Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KEBIJAKAN KESELAMATAN PASIEN

OLEH :

ANGELA F. ARKIAN
AYU MIRA HIGA
DIVANIA N.BELLA
JULIAN DE ARAUJO
KRISTANTI. TEFETIN
SHERLY AUGUSTIN
TAROCI PADAKAMA
AGUNG DJEZUA

TINGKAT 1 PPN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN KUPANG


JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. makalah ini dibuat dalam
rangka memenuhi tugas mata kuliah management patient safety. Kami sadar bahwa dalam
penyajian makalah ini memiliki banyak kekurangan. kami mohon maaf atas segala
kekurangan tersebut. Melalui makalah ini diharapkan pembaca mendapatkan berbagai
informasi baru dan mendidik.

Kupang, Oktober 2019


Penulis

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
BAB 1...................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1.1. LATAR BELAKANG..........................................................................................................4
1.2. TUJUAN...............................................................................................................................4
BAB 2...................................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................................................5
2.1. PENGERTIAN.....................................................................................................................5
2.2. TUJUAN...............................................................................................................................6
2.3. TUJUH LANGKAH KESELAMATAN PASIEN:............................................................6
2.4. LIMA PRINSIP KESELAMATAN PASIEN....................................................................7
2.5. SASARAN KESELAMATAN PASIEN.............................................................................8
2.6. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESELAMATAN PASIEN...........10
2.7. ASPEK YURIDIS KESELAMATAN PASIEN...............................................................11
2.8. LANDASAN HUKUM KESELAMATAN PASIEN.......................................................12
2.9. STANDAR KESELAMATAN PASIEN...........................................................................14
BAB 3..................................................................................................................................................19
PENUTUP...........................................................................................................................................19
3.1. KESIMPULAN..................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA

3|Page
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Keselamatan dan keamanan pasien merupakan hal mendasar yang perlu
diperhatikan oleh tenaga medis saat memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien.
Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit memberikan asuhan
kepada pasien secara aman serta mencegah terjadinya cedera akibat kesalahan karena
melaksanakan suatu tindakan yang seharusnnya di ambil. Sistem tersebut meliputi
pengenalan resiko,identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden,tindak lanjut
dan implementasi solusi untuk meminimalkan resiko.
Setiap tindakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien sudah
sepatutnya member dampak positif dan tidak memberikan kerugian bagi pasien. Oleh
karena itu, rumah sakit harus memiliki standar tertentu dalam memberikan pelyanan
kepada pasien. Standar tersebut bertujuan untuk melindungi hak pasien dalam
menerima pelayanan kesehatan yang baik serta sebagai pedomana bagi tenaga
kesehatan dalam memberikan asuhan kepada pasien. Selain itu, keselamatan pasien
juga tertuang daloam undang-undang kesehatan. Terdapat beberapa pasal dalam
undang-undang kesehatan yang membahas secara rinci mengenai hak dan
keselamatan pasien.
Keselamatan Pasien adalah hal terpenting yang perlu diperhatikan oleh setiap
petugas medis yang terlibat dalam memberikan pelyanan kesehatan kepada pasien.
Tindakan pelayanan,peralatan kesehatan,dan lingkungan sekitar pasien sudah
seharusnya menunjang keselamatan serta kesembuhan dari pasien tersebut. Oleh
karena itu, tenaga medis harus memiliki pengetahuan mengenai hak pasien serta
mengetahui secara luas dan teliti tindakan pelyanan yang dapat menjaga keselamatan
diri pasien.
1.2. TUJUAN
 Mengetahui pengertian dan tujuan patient safety atau keselamatan pasien
 Mengetahui standar keselamatan patient safety dirumah sakit
 Mengetahui aspek yuridis keselamatan pasien
 Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksaan keselamatan pasien
 Mengetahui landasan hokum keselamatan pasien.

