Anda di halaman 1dari 17

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA TULISAN TENANT

PUJASERA TOKO PROGO DAN TERAS MALIOBORO


YOGYAKARTA
(KAJIAN FONOLOGI)

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Analisis Kesalahan
Berbahasa yang Diampu oleh Muncar Tyas Palupi, M.Hum.

Disusun Oleh:
Puspita Wulan (20144800010)
Kelas H

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2023

i
KATA PENGANTAR

Berkat hidayah dan karunia dari Tuhan Yang Maha Pencipta, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini terkait analisis kesalahan berbahasa dengan baik dan tanpa kendala
apapun.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya kepada pihak
yang telah membantu sekaligus memberi dukungan dalam penulisan makalah ini, terutama
dosen pengajar ibu Muncar Tyas Palupi, M.Hum, kedua orang tua dan teman-teman
seperjuangan.

Makalah berjudul “Analisis Kesalahan Berbahasa pada Tulisan Tenant Pujasera Toko
Progo dan Teras Malioboro Yogyakarta (Kajian Fonologi)” ini disusun untuk memenuhi tugas
akhir semester enam mata kuliah Analisis Kesalahan Berbahasa.

Penulis memohon maaf apabila masih terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini,
baik secara materi maupun penyampaian karya tulis ini. Penulis juga menerima kritik serta
saran yang membangun dari pembaca agar dapat membuat makalah lebih baik di kesempatan
selanjutnya. Penulis berharap makalah ini memberikan manfaat wawasan atau inspirasi bagi
pembaca.

Yogyakarta, 26 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA TULISAN TENANT PUJASERA TOKO


PROGO DAN TERAS MALIOBORO YOGYAKARTA .......................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ............................................................................................................. 2
BAB II........................................................................................................................................ 3
LANDASAN TEORI ................................................................................................................. 3
A. Kesalahan Berbahasa ......................................................................................................... 3
B. Terjadinya Kesalahan dalam Berbahasa ............................................................................ 3
C. Kesalahan Berbahasa Pada Tataran Fonologi .................................................................... 4
BAB III ...................................................................................................................................... 6
METODE PENELITIAN ........................................................................................................... 6
BAB IV ...................................................................................................................................... 7
HASIL PENELITIAN................................................................................................................ 7
A. Lokasi Penelitian ............................................................................................................... 7
B. Hasil Penelitian .................................................................................................................. 7
C. Pembahasan ...................................................................................................................... 7
BAB V ..................................................................................................................................... 13
PENUTUP................................................................................................................................ 13
A. Simpulan.......................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesalahan berbahasa dengan bahasa saling berkaitan satu sama lain. Kesalahan berbahasa
atau dapat dikatakan pelanggaran dalam bertutur ialah perihal yang sudah mengakar dan
menyatu di kehidupan sehari-hari. Karena masyarakat di Indonesia disebut sebagai masyarakat
bilingual. Maka kadangkala bahasa lisan yang telah mengakar dan menyatu di kehidupan
sehari-hari terbawa dan dapat mengakibatkan kesalahan. Seperti pendapat Yanti (2019)
kesalahan berbahasa adalah perihal yang telah menyatu dengan penggunaan bahasa baik secara
verbal maupun non-verbal. Kesalahan berbahasa dapat terjadi oleh siapun, seperti anak-anak,
orang tua, bahkan warga negara asing yang tengah belajar bahasa Indonesia. Kesalahan
berbahasa ialah pemakaian bahasa verbal maupun non-verbal yang tidak sesuai dengan norma
kemasyarakatan, faktor komunikasi, serta penggunaan kaidah bahasa Indonesia (Setyawati,
2010). Jadi, secara garis besar kesalahan berbahasa dapat disimpulkan sebagai kesalahan ketika
bertutur lisan maupun tulisan yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

Kesalahan berbahasa dapat terjadi secara lisan maupun tulisan, seperti pada tulisan tenant
pujasera (pusat jajanan serba ada) di pusat belanja Toko Progo yang beralamat di jalan
Suryotomo, Ngupasan, Gondomanan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu, kesalahan
berbahasa juga dapat ditemukan di tenant pujasera Teras Satu Malioboro yang beralamat di
jalan Margo Mulyo, Ngupasan, Gondomanan, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penulis tertarik
untuk meneliti kesalahan berbahasa pada kedua tempat tersebut karena faktanya masih ada
beberapa tulisan di tenant pujasera kawasan Yogyakarta yang terdapat kesalahan. Hal tersebut
dapat dikarenakan faktor bahasa ibu serta bahasa lisan yang telah mengakar sejak dahulu di
kehidupan sehari-hari.

Penelitian mengenai kesalahan berbahasa pernah dilakukan sebelumnya (2021) oleh Ni


Made Emi N, Daroe I, Luh Putu Ema N, dan Adinda Febryan Permata P, dengan jurnalnya
berjudul “Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia Pada Kemasan Produk”. Hasil dari
penelitiannya ialah ditemukan penyimpangan pemberian nama produk makanan yang
menyimpang tataran fonologi.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Ilma Dzina Setyowati, Erlina Sulistiyawati, dan Gema
Rifa Cahyaningrum yang berjudul “Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Fonologi Dalam
Laporan Hasil Observasi Siswa”. Penelitian tersebut menghasilkan pendeskripsian mengenai

1
kesalahan berbahasa pada tataran fonologi berupa kesalahan penggunaan huruf kapital, tanda
baca, pemakaian preposisi, penulisan kata dasar, penghilangan fonem, dan faktor penyebab
kesalahan berbahasa pada siswa SMK N 1 Karanganyar dalam penulisan laporan hasil
observasi (LHO).

Berdasarkan latar belakang, peneliti melakukan analisis terhadap kesalahan berbahasa


yang terdapat di tenant pusat belanja. Tujuannya ialah untuk menjelaskan mengenai kesalahan
berbahasa yang masih dapat dijumpai pada penulisan tenant pujasera toko belanja.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah, sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan kesalahan berbahasa?


2. Mengapa dapat terjadi kesalahan berbahasa?
3. Bagaimana hasilnya? Seperti apakah kesalahan berbahasa pada tenant pujasera
kawasan toko progo dan teras satu Malioboro Yogyakarta?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui mengenai kesalahan berbahasa;


2. Untuk mengetahui terjadinya kesalahan dalam berbahasa;
3. Untuk mengetahui hasil dari adanya kesalahan berbahasa pada tenant pujasera kawasan
toko progo dan teras satu Malioboro Yogyakarta.

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini, sebagai berikut:

1. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Diharapkan hasil penelitian ini bisa menjadi tambahan wasan, informasi, serta
acuan sebagai pengembangan penelitian yang bersangkutan mengenai analisis
kesalahan berbahasa khususnya dalam tataran fonologi pada tenant, baliho, gerai, dan
lainnya.
b. Manfaat Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam bidang analisis
kesalahan berbahasa bagi peneliti maupun pembaca.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kesalahan Berbahasa
Kesalahan dalam berbahasa atau bertutur masih terjadi dikalangan anak-anak maupun
orang dewasa dan hal tersebut dapat terjadi dimanapun. Misalnya ketika sedang berinteraksi,
berpidato, menulis di media sosial, dan lainnya. Istilah kesalahan berbahasa dapat dikatakan
sebagai kekhilafan atau error (Huda, 1981). Berbeda dengan pendapat Supriani dan Ida
(2016:70), kesalahan berbahasa adalah pemakaian suatu bentuk tuturan berbagai unsur
kebahasaan yang meliputi kata, frasa, klausa, dan kalimat yang menyimpang dari kaidah
kebahasaan. Setyawati (2010:15) mengemukakan bahwa kesalahan berbahasa adalah
penggunaan bahasa baik lisan maupun tulisan yang menyimpang dari faktor penentu dalam
komunikasi atau menyimpang norma sosial serta menyimpang aturan tata bahasa Indonesia.

Dari istilah atau pengertian beberapa ahli mengenai kesalahan berbahasa dapat
disimpulkan bahwa kesalahan berbahasa adalah kesalahan atau hal yang menyimpang dari
kaidah kebahasaan ketika menggunakan bahasa baik lisan dan tulisan.

B. Terjadinya Kesalahan dalam Berbahasa


Ketika bertutur tanpa sadar setiap individu mengalami kesalahan penggunaan bahasa.
Masih sering ditemui masyarakat Indonesia ketika berkomunikasi secara lisan maupun tulisan,
mencampurkan bahasa ibu dengan bahasa Indonesia. Kesalahan berbahasa dapat terjadi karena
intervensi bahasa pertama terhadap bahasa kedua. Tarigan (1997), menyatakan bahwa dalam
pengajaran bahasa, kesalahan berbahasa dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut
meliputi kurikulum, guru, pendekatan, pemilihan bahan ajar, serta cara pengajaran bahasa yang
kurang tepat.

Corder (1974) menyatakan istilah dalam wilayah kesalahan berbahasa diantaranya yakni
Lapses, Error, dan Mistake. Sementara, Burt dan Kiparsky (dalam Syafi’ie, 1984)
mengemukakan istilah kesalahan berbahasa dengan goof, goofing, dan gooficon. Istilah Corder
mempunyai domain yang berbeda dalam sudut pandang kesalahan berbahasa. Lapses adalah
kesalahan berbahasa yang timbul akibat penutur beralih cara untuk menyatakan sesuatu
sebelum seluruh tuturan (kalimat) selesai diterangkan seperangkatnya. Kesalahan berbahasa
ini terjadi karena ketidaksengajaan dan tanpa disadari penuturnya. Error adalah kesalahan
berbahasa yang timbul akibat penutur melanggar kaidah tata bahasa. Biasanya penutur
mempunyai kaidah tata bahasa yang berbeda dari tata bahasa lain. Oleh sebab itu, terjadinya

3
kesalahan berbahasa akibat dari penutur yang tidak menggunakan kaidah bahasa yang benar.
Mistake adalah kesalahan berbahasa yang timbul akibat penutur tidak tepat dalam memilih
ungkapan dalam kondisi atau situasi tertentu.

Sementara untuk Burt dan Kiparsky membedakan kesalahan berbahasa dengan menyebut
goof, gooficon, dan goofing. Goof bermakna untuk kesalahan berbahasa dalam kalimat,
gooficon bermakna jenis kesalahan berbahasa kegramatikaan, dan goofing bermakna sebagai
keseluruhan kesalahan berbahasa dari goof dan gooficon. Kesalahan berbahasa dapat terjadi
dalam tataran linguistik. Kesalahan tersebut dapat meliputi kesalahan dalam tataran morfologi,
fonologi, sintaksis, wacana dan semantik (Nurhadi, 1990). Kesalahan berbahasa pada bahasa
Indonesia dapat terbagi berdasarkan tingkat linguistik (taksonomi linguistik) berdasar pada
kegiatan bahasa, cara atau jenis bahasa yang dipergunakan dapat berupa kesalahan berbahasa
lisan serta tulisan (Tarigan dan Setyawati, 2010:19).

Empat jenis kesalahan berdasarkan taksonomi komparatif diantaranya ialah (1) kesalahan
interlingual disebut juga kesalahan interferensi, yakni kesalahan yang bersumber (akibat) dari
pengaruh bahasa pertama terhadap bahasa kedua; (2) kesalahan intralingual adalah kesalahan
akibat perkembangan. Kesalahan berbahasa bersumber dari penguasaan bahasa kedua yang
belum memadai; (3) kesalahan ambigu adalah kesalahan berbahasa merefleksikan kesalahan
interlingual serta intralingual; dan (4) kesalahan unik merupakan kesalahan bahasa yang tidak
dapat dideskripsikan berdasarkan tataran kesalahan interlingual dan intralingual, kesalahan
tidak dapat dilacak dari bahasa pertama dan bahasa kedua.

C. Kesalahan Berbahasa Pada Tataran Fonologi


I. Fonologi

Fonologi merupakan bidang linguistik yang mempelajari, menganalisis, dan


membicarakan runtunan bunyi-bunyi bahasa (Chaer, 2014:102). Fonologi secara etimologi
berasal dari kata fon yang berarti bunyi, dan logi yang bermakna ilmu. Fonologi secara hierarki
satuan bunyi yang menjadi objek kajiannya ialah fonetik dan fonemik. Fonetik merupakan
cabang fonologi yang mempelajari bunyi bahasa tanpa memperhatikan apakah bunyi tersebut
memiliki fungsi sebagai pembeda makna atau tidak (Chaer, 2014:103). Sementara, untuk
fonemik merupakan cabang studi fonologi yang mempelajari serta memperhatikan fungsi dari
bunyi sebagai pembeda makna.

Kesalahan berbahasa pada bidang fonologi dapat terjadi dikarenan perubahan pelafalan
fonem, penambahan fonem, penghilangan fonem, penulisan, serta kesalahan pada singkatan

4
atau penjedaan dalam kata maupun kalimat. Tarigan (1998:55) mengemukakan pendapat
mengenai, kesalahan berbahasa yang terjadi pada tataran fonologi dapat terjadi karena adanya
perubahan bunyi diftong menjadi bunyi tunggal.

5
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang bertujuan memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian (Meleong, 2007).
Dengan metode deskriptif, penelitian ini mendeskripsikan hasil temuan data tanpa melibatkan
angka. Sumber data yang digunakan berupa data foto tenant pujasera di kawasan toko progo
dan teras satu malioboro yang terdapat penulisan kesalahan berbahasa. Teknik pengumpulan
data yang digunakan adalah teknik catat dengan melakukan analisis kesalahan berbahasa pada
tenant pujasera.

Peneliti memulai penelitian ini dengan mengumpulkan data. Lalu menganalisis kesalahan
berbahasanya dengan berpedoman dari berbagai sumber referensi. Kemudian
mengorganisasikan kesalahan berbahasa pada tenant pujasera dalam bentuk uraian dan disertai
dengan gambar atau foto dari tenant pujasera. Lalu peneliti mengemukakan alternatif
pembenaran pada kesalahan berbahasa.

6
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dua tempat yang berbeda. Hal tersebut guna membandingkan
persamaan dan perbedaan mengenai, adakah kesalahan berbahasa pada tenant pujasera. Tempat
penelitian yang pertama berlokasi di kawasan Toko Progo (Jalan Suryotomo, Ngupasan,
Gondomanan, Daerah Istimewa Yogyakarta). Tepatnya di lantai satu area pujasera. Penelitian
tersebut dilakukan pada tanggal 13 Mei 2023. Sedangkan, penelitian yang dilakukan di
kawasan teras satu Malioboro (Jalan Margo Mulyo, Ngupasan, Gondomanan, Daerah Istimewa
Yogyakarta) dilakukan pada tanggal 29 Mei 2023.

B. Hasil Penelitian
Penelitian ini menghasilkan data yang berupa data gambar atau foto tenant pujasera di
kedua tempat (toko progo dan teras satu malioboro). Hasil penelitian menghasilkan data
sejumlah 5 tenant di pujasera toko progo ditemukan kesalahan berbahasa. Sedangkan, data
yang ditemukan di teras satu malioboro sejumlah 2 tenant yang terdapat kesalahan penulisan.
Jadi, total secara keseluruhan ada 7 data tenant yang ditemukan kesalahan berbahasa.

C. Pembahasan
Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pemakaian bahasa Indonesia pada tulisan
tenant pujasera di kawasan Toko Progo dan Teras Satu Malioboro Yogyakarta. Penelitian ini
menganalisis kesalahan berbahasa meliputi kesalahan huruf, singkatan, khususnya pada tataran
fonologi. Berikut pembahasannya,

7
Pada penulisan tenant pujasera di atas terdapat
kesalahan dalam penulisan kata baku menjadi kata
tidak baku, yakni pada penulisan kata grobak.
Pembenaran pada penulisan yang benar adalah
gerobak. Karena kata grobak merupakan bentuk
kata yang tidak baku dari gerobak. Kata baku
bersumber dari Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) atau dapat dikatakan kata yang telah benar
sesuai aturan ataupun ejaan kaidah bahasa
Indonesia. Selain itu, kesalahan pada kata grobak
ialah terdapat pengurangan fonem /e/. Fonem

Tenant Toko Progo. Dokumen Pribadi 1 merupakan satuan terkecil yang tidak dapat berdiri
sendiri. Maka yang benar ialah gerobak (alat berupa
Data 1
kotak besar beroda dua, tiga, atau empat untuk
mengangkut sesuatu).
Pada data 1 ditemukan juga kesalahan penulisan
pada kata steak, alternatif pembenaran pada tulisan
tersebut sesuai KBBI ialah steik (daging hewani
yang dipotong lebar kurang lebih sebesar telapak
tangan, lalu dibumbui lada dan garam atau bumbu
lainnya, kemudian dipanggang dengan mentega).
Pada penulisan tenant pujasera di atas terdapat
kesalahan dalam penulisan kata mie. Kata mie dapat
termasuk kesalahan berbahasa pelafalan pada
tataran fonologi, hal tersebut karena terjadi
kesalahan penulisan penambahan fonem vokal
(a,i,u,e,o). Penambahan fonem vokal pada penulisan
tenant tersebut adalah penambahan fonem vokal /e/.
Sehingga membuat kata mi berubah menjadi mie.
Dalam KBBI penulisan mie adalah penulisan ejaan
tidak baku, kata bakunya ialah mi. Dalam KBBI mi
merupakan bahan makanan dari tepung terigu,

Tenant Toko Progo. Dokumen Pribadi 2 bentuknya seperti tali, biasanya dimasak dengan

8
Data 2 cara digoreng atau direbus, diberi daging, sayuran,
dan sebagainya. Jadi, penulisan yang benar ialah mi.

Kesalahan berbahasa pada tulisan tenant adalah


kata cabe. Pada data tersebut kata cabe seharusnya
penulisan yang benar sesuai kaidah bahasa
Indonesia ialah cabai. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia cabai merupakan tanaman perdu yang
buahnya berbentuk bulat panjang dengan ujung
meruncing, bila sudah tua berwarna merah
kecokelatan atau hijau tua, berisi banyak biji yang
rasanya pedas. Selain itu, pada kata cabai seringkali
fonem /ai/ diucapkan menjadi /e/. Maka dari itu,
masyarakat masih kerap melafalkan atau
menulisakan kata cabai menjadi cabe. Sehingga
Tenant Toko Progo. Dokumen Pribadi 3
penulisan yang benar adalah cabai.
Data 3 Selain itu, kesalahan berbahasa pada penulisan
kata mBleDozZ. Dalam KBBI kata tersebut tidak
mempunyai makna. Namun, jika yang dimaksud
kata mbledozz adalah mbledos maka dalam bahasa
Jawa artinya meledak atau meletus. Selain itu,
kesalahan yang terjadi adalah penambahan fonem
/z/ pada kata mbledozz.
Kesalahan penulisan juga terdapat pada kata
ledozz, yang bersumber dari singkatan lezatnya
mbledozz. Kesalahan penulisannya sama seperti
kata mbledozz, yakni penambahan fonem /z/.

9
Pada data 4 didapatkan kesalahan berbahasa
pada penulisan kata sop dan kata duren. Dalam
konteks tersebut kata sop di dalam KBBI termasuk
kata tidak baku dari sup (sesuatu yang berkuah dari
kaldu yang diberi bumbu pala, lada, dan
sebagainya). Selain itu, konteks tersebut
menunjukkan perubahan fonem /o/ menjadi /u/.
Sehingga penulisan yang benar ialah sup.
Selain, kata sop kesalahan penulisan lainnya
ditemukan pada kata duren. Kesalahan tersebut
masih mengenai kesalahan kata baku dan kata tidak
Tenant Toko Progo. Dokumen Pribadi 4 baku. Dalam KBBI kata baku dari duren adalah
Data 4 durian (buah durian, berkulit tebal dan berduri,
berbentuk bundar lonjong atau bundar telur,
dagingnya berwarna putih, kuning tua atau putih
kekuningan, baunya tajam dan memabukkan). Jadi,
penulisan yang benar adalah durian.
Kesalahan dari data 5 ialah penggunaan kata
baku dan tidak baku. Kata cabe merupakan kata
tidak baku dari cabai. Fonem /ai/ dilafalkan menjadi
/e/ sehingga penulisannya ialah cabe. Jadi,
penulisan yang benar sesuai kaidah bahasa
Indonesia adalah cabai.

Tenant Toko Progo. Dokumen Pribadi 5

Data 5

10
Dari data 6 kesalahan berbahasa pada kata
special, penyetan Mb. Iken, sambel, trasi, dan
geprek. Penulisan yang benar sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia kata special menjadi spesial.
Sesuai KBBI penulisan yang benar adalah spesial
(khusus, istimewa, khas). Kata special merupakan
kata dari bahasa Inggris, yang umumnya bila kata
asing ditulis menggunakan huruf miring atau italik.
Kesalahan lainnya yaitu kata penyetan Mb,
Iken. Kata penyetan berasal dari kata dasar penyet.
Kata penyet merupakan bentuk tidak baku dari
penyek. Dalam KBBI penyek adalah pipih karena
Tenant Teras 1 Malioboro. Dok. Pribadi 1
terinjak, terhimpit, dan sebagainya.
Data 6
Penyingkatan kata mb dapat bermakna lain,
seperti dalam KBBI kata mb mengacu pada
megabit. Jika konteksnya seperti pada tenant atau
penulisan kata yang belakangnya diikuti dengan
nama. Maka alternatif pembenaran yaitu mbak
(kata sapaan yang lebih tua di daerah Jawa, atau kata
sapaan untuk perempuan muda). Sehingga,
penulisan yang benar ialah mbak Iken.
Kesalahan berbahasa selanjutnya ialah pada kata
sambel yang menunjukkan perubahan fonem. Kata
sambel seharusnya ditulis atau diucapkan ialah
sambal. Perubahan fonem pada kata sambel ialah
perubahan fonem vokal /e/ yang seharusnya menjadi
fonem vokal /a/. Di dalam KBBI penulisan yang
benar adalah sambal (makanan penyedap yang
dibuat dari cabai, garam, dan sebagainya yang
ditumbuk, dihaluskan, biasanya dimakan dengan
nasi).
Kesalahan berbahasa selanjutnya ditemukan
pada kata trasi. Di dalam KBBI penulisan yang

11
benar dan baku ialah terasi (bumbu penyedap
masakan yang dibuat dari ikan kecil-kecil atau
udang yang dilumatkan halus-halus;belacan).
Kesalahan berbahasa juga ditemukan pada kata
geprek. Karena dalam KBBI kata baku dari geprek
adalah geprak, yakni bermakna tiruan bunyi galah
yang dipukulkan ke kelompok dahan dan daun
dengan keras. Namun, maksud dari data ayam
geprek merujuk pada ayam yang dipipihkan.
Namun, dari konteks bila ayam dipipihkan lebih
merujuk ke kata penyek karena dalam KBBI
penyek adalah pipih karena terinjak, terhimpit, dan
sebagainya.
Pada data 7 didapatkan kesalahan penulisan
pada kata mie. Sesuai dengan kaidah penulisan yang
benar maka kata mie menjadi mi. Penambahan
fonem vokal pada penulisan kata mie tersebut
adalah penambahan fonem vokal /e/. Jadi, penulisan
yang benar adalah mi. Mi adalah bahan makanan
dari tepung terigu, bentuknya seperti tali, biasanya
dimasak dengan cara digoreng atau direbus, diberi
daging, udang, sayuran, bumbu, dan sebagainya.
Sehingga dari tenant tersebut makna mi ayam
adalah mi yang direbus diberi daging ayam.
Tenant Teras 1 Malioboro. Dok. Pribadi 2

Data 7

12
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan data yang ditemukan dan dianalisis dapat disimpulkan bahwa tulisan pada
tenant pujasera di kawasan toko Progo dan Teras 1 Malioboro Yogyakarta masih ditemukan
kesalahan berbahasa pada tataran fonologi. Selain itu, di dalam penelitian tersebut ditemukan
pemilihan kata yang tidak baku ataupun kata yang tidak tepat. Sehingga, dapat mengakibatkan
pemaknaan yang berbeda. Seperti, pada penelitian kesalahan berbahasa yang sering dijumpai
ialah penulisan mi menjadi mie, cabai menjadi cabe, dan kesalahan berbahasa lainnya.

Kesalahan berbahasa dapat terjadi dikarenakan masih kurangnya pemahaman atau


pengetahuan dalam melmilih kata sesuai kaidah bahasa ketika menulis. Selain itu, masyarakat
ketika melafalkan dan menulis masih terbawa bahasa tidak baku dan bahasa ibunya (bahasa
daerah). Ketika hal tersebut telah mengakar di kehidupan sehari-hari maka masyarakat
cenderung mengabaikan bahasa baku yang sesuai kaidah kebahasaan. Dari penelitian juga
didapatkan bahwa penulisan dengan singkatan serta penggunaan bahasa gaul, seperti pada data
yang menggunakan kata ledozz (lezatnya mbledozz) menurut pedagang hal tersebut dipercaya
dapat menarik pembeli. Hal tersebut merupakan salah satu strategi pedagang, semakin kekinian
dan unik maka pembeli akan penasaran dan akan membelinya.

13
DAFTAR PUSTAKA
Alfin, J. 2018. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia.

Apriwulan, H. F., Romania, T., & Restiana, M. 2021. Analisis Kesalahan Berbahasa pada
Baliho Makanan (Kajian Morfologi). Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, 10(1), 65-70.

BalaibahasaKalsel. “Hasil Kajian Kesalahan Penggunaan Bahasa Indonesia di Media Massa”.


URL: http://balaibahasakalsel.kemdikbud.go.id/2020/09/25/penggunaan-bahasa-
indonesia-di-media-massa/. Diakses pada 27/05/23.

Indihadi, D. Analisis Kesalahan Berbahasa. URL: http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-


MODES/PEMBINAAN_BAHASA_INDONESIA_SEBAGAI_BAHASA_KEDUA/10
_BBM_8.pdf . Diakses pada 27/05/23.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2021. “Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi kelima”.Jakarta:
PT Balai Pustaka.

Lestari, N. D., & Sukmawati, A. 2023. Analisis Perubahan Fonem dalam Kemasan Produk
Makanan dan Minuman: Kajian Fonologi. Narasi: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra
Indonesia, dan Pengajarannya, 1(1), 12-23.

Nuryani, R., & Muhamad, S. 2021. Analisis Kesalahan Berbahasa Tataran Fonologi Pada
Kemasan Aneka Jajanan. Jurnal Lingua, 2(1), 57-68.

Supriani, R., & Siregar, I. R. 2012. Penelitian analisis kesalahan Berbahasa. Jurnal Edukasi
Kultura: Jurnal Bahasa, Sastra Dan Budaya, 3(2).

Thabroni, G. 2022. Analisis Kesalahan Berbahasa: Pengertian, Jenis, Langkah, dsb. URL:
https://serupa.id/analisis-kesalahan-berbahasa-pengertian-jenis-langkah-dsb/ .Diakses
pada 30/05/23

14

Anda mungkin juga menyukai