Askep Keluarga - Nisa - Hipertensi
Askep Keluarga - Nisa - Hipertensi
DISUSUN OLEH :
SITI KHONISAH
2231027
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH KESEHATAN
KABUPATEN SIDOARJO
DISUSUN OLEH :
SITI KHONISAH
2231027
Mengetahui,
Pembimbing Institusi
DISUSUN OLEH :
SITI KHONISAH
2231027
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN MASALAH KESEHATAN
KABUPATEN SIDOARJO
DISUSUN OLEH :
SITI KHONISAH
2231027
Mengetahui,
Pembimbing Institusi
1. Pengertian Keluarga
atas dua individu atau lebih yang memiliki hubungan khusus, yang dapat terkait
dengan hubungan darah atau hukum atau dapat juga tidak, namun berfungsi
masyarakat yang terdiri dari suami, istri, dan anak atau suami istri, atau ayah dan
anak-anaknya, atau ibu dan anak-anaknya. Lain halnya menurut BKKBN (1999)
dalam Yolanda (2017), keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk
spiritual dan materil yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan
yang selaras dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta
1. Bentuk keluarga
a. Keluarga Tradisional
1) Keluarga inti
Jumlah keluarga inti yang terdiri dari seorang ayah yang mencari
nafkah, seorang ibu yang mengurusi rumah tangga dan anak (Friedman,
2018). Sedangkan menurut Sudiharto (2012), Kelurga inti adalah keluarga
dari suami, istri, dan anak-anak karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
2) Keluarga adopsi.
jawab sebagai orang tua seterusnya dari oranr tua kandung ke orang tua
bagi orang tua maupun anak. Disatu pihak orang tua adopsi mampu
(Friedman, 2018).
dibesarkan oleh generasi dan memiliki pilihan model pola perilaku yang
keluarga yang lain (karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi,
beberapa bentuk jaringan keluarga yang longgar. Jika jaringan ini tidak
terdiri atas kerabat, jaringan ini dapat terdiri atas teman–teman seperti
mereka yang sama – sama tinggal di rumah pensiun, rumah jompo, atau
keluarga yang baru terbentuk ini beradaptasi dengan kecepatan yang tidak
masalah koping yang lebih besar karena usia dan tugas perkembangan
anggota dari sebuah sistem keluarga yang terdiri atas dua rumah tangga
(Yolanda, 2017).
2. Fungsi keluarga
Ada lima fungsi keluarga menurut (Friedman, 2010) dalam Yolanda 2017:
a. Fungsi afektif
utama orang dewasa dalam keluarga adalah fungsi afektif, fungsi ini
cara menjalankan fungsi dan memikul peran social orang dewasa seperti
peran yang di pikul suami-ayah dan istri-ibu. Status sosial atau pemberian
status adalah aspek lain dari fungsi sosialisasi. Pemberian status kepada
anak berarti mewariskan tradisi, nilai dan hak keluarga, walaupun tradisi
saat ini tidak menunjukan pola sebagian besar orang dewasa Amerika.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan makanan,
e. Fungsi ekonomi
cukup finansial, ruang dan materi serta alokasinya yang sesuai melalui
3. Struktur keluarga
peran, struktur nilai keluarga, proses komunikasi dan struktur kekuasaan dan
pengambilan keputusan.
a. Struktur peran.
Nilai keluarga adalah suatu system ide, perilaku dan keyakinan tentang
nilai suatu hal atau konsep yan secara sadar maupun tidak sadar mengikat
c. Proses komunikasi
pengerim dan penerima pesan yang baik isi maupun tingkat intruksi
pesan yang langsung dan jelas, serta kelarasan antara isi dan tingkai
intruksi.
Lain halnya menurut menurut Padila (2012) dalam Yolanda (2017), struktur
adalah :
a. Patrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
b. Matrilineal
Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
c. Matriloka
d. Patrilokal
e. Keluarga kawin
Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa
sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
Ada 5 pokok tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman (1998) dalam
secara tidak langsung menjadi perhatian keluarga dan orang tua.Sejauh mana
Ketika memberiakn perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, keluarga harus
perawatannya).
Ada tujuh peran perawat keluarga menurut Sudiharto (2012) dalam Yolanda (2017)
a. Sebagai pendidik
demikian, anggota keluarga yang sakit dapat menjadi “entry point” bagi perawatan
rumah secara teratur, baik terhadap keluarga berisiko tinggi maupun yang
keluarga.Pemahaman yang baik oleh keluarga terhadap hak dan kewajiban mereka
Perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga dan masyarakat untuk
g. Sebagai peneliti
kesehatan yang dialami oleh angota keluarga. Masalah kesehatan yang muncul
didalam keluarga biasanya terjadi menurut siklus atau budaya yang dipraktikkan
keluarga sebagai unit fungsional terkecil dan bertujuan memenuhi kebutuhan dasar
manusia pada tingkat keluarga sehingga tercapai kesehatan yang optimal untuk
menjadi optimal, setiap individu didalam keluarga tersebut memiliki karakter yang
kuat, tidak mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang sifatnya negative sehingga
perencanaan keluarga
bulan.Transisi ke masa menjadi orang tua adalah salah satu kunci menjadi
keluarga muda sebagai suattu unit yang stabil (menggabungkan bayi yang
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia
2½ tahun dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat
terdiri dari tiga sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-
Tahap ini dimulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam waktu penuh,
biasanya pada usia 5 tahun, dan diakhiri ketika ia mencapai pubertas, sekitar
memuaskan.
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau perjalanan
atau tujuh tahun, walaupun dapat lebih singkat jika anak meninggalkan
keluarga lebih awal atau lebih lama, jika anak tetap tinggal dirumah pada usia
lebih dari 19 atau 20 tahun. Tujuan utama pada keluarga pada tahap anak
jawab dan kebebasan remaja yang lebih besar dalam mempersiapkan diri
dari rumah orang tua dan berakhir dengan “kosongnya rumah”, ketika anak
terakhir juga telah meninggalkan rumah. Tugas keluarga pada tahap ini adalah
hubungan pernikahan, membantu orang tua suami dan istri yang sudah menua
dan sakit.
Merupakan tahap masa pertengahan bagi orang tua, dimulai ketika anak
kepuasan dan hubungan yang bermakna antara orangtua yang telah menua dan
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan pensiun salah satu
atau kedua pasangan, berlanjut sampai salah satu kehilangan pasangan dan
(Yolanda, 2017).
B. Konsep Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya
beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain
seperti penyakit saraf, ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah,
makin besar resikonya. (Amin & Hardhi 2015)Hipertensi atau tekanan darah tinggi
adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri
yang mengangkut darah dari jantung dan memompa keseluruh jaringan dan organ–
organ tubuh secara terus– menerus lebih dari suatu periode (Irianto, 2014).
darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg
(Muttaqin, 2012).
2. Patofisiologi Hipertensi
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula
jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari
melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
perifer bertanggungjawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia
ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada
3. Etiologi
yaitu:
dimulai sebagai proses labil (intermiten) pada individu pada akhir 30-an dan 50-an
dan secara bertahap “ menetap “ pada suatu saatdapat juga terjadi mendadak dan
konsumsi alkohol yang berlebihan, kopi, obat – obatan, faktor keturunan (Brunner
& Suddart, 2015). Sedangkan menurut Robbins (2017), beberapa faktor yang
berperan dalam hipertensi primer atau esensial mencakup pengaruh genetik dan
kurang, dan konsumsi garam dalam jumlah besar dianggap sebagai faktor eksogen
dalam hipertensi.
b. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal
obat, disfungsi organ, tumor dan kehamilan (Brunner & Suddart, 2015).
kartikosteroid.
Faktor-faktor resiko hipertensi yang tidak dapat diubah dan yang dapat diubah oleh
penderita hipertensi menurut Black & Hawks (2014) adalah sebagai berikut :
1) Riwayat keluarga
riwayat keluarga, beberapa gen berinteraksi dengan yang lainnya dan juga
lingkungan yang dapat menyebabkan tekanan darah naik dari waktu ke waktu.
Klien dengan orang tua yang memiliki hipertensi berada pada risiko hipertensi
hipertensi meningkat dengan usia 50-60 % klien yang berumur lebih dari 60
tahun memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Diantara orang dewasa,
pembacaan tekanan darah sistolik lebih dari pada tekanan darah diastolic karena
depan seperti penyakit jantung koroner, stroke, gagal jantung, dan penyakit
ginjal.
3) Jenis kelamin
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita sampai kira-kira
usia 55 tahun. Resiko pada pria dan wanita hamper sama antara usia 55 sampai
4) Etnis
akan tetapi peningkatannya dikaitkan dengan kadar rennin yang lebih rendah,
sensitivitas yang lebih besar terhadap vasopressin, tinginya asupan garam, dan
1) Diabetes mellitus
Hipertensi telah terbukti terjadi lebih dua kali lipat pada klien diabetes mellitus
2) Stress
respon stress.
3) Obesitas
Obesitas terutama pada tubuh bagian atas, dengan meningkatnya jumlah lemak
4) Nutrisi
pusat. Penelitan juga menunjukkan bahwa asupan diet rendah kalsium, kalium,
5) Penyalahgunaan obat
Merokok sigaret, mengosumsi banyak alcohol, dan beberapa penggunaan obat
dalam rokok sigaret serta obat seperti kokain dapat menyebabkan naiknya
5. Manifestasi Klinis
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina,
pada kasus berat edema pupil (edema pada diskus optikus ) (Brunner & Suddart,
2015).
vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai system organ yang divaskularisasi
tekana sistemik yang meningkat. Apabila jantung tidak mampu lagi menahan
peningkatan beban kerja, maka dapat terjadi gagal jantung kiri (Brunner &
Suddart, 2015).
Crowin (2000) dalam Wijaya & Putri (2013), menyebutkan bahwa sebagian
c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat,
6. Pemeriksaan Penunjang
hipokoagulabilitas, anemia.
hipertensi.
hipertensi.
(penyebab).
terjadinya hipertensi.
juga meningkat.
n. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit
konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini
7. Komplikasi
kerusakan arteri didalam tubuh sampai organ yang mendapat suplai darah dari arteri
tersebut. Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ-organ tubuh menurut Wijaya
a. Jantung
koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot
banyaknya cairang yang tetahan diparu maupun jaringan tubuh lain yang dapat
menyebabkan sesak nafas atau oedema. Kondisi ini disebut gagal jantung.
b. Otak
kerusakan system penyaringan didalam ginjal akibat lambat laun ginjal tidak
mampu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui
d. Mata
menimbulkan kebutaan.
8. Penatalaksanaan
tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Efektivitas setiap program ditentukan oleh
a. Terapi nonfamakologis
terdiri dari berbagai macam cara modifikasi gaya hidup sangat penting dalam
farmakologis terdiri dari berbagai macam cara modifikasi gaya hidup untuk
Radmarsarry, (2007) dalam Wijaya & Putri (2013), mengatasi obesitas juga
dapat dilakukan dengan melakukan diet rendah kolesterol namun kaya dengan
serat dan protein, dan jika berhasil menurunkan berat badan 2,5 – 5 kg maka
Radmarsarry (2007) dalam Wijaya & Putri (2013), konsumsi alkohol harus
kali lebih besar dari pada mereka yang tidak meminum berakohol.
Kaplan, (2006) dalam Wijaya & Putri (2013), Pertahankan asupan diet
potassium ( >90 mmol (3500 mg)/hari) dengan cara konsumsi diet tinggi buah
kentang dan diet rendah lemak dengan cara mengurangi asupan lemak jenuh
yang cukup.
5) Menghindari merokok
komplikasi pada pasien hipertensi seperti penyakit jantung dan stroke, maka
6) Penurunan Stress
7) Terapi pijat
Dalimartha (2008) dalam Wijaya & Putri (2013), pada prinsipnya pijat yang
diminalisir, ketika semua jalur energi tidak terhalang oleh ketegangan otot dan
b. Terapi farmakologis
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat
jantung menjadi lebih ringan. Contoh obat diuretik Kuat adalah Hidroklorotiazid,
diuretik Kuat adalah Furosemid, dan Torsemid, Contoh obat diuretik Hemat
(β-bloker) digunakan sebagai obat tahap pertama pada hipertensi ringan sampai
sedang terutama pada pasien dengan penyakit jantung koroner (khususnya sesudah
infark miokard akut). Beta bloker dapat menyebabkan bradikardia, blokade AV,
vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron. Selain itu degradasi bradikinin juga
AT1 terdapat terutama di otot polos pembuluh darah dan di otot jantung, AT2
terdapat dimedula adrenal mungkin juga di SSP. Pemberian obat ini akan
rangsangan saraf simpatis. Contoh obat golongan ini adalah Valsartan, Losartan,
5) Antagonis Kalsium
Antagonis kalsium menghambat influks kalsium pada sel otot polos pembuluh
ini di ikuti oleh reflek takikardia dan vasokonstriksi, terutama bila menggunakan
golongan dihidropiridin kerja pendek (nifedipin). Contah obat pada golongan ini
1. Pengkajian
masyarakat yang dilaksanakan pada orang baik sehat maupun sakit secara promotif,
a. Data umum
2) Tipe keluarga
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari kepala
keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu sosial ekonomi keluarga
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga ini.
mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan keluarga dari pihak suami dan istri.
c. Pengkajian lingkungan
ruang, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum yang
digunakan, tanda catyang sudah mengelupas, serta dilengkapi dengan denah rumah.
d. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan saling mendukung,
hubungan baik dengan orang lain, menunjukkan rasa empati, perhatian terhadap
perasaan.
2) Fungsi sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana anggota
cinta.
3) Fungsi keperawatan;
b) Status kesehatan
kesehatan, masalah kesehatan yang membuat kelurga rentan terkena sakit dan
dirumah.
e) Tindakan pencegahan secara medis :
Status imunisasi anak, kebersihan gigi setelah makan, dan pola keluarga dalam
mengkonsumsi makanan.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah : berapa jumlah
anak, apa rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga, metode
(Padila, 2012).
5) Fungsi ekonomi
e. Pemeriksaan fisik
digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik head to toe. Sebagai berikut :
cepat, tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan diastolik diatas 90 mmHg.
3) Review of sistem
a) B1 (breathing) ; sistem pernapasan sangat mendukung untuk mengetahui
inspeksi pada bentuk dada ditemukan bentuk dada phisis (panjang dan gepeng),
ditemukan kelainan dinding toraks, gerakan dinding tidak dan getaran yang
dirasakan tidak merata. Pada perkusi ditemukan penurunan suara paru atau
denyut apeks karena empisema terdapat thril jantung dan distensi vena
jugularis. Pada perkusi biasanya tetap normal pada bunyi redup tetapi
adanya sianosis perifer, ekspresi wajah yang gelisah, pusing, kesakitan dan
ptekie. Pada mata terdapat ikterus bilamana ada gagal jantung dan dilakukan
Penurunan haluaran urine merupakan temuan penting yang harus dikaji lebih
lanjut untuk menentukan apakah penurunan tersebut merupakan penurunan
produksi urine atau karena ketidakmampuan klien untuk buang air kecil.
Dareah suprapubik harus diperiksa terhadap adanya massa oval dan diperkusi
sebelum dan sesudah masuk rumah sakit, penurunan turgor kulit, kulit kering
f) B6 (Bone) : keluhan kelemahan fisik, pusing, dada rasa berdebar, sulit tidur
6. Permasalahan keluarga
kesehatan.
Merupakan gangguan pada waktu tidur terkait kualitas dan kualitas akibat
2. Kurang privasi
3. Restraint fisik
Untuk gejala dan tanda mayor data subjektifnya mengeluh sulit tidur,
pola tidur berubah serta mengeluh sering terjaga sedangkan data objektif
Indonesia (SIKI) pada tahun 2018 diagnosa yang pertama yaitu manajemen
Kesehatan tidak efektif untuk intervensi yang bisa diberikan yaitu edukasi
Kesehatan yang merupakan pengeloaan factor resiko penyakit dan perilaku hidup
1) Observasi
2) Terapeutik
3) Edukasi
dilarang
1) Observasi
psikologis
2) Terapeutik
3) Edukasi
4. Implementasi Keperawatan
1) Observasi
a) Mengidentifikasi kesiapan serta kemampuan klien untuk
2) Terapeutik
Kesehatan
Bersama
3) Edukasi
Kesehatan
yang dilarang
1) Observasi
maupun psikologis
2) Terapeutik
3) Edukasi
5. Evaluasi Keperawatan
berhasil jika kriteria hasil telah di tentukan tercapai. (TIM POKJA SLKI DPP
PPNI, 2019). Pada tahap ini dibutuhksn data subjektif yaitu data yang berisi
ungkapan, keluhan dari klien kemudian data objektif yang diperoleh dari
Berda
University Press.
Surabaya
Brunner dan Suddarth, 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. EGC. Jakarta
praktik. EGC.
Jakarta.
Media.
Yogyakarta
KDT.Jakarta
Berdasarkan