Anda di halaman 1dari 50

CPOB DAN QUALITY ASSURANCE

DI INDUSTRI FARMASI
T N SAIFULLAH S
FAKULTAS FARMASI UGM
Manajemen Mutu (Quality
Management)
• Dasar Filosofi
➢Industri Farmasi harus memberikan Jaminan Khasiat
dan Keamanan (Mutu Produk) yang dihasilkan
➢Diperlukan Manajemen mutu yang didesain secara
menyeluruh dan diterapkan dengan benar.

• Unsur Dasar
✓ Infrastruktur atau Sistem, mencakup struktur Organisasi, Prosedur,
Proses dan Sumber Daya.
✓ Tindakan sistematis diperlukan untuk mendapat kepastian dengan
tingkat kepercayaan yang tinggi, sehingga produk yang dihasilkan
akan selalu memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan
✓ Pemastian Mutu
PRINSIP
• Industri farmasi harus membuat obat sedemikian rupa agar sesuai
dengan tujuan penggunaannya, memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam dokumen izin edar (registrasi) dan tidak
menimbulkan risiko yang membahayakan penggunanya karena
tidak aman, mutu rendah atau tidak efektif.

• Manajemen bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan ini


melalui suatu “Kebijakan Mutu”, yang memerlukan partisipasi dan
komitmen jajaran di semua departemen di dalam perusahaan, para
pemasok dan para distributor.

• Untuk mencapai tujuan mutu secara konsisten dan dapat


diandalkan, diperlukan sistem Pemastian Mutu yang didesain secara
menyeluruh dan diterapkan secara benar serta menginkorporasi
Cara Pembuatan Obat yang Baik termasuk Pengawasan Mutu dan
Manajemen Risiko Mutu. Hal ini hendaklah didokumentasikan dan
dimonitor efektivitasnya.
Unsur dasar manajemen mutu adalah:
a) suatu infrastruktur atau sistem mutu yang tepat
mencakup struktur organisasi, prosedur, proses
dan sumber daya
b) tindakan sistematis yang diperlukan untuk
mendapatkan kepastian dengan tingkat
kepercayaan yang tinggi, sehingga produk (atau
jasa pelayanan) yang dihasilkan akan selalu
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

Keseluruhan tindakan tersebut disebut Pemastian


Mutu
• Semua bagian sistem Pemastian Mutu
hendaklah didukung dengan ketersediaan
personil yang kompeten, bangunan dan
sarana serta peralatan yang cukup dan
memadai.

• Tambahan tanggung jawab legal hendaklah


diberikan kepada kepala Manajemen Mutu
(Pemastian Mutu).
Aspek manajemen mutu:

• Konsep dasar Pemastian Mutu


• Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
• Pengawasan Mutu
• Manajemen Risiko Mutu

saling terkait
PEMASTIAN MUTU
• adalah suatu konsep luas yang mencakup semua
hal baik secara tersendiri maupun secara kolektif,
yang akan memengaruhi mutu dari obat yang
dihasilkan.

• Pemastian Mutu adalah totalitas semua


pengaturan yang dibuat dengan tujuan untuk
memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu
yang sesuai dengan tujuan pemakaiannya.
• Karena itu Pemastian Mutu mencakup CPOB
ditambah dengan faktor lain di luar Pedoman
ini, seperti desain dan pengembangan produk.
Sistem Pemastian Mutu yang benar dan tepat bagi
pembuatan obat hendaklah memastikan bahwa:
a) desain dan pengembangan obat dilakukan
dengan cara yang memerhatikan persyaratan
CPOB;
b) semua langkah produksi dan pengawasan
diuraikan secara jelas dan CPOB diterapkan;
c) tanggung jawab manajerial diuraikan dengan
jelas dalam uraian jabatan;
d) pengaturan disiapkan untuk pembuatan,
pemasokan dan penggunaan bahan awal dan
pengemas yang benar;
e) semua pengawasan terhadap produk antara dan
pengawasan selama-proses lain serta dilakukan
validasi;
f) pengkajian terhadap semua dokumen terkait dengan
proses, pengemasan dan pengujian tiap bets,
dilakukan sebelum memberikan pengesahan pelulusan
untuk distribusi produk jadi. Penilaian hendaklah
meliputi semua faktor yang relevan termasuk kondisi
produksi, hasil pengujian selama-proses, pengkajian
dokumen pembuatan (termasuk pengemasan),
pengkajian penyimpangan dari prosedur yang telah
ditetapkan, pemenuhan persyaratan dari Spesifikasi
Produk Jadi dan pemeriksaan produk dalam kemasan
akhir;

g) obat tidak dijual atau didistribusikan sebelum kepala


Manajemen Mutu (Pemastian Mutu) menyatakan bahwa
tiap bets produksi dibuat dan dikendalikan sesuai dengan
persyaratan yang tercantum dalam izin edar dan
peraturan lain yang berkaitan dengan aspek produksi,
pengawasan mutu dan pelulusan produk;
h) tersedia pengaturan yang memadai untuk
memastikan bahwa, sedapat mungkin, produk
disimpan, didistribusikan dan selanjutnya
ditangani sedemikian rupa agar mutu tetap
dijaga selama masa simpan obat;

i) tersedia prosedur inspeksi diri dan/atau audit


mutu yang secara berkala mengevaluasi
efektivitas dan penerapan sistem Pemastian
Mutu;

j) pemasok bahan awal dan bahan pengemas


dievaluasi dan disetujui untuk memenuhi
spesifikasi mutu yang telah ditentukan oleh
perusahaan;
k) penyimpangan dilaporkan, diselidiki dan dicatat;

l) tersedia sistem persetujuan terhadap


perubahan yang berdampak pada mutu produk;

m) prosedur pengolahan ulang produk dievaluasi


dan disetujui; dan

n) evaluasi berkala mutu obat dilakukan untuk


verifikasi konsistensi proses dan memastikan
perbaikan proses yang berkesinambungan
• Pemastian Mutu didesain secara menyeluruh
dan diterapkan secara benar serta
menginkorporasi CPOB termasuk Pengawasan
Mutu dan Manajemen Resiko Mutu.

• Hal ini HENDAKLAH didokumentasikan dan


dimonitor efektivitasnya.
Kualitas & CPOB
5

Makna dari KUALITAS /MUTU

SEDIAAN Dikatakan BERMUTU ?

Tolok ukur ?
Apa sih QUALITY itu ??
Customer – based.
• “Quality is fitness for use”
J.M Juran.

• “Total Quality is performance leadership in meeting customer requirements by doing the right things
the first time”
Westinghouse

• “Quality is meeting customer expectation. The quality improvement process is a set of principles,
policies, support structures, and practices designed to continually improve the efficiency and
effectiveness of our way life”
AT&T

Manufacturing – based
• “Quality (means) conformance to requirements”
Philip B. Crosby

• “Quality is the degree to which a specific product conforms to a design or specification”


Harold L. Gilmore

Product – based
• “Defference in quality amount to defferences in the quantity of some desired ingredient or attribute”
Lawerence Abbott

• “Quality refers to the amount of the unpriced attribute contained in each unit of the priced attribute”
Keith B. Leffler
Tanggung Jawab Industri Farmasi

Industri farmasi harus membuat


obat sedemikian rupa agar :

• Sesuai dengan tujuan penggunaan


• Memenuhi persyaratan yang tercantum dalam
dokumen registrasi
• Tidak menimbulkan resiko yang membahayakan
penggunaannya karena tidak aman, mutu
rendah atau tidak efektif.
Lanjutan Tanggung Jawab Industri Farmasi …….

suatu “kebijakan mutu”, memerlukan


partisipasi dan komitmen dari semua
jajaran disemua departemen didalam
perusahaan, para pemasok dan para
distributor,
Quality management CPOB :
Menjamin bahwa produk dibuat & dikendalikan secara konsisten
Mengurangi resiko yang tidak dapat dideteksi pada pengujian akhir, yaitu :
cross contamination & mix-up

Pemastian mutu (QA), CPOB & Pengawasan mutu (QC)

aspek manajemen mutu saling terkait


QUALITY RELATIONSHIP
Quality Management – defines overall policy.

Quality Assurance – organization of systematic actions


to ensure policy is achieved.

G M P – part of QA.
Deals with risks, builds quality
into product.

Quality Control – part of GMP,


focusing on testing to ensure the quality
meets standard.
QUALITY ASSURANCE QUALITY CONTROL

⚫ PHYSICAL-CHEMICAL
• Quality Compliance ANALYSIS
• QA Document system ⚫ ANALYTICAL
– Documentation DEVELOPMENT
Management ⚫ FINISHED GOODS
– QA Release ANALYSIS
– QA Inspection ⚫ MICROBIOLOGICAL
• QA Services ANALYSIS
• QA / QC Information ⚫ QC STABILITY /
System (IS) support SUPPORT
QA
Totalitas semua pengaturan yang dibuat dengan tujuan untuk
memastikan bahwa obat dihasilkan dengan mutu yang sesuai dengan
tujuan penggunaannya.

CPOB
Bagian dari QA
Memastikan bahwa obat dibuat dan dikendalikan secara konsisten

untuk mencapai standar mutu yang sesuai dengan tujuan penggunaan


dan persyaratan izin edar dan spesifikasi produk
Pengkajian Mutu Produk

Dilakukan secara berkala


Membuktikan konsistensi proses
Kesesuaian dari spesifikasi bahan awal, bahan kemas &
produk jadi
Melihat tren data & mengindentifikasi perbaikan
Didokumentasi
Pengkajian Mutu Produk

Mencakup, kajian terhadap :


- bahan awal & bahan kemas
- IPC
- bets yang OOS
- penyimpangan yang signifikan
- semua perubahan
- hasil data stabilitas & segala tren yang tidak direncakanan
- kelayakan tindakan perbaikan
- product complaint; product recall; returns product.
PEMAHAMAN yang BERLAKU untuk PRODUK FARMASI
Kualitas =
● Sesuai dengan persyaratan
● Memenuhi SPESIFIKASI dan KEAMANAN yang ditetapkan
● Cocok untuk tujuannya :
Produk yang tepat
Kekuatan/potensi yang tepat
Bebas dari kontaminasi
Tidak memburuk dalam semua segi, “hilang” atau rusak
Disajikan dalam wadah yang tepat
Dilabel (ditandai) dengan benar
Tertutup dengan ketat dalam. wadahnya dan dicegah terhadap kerusakan dan
pencemaran
● Cocok untuk diberikan kepada seorang pasien dengan keyakinan
bahwa produk itu memiliki efek yang diinginkan dan tidak me-
ngandung bahaya atau tidak merugikan bagi pasien disebabkan
oleh kesalahan didalam pembuatannya.
SUATU PRODUK DIKATEGORISASIKAN

BERMUTU RENDAH
Bila spesifikasi yang telah ditentukan bagi produk itu dinilai tidak
memadai untuk tujuan yang diinginkan.

BERMUTU SUB-STANDAR
Bila hasil uji pengendalian mutu mengungkapkan penyimpangan
nyata dari spesifikasi yang telah ditentukan bagi produk tersebut.
BERMUTU yang DAPAT DITERIMA
Bila spesifikasi yang ditentukan bagi produk itu memadai untuk
mencapai tujuan yang dimaksud dan seluruh hasil uji
pengendalian mutu sesuai dengan spesifikasinya.
APAKAH CPOB ?
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB)
adalah pedoman dan peraturan yang
tujuannya untuk memastikan agar suatu
produk obat dibuat secara konsisten
memenuhi syarat kualitas yang ditetapkan
sesuai dengan kegunaan yang diinginkan.

Kualitas yang ditetapkan = persyaratan


yang ditentukan atas identitas, kekuatan,
kemurnian dan keamanannya.
Sejarah CPOB
• GMP’s history started in early 1900s
• Formailsed regulation since 1963
• 1969 mulai diperkenalkan oleh WHO
• 1971 diputuskan akan diberlakukan di IF
• 1984 terbit SK Menkes No. 1195/ Menkes/SK/IV/1984 tg 14
April tentang mulai berlakunya CPOB di Indonesia
• 1986 SK Menkes no. 02767/A/SK/IX/ 1986 revisi CPOB Asean
• 1988 SK Menkes No. 43/Menkes/SK/II/1988 revisi pedoman
CPOB
• 1989 ; Petunjuk operasional CPOB
• 2001: Revisi petunjuk operasional CPOB

• 2006 ; CPOB yang dinamis (cGMP) Sk Kepala Badan POM No.


