan pipa yang lebih tebal apabila
dikehandaki dan dipertebal. Akan tetapi perlu adanya perubahan pada ukuran
dari penyekat, karena penampang dari pipa yang lebih tebal dindingnya akan
lebih besar. Pipa PVC tebal 2 mm sangat cocok untuk duct beton dan cara ini
menguntungkan apabila route duct tesebut lebih dari duct pipa. Dalam
pembetonan duct, dikenal ada dua cara pembetonan yaitu :

a.Cara pengecoran standar ( Metode A )


b. Cara pengecoran lapis per lapis ( Metode B )
a. Pengecoran standar ( Metode A )
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengecoran standar ini adalah :

1). Formasi pipa duct.

2). Lebar dan kedalaman galian.

3). Material.

a). Beton

b). Penyekat

c). Pancang penguat

d). Pipa PVC / Pralon

4). Alat yang dipergunakan untuk pengecoran duct.

a). Pancang besi

b). Bracket penjepit

c). Tongkat besi untuk memadatkan beton

d). Besi pelindung untuk pemukul pancang

e). Alat pemukul pancang

5).Pemasangan duct

a). Penempatan atau pematokan trace jaringan kabel duct.

b). Penggalian.

c). Penempatan atau pemasangan tongkat pemancang.

d). Pembersihan dan penyambungan pipa PVC.

e). Pemasangan pipa PVC dan pengecoran beton.

f). pengecoran.

g). Penarikan stict atau tongkat pemancang.

h). pembersihan dan perbaikan bekas galian.

6). Tikungan duct.

7). Kemiringan duct.


b. Pembetonan berlapis ( Metode B )
Pembetonan lapis perlapis berarti bahwa tiap-tiap pipa duct dicor atau dilapis
seluruhnya dengan beton, seperti terlihat dalam gambar berikut ini.

Cara pembetonan lapis perlapis diterapkan pada tempat-tempat dimana kondisinya


tidak cocok dipasang route duct dengan cara pembetonan standar.

Kondisi, dimana cara pembetonan lapis demi lapis lebih menguntungkan dari cara
standar adalah :

- Apabila hanya dapat digali alur duct yang pendek seperti pada daerah
perdagangan yang sangat padat.
- Daerah yang tidak mungkin diadakan pengecoran sekaligus dalam jumlah
yang banyak.
- Daerah batu karang.
- Daerah yang apabila diadakan penggalian alur duct yang panjang perlu
dipasang lapis perlapis karena kondisi tanahnya sangat lemah.

Pemasangan pipa duct dengan cara pembetonan lapis demi lapis adalah sebagai
berikut :

a). Penggalian alur duct sesuai yang ditentukan

b). Pasang lapisan beton setebal diatas dasar alur galian 5 cm.

c). Tempatkan pipa-pipa pada lapisan beton dan pasangkan penyekat


sepanjang alur .
d). Corkan beton pada pipa-pipa duct , dipadatkan dan diratakan, sehingga
masuk diantaran pipa-pipa sampai setinggi 5 cm yang akan merupakan
dasar dari lapisan pipa duct yang kedua.

e). Ulangi pemasangan pipa dan pengecoran seperti tersebut diatas sampai
susunan pipa duct yang dikehendaki selesai.

f). Setelah selesai, penyekat kayu diambil dan dibersihkan.

g). Penimbunan route duct seperti semula.

PEMELIHARAAN DUCT
Masalah yang sering ditemui dalam sistem duct adalah kabel duct tidak dapat
ditarik karena duct block (pipa PVC) tersumbat. Duct Block terjadi kerena:

-Pipa PVC pecah/patah pada saat pengecoran

-Penyambungan pipa tidak sesuai spesifikasi instalasi yang benar

-Kualitas pipa tidak sesuai dengan spesifikasi material

-Semen/batu bekas penyecoran masuk ke dalam pipa,sehingga

menyimbat pipa

-Pengecoran dilakukan dengan cara menuang campuran beton sekaligus

pada pipa PVC

-Campuran beton tidak sesuai dengan komposisi yang telah ditentukan

dalam spesifikasi (1:3:5),mengakibatkan duct beton tidak efektif ber-

fungsi sebagai pelindung pipa PVC pada saat mengalami beban berat.

