Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

USIA MADYA PENYESUAIAN PEKERJAAN DAN KELUARGA

Dosen Pengampu: Dra. Wahyu Murti Utami, M.Pd


Dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah
Perkembangan Dewasa Lansia

Disusun oleh:
1. M Arif Solihudin (22012041)
2. Rian Didi Fahrozi (22012045)
3. Agung Priyanto (22012058)

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PERSATUAN GURU


REPUBLIK INDONESIA WATES (IKIP PGRI WATES) FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI
BIMBINGAN & KONSELING
KULON PROGO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat, karunia dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul Usia
Madya Penyesuaian Pekerjaan dan Keluarga. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Perkembangan Dewasa Lansia. Penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada Ibu Dra. Wahyu Murti Utami, M.Pd. selaku dosen, dengan tugas makalah yang
diberikan ini dapat menambah ilmu dan wawasan bagi kami serta dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua orang.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dan semua pihak yang
telah membantu dalam pengerjaan makalah yang berjudul Usia Madya Penyesuaian
Pekerjaan dan Keluarga. Penulis menyadari apabila dalam penyusunan ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan sangat membantu
penulis dalam membuat makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Kulon Progo, 20 November 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................1
C. Tujuan.........................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Pengertian Usia Madya...............................................................................................2
B. Usia Madya penyesuaian Pekerjaan...........................................................................2
C. Usia Madya penyesuaian Keluarga............................................................................5
BAB III PENUTUP..............................................................................................................8
A. Kesimpulan.................................................................................................................8
B. Saran...........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa dewasa pertengahan (madya) atau yang disebut juga usia setengah baya dalam
terminologi kronologis yaitu pada umumnya berkisar antara usia 40 - 60 tahun, periode
panjang dalam rentang kehidupan manusia. Dimana pada usia ini ditandai dengan berbagai
perubahan fisik maupun mental (Hurlock, 1999: 320). Dimana individu merasa takut akan
terjadinya perubahanperubahan yang terjadi dalam dirinya terutama fisiknya. Perubahan-
perubahan itu akan berpengaruh terhadap penyesuaian yang harus dilakukan oleh individu
dewasa madya, dimana ia harus menerima bahwa kini kulitnya mulai keriput, timbulnya
uban, terjadinya menopause pada wanita, menurunnya fungsi pendengaran dan penglihatan
serta kondisi kesehatan yang semakin rentang akan 2 timbulnya penyakit. Lalu bagaimana
proses yang dilalui orang dewasa yang mengalami kecacatan dalam dirinya? tentunya hal ini
akan semakin menambah suatu permasalahan yang harus dilewati dalam periode kehidupan.
Manusia pada umumnya berharap dilahirkan dalam keadaan fisik yang normal dan sempurna,
memiliki tubuh yang lengkap namun tidak semua manusia memiliki kondisi tubuh normal
seperti yang diinginkan, karena adanya keterbatasan fisik yang tidak dapat kecacatan atau
kelainan pada fisiknya sehingga membuat mereka kesulitan melakukan berbagai aktivitas
yang disukai. Cacat tubuh terbagi atas berbagai macam yaitu tunanetra, tunarungu,
tunawicara dan tunadaksa. Masyarakat menyebut individu yang cacat tubuh sebagai
penyandang cacat.
B. Rumusan Masalah
Terdapat beberapa rumusan masalah dalam makalah ini antara lain sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan Usia Madya ?
2. Bagaimana Penyesuaian usia madya dalam pekerjaan ?
3. Bagaimana penyesuaian usia madya dalam keluarga ?

C. Tujuan
Terdapat beberapa tujuan dari mekalah ini diantaranya sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian dari usia madya
2. Untuk mengetahui penyesuaian usia madya dalam pekerjaan.
3. Untuk mengetahui penyesuaian usia madya dalam keluarga.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Usia Madya


Masa dewasa pertengahan (madya) atau yang disebut juga usia setengah baya dalam
terminologi kronologis yaitu pada umumnya berkisar antara usia 40 - 60 tahun, merupakan
periode yang panjang dalam rentang kehidupan manusia. Dimana pada usia ini ditandai
dengan berbagai perubahan fisik maupun mental (Hurlock, 1999 : 320)
Bahasa Periode Madya (Midlife) adalah rentang usia yang biasanya berkisarantara 40
hingga 60 tahun. Ini adalah fase dalam kehidupan di mana individu telah melewati masa
remaja dan masa dewasa awal, dan mereka mendekati atau telah mencapai pertengahan hidup
mereka.
Selama periode ini, banyak orang menghadapi perubahan dalam Berbagai aspek
kehidupan mereka, termasuk pekerjaan, keluarga, hubungan pribadi, dan kesehatan. Beberapa
orang mungkin mengalami "krisis pertengahan hidup" di mana mereka merenungkan
pencapaian mereka, mempertanyakan tujuan hidup, atau merasa tidak puas dengan arah hidup
mereka. Secara umum, periode ini juga ditandai dengan beberapa perubahan fisik dan
emosional. Fisik, beberapa orang mungkin mengalami penurunan kebugaran, peningkatan
kerentanan terhadap penyakit, atau perubahan hormonal. Secara emosional, individu mungkin
mengalami perubahan suasana hati, perasaan stres, atau peningkatan kekhawatiran tentang
masa depan.

B. Usia Madya Penyesuaian Pekerjaan


Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa
usia antara 40 – 60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya akan ditandai oleh perubahan
jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik,
sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat. Walaupun dewsa ini banyak yang
mengalami perubahan-perubahan tersebut lebih lambat daripada masa lalu, namun
garis batas tradisionalnya masih nampak. Meningkatnya kecenderungan untuk
pensiun pada usia 60an sengaja atau tidak sengaja usia 60an dianggap sebagai garis
batas antara usia lanjut dengan usia madya. Seperti halnya periode lain dalam rentang
kehidupan yang berbeda menurut tahap dimana perubahan fisik yang membedakan
usia madya dini pada satu batas, dan usia lanjut di batas lainnya. Menurut pepatah
kuno, seperti halnya buah apel, matangnya pun tidak pada waktu yang sama ada yang

2
bulan juli, ada yang bulan agustus, dan ada pula yang bulan oktober. Demikian halnya
dengan manusia.
1. Kepuasan Kerja
Greenberg dan Baron (2003) mendeskripsikan kepuasan kerja sebagai sikap
positif atau negatif yang dilakukan individu terhadap pekerjaan mereka. Robbin
(dalam Baron, 2003) menjelaskan kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap
pekerjaan seseorang yang menunjukan perbedaan antara jumlah penghargaan
yang diterima pekerja dan jumlah yang mereka yakini seharusnya mereka terima.
Faktor penentu kepuasan kerja, yaitu:
a. Gaji/Upah
Kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolute dari gaji yangditerima,
derajat sejauh mana gaji memenuhi harapan-harapan tenaga kerja dan bagaimana
gaji diberikan. Selain untuk pemenuhan kebutuhan dasar, uang juga merupakan
simbol dari pencapaian, keberhasilan dan pengakuan/penghargaan.
Berdasarkan teori keadilan Adams, orang yang menerima gaji yang
dipersepsikan terlalu kecil atau terlalu besar akan mengalami ketidakpuasan. Jika
gaji dipersepsikan adil berdasarkan tuntutan-tuntutan pekerjaan, tingkat
ketermpilan individu dan standar gaji yang berlaku untuk kelompok pekerjaan
tertentu maka akan ada kepuasan kerja. Jika dianggap gaji terlalu rendah, pekerja
akan merasa tidak puas. Tapi jika gaji dirasakan terlalu tinggi, pekerja tidak lagi
tidak puas, artinya tidak ada dampak pada motivasi kerjanya. Gaji atau imbalan
akan mempunyai dampak terhadap terhadap motivasi kerja seseorang jika
besarnya imbalan disesuaikan dengan tinggi prestasi kerjanya.
b. Kondisi Kerja
Bekerja dalam ruangan atau tempat kerja yang tidak menyenangkan akan
menurunkan semangat untuk bekerja. Oleh karena itu perusahaan harus membuat
kondisi kerja yang nyaman dan menyenangkan sehingga kebutuhan-kebutuhan
fisik terpenuhi dan menimbulkan kepuasan kerja.
c. Hubungan Kerja
 Hubungan dengan Rekan Kerja
Ada tenaga kerja yang dalam menjalankan pekerjaannya memperoleh
masukan dari tenaga kerja lain. Hubungan antara pekerja adalah hubungan
ketergantungan sepihak yang berbentuk fungsional.

3
Kepuasan kerja yang ada timbul karena mereka dalam jumlah tertentu
berada dalam satu ruangan kerja sehingga dapat berkomunikasi. Dalam
kelompok kerja di mana para pekerjanya harus bekerja sebagai satu tim,
kepuasan kerja mereka dapat timbul karena kebutuhan-kebutuhan tingkat
tinggi mereka seperti harga diri, aktualisasi diri dapat dipenuhi dan
mempunyai dampak pada motovasi kerja mereka.
 Hubungan dengan Atasan
Kepemimpinan yang konsisten berkaitan dengan kepuasan kerja adalah
tenggang rasa. Hubungan fungsional mencerminkan sejauh mana atasan
membantu tenaga kerja untuk memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting
bagi tenaga kerja. Hubungan keseluruhan didasarkan pada keterkaitan antara
pribadi yang mencerminkan sikap dasar dan nilai-nilai yang serupa, misalnya
keduanya mempunyai pandangan hidup yang sama.
Tingkat kepuasan kerja yang paling besar dengan atasan adalah jika
kedua jenis hubungan adalah positif. Atasan yang memiliki ciri pemimpin
yang transformasional, maka tenaga kerja akan meningkat motivasinya dan
sekaligus merasa puas dengan pekerjaannya.
2. Perubahan karir pada paruh kehidupan
Pengalaman perubahan karir di paruh kehidupan digambarkan sebagai titik
perubahan di masa dewasa. Satu aspek dari periode paruh kehidupan melibatkan
penyesuaian harapan yang ideal pada kemungkinan realistik dipandang dari berapa
waktu yang tersisa di sebuah jabatan. Orang tengah baya mungkin memfokuskan pada
berapa banyak waktu yang tersisa sebelum pensiun dan kecepatan mereka mencapai
tujuan pekerjaan mereka (Baron, 2003).Perubahan kondisi bekerja yang
mempengaruhi pekerja berusia madya yaitu:
a. Sikap sosial yang tidak menyenangkan
Pekerja yang tua biasanya dihargai karena keterampilannya yang didapat dari
pengalaman bertahun-tahun, namun belakangan ini banyak yang menilai mereka
terlalu tua untuk mempelajari keterampilan baru.
b. Strategi perekrutan karyawan
Pekerja usia madya lebih sulit mendapat pekerjaan daripada yang usia muda,
sehingga sangat riskan untuk beralih pekerjaan.
c. Meningkatkan penggunaan otomatisasi

4
Pekerjaan yang diotomatisasikan memerlukan tingkat intelegensi yang tinggi,
memerlukan banyak latihan, dan kecepatan yang besar. Hal ini menimbulkan efek
bagi usia madya yang memiliki tingkat intelegensi rendah, dengan pelatihan untuk
bagian kerja khusus, atau yang kesehatannya akan menyebabkan mereka bekerja
lambat.
d. Kerja kelompok
Usia madya lebih sulit untuk bekerjasama dengan teman-temannya daripada
usia yang lebih muda.
e. Peranan istri
Istri sebagai penasehat suami dalam menghadapi berbagai masalah pekerjaan.
f. Masa pensiun wajib
Masa ini berlangsung antara pertengahan sampai akhir usia 60-an.
Kesempatan untuk mendapat promosi sangat kecil dan kesempatan untuk mendapat
pekerjaan juga sangat kecil.
g. Kekuasaan bisnis besar
Karyawan usia madya yang perusahaannya bersatu dengan perusahaan lain
tahu bahwa tidak ada tempat baginya dalam organisasi baru tersebut. Hal ini dapat
terjadi khususnya dalam bidang manajemen.
h. Relokasi
Terjadi saat karyawan yang berusia madya harus pindah untuk
mempertahankan pekerjaan dan mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri
dengan lokasi baru.
3. Penyesuaian Pekerjaan Pria dan Wanita pada Fase Dewasa Madya
Biasanya, prestasi keberhasilan tertinggi bagi pria diperoleh pada waktu usia
empat puluhan dan awal lima puluhan. Pada masa itu pekerja tidak hanya dapat
mencapai puncak status dalam jenjang organisasi saja tetapi juga pendapatannya
mencapai angka tertinggi. Pria berusia madya secara kelompok lebih puas dengan
pekerjaannya, daripada mereka yang relative masih muda sebagian karena bagi orang
usia muda mempunyai pekerjaan saja sudah menyenangkan dan sebagian lagi karena
mereka mempunyai pekerjaan yang lebih baik dari pada pekerjaan yang mereka
punyai waktu masih muda.
Bagaimanapun juga ada beberapa pria yang berusia madya yang telah
mencapai puncak statusnya dalam kerjaannya tetapi masih juga belum puas. Dalam
kondisi seperti ini, beberapa dari mereka berusaha mencari pekerjaan yang lebih

5
mereka sukai dan bagi sebagian pria lain tidak sekedar berganti pekerjaan saja, tetapi
ada juga yang berganti profesi.
Ketidakmantapan pekerjaan pada awal usia 40-an diakibatkan oleh beberapa
faktor. Salah satu faktor yang terpenting keresahan, berakhirnya tanggungjawab untuk
membiayai anak-anak, yang membebabaskan mereka dari beban yang dipikul
bertahun-tahun, dan kesadaran bahwa jika mereka ingin merubah pekerjaan harus
dilakukan saat ini juga atau sama sekali tidak beralih profesi.
Jumlah wanita usia madya dalam profesi, bisnis, dan industri meningkat,
masalah penyesuaian diri mereka juga bertambah. Salah satu masalah utama
menyangkut kesamaan dengan pria dalam perekrutan, promosi, dan gaji. Sebagian
wanita, melihat pelatihan dan kemampuan mereka, merasa sulit mendapat pekerjaan
dan dipromosikan daripada pria.Bidang kerja wanita biasanya tidak memperoleh
persaingan yang berat dari pria, karena kondisi tersebut banyak wanita usia madya
tidak hanya merasa tidak puas dengan pekerjaannya. Tetapi mereka juga tidak kerasan
pada satu jenis pekerjaan yang sesuai dengan usianya. Beberapa dari mereka
khususnya yang mempunyai pekerjaan atau jabatan penting, memutuskan untuk
mengganti pekerjaan dan karir setelah mencapai usia madya.
4. Penilaian terhadap Penyesuaian Pekerjaan
Penyesuaian terhadap pekerjaan pada usisa madya, dapat dinilai dari tingkat
keberhasilan yang dicapai pria dan wanita dalam pekerjaan mereka dan dari tingkat
kepuasan yang diperoleh.
a. Pretasi, pekerja usia madya menikmati tingkat keberhasilannya (mendapat
pendapatan prestise, wewenang dan otonomi yang diharapkan). Masih banyak pula
pekerja lain yang merasa berhasil dalam arti bahwa mereka telah berbuat yang terbaik
dengan kemampuannya tapi menilai gagal karena belum mencapai apa yang
diinginkan di masa muda.
b. Kepuasan, pada usia 60-an biasanya terjadi penurunan kepuasan pada pria,
dikarenakan merasa memiliki kemungkinan yang kecil untuk berprestasi meskipun
sudah bekerja keras. Kepuasan kerja juga menurun.
c. Pekerjaannya, pada masa dewasa madya seseorang menunjukan sikap tidak suka pada
pekerja yang lebih muda. Tidak ada dari faktor tersebut yang menunjang rasa puas
terhadap pekerjannya.Wanita usia madya mengalami kegagalan mencapai prestasi dan
kepuasan kerja. Ketidakpuasan kerja dapat terjadi oleh berbagai faktor sama halnya
dengan pria, tetapi hal tersebut semakin diintensifkan dengan ketidaksamaan dalam

6
kesempatan untuk pengembanganh asil. Anggota kelompok minoritas pria maupun
wanita mengalami kekecewaan terhadap pekerjaannya, sedang alasannya samadengan
yang dikemukakan oleh kelompok wanita.

d. Usia Madya Penyesuaian Keluarga


Penyesuan terhadap keluarga di usia madya sangat kompleks, individu pada
usia madya akan menghadapi keluarga yang semakin dewasa dan semakin banyak
jumlah. Penyesuaian terhadap perubahan keluarga dalam usia madya sering dipersulit
oleh sejumlah faktor yaitu:
1. Perubahan fisik
Perubahan fisik pada usia madya merujuk pada perubahan-perubahan yang terjadi
pada tubuh seseorang selama periode usia pertengahan, yang biasanya mencakup
rentang usia 40-an hingga 60-an.
2. Hilangnya peran sebagai orang tua
Hilangnya peran sebagai orang tua dalam usia madya dapat mengacu pada beberapa
perubahan dan tantangan yang dialami oleh orang tua ketika anak-anak mereka
menjadi mandiri atau meninggalkan rumah. Proses ini sering disebut sebagai "empty
nest syndrome" atau sindrom sarang kosong.
3. Kurangnya persiapan
Kurangnya persiapan dalam usia madya dapat merujuk pada berbagai aspek
kehidupan di mana seseorang mungkin tidak mempersiapkan dirinya dengan baik
untuk tantangan atau perubahan yang terjadi selama periode ini.
4. Kekecewaan terhadap perkawinan
Kekecewaan terhadap perkawinan dalam usia madya dapat muncul karena berbagai
alasan, dan ini bisa menjadi tantangan emosional yang signifikan. Beberapa faktor
yang dapat menyebabkan kekecewaan terhadap perkawinan pada usia madya
melibatkan:
a. Ketidaksesuaian Harapan: Seiring berjalannya waktu, pasangan dapat memiliki
harapan-harapan yang berbeda terkait dengan perkawinan. Jika harapan-harapan
ini tidak sejalan atau tidak dipahami dengan baik oleh kedua belah pihak,
kekecewaan dapat timbul.
7
b. Komunikasi yang Buruk: Kurangnya komunikasi yang efektif antara pasangan
dapat menyebabkan ketidakpahaman dan kekecewaan. Kesulitan untuk
mengungkapkan perasaan, kebutuhan, atau ekspektasi dapat merusak hubungan.
c. Krisis Identitas: Pada usia madya, beberapa orang dapat mengalami krisis
identitas di mana mereka mulai mempertanyakan nilai-nilai, tujuan, atau
kebahagiaan dalam perkawinan mereka. Ini dapat memicu kekecewaan terhadap
arah perkawinan.

Beberapa masalah penyesuaian yang harus dihadapi oleh suami dan istri dalam
kehidupan keluarganya adalah bersifat pribadi, sedangkan malah yang bersifat universal
sebagai produk dari kebudayaan tempat orang dibesarkan.

1. Penyesuaian terhadap perubahan peran


Pada waktu anak anak mulai meninggalkan rumah untuk studi ataupun
menikah dan mencari pekerjaan orang tua harus mengahadapi masalah penyesuaian
kehidupan yang biasa disebut dengan " sarang kosong perubahan peran yang perlu
dilakukan pada periode sarang kosong dalam keluarga lebih banyak memengaruhi
wanita dari pada pria.

2. Penyesuaian diri dengan pasangan


Dengan berakhirnya tanggung jawab sebagai orang tua,sekali lagi suami dan
istri menjadi saling bergantung satu sama lain.berhasil tidaknya perubahan pola
hubungan tersebut dipengaruhi oleh seberapa baik penyesuaian yang mereka lakukan
pada waktu peranan mereka sebagai orang tua di anggap lebih penting dari pada
peranan suami istri.

3. Penyesuaian seksual
Banyak bukti yang menunjukkan bahwa dewasa ini seks merupakan faktor
yang penting bagi kepuasan pasangan perkawinan yang berusia madya, sepenting
mereka yang berusia dewasa dini.ada beberapa penyebab dari penyesuaian seksual
yang buruk :
a. Karna keinginan untuk melakukan hubungan seksual bagi pria berbeda dengan
wanita pada usia tersebut.

8
b. Penyesuaian seksual yang buruk sering terjadi apabila pria menjadi kehilangan
gairah dan keperkasaan seksualnya.
c. Selama usia empat puluhan dan usial lima puluhan hambatan seksual bagi wanita
hilang gairah seksual lebih besar.

4. Penyesuaian terhadap pihak pasangan


Ada dua jenis penyesuaian baru terhadap pihak sanak saudara istri atau suami
yang harus dilakukan selama usia tengah baya.
a. Penyesuaian anak dengan dengan sanak saudara
b. Merawat orang tua yang sudah usia lanjut

5. Penyesuian diri dengan masa kakek/nenek


Dengan adanya kecenderungan para pasangan untuk menikah pada usia yang
lebih dini, banyak pria dan wanita menjadi kakek dan nenek sebelum usia madya nya
berakhir.kenyataan, beberapa pria dan wanita menjadi kakek nenek sebelum usia
madya dimulai.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa dewasa pertengahan (madya) atau yang disebut juga usia setengah baya
dalam terminologi kronologis yaitu pada umumnya berkisar antara usia 40 - 60 tahun,

9
periode panjang dalam rentang kehidupan manusia. Dimana pada usia ini ditandai
dengan berbagai perubahan fisik maupun mental (Hurlock, 1999: 320).
Dimana individu merasa takut akan terjadinya perubahanperubahan yang
terjadi dalam dirinya terutama fisiknya. Perubahan- perubahan itu akan berpengaruh
terhadap penyesuaian yang harus dilakukan oleh individu dewasa madya, dimana ia
harus menerima bahwa kini kulitnya mulai keriput, timbulnya uban, terjadinya
menopause pada wanita, menurunnya fungsi pendengaran dan penglihatan serta
kondisi kesehatan yang semakin rentang akan 2 timbulnya penyakit.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, masih terdapat kekurangan terutama dari
sumber referensi dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan pemahaman mengenai Usia Madya Penyesuaian Pekerjaan dan
Keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Putri, S. A. (2012, september 3). Karir Dan Pekerjaan Di Masa Dewasa Awal Dan Dewasa Madya.
Retrieved from ejournal: https://www.unaki.ac.id/ejournal/index.php/majalah-ilmiah-
informatika/article/view/81/119
Satriyanto, M. D., & Parnawi, A. (2023, Mei 29). Periode Dewasa Madya. Retrieved from Edupedia:
https://sg.docs.wps.com/l/sINaD2eU1u9nrqgY?v=v2

10

Anda mungkin juga menyukai