Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS KECIL

PRAKTEK KERJA LAPANGAN GIZI KLINIK


PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
PADA PASIEN ANEMIA, MELENA, CKD DAN BATU GINJAL
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Disusun oleh :
Siti Ruqoiyah 412020728029

PROGRAM STUDI ILMU GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR
202

1
2
A. Identitas Pasien
1. Data Personal (CH)
Kode IDNT Jenis Data Data Personal
CH.1.1 Nama Suparman
CH.1.1.1 Umur 60 tahun
CH.1.1.2 Jenis Kelamin Laki-laki
CH.1.1.5 Suku/etnik Jawa
CH.1.1.9 Peran dalam keluarga Kepala keluarga
Diagnosis medis Anemia e.c, melena, CKD st v,
batu ginjal

2. Riwayat Penyakit (CH)


Kode IDNT Jenis Data Keterangan
CH.2.1 Keluhan utama Lemes, mual, muntah, terasa
melayang, pusing, nyeri perut, BAB
hitam, sudah 1 minggu pasien post
HD.
Riwayat penyakit Dahulu :
sekarang dan dahulu Jantung coroner
Sekarang :
Masalah ketidakseimbangan cairan
Riwayat pengobatan
Nomor RM : 30046
Ruang Perawatan : lt 5 (509 C)
Tanggal MRS : 21 agustus 2023
Tanggal pengambilan kasus : 22 agustus 2023
3. Riwayat Klien yang Lain
Kode IDNT Jenis Data Keterangan
CH.2.1.5 Gastrointestinal
CH.2.1.8 Imun
CH.2.2.1 Perawatan
CH.3.1.1 Riwayat sosial

3
CH.3.1.7 Agama Islam
Kesimpulan :
a. patofisiologi
Seorang pasien datang ke rumah sakit pada tanggal 21
agustus 2023, umur 60 tahun BB 54 KG dan TB 160 cm, dengan
keluhan utama Pasien mengatakan Lemes, mual, muntah, terasa
melayang, pusing, nyeri perut, BAB hitam, sudah 1 minggu pasien
post HD. setelah di diagnosis oleh dokter yaitu Anemia e.c,
melena, CKD st v, batu ginjal. Gagal ginjal kronik (Chronic
Kidney Disease/ CKD) adalah gangguan fungsi ginjal yang
progresif dan irreversible, dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme serta keseimbangan cairan dan
elektolit sehingga menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah
nitroen lain dalam darah) (Smeltzer & Bare,2008).
Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama yang
mendominasi Indonesia. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar
hemoglobin dalam darah mengalami penurunan dan jumlahnya
kurang dari normal yaitu <12 g/dl pada Wanita dan <13 g/dl pada
pria (Supariasa, 2016; WHO, 2011).
Anemia gizi besi adalah salah satu jenis anemia yang
terjadi akibat kekurangan zat besi dan kekosongan cadangan besi
yang berdampak menurunnya sintesis hemoglobin dalam proses
eritropoiesis (Pradiyadnya et al., 2017). Faktor penyebab anemia
jenis ini diantaranya adalah kualitas dan kuantitas zat besi yang
diasup rendah, defisiensi mikronutrien lain seperti vitamin C,
kebutuhan zat besi meningkat, malabsorbsi zat besi, konsumsi zat
inhibitor seperti tannin, kehilangan darah akibat menstruasi dan
infeksi. Konsumsi zat besi inadekuat menyebabkan tubuh
menggunakan cadangan besi untuk memenuhi kebutuhan zat besi
tubuh, setelahnya jika cadangan besi habis maka jumlah eritrosit
dan hemoglobin menurun sehingga terjadi anemia. Vitamin C
saling terkait dengan zat besi, bila kebutuhan zat besi tidak

4
tercukupi maka vitamin C tidak mampu meningkatkan absorbsi zat
besi dan sintesis hemoglobin terganggu.
b. Gambaran kasus
Dihadapkan dengan pasien Tn.S berusia 60 tahun datang ke
rumah sakit pada tanggal 9 Agustus 2023. Keluhan sebelum masuk
rumah sakit Lemes, mual, muntah, terasa melayang, pusing, nyeri
perut, BAB hitam, sudah 1 minggu pasien post HD. Pasien
memiliki riwayat penyakit terdahulu yaitu jantung coroner. Pasien
belum pernah mendapatkan edukasi mengenai makanan dan
minuman yang dibolehkan dan yang tidak dibolehkan. Pengobatan
yang diberikan oleh rumah sakit meliputi kandesartan, kalsium
karbonat, simvastatin, ondesetron, omeprazole, bisoprolol, asam
folat.
Berdasarkan pemeriksaan Antropometri Tn.S didapatkan
BB 54 kg dan TB 160 cm. Hasil pemeriksaan biokimia Tn.S yaitu
kadar HB 4,0 hematrokit 12 eritrosit 1,32 MCHC 32,8 RDW-CV
21,2 NLR 8,03 PDW 8 ALC 1060 limfosit 9,9 monosit 9,2
neutrofil 79,3 ureum 65 kreatinin 2,98. Hasil pemeriksaan fisik
klinis Tn.S yaitu kesadaran compos mentis, nadi 79 x/menit, suhu
36 0 C, respirasi 18 x/menit, dan tekanan darah 107/42 mmHg.
Berdasarkan hasil pengukuran pola makan Tn.S dengan
metode SQFFQ sebelum masuk rumah sakit didapatkan konsumsi
makanan pokok yaitu Pola makan pasien yaitu 3x sehari, suka
makanan manis, suka makanan pedas, suka sayur-sayuran, suka
makan buah-buahan, suka minum kopi dan teh tapi sekarang sudah
tidak lagi, makanan yang sering di konsumsi goreng-gorengan,
tidak memiliki elergi terhadap makanan, jarang makan mie, roti
dan ubi-ubian, makan tahu tempe setiap hari, tidak suka kubis dan
buncis.
Dan untuk recall 1x24 jam didapatakan asupan makan Tn.S
yaitu pagi mengkonsumsi nasi 1 centong, makan sayur sop wortel
dan kacang kapri, lauk hewani yang di makan ayam, tidak makan

5
lauk nabati. Selingan pagi yaitu roti. Makan siang yaitu nasi 1
centong, makan sayur lodeh kacang Panjang dan terong, lauk
hewani yang di makan yaitu telur dan ikan, lauk nabati tahu.
makan selingan sore yaitu arem-arem. Makan malam yaitu nasi 1
centong, sayur sop yaitu kapri, wortel dan jamur, lauk hewani telur,
dan lauk nabati yaitu tahu.

B. Hasil Skrinning Gizi


Metode Skrining yang dipakai :
Nama: Tn. S
Jenis Kelamin: perempuan
1. BMI pasien (kg/m2)
a. >20 (>30 obese) a. Skor 0
b. 18,5 – 20 b. Skor 1
c. <18,5 c. Skor 2
2. Persentase penurunan berat badan secara
tidak sengaja (3 – 6 bulan yang lalu)
a. <5% a. Skor 0
b. 5-10% b. Skor 1
c. >10% c. Skor 2
3. Pasien menderita penyakit berat dan/tidak a. Skor 0
mendapatkan asupan makanan >5 hari b. Skor 1
a. tidak c. Skor 2
b. ya
Total Skor MUST (Malnutrition Universal Skor 0
Skrining Tools)
Kesimpulan : tidak beresiko malnutrisi
Keterangan:
Skor 0 = resiko rendah
Skor 1 = resiko sedang
Skor ≥2 = resiko tinggi

6
C. Antropometri (AD.1.1)
Kode IDNT Jenis Data Keterangan
AD.1.1.1 Tinggi Badan 160 cm
AD 1.1.2 Berat Badan 54 kg
AD 1.1.4 Perubahan Berat
Badan
AD.1.1.5 IMT
LILA 30 cm
ULNA 24 cm

BB(KG )
IMT =
TB( M )
54
= = 21,09 kg/m2
1, 60

Tabel 2. Kategori IMT

<18,5 Kurus/kurang
18,5-22,9 Normal
23,0-24,9 Overweight
25-29,9 Obesitas
>30 Obesitas II
Sumber : Kemenkes,2018

Kesimpulan :
Dapat kita simpulkan bahwa untuk BB Tn. S yaitu 54 kg dan untuk TB yaitu
160 cm, sedangkan untuk IMT yaitu 21,09 kg/m2 dengan kategori gizi normal.

D. Biokimia (BD)
Tanggal :
Kode Data Hasil Nilai Rujukan Ket.

7
IDNT Biokimia
HB 4,0 13,5-17,5 Rendah
Hematrokit 12 35-45 Rendah
Eritrosit 1,32 4,50-5,90 Rendah
MCHC 32,8 33,0-36,0 Rendah
RDW-CV 21,2 11,6-14,6 Tinggi
Neutrophil 8,03 1,00-3,13 Tinggi
lymphocyt
e ratio
Limfosit 9,9 22,0-44,0 Rendah
Monosit 9,2 0,0-7,0 Tinggi
Neutrophil 79,3 50,0-70,0 Tinggi
Ureum 65 10-45 Tinggi
Creatinine 2,98 0,50-1,10 Tinggi
PDW 8 9-13 Rendah
Absolute 1060 1500-4500 Rendah
lymphocyt
e count
Kesimpulan :
- Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi
hemoglobin di dalamnya lebih rendah dari normal atau tidak mencukupi
kebutuhan tubuh (WHO).Menurut Kemenkes, 2019 anemia adalah suatu
keadaan tubuh dimana kadar hemoglobin dalam darah kurang dari jumlah
normal atau sedang mengalami penurunan.
- apabila kadar ureum darah lebih dari 200 mg/dL. Konsentrasi ureum darah
merupakan indikator adanya retensi sisasisa metabolisme protein di dalam
tubuh. Kebaruan penelitian ini karena meneliti tentang kadar ureum dan
kreatinin pada pasien gagal ginjal kronis. (nuroini, 2022)
- Kreatinin tinggi dikarenakan adanya fungsi ginjal yang rusak. Kadar zat
ini dalam darah kereflesikan keseimbangan antara pemecahan normal
senyawa nitrogen dan otot dan aktivitas nefron. Ketika glomerdi rusak dan
tidak dapat menyaring darah secara adekuat, nitrogen urea dan kreatinin

8
meningkat. Kadar zat ini dalam darah memberi perkiraan klinis tentang
kemampuan glomeruli untuk membersikan darah.
E. Pemeriksaan Fisik/Klinis (PD.1.1)
Kode IDNT Data Biokimia Hasil
PD.1.1.1 Penampilan Keseluruhan
PD.1.1.2 Bahasa Tubuh
PD.1.1.6 Kepala dan mata
PD.1.1.9 Vital sign
Nadi 79
Suhu 36
Respirasi 18
Tekanan darah 107/42
PD 1 Sistem Pencernaan

Pemeriksaan Penunjang :
Thoraks :
- Cardiomegaly
- Pulmo kesan normal

F. Riwayat Makan (FH)


1. SFFQ
Kode
Jenis Data Keterangan
IDNT
FH.2.1 Riwayat Diet Pola makan pasien yaitu 3x sehari, suka
(pola makan) makanan manis, suka makanan pedas, suka
sayur-sayuran, suka makan buah-buahan,
suka minum kopi dan teh tapi sekarang
sudah tidak lagi, makanan yang sering di
konsumsi goreng-gorengan, tidak memiliki
elergi terhadap makanan, jarang makan mie,

9
roti dan ubi-ubian, makan tahu tempe setiap
hari, tidak suka kubis dan buncis.
FH.2.1.1 Pemesanan Diet N DG DJ
FH.2.1.2 Pengalaman
diet
FH.2.1.3 Lingkungan
makan
FH.4.1 Pengetahuan
tentang
makanan dan
gizi