-Pipa duct tersumbat oleh tanah/lumpur akibat ujung pipa duct di manhole

tidak dipasang stopper (penutup ujung pipa duct yang belum dipakai)

Cara mengatasinya :

Persiapan Pembersihan pipa Alat pembantu


bagian dalam pengeluar air
Membersihkan

setelah bekarja

Persiapan

1. Menentukan jarak bekerja dan tempat untuk menempatkan fasilitas


keamanan
2. Membuka tutup manhole
3. Pasang gas detector
4. Keringkan manhole (bila berair)
5. Siapkan peralatan yang diperlukan pada posisi yang tepat
6. Periksa peralatan keseluruhan

Pembersihan

1. Metode Bacward Jet Nozzle


Metode ini digunakan pada pipa-pipa yang bersih (tidak terjadi
penyumbatan)Pelaksanaan dilakukan dari manhole level rendah ke manhole
level yang lebih tinggi.

2. Metode Forward Jet Nozzle


Metode ini digunakan pada pipa duct yang tersumbat (baik oleh kotoran
maupun bekas cor-coran).Pekerjaan dimulai dari manhole yang mampunyai
level tinggi ke manhole level rendah.
PROSES PENGELUARAN AIR KOTOR
Dengan cara memasukan pass through kedalam pipa duct yang digunakan untuk
mengeluarkan air kotor dansisa kotoran dalam pipa duct dengan cara manarikan
sikat kekanan dan kekiri secara bergantian dari M1 ke M2 atau sebaliknya.

A. Rodding Duct

1) Dengan tali nylon.


Tali nylon diletakkan ditempat manhole yang lebih tinggi dan mesin
pengisap (redactor) pada manhole yang lebih rendah. Kemudian mesin
dihidupkan dan penghisap dimasukkan ke dalam manhole/pipa duct serta
jangan sampai bocor dan asap mesin jangan sampai masuk ke manhole.
Ujung tali dimasukkan ke dalam pipa yang dihisap dan ujung satunya
disambungkan dengan tali/kawat penarik.

2) Dengan stick.
Apabila mesin tidak berhasil menyedot tali nylon, maka kita rodding
duct mempergunakan tongkat/stick dari PVC. Tempatkan sejumlah stick
di manhole M, sehingga cukup untuk jarak route duck sampai dengan
manhole M2. Kemudian secara berurutan menyambung stick sampai stick
yang terakhir disertai mendorong serta memutar stick kea rah putaran ke
kanan. Setelah stick terakhir bersambung dan ternyata stick yang pertama
mencapai manhole M2 maka pekerjaan selanjutnya mengikatkan tali
penarik di manhole M1 pada stick terakhir tersebut kemudian di manhole
M2 stick yang pertama ditarik sambil diputar secara berurutan begitu pula
stick berikutnya dilepas. Akhirnya seluruh stick tersebut ditumpuk
kembali di manhole M2, dengan demikian tambang penarik akan
terpasang di dalam pipa yang di rodding. Untuk jelasnya dapat dilihat
dalam gambar berikut ini.
B. Pembersihan dan Pemeriksaan Duct

Untuk melakukan pekerjaan cleaning dan checking duct diperlukan peralatan


antara lain :

a. Sikat pembersih dari baja.

Terbuat dari pipa yang bersikat pembersih setiap jarak/spasi 15 cm,


dengan masing-masing ujungnya terpasang mata kait, yang fungsinya
untuk membersihkan kotoran di dalam pipa duct yang dilaluinya dari
bekas pemasangan pipa duct tersebut.

b. Mandril.
Mandril terbuat dari logam, dengan diameter sedikit lebih kecil dari
diameter pipa duct (10 cm) dan panjangnya + 87,5 cm. Fungsinya untuk
mengetes keadaan pipa duct apakah dalam keadaan baik atau tidak,
kemungkinan dalam pemasangan pipa duct ada pipa yang terjepit. Ujung
akhir tali penarik di manhole M1 secara berurutan disambung dengan
sikat pembersih kemudian mandril, serta pada ujung mandril satunya
disambung lagi dengan tali penarik, sehingga di dalam pipa tetap masih
ada tali penarik.

Kemudian ujung tali penarik di manhole M 2 ditarik sedemikian rupa


sehingga akhirnya sikat pembersih dan mandril tadi dapat keluar dari
pipa. Bila mandril dapat berhasil dan kotoran dapat keluar berarti
pekerjaan cleaning dan checking berhasil dan selesai.

Agar dapat bersih dengan sempurna, sikat pembersih dan mandril dapat
dipasang kembali, tetapi arahnya dibalik yaitu dari manhole M 2 kembali
ke manhole M1.

Untuk lebih jelasnya, lihat gambar berikut ini :


a. Penarikan kabel duct.
- Kawat penarik yang terpasang didalam pipa duct diganti dengan tali
penarik kabel , yang biasanya terbuat dari kawat serabut dari baja yang
terdiri dari berbagai ukuran. Contohnya : Warriflex 6 x 25 steeluk
diameter 0,5 inchi, kekuatan kerja dapat menarik kurang lebih 2,6 sampai 3
ton tanpa putus.
- Pada ujung kabel dipasang kabel grip sebagai pemegang kabel, sehingga
kabel tidak akan mengalami kerusakan. Kabel grip ini terbuat dari rajut
baja yang berbagai macam ukurannya tergantung juga pada besar kecilnya
kabel. Pada umumnya kabel yang mempunyai diameter lebih besar dari 45
mm, telah diperlengkapi dengan cincin penarik ( pulling eye ), jadi disini
tidak perlu menggunakan kabel grip.
- Cable grip disambungkan pada tali penarik kabel yang telah Terpasang
pada pipa duct tadi, Serta dipasang alat swivel atau anti pulir.
- Tenaga penarik .
Tenaga penarik di ujung manhole yang lain tergantung dari jarak rute
duct, kapasitas kabel yang dipasang , dimana dapat berupa :

a). Tenaga manusia seluruhnya .

Ukuran kapasitas kabel kecil, jarak manhole pendek.

b). Tenaga manusia dan alat Bantu mekanik.

Tirfor atau tackle untuk kabel ukuran sedang.

c). Peralatan Winch truck.

- Bila penempatan haspel dan penempatan tenaga penarik sudah

selesai, maka penarikan kabel duct dapat dilaksanakan. Perlu


diperhatikan untuk mempermudah jalannya kabel didalam pipa duct di
manhole harus ada petugas yang selalu mengawasi jalannya kabel dan
memberi pelumas pada kabelnya untuk membantu lancarnya kabel. Bila
ada, pergunakan alat walky talky untuk hubungan dari manhole satu ke
manhole kedua, jadi bila terjadi kemacetan pada haspel bisa
diberitahukan dengan cepat supaya menghentikan penarikan. Pekerjaan
penarikan kabel duct harus dilaksanakan denga hati-hati untuk mencegah
rusaknya alat ataupun terjadi kecelakaan terhadap pekerjaan atau
masyarakat lain.

b. Meletakkan kabel Duct di Manhole


Meletakkan kabel duct yang baru dipasang di dalam pipa duct sebaiknya
dibiarkan dahulu minimal 1 hari setelah penarikan.Untuk mencegah posisi
kabel berubah karena pengaruh kemungkinan mengerutnya kabel, akin\bat
daripada pekerjaaan di waktu penarikan. Baru kemudian dapat dilakukan
pekerjaaan penyambungan dan terminasi. Meletakkan kabel Duct di dalam
Manhole sebaiknya di sebelah kanan atau kiri dari arah rute duct di dinding
Manhole, sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu waktu pekerjaan
penarikan atau pencabutan kabel lewat Manhole tersebut. Sekalipun kabel
duct hanya melalui Manhole tanpa ada sambungan kabel posisinya tetap
seperti tersebut di atas.
Pemasangan Kabel dengan metode tanam Open Trench
 Penarikan kabel dilaksanakan paling lambat tiga hari setelah galian dilakukan.
 Kabel ditarik melalui bagian bawah haspel yang ditempatkan pada trailer
 Sepanjang jalur penarikan harus dipasang rol-rol kabel dengan interval jarak
kurang lebih 2 (dua) meter.
 Perhatikan bending radius pada saat penarikan.
 Apabila diperlukan kabel dapat dilucuti dari haspel sebagian atau semuanya
membentuk sistim angka delapan
 Posisi kabel dalam tanah harus teratur rapi dan tidak boleh melilit dengan kabel
existing
Contoh Sintak Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dan Discovery
Learning
Nama : Ajeng Rizki Rahmawati

NIM : 4201412026

Makul : Dasar-Dasar Proses Pembelajaran

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

http://ajeng-rizki.blogspot.co.id/2014/09/contoh-sintak-model-
pembelajaran.html

Sintak Model Pembelajaran

Materi Vektor

1. Sintak Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)


Fase-Fase Perilaku Guru

Fase 1 Menjelaskan tujuan pembelajarn tentang


materi vektor yaitu menerapakn prinsip
Orientasi peserta didik pada masalah
penjumlahan vektor.

Memperlihatkan dan menampilkan video


atau gambar tentang peristiwa atau hal-hal
yang berkaitan dengan penerapan vektor
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya video
atau gambar tentang penarikan kapal yang
mengalami kecelakaan atau kerusakan di
tengah lautan dan harus segera dibawa ke
pelabuhan terdekat untuk diperbaiki. Untuk
menarik kapal tersebut dibutuhkan dua
kapal dengan dilengkapi kawat baja. Agar
kapal dapat sampai ke pelabuhan yang
dituju, posisi kapal selama perjalanan selama
perjalanan tetap stabil besar gaya yang
dibutuhkan oleh masing-masing kapal
penarik dan sudut yang dibentuk oleh kawat
baja harus diperhitungkan secara cermat.

Memotivasi peserta didik agar terlibat pada


aktivitas pemecahan masalah.

Menjelaskan logistik yang dibutuhkan


seperti pembentukan tugas kelompok, serta
mengarahkan peserta untuk berkumpul
dengan kelompoknya masing-masing.

Fase 2 Membantu peserta didik mendefinisikan dan


mengorganisasikan tugas belajar yang
Mengorganisasikan peserta didik untuk
berhubungan dengan masalah tersebut yaitu
belajar
tentang menggambar vektor, resultan
vektor, komponen vektor serta mengitung
besar arah resultan vektor

Mengarahkan peserta didik untuk


melakukan kajian teori yang relevan dengan
masalah serta mencari narasumber lainnya

Fase 3 Mendorong peserta didik untuk


mengumpulkan informasi yang sesuai yaitu
Membimbing penyelidikan individu dan bagaimana mencari resultan dua vektor
kelompok sebidang atau mencari resultan dua vektor
dengan menerapkan operasi vektor.

Fase 4 Membantu peserta didik dalam


memecahkan masalah seperti
Mengembangkan dan menyajikan hasil merencanakan dan menyiapkan laporan
karya serta membantu siswa dalam berbagi tugas
dengan temannya.

Fase 5 Membantu siswa melakukan refleksi serta


evaluasi terhadap penyelidikan peserta didik
Menganalisis dan mengevaluasi proses dalam proses-proses yang dilakukan serta
pemecahan masalah meminta kelompok untuk presentasi.

2. Sintak Model Pembelajaran Discovery Learning

Fase-Fase Perilaku Guru


Stimulation Memberikan stimulus kepada peserta didik
berupa pertanyaan yang berkaitan dengan
(Pemberian Stimulus)
materi vektor. Misalnya “bagaimana cara
menguraikan vektor menjadi dua buah
vektor yang sebidang?”.

Mengajak peserta didik berdiskusi untuk


mencari penyebab dan menemukan
pemecahan masalah

Problem Satatement Membimbing siswa untuk membentuk


kelompok yang dilanjutkan dengan disuksi
(Mengidentifikasi Masalah) rumusan maslah, tujuan, dan langkah kerja
dengan alat dan bahan yang telah tersedia

Data Callecting Membimbing peserta didik dalam


menyiapkan alat dan bahan berupa necara
(Mengumpulkan Data) pegas, busur derajat, benang, paku payung,
dan papan triplek yang dilengkapi kertas
berpetak dengan tujuan untuk menguraikan
vektor menjadi dua buah vektor yang
sebidang.

Data Processing Membimbing pesera didik dalam mengolah


data eksperimen yaitu berupa vasiasi
(Mengolah Data)
sudut 

Verification Membimbing siswa menguji hasil


pengolahan data pengamatan yaitu
(Menguji Hasil) bagaimana kecenderungan rata-rata hasil
pengukuran apakah mempunyai nilai yang
sama antar data dengan mengubah-ubah
sudut, serta kesalahan pengukuran dan
presentase eror perhitungan pada tiap-tiap
data pengukuran.

Generalization Mengarahkan peserta didik agar menyusun


kesimpulan dari eksperimen serta
(Menyimpulkan) mengarahkan peserta didik agar membuat
laporan.
https://nursbio.wordpress.com/2016/10/02/sintaks-model-
pembelajaran-discovery-pbl-dan-pjbl/

1. Disccovery Learning
Menurut Syah (2004) dalam mengaplikasikan metode discovery
learning di kelas,ada beberapa prosedur yang harus dilaksanakan
dalam kegiatan belajar mengajar secara umum sebagai berikut:

a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)

Pertama pelajar dihadapkan pada fenomena yang mengandung


permasalahan, sesuatu yang menimbulkan kebingungannya dan
timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Guru dapat memulai
kegiatanpembelajaran dengan mengajukan pertanyaan, anjuran
membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada
persiapan pemecahan masalah. Stimulasi pada tahap ini berfungsi
untuk menyediakan kondisi interaksi belajar yang dapat
mengembangkan dan membantu siswa dalam mengeksplorasi bahan.

b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)

Setelah dilakukan stimulation guru memberi kesempatan kepada


siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin masalah yang
relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan
dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas
pertanyaan masalah).

c.Data collection (pengumpulan data)

Pada saat peserta didik melakukan eksperimen atau eksplorasi, guru


memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan
informasi sebanyakbanyaknyayang relevan untuk membuktikan benar
atau tidaknya hipotesis.Data dapat diperoleh melalui membaca
literatur, mengamati objek, wawancara dengan narasumber,
melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.

c. Data processing (pengolahan data ) Menurut Syah (2004:244)


pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan
informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui
wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan.
e. Verification (pembuktian)

Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk


membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang telah
ditetapkan,dihubungkan dengan hasil data processing. Berdasarkan
hasil pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan
atau hipotesis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek,
apakah terjawab atau tidak, apakahterbukti atau tidak.

f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Tahap generalisasi/menarik kesimpulan adalah proses menarik


sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku
untuk semuakejadian atau masalah yang sama, dengan
memperhatikan hasil verifikasi.Berdasarkan hasil verifikasi maka
dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalisasi.

2. Problem Based Learning (PBL)


a. Mengorientasikan Siswa pada Masalah

Pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan


aktivitas aktivitas yang akan dilakukan. Dalam penggunaan PBL,
tahapan ini sangat penting dimana guru harus menjelaskan dengan
rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa. serta dijelaskan bagaimana
guru akan mengevaluasi proses pembelajaran. Ada empat hal yang
perlu dilakukan dalam proses ini, yaitu sebagai berikut.

1) Tujuan utama pengajaran tidak untuk mempelajari sejumlah besar


informasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki
masalah-masalah penting dan bagaimana menjadi siswa yang mandiri.

2) Permasalahan dan pertanyaan yang diselidiki tidak mempunyai


jawaban mutlak “benar“, sebuah masalah yang rumit atau kompleks
mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan.

3) Selama tahap penyelidikan, siswa didorong untuk mengajukan


pertanyaan dan mencari informasi.

4) Selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untuk


menyatakan ide-idenya secara terbuka dan penuh kebebasan.
b. Mengorganisasikan Siswa untuk Belajar

Disamping mengembangkan keterampilan memecahkan masalah,


pembelajaran PBL juga mendorong siswa belajar berkolaborasi.
Pemecahan suatu masalah sangat membutuhkan kerjasama
dan sharing antar anggota. Oleh sebab itu, guru dapat memulai
kegiatan pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa
dimana masing-masing kelompok akan memilih dan memecahkan
masalah yang berbeda.

c. Membantu Penyelidikan Mandiri dan Kelompok

Penyelidikan adalah inti dari PBL. Meskipun setiap situasi


permasalahan memerlukan teknik penyelidikan yang berbeda, namun
pada umumnya tentu melibatkan karakter yang identik, yakni
pengumpulan data dan eksperimen, berhipotesis dan penjelasan, dan
memberikan pemecahan. Pengumpulan data dan eksperimentasi
merupakan aspek yang sangat penting. Pada tahap ini, guru harus
mendorong siswa untuk mengumpulkan data dan melaksanakan
eksperimen (mental maupun aktual) sampai mereka betul-betul
memahami dimensi situasi permasalahan. Tujuannya adalah agar
peserta didikmengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan
membangun ide mereka sendiri.

d. Mengembangkan dan Menyajikan Artefak (Hasil Karya) dan


Mempamerkannya

Tahap penyelidikan diikuti dengan menciptakan artefak (hasil karya)


dan pameran. Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis, namun bisa
suatu video tape (menunjukkan situasi masalah dan pemecahan yang
diusulkan), model (perwujudan secara fisik dari situasi masalah dan
pemecahannya), program komputer, dan sajian multimedia. Tentunya
kecanggihan artefak sangat dipengaruhi tingkat berpikir siswa.
Langkah selanjutnya adalah mempamerkan hasil karyanya dan guru
berperan sebagai organisator pameran. Akan lebih baik jika dalam
pemeran ini melibatkan siswa lainnya, guru-guru, orang tua, dan
lainnya yang dapat menjadi “penilai” atau memberikan umpan balik.

e. Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah

Fase ini dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis dan


mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan
dan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini guru meminta
siswa untuk merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah
dilakukan selama proses kegiatan belajarnya.
3. Pembelajaran berbasis Proyek (PjBL)
Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut.

a. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the Essential


Question)

Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan


yang dapatmemberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu
aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata
dan dimulai dengan sebuah investigas mendalamdan topik yang
diangkat relevan untuk para peserta didik.

b. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the Project)

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta


didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa
“memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan
main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab
pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek
yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses
untuk membantu penyelesaian proyek.

c. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)

Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal


aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara
lain: (1) membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat
deadline penyelesaian proyek, (3)membawa peserta didik agar
merencanakan cara yang baru, (4) membimbing peserta didik ketika
mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek,dan (5)
meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan suatu cara.

d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (Monitor the


Students and the Progress of the Project)

Pengajar bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap


aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring
dilakukan dengan cara menfasilitasi peserta didik pada setiap proses.
Dengan kata lain pengajar berperan menjadi mentor bagi aktivitas
peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah
rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting.
e. Menguji Hasil (Assess the Outcome)

Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur


ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan
masing- masing peserta didik,memberi umpan balik tentang tingkat
pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu pengajar
dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.

f. Mengevaluasi Pengalaman (Evaluate the Experience)

Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik


melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah
dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun
kelompok. Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengungkapkan
perasaan dan pengalamanya selama menyelesaikan proyek. Pengajar
dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki
kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnyy
ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab
permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran

( Disarikan dari Modul D GP,2016)


Sintaks dan Langkah-Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
(Problem Based Learning)

https://wahid-biyobe.blogspot.co.id/2014/05/sintaks-dan-langkah-langkah.html

MAY 21, 2014

Berikut ini Sintaks/Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah:

Tahapan Kegiatan Guru Di Kelas

Tahap-1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran,


menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan
Orientasi siswa pada fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk
masalah memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk
terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.

Tahap-2 Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan


mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan
Mengorganisasi siswa dengan masalah tersebut.
untuk belajar

Tahap-3 Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan


informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen,
Membimbing penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan
individual maupun masalah.
kelompok

Tahap-4 Guru membantu siswa dalam merencanakan dan


menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan,
Mengembangkan dan video, dan model serta membantu mereka untuk
menyajikan hasil karya berbagi tugas dengan temannya.

Tahap-5 Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi


atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan
Menganalisis dan proses-proses yang mereka gunakan.
mengevaluasi proses
pemecahan masalah

Berikut ini penjelasan secara merinci langkah-langkah yang diperlukan untuk meng-

implementasikan PBL dalam pembelajaran sebagai berikut:


Tahap 1. Mengorientasikan siswa pada masalah.

Dalam hal ini pembelajaran dimulai dengan menjelaskan tujuan pembelajaran dan aktivitas-

aktivitas yang akan dilakukan. Tahapan ini sangat penting dalam penggunaan PBL, dimana

guru harus menjelaskan dengan rinci apa yang harus dilakukan oleh siswa dan guru sendiri. Di

samping proses yang akan berlangsung, penting juga untuk menjelaskan bagaimana guru akan

mengevaluasi proses pembelajaran. Hal ini penting untuk memberikan motivasi agar siswa

dapat engage dalam pembelajaran yang dilakukan. Sutrisno menekankan empat hal penting

pada proses ini, yaitu: a) tujuan utama pengajaran ini tidak untuk mempelajarai sejumlah

informasi baru, tetapi lebih kepada belajar bagaimana menyelidiki masalah-masalah penting

dan bagaimana menjadi mahasiswa yang mandiri; b) permasalahan dan pertanyaan yang

diselidiki tidak mempunyai jawaban mutlak “benar”, sebuah masalah yang rumit atau

kompleks mempunyai banyak penyelesaian dan seringkali bertentangan; c) selama tahap

penyelidikan (dalam pengajaran ini), Guru akan bertindak sebagai pembimbing yang siap

membantu, namun siswa harus berusaha untuk bekerja mandiri atau dengan temannya; dan d)

selama tahap analisis dan penjelasan, siswa akan didorong untuk menyata-kan ide-idenya

secara terbuka dan penuh kebebasan.Dalam pembelajaran ini, tidak ada ide yang akan

ditawarkan oleh guru atau teman sekelas. Semua siswa diberi peluang untuk menyumbang

kepada penyelidikan dan menyampaikan ide-ide mereka.

Tahap 2. Mengorganisasi siswa untuk belajar.

Pemecahan suatu masalah yang membutuhkan kerjasama dan sharing antar anggota

mendorong siswa untuk belajar berkolaborasi. Oleh sebab itu, guru dapat memulai kegiatan

pembelajaran dengan membentuk kelompok-kelompok siswa dimana masing-masing

kelompok akan memilih dan memecahkan masalah yang berbeda. Prinsip-prinsip

pengelompokan siswa dalam pembelajaran kooperatif dapat digunakan dalam konteks ini

seperti: kelompok harus heterogen, pentingnya interaksi antar anggota, komunikasi yang

efektif, adanya tutor sebaya, dan sebagainya. Hal penting yang dilakukan guru adalah

memonitor dan mengevaluasi kerja masing-masing kelompok untuk menjaga kinerja dan

dinamika kelompok selama pembelajaran. Selanjutnya guru dan siswa menetapkan subtopik-

subtopik yang spesifik, tugas-tugas penyelidikan, dan jadwal.


Tahap 3. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok.

Pada fase ini guru membantu siswa dalam mengumpulkan informasi dari berbagai sumber,

siswa diberi pertanyaan yang membuat mereka berpikir tentang suatu masalah dan jenis

informasi yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa diajarkan untuk

menjadi penyelidik yang aktif dan dapat menggunakan metode yang sesuai untuk masalah

yang dihadapinya, siswa juga perlu diajarkan apa dan bagaimana etika penyelidikan yang

benar.

Tahap 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Hasil karya yang dimaksud lebih dari sekedar laporan tertulis, termasuk hal-hal seperti

rekaman video yang memperlihatkan situasi yang bermasalah dan solusi yang diusulkan,

model-model yang mencakup representasi fisik dari situasi masalah atau solusinya, dan

program komputer serta presentasi multimedia. Selain beberapa hal tersebut, dapat pula

dilakukan dengan cara lain, newsletter misalnya, merupakan cara yang ditawarkan untuk

memamerkan hasil-hasil karya siswa dan untuk menandai berakhirnya proyek-proyek berbasis

masalah.

Tahap 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.

Fase terakhir PBL ini melibatkan kegiatan-kegiatan yang dimaksudkan untuk membantu siswa

menganalisis dan mengevaluasi proses berpikirnya sendiri maupun

keterampilan investigativedan keterampilan intelektual yang mereka gunakan. Selama fase ini,

guru meminta siswa untuk merekonstruksikan pikiran dan kegiatan mereka selama berbagai

fase pelajaran. Tantangan utama bagi guru dalam tahap ini adalah mengupayakan agar semua

siswa aktif terlibat dalam sejumlah kegiatan penyelidikan dan hasil-hasil penyelidikan ini dapat

menghasilkan penyelesaian terhadap permasalahan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai