Anda di halaman 1dari 2

Kerajaan Bali merupakan kerajaan tertua bercorak Hindu Buddha yang terletak di Pulau Bali.

Kerajaan Bali memiliki sejarah panjang dan jejak peninggalan yang masih bisa dilihat hingga
saat ini.
Kerajaan Bali berdiri sekitar abad ke-10 hingga awal abad ke-20. Saat berdiri, Kerajaan Bali
berada di bawah kepemimpinan Dinasti Warmadewa. Saat itu, agama yang berkembang adalah
Buddha. Selang beberapa tahun kemudian, agama Hindu mulai masuk dan banyak dianut
warganya.

periode sejarah di Bali pada dasarnya dimulai sekitar abad ke-8. Kerajaan Bali didirikan oleh
Dinasti Marwadewa dan bertahan selama lebih dari satu abad.

Jika mengulik berbagai prasasti yang ditemukan di tempat ini, Kerajaan Bali ternyata pernah
memiliki bentuk kenegaraan yang dipimpin oleh Singa Mandawa.

Sistem kenegaraan ini bahkan telah membuat seluruh masyarakat Bali tunduk dan
menghamba. Namun, kekuasaan yang dihadirkan oleh Singa Mandawa ternyata hanya
berlangsung sekitar 60 tahun.

Lazimnya asal mula kerajaan ini dimulai ketika kekuasaan yang ada di Pulau Jawa bagian
timur banyak mendapatkan serangan kerajaan kecil di sekitarnya. Kondisi tersebut lalu
memilih pergi dan menyelamatkan diri di pulau sebelah timur yang terkenal dengan sebutan
Pulau Bali.

Meski demikian, kebudayaan nenek moyang yang telah ada menyebabkan wilayah ini
menganut hindu budha, animisme dan dinamisme.

Sri Kesari Warmadewa (882-914 M)


Raja Udayana (989-1011 M)
Marakata Pangkaja (1011-1022 M)
Anak Wungsu (1049-1077 M)
Paduka Sri Maharaja Sri Jayasakti (1133-1150 M)
Sri Astatura Ratnabhumibanten (1337-1343 M)

KEADAAN MASYARAKAT
1. Kehidupan sosial
Pada masa Kerajaan Bali Kuno, struktur masyarakatnya didasarkan pada sistem kasta, sistem
hak waris, sistem kesenian, serta agama dan kepercayaan. Ada hal yang menarik dalam
sistem keluarga Bali yang berkaitan
1 pemberian nama anak, misalnya Wayan, Made,
Nvoman
brahmana dan kesatria untuk anak pertama disebut Putu.
Pemberian nama tersebut diperkirakan dimulai pada zaman Raja Anak Wungsu dan
berkaitan dengan upaya pengendalian jumlah penduduk.
2. Kehidupan ekonomi
Kegiatan ekonomi masyarakat Kerajaan Bali adalah bercocok tanam. Hal tersebut dapat
diketahui dari beberapa prasasti Bali yang menyebutkan sawah, parlak (sawah kering), gaja
(ladang), kebwan (kebun), dan kasuwakan (pengairan sawah)
3. Kehidupan budaya
Pada masa prasasti-prasasti sebelum pemerintahan Raja Anak Wungsu, telah disebut
beberapa jenis seni yang ada pada waktu itu. Namun baru pada zaman Raja Ana Wungsu
dapat membedakan jenis seni ke dalam dua kelompok besar, yaitu seni keraton dan seni
rakyat yang biasanya berkeliling menghibur rakyat. Berikut jenis-jenis seni yang berkembang
Dada masa itu :
Patapukan (atapuk/topeng)
Pamukul (amukul, penabuh gamelan)
Abanwal (permainan badut)
Abonjing (bujing musik angklung)
Bhangin (peniup suling)
Perbwayang (permainan wayang)

Kehidupan ekonomi Keraiaan


Bali
Berdasarkan sumber informasi berupa prasasti-prasasti, diketahui bahwa rakyatnya hidup
dengan mengolah sawah, sawah kering, ladang, kebun, dan membuka ladang. Sistem
pertanian subak yang dikenal sekarang sudah dikembangkan masyarakat Bali seiak abad ke-
11.

Saat berdiri, Kerajaan Bali berada di bawah kepemimpinan Dinasti Warmadewa. Saat itu,
agama yang berkembang adalah Buddha. Selang beberapa tahun kemudian, agama Hindu
mulai mask dan banyak dianut warganya.

Anda mungkin juga menyukai