Anda di halaman 1dari 7

POIN MATERI FILSAFAT ILMU

Chapter 1

Chapter 2 “The Value of Knowledge”
 Irisan dari keyakinan dan kebenaran = keyakinan yang sesuai dengan
kebenaran/kenyataan = mere true belief; gak perlu penjelasan mendalam
mengapa keyakinan itu benar.
 Nilai instrumental = Nilai instrumental itu seperti ketika kamu punya sebuah
alat atau benda yang bermanfaat untuk mencapai suatu tujuan. Jadi, nilai alat
atau benda itu terletak pada kemampuannya untuk membantu kamu
mencapai tujuan yang kamu anggap penting. Contohnya, sepeda memiliki
nilai instrumental ketika kamu menggunakannya untuk pergi ke sekolah.
Sepeda ini menjadi alat yang membantu kamu mencapai tujuan (pergi ke
sekolah) yang kamu anggap penting.
 Lebih baik memiliki sedikit keyakinan yang benar tetapi sangat penting
daripada memiliki keyakinan benar tentang hal-hal yang tidak terlalu
bermakna.
 Pengetahuan = justified true belief
 Pengetahuan bersifat tidak statis.
 Pengetahuan dapat memiliki nilai intrinsik dan/atau nilai instrumental.
 Nilai intrinsik = nilai suatu pengetahuan itu sendiri tanpa mempertimbangkan
manfaatnya. Contoh: orang belajar seni demi memuaskan rasa ingin taunya.
Chapter 3 “Defining Knowledge”
 1) Tahu kriteria pengetahuan dulu baru bisa ngasih contoh atau 2) tahu
contoh dulu baru bisa tahu kriteria pengetahuan?
 1) disebut stance methodism dan 2) disebut partikularisme
 TRIPARTITE (plato) : justified-true-belief
 GETTIER CASES: tripartite + luck. Contoh: kita sedang di rumah sakit dan
ingin melihat jam. Jam di dinding menunjukkan pukul 01.00 dan kita percaya
bahwa sekarang jam 1. Kenyatannya, waktu memang menunjukkan pukul 1
namun ada fakta lain bahwa jam tersebut sebetulnya rusak dan kebetulan
berhenti di jam 1. Hal ini mengakibatkan bahwa alasan dibalik keyakinan kita
tidak memadai.
Chapter 4 “The structure of knowledge”
 Trilema agripa: segala upaya dalam membenarkan keyakinan akan
menghadapi 3 masalah:
1. Keyakinan diterima tanpa justifikasi yang memadai (fondasionalisme)
2. Diterima oleh rantai pembenaran yang tidak terbatas (infinitisme)
3. Didukung oleh keyakinan yang membutuhkan justifikasi yang sama
(koherentisme)
 Alurnya: 2 (regresi tak berkesudahan)  3 (lingkaran)  1 (hentikan).
 Contoh: anda baca buku tentang “hantu di kota A”
Alur : 1. Anda mulai mencari tahu apakah klaim buku ini benar atau tidak.
Pertanyaan pertama yang mungkin muncul “mengapa saya percaya buku
ini?” oke, alasannya ada yaitu karena ditulis oleh pengarang yang merupakan
ahli paranormal hebat. Tapi, kemudian muncul pertanyaan berikutnya
“mengapa saya percaya pada paranormal itu?” dan ini bisa terus berlanjut
tanpa henti.

2. untuk menghindari alur 1, maka anda memutuskan untuk menghubungkan


alasan kembali ke buku itu sendiri dan mengatakan “ saya percaya klaim
buku ini karena ini adalah tentang hantu” yang mana sebenarnya klaim itu
sendiri belum ada alasan yang kuat.

3. lelah dengan alur 1 dan 2 maka anda memutuskan untuk berhenti berpikir
kritis dan hanya menerima klaim tanpa pertimbangan tentang alasannya lebih
lanjut.
Chapter 5 “Rationality”
 Rasional = pola pikir/tindakan berdasarkan logika
 Contoh: hakim menghukum terdakwa berdasarkan bukti  rasional
Hakim mengambil keputusan berdasarkan melempar koin  tidak rasional
Hakim mengambil keputusan karena ras, agama, warna kulit  alasannya
benar merupakan pernyataan benar tp tetap tidak rasional
 Pada dasarnya, keyakinan rasional = calon pengetahuan. Sehingga rasional
berhubungan juga dengan pembenaran
 Rasional epistemik = tindakan berdasarkan logika dan ditujukan pada
keyakinan yang benar. Contoh: penjahat diadili karna melakukan kejahatan.
 Rasional non-epistemik = rasional yang bertujuan menipu diri sendiri. contoh:
lagi dikejar harimau di hutan trus liat jurang. Logikanya lompatin jurang
supaya kehindar dari harimau tp belum tentu selamat juga pas lompatin
jurang. Tapi karna tujuan utamanya hindarin harimau maka abaikan bahaya
pas lompatin jurang.
 1. Konsepsi Deontik: Ini adalah pendekatan dalam ilmu pengetahuan yang
mengatakan bahwa untuk dianggap rasional, kita harus mengikuti aturan atau
kewajiban tertentu. Dalam hal ini, jika kita tidak mengikuti aturan-aturan ini,
maka kita dianggap tidak rasional. Ini mirip dengan mengatakan bahwa kita
harus mengikuti aturan tertentu untuk berpikir dan percaya sesuatu dengan
benar.

2. Konsepsi Non-Deontik: Ini adalah pendekatan yang berpendapat bahwa


kita bisa dianggap rasional atau tidak rasional berdasarkan sejauh mana
pemikiran dan keyakinan kita masuk akal atau sesuai dengan logika. Dalam
hal ini, kita tidak harus mengikuti aturan khusus, tetapi kita harus memiliki
alasan yang baik dan pemikiran yang jelas.
Jadi, perbedaannya adalah konsepsi deontik berkaitan dengan aturan atau
kewajiban yang harus diikuti untuk dianggap rasional, sementara konsepsi
non-deontik berkaitan dengan sejauh mana pemikiran dan keyakinan kita
masuk akal tanpa harus mengikuti aturan tertentu.

Contoh:
Konsepsi Deontik: Misalkan Anda berada dalam sebuah ujian di sekolah dan
Anda tahu bahwa mencontek adalah pelanggaran kode etik sekolah. Namun,
teman Anda mengatakan kepada Anda jawaban yang benar. Dalam
pendekatan deontik, untuk dianggap rasional, Anda harus mengikuti aturan
yang mengatakan Anda tidak boleh mencontek. Jika Anda mencontek, Anda
dianggap tidak rasional karena melanggar kewajiban etik Anda.

Konsepsi Non-Deontik: Bayangkan Anda sedang memilih antara dua buku


yang akan Anda baca. Anda memiliki dua pilihan: buku A dan buku B. Dalam
konsepsi non-deontik, Anda dianggap rasional jika Anda memilih buku
berdasarkan alasan-alasan yang masuk akal. Misalnya, Anda memilih buku A
karena telah membaca ulasan yang baik tentangnya, atau Anda memilih buku
B karena topiknya lebih menarik bagi Anda. Tidak ada aturan etik yang Anda
langgar dalam pemilihan buku ini, tetapi Anda membuat pilihan berdasarkan
pertimbangan yang masuk akal bagi Anda.

Chapter 6 “Virtues and Faculties”


 Virtues = kebajikan & faculties = kemampuan
 Kebajikan = baik dalam karakter dan perilaku
 Kemampuan = kognitif atau mental manusia yang memungkinkan individu utk
berpikir, merasionalkan, berpersepsi dan berinteraksi dengan dunia
 Reliabilism = memiliki pengetahuan jhj keyakinan tsb dihasilkan oleh proses
kognitif. Contoh: seseorang ingin mengetahui cuaca sblm bepergian
menggunakan termometer yang selama ini terbukti akurat. Proses dia
mempercayai di luar ruangan sedang panas setelah melihat termometer
dapat disebut pengetahuan.
 Tapi dalam masalah gettier (luck), terdapat epistemik “baik” dan epsitemik
“buruk”. Contoh: kita tahu suhu suatu ruangan dengan melihat termometer,
dan itu adalah alat yang dapat diandalkan sehingga menjadi alasan yang kuat
utk suatu keyakinan yaitu suhu ruangan. Tapi sebenarnya, temometer itu
rusak dan ada orang yang selalu memperbaiki agar termometernya menunjuk
pada suhu sebenarnya. tapi tetap kita percaya pada termometer tsb meskipun
secara intuisi kita tidak tahu bahwa sebenarnya alat tsb rusak. Kondisi kita ini
disebut keberuntungan epistemik baik yang membatalkan keberuntungan
epistemik buruk yaitu ketidaktahuan suhu yang sebenarnya karna temometer
yang rusak.
 Epistemologi kebajikan adalah pendekatan dalam ilmu pengetahuan yang
menekankan pentingnya sifat-sifat baik dan moral individu, seperti kejujuran,
kemampuan kritis, dan rasa hormat terhadap bukti, dalam mencapai
pengetahuan yang benar. Ini berfokus pada karakter dan kepribadian kita
dalam proses memahami dunia.

Contoh epistemologi kebajikan dapat diilustrasikan dengan cara berikut:


Misalkan seseorang, namanya Sarah, sedang mencari tahu apakah sebuah
berita di media sosial benar atau tidak. Dalam pendekatan epistemologi
kebajikan:

1. Kejujuran: Sarah akan berusaha untuk mendapatkan informasi yang


sejujurnya dan tidak akan mencoba menyebarkan berita palsu.

2. Kemampuan Kritis: Sarah akan mempertimbangkan sumber informasi,


menggali lebih dalam dengan bertanya-tanya, dan mengevaluasi bukti
sebelum membuat kesimpulan.

3. Keadilan: Dia akan memperlakukan pandangan orang lain dengan hormat


dan mendengarkan argumen yang berbeda dengan adil sebelum membuat
keputusan.

4. Pertumbuhan Epistemik: Sarah sadar bahwa ia bisa menjadi lebih baik


dalam mengidentifikasi berita palsu atau mendapatkan pengetahuan yang
lebih baik seiring waktu, dan dia terus mengembangkan kemampuannya.

Dalam contoh ini, epistemologi kebajikan menekankan bahwa karakter dan


tindakan moral individu, seperti kejujuran dan kemampuan kritis,
memainkan peran penting dalam mencapai pengetahuan yang baik dan
benar.
 Epistemologis kebajikan internalis vs eksternalis =

1. Epistemologi Kebajikan Internalis: Ini adalah pandangan yang mengatakan


bahwa untuk memiliki pengetahuan yang baik, yang paling penting adalah
sifat-sifat atau karakteristik baik dari seseorang, seperti kejujuran dan
kemampuan berpikir kritis. Ini lebih menitikberatkan pada siapa Anda dan
bagaimana karakter Anda memengaruhi pengetahuan Anda.

2. Epistemologi Kebajikan Eksternalis: Ini adalah pandangan yang berfokus


pada pengaruh dari luar diri Anda. Ini berarti bahwa untuk memiliki
pengetahuan yang baik, hal-hal seperti akses ke informasi yang baik, kualitas
sumber-sumber informasi, dan lingkungan sosial Anda juga sangat penting.
Ini lebih menekankan pengaruh lingkungan dan sumber informasi eksternal.

Jadi, perbedaannya adalah, dalam epistemologi kebajikan internalis, karakter


Anda adalah yang terpenting, sementara dalam epistemologi kebajikan
eksternalis, faktor-faktor di luar diri Anda yang sangat memengaruhi
pengetahuan Anda.
Contoh:
Epistemologi Kebajikan Internalis: Misalnya, Anda dianggap mendapatkan
pengetahuan yang baik ketika Anda menolak untuk percaya gosip tanpa bukti
karena Anda memiliki karakter yang jujur dan kritis.

Epistemologi Kebajikan Eksternalis: Contohnya, Anda dianggap memiliki


pengetahuan yang baik jika Anda mencari informasi di situs web yang
terpercaya dan mendengarkan pandangan beragam dari banyak orang
sebelum membuat keputusan. Ini karena Anda memanfaatkan sumber-
sumber informasi dan lingkungan eksternal Anda.
Chapter 7 “Perception”
 Persepsi = proses memahami menggunakan panca indera dan langkah awal
dalam proses pemperoleh pengetahuan
 Persepsi berkaitan dengan ilusi.
 Ilusi = informasi yang diterima panca indera tidak sesuai dengan kenyataan
sebenarnya. contoh: kedua garis sebetulnya sama panjang

 Realisme tidak langsung adalah gagasan bahwa apa yang kita lihat, dengar,
atau rasakan adalah "gambaran" dalam pikiran kita dari dunia luar, bukan
objek sebenarnya. Jadi, ketika kita melihat sesuatu, kita melihat "gambaran"
daripadanya, bukan objek aslinya. Ini berarti persepsi kita tidak selalu
memberikan gambaran yang sempurna atau akurat tentang dunia luar, karena
kita hanya melihat versi dalam pikiran kita. Contoh: Bayangkan Anda sedang
duduk di dalam mobil dan melihat bayangan tangan Anda di jendela. Dalam
pandangan realisme tidak langsung, apa yang Anda lihat adalah "gambaran"
tangan Anda di jendela, yang sebenarnya adalah pantulan cahaya. Anda tidak
melihat tangan Anda secara langsung, melainkan melalui pantulan cahaya
yang menciptakan gambaran tangan di jendela. Itu adalah contoh realisme
tidak langsung, di mana Anda melihat representasi mental daripada objek
sebenarnya secara langsung.
 Kualitas primer = melekat pada objek bukan persepsi. Contoh: bentuk,
ukuran, massa, dll. Misal papan tulis bentuknya segiempat. Semua setuju dan
tidak perlu persepsi di sana
 Kualitas sekunder = informasi ttg objek tergantung persepsi. Contoh: warna,
bau, rasa. Misal menurut A durian itu memiliki rasa yang enak tp menurut B
tidak.
 Idealisme = pengetahuan terbentuk dari persepsi dan tidak meyakini terdapat
pengetahuan di luar panca indera. Contoh: seseorang tidak dapat
mengatakan pohon tumbang jika tidak ada yang melihat atau merasakannya.
 Idealisme transendental = pengetahuan terbentuk dimulai dari indera,
berlanjut pada pemahaman, dan berakhir dengan akal. Contoh:
Pengalaman: Anda melihat matahari terbit di pagi hari.
Pemahaman: Pemahaman Anda mengorganisasi pengalaman tersebut dan
memberikan konsep waktu pada saat matahari terbit.
Akal: Akal Anda menyediakan konsep waktu sebagai kerangka acuan yang
memungkinkan Anda menginterpretasikan pengalaman matahari terbit
sebagai suatu peristiwa yang terjadi dalam waktu pagi.
 tidak ada yang lebih tinggi dari akal adalah pernyataan realisme bukan
idealisme.
Chapter 8 “Testimony and Memory”
 testimony = kesaksian & memory = ingatan
 kesaksian = sumber pengetahuan yang berasal dari informasi yang diberikan
oleh orang lain. Contoh: A bercerita bahwa ia melihat kanguru di Australia.
Maka B sebagai pendengar memiliki pengetahuan bahwa terdapat kanguru di
Australia.
 Reduksionisme: Ini adalah pandangan yang skeptis terhadap kesaksian.
Orang yang mendukung ini biasanya meragukan kesaksian dan
mengharapkan bukti kuat sebelum percaya. Contoh: Misalnya, jika seseorang
menceritakan bahwa mereka melihat UFO di langit, pendekatan reduksionis
akan mengharapkan bukti seperti foto, video, atau bukti fisik lainnya sebelum
mereka mempercayai cerita tersebut. Mereka akan sangat skeptis terhadap
kesaksian tersebut dan akan mencari bukti tambahan yang kuat.
 Kredulisme: Ini adalah pandangan yang lebih terbuka terhadap kesaksian.
Orang yang mendukung ini cenderung percaya kesaksian tanpa syarat atau
tanpa banyak pertanyaan. Contoh: ketika seseorang percaya cerita hantu
yang diceritakan oleh seorang teman tanpa banyak pertanyaan atau
keraguan, meskipun tidak ada bukti fisik atau ilmiah yang mendukung cerita
tersebut. Mereka menerima cerita teman mereka sebagai kebenaran tanpa
memerlukan bukti kuat.
 Jadi, reduksionisme lebih kritis dan ragu-ragu, sementara kredulisme lebih
percaya dan terbuka terhadap kesaksian.
 Memori = benar bukan merupakan sumber pengetahuan dasar. Memori
adalah kemampuan kita untuk mengingat dan menyimpan informasi yang kita
peroleh dari sumber-sumber pengetahuan dasar seperti pengalaman,
pengamatan, atau pembelajaran. Memori membantu kita mengakses
pengetahuan yang telah kita peroleh, tetapi itu bukan tempat asal
pengetahuan baru. Pengetahuan dasar berasal dari pengalaman langsung
atau informasi yang kita terima dari dunia sekitar kita.
 Factual memory berhubungan dengan fakta dan informasi, personal
memory berkaitan dengan pengalaman hidup pribadi, dan perceptual
memory terkait dengan penyimpanan pengalaman indera.
 Factual Memory misalnya, mengetahui tanggal kelahiran seseorang atau
fakta-fakta sejarah.
 Personal Memory (Memori Pribadi) misalnya kenangan masa kecil, peristiwa
penting dalam hidup, atau pengalaman emosional.
 Perceptual Memory (Memori Perseptual) misalnya kemampuan mengingat
wajah setelah melihatnya.
Chapter 9 “A priority and inference”
 Apriori = pengetahuan diperoleh tidak melalui penyelidikan, tanpa melibatkan
indera tetapi cukup melalui akal/logika saja.
 Aposteriori (empiris) = pengetahuan diperoleh melalui penyelidikan 
menggunakan pengalaman indera.

Anda mungkin juga menyukai