4|Page
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1.1. PENGERTIAN
Keselamtan pasien adalah bebas dari cidera fisik dan psikologis yang
menjamin keselamatan pasien, melalui penetapan sistem operasional, meminimalisasi
terjadi kesalahan, mengurangi rasa tidak aman pasien dalam sistem perawatan
kesehatan dan meningkatkan pelayan yang optimal
Menurut International council nurse keselamatan pasien merupakan hal
mendasar dalam mutu pelayanan kesehatan dan keperawatan.
Menurut Canadian nurse association keselamatan pasien tidak hanya
merupakan isu yang dibiarkan untuk berkembang dalam keperawatan ataupun bagian
dari apa yang dilakukan perawat. Akan tetapi, keselamatan pasien merupakan
perwujudan dan komitmen perawat terhadap kode etik untuk menjaga keselamatan
pasien yang kompeten dan etis.
Menurut international of medicine ( IOM ) keselamatan atau patient safety
didefinisikan sebagai freedom from accidental injury disebabkan karena eror yang
meliputi kegagalan suatu perencanaan atau memakai rencana yang salah dalam
mencapai tujuan. Menurut Sir liam Donaldson mengungkapkan bahwa “ safe care is
not an option it is the right of every patient who entrusts their care to our health care
system “ yaitu pelayanan kesehatan yang aman bagi pasien bukan sebuah pilihan akan
tetapi merupakan hak pasien untuk percaya pada pelayanan yang diberikan oleh suatu
sistem pelayanan kesehatan.
Menurut peraturan menteri kesehatan keselamatan pasien rumah sakit adalah
suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut
meliputi asessmen risiko,indentifikasi dan pengobatan hal yang berhubungan denga
resiko pasien,pelaporan dan analisi insiden, kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya resiko dan
mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan perawat
Penulis berpendapat keselamatan pasien merupakan suatu sistem yang aman
yang dilakukan oleh setiap tenaga kesehatan yang dimulai dari assesment, identifikasi
sampai dengan analisis kejadian yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan.

5|Page
1.2. TUJUAN
Menurut institute of medicine ( IOM ) tujuan keselamatan pasien ini diantaranya
pasien aman( terhindar dari cedera ). Pelayanan menjadi lebih efektif dengan adanya
bukti yang kuat terhadap terapi yang perlu atau tidak perlu diberikan kepada pasien,
berfokus pada nilai dan kebutuhan pasien,pengurangan waktu tunggu pasien dalam
menerima pelayanan dan efesien dalam penggunaan sumber-sumber yang ada.
Penulis berpendapat bahwa tujuan keselamatan pasien adalah terciptanya budaya
keselamatan pasien, menurunnya kejadian yang tidak aman bagi pasien( menurut
KTD,KNC,kejadian sentinel), memberikan kepuasan bagi pasien maupun pihak
internal rumah sakit sendiri, dan mutu pelayanan kesehatan menjadi lebih baik.tujuan
keselamatan pasien menjadi arah dalam mencapai visi kedepan yaitu terciptanya
penerapan keselamatan pasien.
A. Sedangkan tujuan keselamatan pasien secara internasional :
1) Identify patients correctly ( mengidentifikasi pasien secara benar )
2) Improve effective communication ( meningkatkan komunikasi yang efektif )
3) Improve the satefy of high-alert ( meningkatkan keamanan dari pengobatan
resiko tinggi )
4) Eliminate wrong-site,wrong-patient,wrong producer surgery ( mengeliminasi
kesalahan penempatan, kesalahan prosedur,kesalahan operasi )
5) Reduce the risk of health care-associated infections ( mengurangi resiko
infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan )
6) Reduce the risk of patient harm from falls ( mengurangi resiko pasien terluka
karena jatuh )
B. Tujuan sistem keselamatan pasien dirumah sakit:
1. terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan masyarakat
3. menurunya KTD di rumah sakit
4. terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
penanggulangan KTD
1.3. TUJUH LANGKAH KESELAMATAN PASIEN:
Kesehatan tahun 2008 mencanangkan tujuh langkah keselamatan pasien yang harus
dijalankan di tiap rumah sakit, antara lain adalah:
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien, ciptakan kepemimpinan dan
budaya yang terbuka dan adil.

6|Page
2. Pimpin dan dukung staf. Bangunlah komitmen dan fokus yang kuat dan jelas
tentang keselamatan pasien
3. Integrasikan aktifitas pengelolaan risiko. Kembangkan sistem dan proses
pengelolaan risiko, serta lakukan indentifikasi dan assesment hal yang potensial
bermasalah.
4. Kembangkan sistem pelaporan. Pastikan staf agar dengan mudah dapat
melaporkan kejadian atau insiden, serta rumah sakit mengatur pelaporan kepada
KKP-RS.
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Kembangkan cara berkomunikasi
yang terbukka dengan pasien.
6. Belajar dengan berbagi pengalaman tentang keselamatan pasien. Dorong staf
untuk melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa
kejadian itu timbul. Cegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan
pasien.
7. Gunakan informasi yang ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan
perubahan pada sistem pelayanan.
:
1.4. LIMA PRINSIP KESELAMATAN PASIEN
Kohn (2000) menyusun lima prinsip untuk merancang safety system
diorganisasi kesehatan :
1) Prinsip l : provide leadership :
a. Menjadikan keselamatan pasien sebagai tujuan utama/prioritas
b. Menjadikan keselamatan pasien sebagai tanggungjawab bersama
c. Menunjuk/menugaskan seseorang yang bertanggungjawab untuk
program keselamatan
d. System
e. Mengembangkan mekanisme yang efektif untuk mengidentifikasi
“unsofe” dokter
2) Prinsip 2: memperhatikan keterbatasan manusia dalam perancangan proses
yakni :
a. Design job for safety
b. Menyederhanakan proses
c. Membuat standar proses
3) Prinsip 3 : mengembangkan tim yang efektif

7|Page
4) Prinsip 4 : antisipasi untuk kejadian tak terduga :
a. Pendekatan proakif
b. Menyediakan antidotum
c. Training simulasi
5) Prinsip 5 : menciptakan atmosfer “ learning “
1.5. SASARAN KESELAMATAN PASIEN
Setiap rumah sakit wajib mengupayakan sasaran keselamatan pasien ( permenkes,
2011). Sasaran keselamatan pasien meliputi tercapainya hal-hal sebagai berikut:
A. Ketepatan identifikasi pasien
Elemen ketepatan identifikasi pasien menurut permenkes ( 2011) :
 Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien(nama
pasien,nomor rekam medis,tanggal lahir, gelang identitas pasien
dengan barcode), tidak boleh menggunakan nomor kamar atau lokasi
pasien
 Pasien di identifikasi sebelum pemberian obat,darah, atau produk
darah.
 Pasien diidentifikasi sebelum mengambil darah dan specimen lain
untuk pemeriksaan klinis.
 Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan
tindakan/prosedur
 Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan identifikasi yang
konsinsisten pada semua situasi dan lokasi.
B. Peningkatan komunikasi yang efektif
Elemen peningkatan komunikasi yang efektif menurut permenkes (2011):
 Perintah lengkasp secara lisan dan melalui telepon atau hasil
pemeriksaan dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah.
 Perintah lengkap lisan dan telepon atau hasil pemeriksaan dibacakan
kembali oleh penerima perintah
 Perintah atau hasil pemeriksaan di konfirmasi kembali oleh pemberi
perintah atau yang menyampaikan hasil pemeriksaan.
 Kebijakan dan prosedur mengarahkan pelaksanaan vertifikasi
keakuratan komunikasi lisan atau melalui telepon secara konsisten.
C. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai ( high-alert)

8|Page
 Kebijakan atau prosedur dikembangkan agar memuat proses
identifikasi,menetapkan lokasi pemberian label dan penyimpanan
elektrolit konsentrat.
 Implementasi kebijakan dan prosedur.
 Elektrolit konsentrat tidak berada pada unit pelayanan pasien kecuali
jika dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah
pemberian yang kurang hati-hati diarea tersebut sesuai kebijakan.
 Elektrolit konsentrat yang disimpan pada produk pelayanan pasien
harus diberikan label yang jelas, dan disimpan pada area yang dibatasi
ketat(restricted)
D. Ketepatan tepat lokasi,tepat prosedur,dan tepat pasien operasi
 Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang jelas dan dimengerti
untuk diidentifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien di dalam
proses penandaan.
 Rumah sakit menggunakan suatu cek-list atau proses lain untuk
menvertifikasi saat preoperasi ditepat lokasi,tepat prosedur dan tepat
pasien,dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia.
 Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat prosedur
sebelum insisi/time-out tepat sebelum dimulainya suatu prosedur atau
pembedahan.
 Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung proses yang
seragam untuk memastikan tepat lokasi,tepat prosedur,dan tepat
pasien,termasuk prosedur medis dan dental yang dilaksanakan diluar
kamar operasi.
E. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
Elemen-elemen pengurangan resiko infeksi antara lain :
 Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygne
terbaru yang diterbitkan dan sudah diterima secara umum.
 Rumah sakit menerapkan hand hygne yang efektif
 Kebijakan atau prosedur dikembangkan untuk mengarahkan
pengurangan secara berkelanjutan resiko dari infeksi yang terkait
untuk pelayanan kesehatan.
F. Pengurangan resiko pasien jatuh

9|Page
Elemen pengurangan resiko pasien jatuh antara lain :
 Rumah sakit menerapkan assesmen awal atas pasien terhadap resiko
jatuh dan melakukan assemen ulang pasien bila diindikasikan terjadi
perubahan kondisi atau pengobata.
 Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi resiko jatuh bagi
mereka yang pada hasil assesmen di anggap beresiko jatuh.
 Langkah-langkah dimonitor hasilnya,baik keberhasilan pengurangan
cedera akibat jatuh dan dampak dari kejadian tidak diharapkan.
1.6. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESELAMATAN PASIEN
Faktor yang mempengaruhi keselamatan pasien antara lain :
1) Budaya keselamatan
Budaya keselamatan pasien merupakan nilai-nilai individu dan
kelompok,sikap,persepsi dan kompetensi, dan pola perilaku berkomitmen
untuk mendukung manajemen dan program keselamatan pasien.budaya
keselamatan pasien pada dasarnya mencerminkan sikap dan nilai pelaksana
yang terkait dengan pengelolaan manajemen dan resiko keselamatan.dimensi
budaya keselamatan organisasi mencakup komitmen manajemen terhdapa
keselamatan,praktik kerja yang berakaitan dengan keselamatan,kepatuhan
terhadap peraturan keselamatan,resiko manajemen,pelaporan kesalahan dan
insiden,budaya keselamatan telah menjadi masalah yang signifikan bagi
organisasi kesehatan berusaha untuk meningkatkan keselamatan pasien.
2) Manager atau pemimpin
Manager atau pemimpin mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi orang terhadap pencapaian tujuan organisasi.para manager
bertanggungjawab menjalankan kebijakan dan prosedur yang telah dibuat dan
yang telah disepakati bersama terkait dengan keselamatan pasien ditingkat
pelayanan masing-Msing dan memegang peranan di manajemen, mulai dari
manjer bawah,manajer menegah dan top manajer.(Naylor.2004)
Manajer atau pemimpin memainkan peranan penting dalam
mengembangkan program keselamatan pasien. Manajer atau pemimpin
berkomitmen memberikan contoh yang dinyatakan dalam tindakan untuk
keberhasilan program keselamatn pasien.
3) Komunikasi

10 | P a g e
Masalah komunikasi dapat dikategorikan sebagai kegagalan sistem
pesan dan penerimaan dapat menyebabkan kesalahan yang dapat terjadi
sebagai individu gagal untuk menerima atau untuk menyampaikan informasi.
Kegagalan komunikasi merupakan penyebab utama membahayakan pasien.

1.7. ASPEK YURIDIS KESELAMATAN PASIEN


Perlindungan kepentingan manusia merupakan hakekat hukum yang diwujudkan
dalam bentuk peraturan hukum, baik perundang-undangan maupun peraturan hukum
lainnya. Peraturan hukum tidak semata dirumuskan dalam bentuk perundang-
undangan namun berlaku dan mempunyai kekuatan hukum mengikat, sepanjang
diperintahkan olehperundang-undangan. Undang-undang sebagai wujud peraturan
hukum dan sumber hukum formal merupakan alat kebijakan pemeritah negara dalam
melindungi dan menjamin hak-hak masyarakat sebagai warga negara.
Badan yang bertanggung jawab kepada Menteri Kesehatan itu berfungsi
melakuakan pembinaan dan pengawasan terhadap rumah sakit. Komposisi Badan
terdiri dari unsur pemerintah, organisasi profesi, asosiasi perumahsakitan, dan tokoh
masyarakat (pasal 57).
1. Ketentuan mengenai keselamatan pasien juga diatur dalam UU kesehatan
No. 36 tahun 2009. Beberapa pasal yang berkaitan dengan keselamatan
pesien dalam UU Kesehatan tersebut adalah :
a. Pasala 5 ayat (2) meyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam
memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangaku.
b. Pasal 19, menyatakan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas
ketersediaan segala bentuk upayaa kesehatan yang bermutu, aman,
efisien, dan terjangkau.
c. Pasal 24 ayat (I) menyatakan bahwa tenaga kesehatan harus memenuhi
ketentuan kode etik, standar profesi, hak pengguna pelayanan
kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional.
d. Pasal 53 ayat (3) menyatakan pelaksanaan pelayanan kesehatan harus
mendahulukan keselamatan nyawa pasien.
e. Pasal 54 ayat (I) menyatakan bahwa penyelenggaraan pelayan
kesehatan dilaksanakan secara bertanggung jawab, aman, bermutu,
secara merata dan non diskriminatif.
Pasal 57

1. Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang


telah dikemukakan kepada penyelenggara pelayan kesehatan.
2. Ketentuan mengenai hak atas rahasia kondisi kesehatan pribadi
sebagaimana dimaksud pada ayat (I) tidak berlaku dalam hal :
a. Perintah undang-undang
11 | P a g e
b. Perintah pengadilan
c. Izin yang bersangkutan
d. Kepentingan masyarakat atau,
e. Kepentinga orang tersebut.

Pasal 58

1) Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga


kesehatan, dan penyelenggara ksehatan yang menimbulkan kerugian
akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang
diterimannya.
2) Tuntutan ganti rugi sebagaimana dimaksud pada ayat (I) tidak berlaku
bagi tenaga kesehatan yang melakukan tindakan penyelamatan nyawa
atau pencegahan kecacatan seseorang dalam keadaan darurat.
3) Ketentuan mengenai tata cara pengajuan tuntutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (I) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
1.8. LANDASAN HUKUM KESELAMATAN PASIEN
1) Keselamatan pasien sebagai isu hokum
A. Pasal 53(3)UU No.36/2009
“pelaksanaan pelayanan kesehatan harus mendahulukan
keselamatan nyawa pasien”
B. Pasal 32 UU No.44/2009
“ pasien berhak memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalan perawatan di rumah sakit”
C. Pasal 58 UU No.36/2009
“setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seorang tenaga
kesehatan dan penyelenggara kesehatan yang menimbulkan
kerugian akibat kesalahan dalam pelayanan kesehatan yang
diterimanya.”
2) Tanggungjawab hukum rumah sakit
a. pasal 29b UU No. 44/2009
“ memberi pelayanan kesehatan yang aman,bermutu,anti diskriminasi
dan efektif dengan mengutamakan kepentingan pasien sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit”
b. pasal 46 UU No.44/2009
“ rumah sakit bertanggungjawab secara hokum terhadap kerugian yang
ditimbulkan akibat kelalaian tenaga kesehatan dirumah sakit”

12 | P a g e
c. pasal 45 (2) UU No.44/2009
“ rumah sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugas dalam
rangka menyelamatakan nyawa manusia “
3) Bukan tanggungjawab rumah sakit .
Pasal 45 (1) UU No.44/2009 tentang rumah sakit
“ rumah sakit tidak bertanggungjawab secara hokum apabila pasien atau
keluarganya menolak atau menghentikan pengobatan yang dapat berakibat
kematian pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi”
4) Hak pasien
a. pasal 32d UU No.44/2009
“ setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan kesehatan yang
bermutu sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional”
b. pasal 32e UU.No 44/2009
“ setiap pasien mempunyai hak memperoleh layanan yang efektif dan
efisien sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi ”
c. pasal 32j UU No.44/2009
“ setiap pasien mempunyai hak tujuan tindakan medis, alternative
tindakan,resiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan prognosis
terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan “
D. Pasal 32q UU No. 44/2009
“ setiap pasien mempunyai hak atau menuntut rumah sakit apabila
rumah sakit diduga member pelayanan yang tidak sesuai dengan
standar baik secara perdata atau pidana “
5) Kebijakan yang mendukung keselamatan pasien
Pasal 43 UU No.44/2009
a. rumah sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien
b. standar keselamatan pasien dilaksanakan melalui pelaporan
insiden,menganalisa, dan menetapkan pemecahan masalah dalam
rangka menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan.
c. rumah sakit melaporkan kegiatan keselamatan pasien kepada komite
yang mebidangi keselamatan pasienyang ditetapkan oleh menteri.

13 | P a g e
d. pelaporan insiden keselamatan pasien dibuat secara anonym dan
ditujukan untuk megoreksi system dalam rangka meningkatkan
keselamatan pasien.

Pemerintah bertanggungjawab mengeluarkan kebijakan tentang keselamatan


pasien, keselamatan pasien ayng dimaksud adalah suatu system dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. System tersebut meliputi :
a. Assesmen resiko
b. Identifikasi dan pengelolaan yang terkait resiko pasien
c. Pelaporan dan analisis insiden
d. Kemampuan belajar dari insiden
e. Tindaklanjut dan implementasi solusi meminimalkan resiko
1.9. STANDAR KESELAMATAN PASIEN
Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan masalah yang perlu ditangani
segera di rumah sakit di Indonesia maka diperlukan standar keselamatan pasien
rumah sakit yang merupakan acuan bagi rumah sakit di Indonesia untuk melakukan
kegiatannya.
Standar keselamatan pasien tersebut terdiri dari tujuh standar yaitu :
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan.
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk melakukan evaluasi dan
program peningkatan keselamatan pasien.
5. Peran kepemimpinan dam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan pasien.
I. Standar 1. Hak Pasien
Standar :
Pasien dan keluarganya mempunyai hak untuk mendapatkan informasi tentang
rencana dan hasil pelayanan termasuk kemungkinan terjadinya Kejadian tidak
Diharapkan.
Kriteria :
1. Harus ada dokter penanggung jawab pelayanan.
2. Dokter penanggung jawab pelayanan wajib membuat rencana pelayanan.
3. Dokter penanggung jawab pelayanan memberikan penjelasan secara jelas dan
benar kepada pasien dan keluargannya tentang rencana dan hasil pelayanan,
pengobatan prosedur untuk pasien termasuk kemungkinan terjadinya KTD.
Pada jaman dahulu hubungan kepercayaan antara dokter dan pasien
merupakan hubungan interpersonal, karena memang tujuannya adalah