HK.00.06.0511 tgl. 24 Januari 2006

• 2009: Suplemen I PedomanCPOB:2006

• 2011: Aneks 8 : Cara Pembuatan Bahan Baku Aktif Obat yang Baik
(CPBBAOB)

• 2012 : Sk Kepala Badan POM NOMOR HK.03.1.33.12.12.8195 TAHUN 2012,


tentang CPOB:2012. Semua terangkum menjadi 1 buku, yaitu Pedoman
Terdiri dari 12 Bab dan 14 Aneks. Dengan penambahan Aneks 14, yaitu
Manajemen Resiko Mutu (Quality Risk Management/QRM)

• 2013: POPP-Aneks 1-Ped-04/CPOB/2013


• 2018: Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 34 Tahun 2018
Tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang Baik
Keanggotaan BPOM Indonesia dalam PIC/s membuat BPOM wajib untuk mengikuti
regulasi terbaru yang dikeluaran oleh PIC/s terkait persyaratan GMP. PIS/s telah
mengeluarkan regulasi terbaru yaitu PE 009-13 dengan revisi Chapter (1, 2, 6, & 7) Part
1 pada Januari 2017 dan PE 009-14 dengan revisi Chapter (3, 5, & 8) Part 1 pada Juli
2018.

CPOB 2018 dihasilkan dari adaptasi PIC/s GMP Guideline, dan peraturan WHO yaitu:
PE 009-14, July 2018 PIC/s GMP Guideline
WHO TRS 981 Tahun 2012 (Annex 2)
WHO TRS 986 Tahun 2013 (Annex 5)
WHO TRS 992 Tahun 2014 (Annex 3 & Annex 5)
WHO TRS 996 Tahun 2015 (Annex 5) Specifications for Pharmaceutical Preparations
WHO TRS 999 Tahun 2016 (Annex 2) GMP For Biological Products
Pada CPOB 2018 didasari pada kerangka berfikir bahwa mutu obat harus
dibangun dari awal pengembangan hingga tidak diproduksi lagi
(discontinue), atau yang biasa disebut drug life cycle. Pemutakhiran cara
berfikir ini tidak lepas dari kesepakatan yang dihasilkan dari ICH Q8, Q9,
Q10 mengenai Pharmaceutical Development, Quality Risk Management,
Pharmaceutical Quality System. Istilah manajemen mutu di CPOB berubah
menjadi "Sistem Mutu Industri Farmasi".
Pada CPOB 2018 Bab Sanitasi dilebur kedalam Bab Personalia, sedangkan Higiene kedalam
Bab Bangunan-Fasilitas & Peralatan.
Bab 6 berisi cara penyimpanan dan pengiriman obat yang
baik, dengan kata lain manufaktur farmasi dituntut untuk
pula memenuhi keamanan produk hingga sampai kepada
konsumen. Pendistribusian obat tidak lagi hanya menjadi
tanggungjawab dari PBF namun supply chain pada
industri pun harus dapat memastikan mutu obat dapat
terjaga saat didistribusikan. Klausul baru ditambahkan
yaitu penyimpanan bahan perkursor dan penanganan
bahan cold chain.
Pemasok seringkali dipandang merupakan pihak luar dari
manufaktur, namun CPOB 2018 membawa pandangan bahwa
pemasok bahan baku dan bahan kemas menjadi bagian dari
manufaktur. Kualitas produk tidak dapat dipisahkan dengan kualitas
dari bahan baku dan bahan kemas yang akan membentuknya.
Pemasok ditarik kedalam CPOB sebagai pihak ketiga yang diminta
memenuhi kualitas dari bahan baku yang diproduksi. Manufaktur
harus betul melakukan pengawasan terhadap sumber dari bahan baku
yang digunakan, mulai dari spesifikasi, teknologi pembuatan dan
kualitas hasil.
Pada Bab 12 Kualifikasi Validasi menekankan pendekatan
Quality by Design (QbD) yang mengusung konsep product
life-cycle. Tidak lagi mengunakan istilah validasi prospektif,
konkuren dan retrospektif, namun mutu dijaga mulai dari
desain produk. Terdapat tiga fase validasi yaitu (1) Process
Design Validation, (2) Process Performance Qualification, &
(3) Continued Process Verification.
Aneks CPOB 2018 :
1. Pembuatan Produk Steril
2. Produksi Produk Biologi Untuk Penggunaan Manusia
3. Pembuatan Gas Medisinal
4. Pembuatan Inhalasi Dosis Terukur Bertekanan (Aerosol)
5. Pembuatan Produk Darah Atau Plasma Manusia
6. Pembuatan Obat Uji Klinik
7. Sistem Komputerisasi
8. Cara Pembuatan Bahan Baku Aktif Obat yang Baik
9. Pembuatan Radiofarmaka
10. Penggunaan Radiasi Pengion Dalam Pembuatan Obat
11. Sampel Pembanding dan Sampel Pertinggal
12. Uji Pelulusan Real Time dan Pelulusan Parametris
13. Manjemen Risiko Mutu
C(ara)
P(embuatan)
O(bat yang)
B(aik)

. Pendahuluan . Pengawasan mutu


. Manajemen Mutu . Inspeksi diri dan audit mutu
• Penanganan keluhan dan obat
. Personalia kembalian
. Bangunan dan Fasilitas •Dokumentasi
. Peralatan
. Sanitasi dan higiene . Pembuatan dan Analisis berdasar kontrak

. Produksi • Kualifikasi dan Validasi


Mengapa istilah pembuatan bukan
produksi ?
• Istilah“Pembuatan”mencakup seluruh
kegiatan penerimaan bahan, produksi,
pengemasan ulang, pelabelan,
pelabelanulang, pengawasan mutu, pelulusan,
penyimpanan dan distribusi obat serta
pengawasan terkait
Prinsip

✓ CPOB Bertujuan untuk menjamin


obat dibuat secara konsisten, memenuhi
persyaratan yang ditetapkan dan sesuai
dengan tujuan penggunaanya

✓ CPOB mencakup seluruh aspek


produksi dan pengendalian mutu
PRINSIP lanjutan
. Konsumen menerima obat yang bermutu
tinggi
. Mutu tidak cukup hanya dari serangkaian
pengujian, tetapi mutu harus dibentuk
. Semua obat dibuat dalam kondisi yang
dikendalikan dan dipantau dengan cermat
. CPOB merupakan pedoman (guidence)
. CPOB merupakan tanggung jawab semua
pihak yang terlibat pembuatan obat
CPOB bukanlah bermaksud untuk membatasi
pengembangan konsep baru atau teknologi baru
yang telah divalidasi . Hasil lain dapat diterima
sepanjang memenuhi prinsip pedoman ini

CPOB adalah bagian dari Pemastian Mutu yang


memastikan bahwa obat dibuat dan dikendalikan
secara konsisten untuk mencapai standar mutu
yang sesuai dengan tujuan penggunaan dan
dipersyaratkan dalam izin edar dan spesifikasi
produk.
SASARAN CPOB
(mengoptimumkan 5M)
1. MATERIALS : Raw materials
Packaging materials
Printed materials
2. METHODS : Procedures
Processes
Analyses
3. MACHINES : Equipment
4. MANAGEMENT
5. MEN : People
Kualitas & CPOB 9

ALASAN MENERAPKAN CPOB ?

1. Peluang kecil bagi pasien utk. mendeteksi obat yang


cacat :
● Pasien hanya dapat menaruh kepercayaan di ta-
ngan sang penulis resep dan terutama sang pem-
buat obat .
2. Kelemahan yang terkandung dalam pengujian obat :
- Pengujian terbatas yaitu hanya thd.contoh/sampel.
- Keterbatasan dari kemampuan pengujian.
3. Bahaya bagi pasien yang terkandung dalam produk,
meskipun dalam jumlah kecil.
Kualitas & CPOB 1
0
2. Mutu obat tergantung pada :
- bahan awal
- proses produksi dan pengendalian mutu yang dilaksanakan
dalam kondisi yang dikendalikan
Catatan : CPOB mencegah operasi serampangan, karena seluruh
aktivitas berlangsung dengan ketat menurut prosedur
tertulis
- bangunan
- peralatan
- personil
yang terlibat dalam pembuatan.
3. Adalah tidak cukup bahwa obat jadi sekadar lulus melalui protokol
pengujian saja, akan tetapi mutu harus ditanamkan ke dalam
produk pada setiap langkah pembuatannya.
Elemen CPOB?
ATURAN/PRINSIP DASAR CPOB

1. Tulis prosedurmu.
2. Patuhi prosedur tertulis tersebut.
3. Dokumentasikan/catat pekerjaanmu.
4. Validasi pekerjaanmu.
5. Gunakan fasilitas dan peralatan yang sesuai.
6. Rawat fasilitas dan peralatan yang digunakan.
7. Peroleh pelatihan supaya selalu ikut-zaman dan
memiliki pengetahuan mutakhir.
8. Jaga kebersihan dan kerapian.
9. Waspada selalu akan mutu.
10. Lakukan audit terhadap pemenuhan aturan.

Anda mungkin juga menyukai