Kesimpulan :
Dapat disimpulkan bahwa untuk tekanan darah pada pasien yaitu
dengan nilai 112/76 mmHg yang termasuk normal untuk nilai normal pada
pasien yaitu 120 mmHg, dan untuk pola makan pada pasien dapat kita
lihat bahwa pasien Pasien mempunyai pola makan yaitu 3x sehari, suka
makanan manis, suka makanan pedas, suka sayur-sayuran, suka makan
buah-buahan, suka minum kopi dan teh tapi sekarang sudah tidak lagi,
makanan yang sering di konsumsi goreng-gorengan, tidak memiliki elergi
terhadap makanan, jarang makan mie, roti dan ubi-ubian, makan tahu
tempe setiap hari, tidak suka kubis dan buncis. untuk diet pada pasien
yaitu diet N DG DJ

SQFFQ :
Energi Protein Lemak KH Na
(kkal) (gram) (gram) (gram) (mg)
Asupan Oral 910 44 18 159
Kebutuhan 2150 65 60 340
% Asupan 42 % 68 % 30 % 47 %
Interpretasi Kurang Kurang Kurang Kurang

10
Kesimpulan :
Setelah di hitung untuk SQFFQ didapatkan hasil untuk asupan oral yaitu E
910 kkal, P 44 gram, L 18 gram, KH 159 gram untuk kebutuhan menurut
AKG yaitu E 2150 kkal, P 65 gram, L 60 gram, KH 340 gram dan untuk
asupan di dapatkan yaitu E 42 % (kurang), P 68% (kurang), L 30 %
(kurang), KH 47 % (kurang).

2. Recall 24 jam (FH.7.2.8)


Tanggal :
Makanan dari RS : Diet ..
Makanan dari luar RS : -
Energi Protein Lemak KH Na
(kkal) (gram) (gram) (gram) (mg)
Asupan oral 1200 52 12 204
Kebutuhan 1869 70 52 280
% asupan 64 % 74 % 23 % 73 %
Kategori Kurang Kurang Kurang Kurang
Kesimpulan :
Untuk hasil recall 24 jam di dapatkan yaitu untuk asupan oral E 1200 kkal,
P 52 gram, L 12 gram, KH 204 gram dengan kebutuhan asupan yaitu E
1869 kkal, P 70 gram, L 52 gram, KH 280 gram sedangkan untuk asupan
didapatkan yaitu E 64 % (kurang), P 74 % (kurang ), L 23 % (kurang), KH
73 % (kurang).

G. Terapi Medis dan Fungsi


Kode Jenis Terapi Interaksi dengan
Fungsi
IDNT Medis makanan
FH.3.1 Kandesartan Menurunkan tekanan
darah pada hipertensi
dan digunakan sebagai

11
obat gagal jantung
Kalsium Mengatasi asam
karbonat lambung berlebih,
seperti heartburn dan
nyeri ulu hati
Simvastatin Menurunkan kadar
kolestrol jahat (LDL)
Ondasetron Mencegah mual dan
muntah, yang
disebabkan oleh efek
samping kemoterapi,
radioterapi, atau operasi.
Omeprazol Mengatasi asam
lambung berlebih dan
keluhan yang
mengikutinya.
Bisoprolol Mengatasi hipertensi
dan tekanan darah tinggi
Kesimpulan :

H. Diagnosis Gizi
1. Domain Intake (NI)
- NI-2.1 Asupan oral tidak adekuat, berkaitan dengan tidak nafsu
makan akibat mual, nyeri perut, pusing dan lemas ditandai dengan
asupan energi, lemak, dan karbohidrat dengan presentase E 64%, P
74%, L 23 % dan KH 73 %.
- NI-5.4 Penurunan Kebutuhan Zat Gizi spesifik cairan dan protein
yang berhubungan dengan penyakit batu ginjal yang ditandai
dengan adanya cardiomegaly dan pemeriksaan lab kreatinin tinggi
2,98 mg/dl

12
I. Intervensi Gizi
1. Tujuan dan Preskripsi Diet (syarat dan prinsip)
- Meningkatkan kebutuhan gizi yang spesifik kepada pasien menurut
kebutuhannya
- Memberikan bentuk makanan yang sesuai kepada pasien untuk me
ncapai asupan yang normal
- Membantu mencapai status gizi normal
- Memberikan edukasi terkait zat gizi agar kualitas makan sehari hari
menjadi lebih baik.
- Mengontrol Berat badan
- Mengontrol tekanan darah
- Energi cukup 30 g / kg BB untuk diet N DG yaitu 2106 kkal
- Protein cukup dengan jumlah 0,8 dari kebutuhan energi sebesar
43,2 gr
- Lemak cukup dengan presentase 20% dari kebutuhan energi
sebesar 46 gr
- KH cukup dengan presentasi 60% dari kebutuhan energi sebesar
380 gr
- Makanan yang diberikan dalam bentuk makanan biasa, mudah
dicerna, rendah lemak jenuh, cholesterol, dan tidak bergas
- Membatasi konsumsi lemak trans dan lemak jenuh
- Meningkatkan konsumsi buah dan sayuran.

Pemberian Makanan dan Selingan (ND.1)


a. ND.1.1 : Jenis DIIT : N DG
b. ND.1.2.1 : Bentuk Makanan : biasa
c. ND.1.5 : Route : oral
d. ND.1.3 : Jadwal/Frekuensi Pemberian : 3x makanan utama
dan 2x
Makanan selingan
e. Energi : 2106 kkal

13
f. Protein : 43,2 gram (0,8 dari kebutuhan energi total)
g. Lemak : 46 gram (20% dari kebutuhan energi total)
h. Karbohidrat : 380 gram (60% dari kebutuhan energi total)
2. Perhitungan Kebutuhan energi dan zat gizi
- Energi basal = 30 kkal X 54 = 1620 kkaL
- Aktifitas Fisik = 10% X energi bassal = 10% X 1620 kkal = 162
kkal
- Faktor Stress = 20 % x Energi Bassal = 20% X 1620 kkal = 324
kkal
- Total Kebutuhan = A + B + C - D = 1620 kkal + 162 kkal +
324 kkal
= 2106 kkal
- Protein : 0,8 x 54 = 43,2 gr x 4 = 173 kkal
- Lemak : 20% x 2106 /9 = 46 gr = 414 kkal
- Karbohidrat : energi basal – (kalori protein + kalori lemak)
: 2106 kkal – (173 kkal + 414 kkal)
: 1519 /4 = 380 kkal

3. Domain Konseling (C)


a. Tujuan
- Untuk memberikan pengetahuan terkait asupan gizi kepada
pasien dan keluarga pasien
- Agar pasien mencapai status gizi normal

b. Preskripsi
1) Sasaran : pasien dan keluarga pasien
2) Tempat : ruang rawat inap
3) Waktu : saat kunjungan ahli gizi ke ruang rawat inap
4) Permasalahan gizi : asupan energi, protein, KH, dan lemak
inadekuat
5) Metode : ceramah, diskusi, tanya jawab
6) Media : leaflet

14
7) Materi :
- Pentingnya penyakit ginjal cronis
- Kebutuhan energi dan zat gizi
- Menu diet penderita ginjal
- Menetapkan bahan makanan penukar (DBMP)

4. Domain Edukasi Gizi (E.1)


E.1.1. Tujuan Edukasi
- untuk menyampaikan pengetahuan kepada pasien guna
membantu pasien dalam mengelola atau memodifikasi
pilihan makan atau pola makan.

E. 1.2. Prioritas Modifikasi


- Memberikan bentuk makanan dan frekuensi makanan
sesuai dengan kemampuan pasien. Berkolaborasi dengan
kelurga pasien berkaitan dengan motivasi pemberian diet.

J. Kolaborasi (RC)
No Tenaga Kesehatan Koordinasi
1 Ahli gizi Tentang diet penyakit
2 Dokter Koordinasi patofisiologi pasien

3 Perawat ruangan Perubahan Vital sign pasien


4 Analis Tentang kondisi penderita terutama
perubahan hasil pemeriksaan
laboratorium sebelum dan sesudah
pemberian diet.

5 Apoteker Tentang obat yang diasup dan


interaksinya dengan makanan.

15
6 Pasien dan keluarga pasien Tentang motivasi untuk pemberian
diet dan makan.
7 Tenaga pengolahan/Pramusaji Tentang jadwal makan pasien dan
penyajian yang menarik agar nafsu
makan.
8 …(tenaga yang lain)

K. Rencana Monitoring
Anamnesis Hal Yang diukur Waktu Evaluasi/Target
Pengukuran
Antropometri BB dan TB Pada akhir Berat badan
perawatan normal
Biokimia
Klinis/fisik Nadi Setiap hari Membantu
Suhu menuju nilai
Respirasi normal
Tekanan darah

Dietary Riwayat diet Pada saat Untuk menuju


kunjungan ulang nilai normal

L. Kesimpulan dan Saran


a. Kesimpulan
- Masalah pada pasien ini adalah tidak nafsu makan karena
kondisi pasien lemas akibat mual, muntah, terasa melayang,
nyeri perut. Hal ini memberikan dampak terhadap
penurunan asupan makan.
- Penanganan gizi pada penyakit ini ditujukan untuk
memberikan makanan yang adekuat serta bentuk makanan

16
yang biasa agar terpenuhi kebutuhan pasien sesuai dengan
kondisi penyakit dan daya terimanya oral.

b. Saran
- prinsip diet pada pasien ini adalah N DG untuk
mempercepat penyembuhan pada pasien.

Menu Makananz

Waktu Menu Bahan URT E P L KH


Makana
n
Pagi nasi Nasi 200 250 4 60
Ayam Ayam 1 150 5 13
bumbu paha ptg
pesmol
Tempe Tempe 50 g 75 3 5 9
bumbu
bali
Ca Jagung 40 g 25 1 5
jagung+ Labu 41 g 25 1 5
labu siam
siam
Selingan Roti Roti 70 175 4 50
pagi bakar tawar
selai DM
Siang nasi Nasi 200 250 4 60
Ayam Ayam 40 50 5 5

17
celup fillet gr
sauce
Tahu Tahu 90 75 4 5 9
saus
tiram
Saute Wortel 35 25 1 5
mix Polong gr 25 1 5
vegetable Buncis 15 25 1 5
gr
12
gr
Selingan Kreakers Roti 50 g 175 4 50
sore creakers
Malam nasi Nasi 250 250 4 60
Bola Ayam 40 g 50 5 5
ayam fillet
Telur 5 gr 75 1 3
ayam
Telur 5 gr 75 1 3
puyuh
Tempe Tempe 50 g 75 3 5 7
bumbu
kuning
Asem – Wortel 29 g 25 1 5
asem Buncis 12 g 25 1 5
buncis + Janten 23 g 25 1 5
wortel
ASUPAN ORAL 1925 45 43 345
KEBUTUHAN 2106 43,2 46 380
PRESENTASE 91% 104% 93% 91%

Daftar Pustaka :

18
Kirana, D. (2011). Hubungan Asupan Zat Gizi dan Pola Menstruasi dengan
Kejadian Anemia pada Remaja Putri di SMA N 2 Semarang.
Mega, Wijayanegara, H., Hartiningsih, S. S., Welcome, M. O., & Dane, S. (2019).
Effects of Red Guava Juice on Hemoglobin and Hematocrit Levels in
Female Adolescent Students with Anemia. Journal of Research in
Medical and Dental Science, 7(3), 107–112.
https://www.researchgate.net/ publication/335929409
Kaimudin, N. I., Lestari, H., & Afa, J. R. (2017). Skrining Dan Determinan
Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Sma Negeri 3 Kendari Tahun 2017.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, 2(6), 185793
Kemenkes RI. (2018a). Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia pada
Rematri dan WUS. Kementerian Kesehatan RI
Kemenkes RI. (2018b). Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017. Kementerian
Kesehatan RI.

19

Anda mungkin juga menyukai