14 | P a g e
penyembuhan pasien saja. Pasien sebagai supra sistemnya. Hal ini disebabkan
karena tujuan utamanya yang ganda, yaitu proventif kuratif, promotif dan
rehabilitatif. Hubungan transaksi terapeutik antara dokter pasien pada asanya
bertumpu pada hak menentukan nasib sendiri ( the right self-determination)
dalam perjanjian persetujuan merupakan syarat bagi berlakunya persetujuan.
II. Standar II. Mendidik pasien dan keluarga

Standar :

Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang


kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan pasien.

Kriteria :

Keselamatan dalam pemberian pelayanan dapat ditingkatkan dengan


keterlibatan pasien yang merupakan partner dalam proses pelayanan. Karena
itu, dirumah sakit harus ada sistim dan mekanisme mendidik pasien dan
keluargannya tentang kewajiban dan tanggung jawab pasien dalam asuhan
pasien. Dengan pendidikan tersebut diharapkan pasien dan keluarga pasien
dapat : (1) memberikan informasi yang benar, jelas, lengkap dan jujur, (2)
mengetahui kewajiban dan tanggung jawab pasien dan keluarga. (3)
mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk hal yang tidak di mengerti.
(4)memahami dan menerima konsekuensi pelayanan. (5) mematuhi instruksi
dan menghormati peraturan rumah sakit. (6) memperhatikan sikap
menghormati dan tenggang rasa. (7) memenuhi kewajiban finansial yang
disepakati.

III. Standar III. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan.

Standar :

Rumah sakit menjamin kesinambungan pelayanan dan menjamin


koordinasi antara tenaga dan antar uni pelayanan.

Kriteria :

1. Terdapat koordinasi pelayanan secara menyeluruh mulai dari saat pasien


masuk, memeriksa, diagnosa, perencanaan pelayanan, tindakan
pengobatan, rujukan dan saat pasien keluar dari rumah sakit.
2. Terdapat koordinasi pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien
dan kelayakan sumber daya secara berkesinambungan sehingga pada
seluruh tahap pelayanan transisi antar unit pelayanan dapat berjalan baik
dan lancar.
3. Terdapat koordinasi pelayanan yang mencakup peningkatan komunikasi
untuk memfasilitasi dukungan keluarga, pelayanan keperawatan,
pelayanan sosial, konsultasi dan rujukan, pelayanan kesehatan primer dan
tindak lanjut lainnya.

15 | P a g e
4. Terdapat komunikasi dan transfer informai antara profesi kesehatan
sehingga dapat tercapainya proses koordinasi tanpa hambatan, aman dan
efektif.
IV. Standar IV. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien.

Standar :

Rumah sakit harus mendesign proses baru atau memperbaiki proses


yang ada, memotivator dan mengevaluasi kenerja melalui pengumpulan data,
menganlisis secara intensif kejadian tidak diharapkan, dan melakukan
perubahan untuk meningkatkan kinerja serta keselamatan pasien.

Kriteria :

1. Setiap rumah sakit harus melakukan proses perancangan (design) yang


baik, mengacu pada visi, misi dan tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien,
petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini, praktik bisnis yang
sehat, dan faktor-faktor lain yang berpotensi resiko bagi pasien sesuai
dengan “ Tujuh Langkah Menuju keselamatan Pasien Rumah Sakit”.
2. Setiap rumah sakit harus melakukan pengumpulan data kinerja yang antara
lain terkait dengan: pelaporan inside, akreditasi. Managemen risiko,
utilisasi, mutu pelayanan, keuangan.
3. Setiap rumah sakit harus melakukan evaluasi intensif terkait dengan semua
Kejadian Tidak Diharapkan, dan secara proaktif melakukan evaluasi satu
proses kasus risiko tinggi.
4. Setiap rumah sakit harus menggunakan semua data dan informasi hasil
analisis untuk menentukan perubahan sistem yang diperlukan, agar kinerja
dan keselamatan pasien terjamin.
V. Standar V. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien

Standar :

1. Pimpinan mendorong dan menjamin implementasi program keselamatan


pasien secara terintegrasi dalam organisasi melalui penerapan “Tujuh
Langkah Menuju Keselamatan Pasien Rumah Sakit”.
2. Pimpinan menjamin berlangsungnya program proaktif untuk identifikasi
resiko keselamatan pasien dan program menekan atau mengurangi
Kejadian Tidak Diharapkan.
3. Pimpinan mendorong dan menumbuhkan komunikasi dan koordinasi antar
unit dan individu berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang
keselamatan pasien.
Kriteria :

1. Terdapat tim antar disiplin untuk mengolah program keselamatan pasien.

16 | P a g e
2. Tersedia program proaktif untuk identifikasi resiko keselamatan dan
program meminimalkan insiden, yang mencakup jenis-jensi Kejadian yang
memerlukan perhatian, mulai dari “Kejadian Nyaris Cedera”.

VI. Standar VI : Mendidik staf tentang keselamatan pasien


Standar :
Rumah sakit memiliki proses pendidikan,pelatihan,dan orientasi untuk
setiap jabatan mencakup keterkaitan jabatan dengan keselamatan pasien
secara jelas. Rumah sakit menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
yang berkelanjutan untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi staf
serta mendukung pendekatan interdisiplin dalam pelayanan pasien.

kriteria :
setiap rumah sakit harus memilki pendidikan, pelatihan dan orientasi
bagi staf baru yang memuat topik keselamatan pasien sesuai dengan
tugasnya masing-masing. Setiap rumah sakit harus mengintegrasikan topik
keselamatan pasien dalam setiap kegiatan inservice training dan member
pedoman yang jelas tentang pelaporan insiden. Setiap rumah sakit harus
menyelenggarakan pelatihan tentang kerjasama kelompok ( team work )
guna mendukung pendekatan inter-disiplin dan kolaboratif dalam rangka
melayani pasien.

VII. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan


pasien
Standar :
rumah sakit merencanakan dan mendukung proses manajemen
informasi keselamatan pasien untuk memenuhi kebutuhan informasi
internal dan eksternal. Transmisi data dan infomasi harus tepat waktu dan
akurat.

Kriteria :
Perlu disediakan anggaran untuk merencanakan dan mendesain proses
manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal terkait
dengan keselamatan pasien. Tersedia mekanisme identifikasi masalah dan
kendala komunikasi untuk merevisi manajemen informasi yang ada.

17 | P a g e
BAB 3
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Keselamatan pasien adalah proses dalam suatu rumah sakit yang memberikan
pelayanan pasien secara aman. Proses tersebut meliputi pengkajian mengenai
resiko,identifikasi,manajemen resiko terhadap pasien,pelaporan dan analisis
insiden,kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan menerapkan
solusi untuk mengurangi serta menimalisir timbulnya resiko. Pelayanan kesehatan
yang diberikan tenaga medis kepada pasien mengacu pada tujuh standar pelayanan
pasien rumah sakit meliputi : hak pasien,mendidik pasien dan keluarga,keselamatan
pasien dan kesinambungan pelayanan, penggunaaan metode-metode peningkatan
kinerja untuk melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien,
peran kepimimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien,mendidik staf tentang
keselamatan pasien,dan komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk keselamatan
pasien.

18 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

Ismainar, Hetty. 2015 . keselamatan pasien di rumah sakit. Yogyakarta : Cv Budi Utama
.
Hadi, irwan. 2017. Manajemen Keselamatan Pasien. Yogyakarta : Cv Budi Utama.

19 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai