Anda di halaman 1dari 11

Presentasi

munakahat
Tugas Pak Ahib
Anggota Tim
1. Jerry Ian A (4)
2. Lukman Saputra (7)
3. M David Al Faris (10)
4. Ridwan M R (16)
5. Satria Ariansyah (21)
6. Vellan Bilal S (27)
7. Vicky Rafif Athasyah (28)
8. Zahwa Ayuni W (32)
Lanjut Ke Topik
Pengertian nikah
Perkawinan adalah akad yang mengahalalkan pergaulan dan menimbulkan
hak dan kewajiban serta bertolong-tolongan antara keduanya.

Nikah adalah salah satu asas pokok kehidupan dalam


masyarakat yang sempurna, karena perkawinan merupakan
salah satu jalan yang amat mulia untuk mengatur kehidupan
rumah tangga dan keturunan.
Perkawinan merupakan pertalian yang sangat kokoh dan teguh
dalam hidup dan kehidupan manusia, bukan saja antara suami
isteri dan keturunan, tetapi terjalin hubungan antara keluarga
kedua belah pihak. Terjalin antara keduanya kasih sayang,
saling tolong menolong, hormat-menghormati.
Dalil nikah
Surat An Nur Ayat 32 Berisi Anjuran untuk Menikah
‫َو َأنِكُحو۟ا ٱَأْلَٰي َم ٰى ِم نُكْم َو ٱلَّٰص ِلِح يَن ِم ْن ِع َباِد ُكْم َو ِإَم ٓاِئُكْم ۚ ِإن َيُكوُنو۟ا ُف َق َرٓاَء ُيْغ ِنِه ُم ٱلَّلُه ِم ن َف ْض ِلِهۦ ۗ َو ٱلَّلُه َٰو ِس ٌع َع ِليٌم‬

Arab latin: Wa angkiḥul-ayāmā mingkum waṣ-ṣāliḥīna min 'ibādikum wa


imā`ikum, iy yakụnụ fuqarā`a yugnihimullāhu min faḍlih, wallāhu wāsi'un 'alīm

Artinya: "Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan


orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki
dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin Allah
akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Maha luas
(pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui,"

Dalam sebuah riwayat, Nabi SAW bersabda,

"Nikah itu termasuk sunnahku. Barangsiapa yang membenci sunnahku, maka


dia tidak termasuk golonganku," (HR Muslim).
Hukum-hukum menikah
• Wajib menikah
Hukum nikah yang pertama adalah wajib. Kewajiban nikah diperuntukkan bagi orang
yang memiliki kemampuan untuk menikah dan punya keinginan kuat untuk
menyalurkan gairah seksualnya (tidak bisa ditahan-tahan lagi) sehingga
dikhawatirkan akan terjerumus ke dalam kemaksiatan. Kemampuan menikah
maksudnya mampu untuk memberikan nafkah, yang terdiri dari mahar, sandang,
pangan dan papan. Jika seseorang berada pada posisi ini, maka ia wajib menikah
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

• Sunah menikah
Hukum nikah yang kedua adalah sunah. Kesunahan nikah diperuntukkan bagi orang
yang memiliki kemampuan untuk menikah, mau, dan punya keinginan untuk
menyalurkan gairah seksualitas, namun tidak sampai pada taraf dikhawatirkan akan
terjatuh ke dalam kemaksiatan. Jika seseorang berada pada posisi ini, maka ia
disunahkan untuk segera menikah.
• Lebih baik ditinggalkan
Hukum nikah yang ketiga adalah lebih baik ditinggalkan. Hukum ini berlaku bagi
orang yang berkeinginan untuk menyalurkan gairah seksualitas namun tidak
memiliki kemampuan untuk menafkahi. Orang yang berada pada posisi ini
sebaiknya menunda keinginan menikah hingga ia mampu. Adapun gairah
seksualitasnya bisa dikurangi dengan berpuasa atau berolahraga dengan rutin.

• Makruh menikah
Hukum menikah yang keempat adalah makruh. Hukum ini berlaku bagi seseorang
yang memang tidak menginginkan nikah, entah karena perwatakannya demikian,
ataupun karena suatu penyakit. Pada saat yang sama, ia juga tidak memiliki
kemampuan untuk menafkahi istri dan keluarganya. Jika dipaksakan menikah,
dikhawatirkan ia tidak dapat menunaikan hak dan kewajibannya dalam
pernikahan atau bahkan malah dapat merugikan pasangannya, baik secara
langsung maupun tidak langsung.
• Haram menikah
Hukum menikah yang kelima adalah haram. Keharaman nikah berlaku bagi orang yang
menikah dengan tujuan menyakiti atau tujuan-tujuan lain yang melanggar ketentuan
agama. Misalnya, jika ada orang yang berkeinginan kuat (berniat) untuk menyakiti dan
menyiksa pasangan dalam pernikahan, maka ia diharamkan untuk menikah.

Berdasarkan penjelasan di atas, diketahui bahwa hukum menikah tergantung keadaan


dan niat pelaku (calon pengantin). Keadaan dan niat ini dapat ditinjau dan diresapi oleh
masing-masing individu. Dalam konteks Indonesia, kemampuan untuk menikah ini
biasanya dimiliki setelah menamatkan SMA dan mempunyai pekerjaan untuk memenuhi
kebutuhan harian (usia kisaran 19-25 tahun). Terakhir, berkenaan dengan ragam hukum
menikah, sebaiknya orang tua memperhatikan situasi dan kondisi anak-anaknya yang
hendak menikah, apakah sudah memenuhi syarat atau belum? Pada hakikatnya
menikah adalah sebuah ibadah yang di dalamnya terhadap hak dan kewajiban. Oleh
karena itu, kemampuan diri, baik secara fisik maupun psikis, mutlak diperlukan agar
tercipta keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Wallahu a’lam.
Mahrom
Berkata Imam Ibnu Qudamah rahimahullah, “Mahrom adalah semua orang
yang haram untuk dinikahi selama-lamanya karena seba nasab, persusuan
dan pernikahan.” [Al-Mughni 6/555]

Berkata Imam Ibnu Atsir rahimahullah, ” Mahrom adalah orang-orang yang


haram untuk dinikahi selama-lamanya seperti bapak, anak, saudara, paman,
dan lain-lain”. [An-Nihayah 1/373]

Berkata Syaikh Sholeh Al-Fauzan, ” Mahrom wanita adalah suaminya dan


semua orang yang haram dinikahi selama-lamanya karena sebab nasab
seperti bapak, anak, dan saudaranya, atau dari sebab-sebab mubah yang lain
seperti saudara sepersusuannya, ayah atau pun anak tirinya”. [Tanbihat ‘ala
Ahkam Takhtashu bil mu’minat hal ; 67]
Wali nikah
•Pernikahan harus dengan wali, apabila dilangsungkan pemikahan tidak dengan wali
atau orang yang menjadi wali bukan yang berhak, maka pernikahan tersebut tidak
sah. Tidak sah nikah melainkan dengan wali, dan dua orang saksi yang adil.
Adapun wali itu tiga macam, yaitu wali nasab, wali hakim dan wali muhakam.

a. Wali nasab adalah orang-orang yang terdiri dari keluarga calon mempelai wanita
b. Wali Hakim,yang dimaksud wali hakim adalah orang yang diangkat oleh Pemerintah
untuk bertindak sebagai wali dalam suatu pernikahan.
c. Wali Muhakam,yang dimaksud wali muhakam ialah orang yang diangkat oleh kedua
calon suami isteri untuk bertindak sebagai wali
dalam akad nikah mereka. Apabila suatu pernikahan yang seharusnya dilaksanakan
dengan wali hakim, padahal di tempat itu tidak ada wali hakim, maka pernikahan
dilangsungkan dengan wali muhakam. Caranya ialah kedua calon suami isteri
mengangkat seorang yang mempunyai pengertian tentang hukum-hukum untuk
menjadi wali dalam pernikahan mereka.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai