Anda di halaman 1dari 16

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SENAM IRAMA
DI SLB NEGERI PROF. DR. SRI SOEDEWI MASJHUN SOFWAN, S.H.

DISUSUN
OLEH:
KELOMPOK 2
Anisa G1B223006
Ambarwati G1B223049
Eva Daya Nababan G1B223026
Fitra Ayda Ningsih G1B223037
Fiqri Gumilang G1B223048
Henni Ramadhani Safitri G1B223032
Sorcha Ophelia Nanda S G1B223015
Sri Mulyani G1B223031
Wahyu Eka Saputri G1B223045

Pembimbing Akademik:
Fadliyana Ekawaty, M.Kep., Ns.,
Sp.Kep.An. Suryati, S.Kep., Ns., M.Kep.,
Sp.Kep. An.

Pembimbing Klinik:
Elvi Kusnadewi, S.KM.,
S.Pd

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Satuan Acara Penyuluhan (SAP) yang
berjudul “Senam Irama di SLB Negeri Prof. Dr. Sri Soedewi Masjchun Sofwan,
S.H.”

Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ini disusun untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Praktik Profesi Keperawatan Anak. Penulis sangat menyadari bahwa
penyusunan dan penulisan tugas Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ini masih
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk perbaikan dan memperluas wawasan penulis.

Semoga Satuan Acara Penyuluhan ini dapat bermanfaat serta memberi


tambahan ilmu bagi penulis dan peserta penyuluhan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jambi, November 2023

Kelompok 2
SATUAN ACARA PENYULUHAN
SENAM IRAMA

Pokok Bahasan : Senam Irama

Sub Pokok Bahasan : Definisi senam irama, tujuan senam irama, manfaat
senam irama.

I. LATAR BELAKANG
Pendidikan jasmani adaptif merupakan salah satu pendidikan yang
penting dilakukan di sekolah luar biasa. Pendidikan jasmani sendiri
merupakan pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai
media utama untuk mencapai tujuan, untuk adaptif sendiri berasal dari kata
adaptasi yang berartikan menyesuaikan. Pendidikan jasmani adaptif adalah
pendidikan yang dilakukan melalui aktivitas fisik sebagai media utama
untuk mencapai tujuan serta disesuaikan atau di modifikasi dengan
sedemikian rupa sehingga dapat dipelajari, dilaksanakan dan memenuhi
kebutuhan pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Dinie
Ratri Desiningrum (2016) anak berkebutuhan khusus adalah anak yang
memerlukan penangan khusus karena adanya gangguan perkembangan dan
kelainan yang dialami anak. Jika dikaitkan dengan istilah disability, maka
anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki keterbatasan dalam
salah satu atau beberapa kemampuan baik itu bersifat fisik seperti
tunanetra dan tunarungu, maupun yang bersifat psikologis autisme, ADHD
dan Tunagrahita.
Menurut Undang – Undang perlindungan anak yaitu anak mempunyai
hak untuk tumbuh dan berkembang, bermain, beristirahat, berekreasi, dan
belajar dalam suatu pendidikan termasuk anak berkebutuhan khusus
(ABK) adalah anak yang secara signifikan mengalami kelainan /
penyimpangan (fisik), mental, inteletual, sosial dan emosional dalam
proses perkembangannya. ABK merupakan istilah untuk / menggantikan
kata anak luar biasa (ALB).
Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dikenal sebagai anak-anak yang
memiliki karakteristik yang berbeda, baik secara fisik, emosi, ataupun
mental dengan anak-anak seusianya. Karakteristik berbeda ini tidak selalu
mengacu pada ketidakmampuan fisik, emosi, ataupun mental mereka,
tetapi terlebih pada perbedaannya. Anak dengan kecerdasan diatas rata-
rata pun termasuk kedalam ABK, sebab membutuhkan stimulasi tepat agar
terarah padahal baik dan maksimal. Stimulasi tersebut terutama berasal
dari kedua orangtua, keluarga, dan juga pendidikannya.
Senam irama adalah gerakan senam yang mengkombinasi berbagai
bentuk gerakan dengan irama yang mengiringinya, contohnya
mengkombinasi irama tepukan, ketukan, tambore, nyanyian, musik dan
sebagainya (Sudarsini, 2013). Salah satu bentuk Modifikasi dari senam
irama adalah senam irama. Senam irama ABK merupakan salah satu
model pembelajaran yang dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan
anak khusus agar memiliki unsur-unsur kemampuan tubuh yang
multilateral. Senam Irama adalah senam yang dibuat dengan iringan musik
dan hitungan serta model/ instrktur senam adalah seorang badut. Dari
uraian diatas, diharapkan senam irama ini mampu memberikan kemajuan
terhadap keterampilan gerak dasar.

II. TUJUAN UMUM


Tujuan senam irama ini adalah untuk melihat kemampuan ABK
dalam menirukan suatu gerakan, sehingga mampu meningkatkan
kemampuan motorik mereka.

III. TUJUAN KHUSUS


Setelah diberikan penyuluhan mengenai “Senam Irama Pada Anak
Autisme” diharapkan sasaran mampu mendemonstrasikan gerakan senam
irama.
IV. PENGORGANISASIAN
a. Hari/Tanggal,Tempat,dan Waktu

Hari/tanggal : Jum’at, 01 Desember

2023 Tempat : Lapangan SLB

Waktu : 08.00– 08.20 WIB (20 menit)

b. Metode,Media, dan Sasaran

Metode :Anak akan mengikuti gerakan senam sesuai


dengan arahan instruktur

Media :Laptop, speaker dan musik

Sasaran : Siswa-siswi SD kelas 1-6 di SLB

c. Tim Pelaksana
Pembimbing Akademik:
1. Fadliyana Ekawati,M.Kep., Ns.Sp.Kep.An
2. Suryati , M.Kep., Ns.Sp.Kep.An
Moderator :Wahyu Eka Saputri
Observer :Fitra Ayda
Ningsih Penyuluh atau pemimpin senam :1. Sorcha
Ophelia
2. Sri Mulyani

Fasilitator : 1. Eva Daya Nababan


2. Henni Ramadhani Safitri
3. Anisa
4. Ambarwati
Dokumentasi : Fiqri Gumilang
V. PENGORGANISASIAN
1. Moderator
Uraian
Tugas:
a) Membuka acara penyuluhan,memperkenalkan diri dan tim
kepada peserta.
b) Mengatur proses dan lama penyuluhan.
c) Memimpin jalannya senam dan evaluasi.
d) Menutup acara penyuluhan.
2. Penyuluh atau pemimpin
senam Uraian Tugas :
a) Menyampaikan materi penyuluhan dengan bahasa yang jelas
dan mudah di pahami peserta
b) Memimpin senam dengan semangat, jelas dan mudah di
pahami peserta.
c) Memotivasi peserta untuk aktif dan bersemangat dalam senam.
3. Observer
UraianTugas
:
a) Mencatat nama dan jumlah peserta,serta menempatkan diri
sehingga memungkinkan dapat mengamankan jalannya
proses penyuluhan.
b) Mengamati perilaku verbal dan non-verbal peserta selama
proses penyuluhan.
c) Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan.
d) Menyampaikan evaluasi langsung kepada penyuluh yang
dirasa tidak sesuai dengan rencana penyuluhan.
4. Fasilitator
UraianTugas:
a) Ikut bergabung dan senam bersama diantara peserta.
b) Mengevaluasi peserta tentang kejelasan penyuluhan
yang dilakukan.
c) Memotivasi peserta dalam mengikutin senam.
d) Menginterupsi penyuluh tentang istilah/hal-hal yang
dirasa kurang jelas bagi peserta.
5. Dokumentasi
Uraian
Tugas:
a) Bertanggung jawab dalam pendokumentasian selama acara
berlangsung.
b) Bertanggungjawab dalam publikasi hasil acara senam.
VI. SETTING TEMPAT

Keterangan :

: Pembimbing : Observer

: Moderator

: Penyuluh/pemimpin senam : Peserta

: Fasilitator : Dokumentasi
VI. PROSES PELAKSANAAN
1. Tujuan
Anak-anak dengan autisme mampu memahami dan mengikuti senam.
2. Indikasi
Anak-anak dengan autisme di SLB negeri Prof. Dr. Soedewi Masjchun
Sofwan, S.H
3. Tema
Senam Irama pada anak autisme
4. Persiapan alat
LCD, Laptop,video senam.
5. Metode
Ceramah, diskusi, demonstrasi dan tanya jawab.

VII. RENCANA KEGIATAN

Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


No
1. 5 menit Pembukaan
Memberi salam Menjawab salam
Memperkenalkan diri Mendengarkan
Kontrak waktu Mendengarkan
Menjelaskan tujuan Mendengarkan
2. 15 menit Pelaksanaan
Menjelaskan materi :
Menyampaikan materi tentang Mendengarkan
defenisi senam irama
Menyampaikan materi tentang Mendengarkan
karakteristik senam irama
Menyampaikan materi tentang mendengarkan
tujuan dan manfaat senam irama
Menyampaikan materi tentang mendengarkan
kelebihan senam irama
Menyampaikan materi tentang Mendengarkan
alasan menggunakan senam
irama
Menyampaikan materi tentang Mendengarkan
prinsip-prinsip pelaksanaan
pembelajaran Gerakan senam
irama
Melakukan demonstrasi senam Mengikuti demonstrasi
irama. yang dilakukan.

3. 10 menit Penutup
Menyimpulkan materi Menjawab
Menutup acara dengan ucapan Mendengarkan
terimakasih dan salam penutup Menjawab salam

VIII. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a) 100% peserta menghadiri penyuluhan
b) Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
c) Peran dan tugas sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan
b) Peserta penyuluhan dapat mengikuti acara atau kegiatan
sampai selesai
c) Peserta penyuluhan berperan aktif selama kegiatan berjalan
3. Evaluasi Hasil
a) 90% peserta yang mengikuti penyuluhan mampu
mendemonstrasikan gerakan senam irama
SENAM IRAMA PADA ANAK AUTISME

1. Pengertian Senam Irama


Menurut Imam Hidayat (1996) senam adalah suatu latihan tubuh yang
dipilih dan dikonstruksi dengan sengaja, dilakukan secara sadar dan terencana,
disusun secara sistematis dengan tujuan meningkatkan kesegaran jasamani
mengembangkan keterampilan dan menambah nilai-nilai spiritual.
(Purwatiningsih, 2002: 30) mendefinisikan gerak irama merupakan suatu program
yang memberikan pola gerak dan irama untuk dapat membantu meningkatkan
perkembangan fisik dan pola gerak keseluruhan siswa yang mengalami kesulitan
bersosialisasi, mengatur emosi diri, meningkatkan daya berfikir.
Irama atau musik merupakan pengembangan atau pembentuk aspek
mental (intelegensi), fisik, emosi dan sosial terutama yang melakukannya maupun
yang mendengarnya (Astati, 1995: 193). Adanya irama atau musik yang di dengar
oleh anak autis pada saat terapi gerak irama, memberikan rangsangan atau
stimulus sehingga menciptakan sebuah aktivitas. Aktivitas yang dihasilkan adalah
sebuah aktivitas gerakan. Musik atau irama yang di dengar oleh anak,
berpengaruh pada aspek kognitif, afektif maupun psikomotoriknya.
(Djohan, 2006: 163) menyatakan bahwa bagi anak autis musik atau
irama berguna untuk meningkatkan kesadaran akan dirinya, memusatkan
perhatian, mengurangi perilaku yang negatif yang tidak diharapkan, membuka
komunikasi, menciptakan hubungan sosial yang berpengaruh positif pada
pertumbuhan dan perkembangan.

2. Karakteristik Senam Irama


Menurut (Purwatiningsih, 2002:45) karakteristik senam irama pada anak
autis yang perilakunya mengganggu sebagai berikut:
a. Menirukan
Apabila anak autis ditunjukkan suatu gerakan yang dapat diamati, maka ia
akan mulai membuat tiruan gerakan tersebut sampai pada tingkat otot-ototnya
dan dituntun oleh dorongan kata hati untuk menirukan. Menirukan suatu
gerakan pada anak autis dapat mengurangi perilakunya yang mengganggu.
Pada saat anak memperhatikan contoh gerakan yang diperagakan oleh guru,
guru membuat gerakan secara berulang-ulang sampai anak pada tahap meniru
paham.„
b. Manipulasi
Tingkat ini anak autis dapat menampilkan suatu gerakan seperti yang
diajarkan dan juga tidak hanya pada yang diamati, sehingga anak autis mulai
dapat membedakan antara satu gerakan dengan yang lain.
c. Keseksamaan (Precision)
Keseksamaan meliputi kemampuan anak autis dalam menampilkan gerakan
yang telah diajarkan dan memerlukan perbaikan apabila mengalami kesulitan,
sehingga anak autis dapat membuat suatu urutan kegiatan terapi gerak irama.
Guru berperan untuk mengarahkan dan mencontohkan kembali gerakan
apabila anak merasa bingung pada saat terapi gerak irama pada urutan
selanjutnya
d. Artikulasi (Articulation)
Anak dilatih untuk mengkoordinasikan semua gerakan termasuk tangan dart
kaki. Pada kegiatan ini dapat melatih konsentrasi anak autis untuk melakukan
suatu gerakan dengan urut dan benar. Koordinasi antara gerakan tangan
dengan gerakan kaki diupayakan dapat bergerak secara bersama-sama. Serta
ada gerakan yang saling bertentangan.
e. Naturalisasi
Tingkat terakhir dari kemampuan psikomotorik anak autis adalah apabila anak
autis telah dapat melakukan suatu gerakan secara alami baik satu gerakan atau
sejumlah gerakan.
3. Manfaat dan Tujuan Senam Irama
(Bandie Delphie, 2006: 9) Senam irama memiliki manfaat sebagai alat
perkembangan fisik dan gerak sebagai hendaya gerak, emosi atau daya nalar.
Selain itu dengan senam irama mampu membimbing dan melatih anak untuk
mengikuti irama dan gerakan. Gerakan yang dihasilkan oleh anak autis yang
merupakan kemampuan anak yang dimiliki pada saat itu. Apabila gerakan itu
dicontohkan sedangkan anak menirukan dengan baik, maka anak dapat dilatih
berbagai gerakan. Senam irama juga bermanfaat sebagai media untuk
memanfaatkan berbagai irama untuk anak. Alat belajar bagi anak autis dalam
pengembangan potensi kemampuan yang sudah ada menjadi lebih baik lagi.
Menurut (Bandie Delphie, 1996) tujuan senam irama antara lain:
a. Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan fisik
b. Meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan
c. Meningkatkan ketrampilan gerak
d. Meningkatkan daya-nalar dan kecerdasan
e. Menumbuhkan kehidupan yang kreatif, rekreatif, dan dapat
bermasyarakat. (Jenny, 2006:3) menyebutkan tujuan senam irama antara lain
sebagai berikut :
1. Menambah pengalaman dalam mencari hubungan antara pikiran, perasaan
dan tindakan.
2. Memaksimalkan sumber komunikasi.
3. Mempersiapkan fisik, emosi, dan perubahan situasi.
4. Mengembangkan hubungan keterpercayaaan antar individu.
5. Mengembangkan diri.

4. Kelebihan Senam Irama


Pembentukan perilaku dan pengembangan kemampuan dari anak
melalui musik atau irama dapat membantu anak berkomunikasi dan bersosialisasi.
Senam dan irama secara alamiah merupakan “jiwa” dari suatu kegiatan yang
menggunakan kemampuan tubuh dalam berbagai variasi penggunaan media
lainnya, baik media sumber maupun peraga. Senam irama dapat dipakai sebagai
wahana guru kelas dalam upaya menjembatani kesulitan-kesulitan anak autis, dan
penguasaan materi pembelajaran yang akan diajarkan melalui kegiatan-kegiatan
kreativitas yang berkaitan dengan pola gerak dan olah tubuh secara alami (Aulia,
Firda & Dwi., 2017)
Gerakan yang diberikan berupa gerakan sederhana yang meliputi gerak
tangan dan gerak kaki serta gerak tangan dan kaki secara bersamaan. Gerak dasar
yang dimiliki oleh masing-masing anak akan menjadi sebuah kemampuan awal
untuk memberi pembelajaran gerak selanjutnya. Di mana pemanfaatan gerak yang
telah dikuasai oleh anak dijadikan daya tarik tersendiri bagi anak dengan
menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar serta waktu yang digunakan
pada saat pembelajaran berlangsung. Gerak irama yang akan diterapkan
hendaknya sudah sesuai dengan kebutuhan diri anak dan divariasikan dengan
kemampuan yang ada pada diri anak (Nenggala & Asep, 2007).

5. Alasan Menggunakan Senam Irama


(Theo Peeters, 2004) Perilaku yang mengganggu pada anak autis
memerlukan terapi untuk meningkatkan kemampuan koordinasi gerak tangan dan
kaki agar anak autis dapat melakukan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari
secara mandiri sebagai berikut:
a. Anak autis mengalami hambatan dalam perilakunya, senam irama ini
dimaksudkan untuk bisa meningkatkan koordinasi gerak tangan dan kaki pada
anak autis. Diharapkan setelah dilaksanakan terapi gerak irama, hambatan
yang dialami oleh anak sedikit berkurang. Seperti, anak autis mampu
melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
b. Melalui senam irama anak autis mengalami peningkatan pada koordinasi
motorik, perilaku komunikasi dan kemampuan bahasa. Dilaksnakanya
pembelajaran senam irama dapat membantu anak autis untuk memperbaiki
kemampuan koordinasi motoriknya. Kemampuan koordinasi motorik
kasarnya. Melalui irama dapat menghasilkan respons yang lebih tinggi bagi
anak-anak autis dibandingkan dengan stimulus lingkungan lainnya.
c. Gerakan senam irama yang sederhana diharapkan anak autis mampu untuk
mempelajarinya. Gerakan yang sederhana disesuaikan dengan kondisi serta
tingkat kemampuan siswa. Apabila anak autis mampu menguasai gerakan
sederhana yang telah diberikan, maka gerakan pada tahap selanjutnya dapat
diberikan.

6. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Pembelajaran Gerakan Senam


(Nur Utami, 2014) Terdapat beberapa prinsip sehubungan dengan pelaksanaan
pembelajaran senam, diantaranya yaitu:
a. Berikan Pemanasan Secukupnya
Pemanasan yang efektif sangat penting di dalam belajar gerak. Aktivitas
pemanasan hendaknya harus dapat meningkatkan kelentukan maupun
mempersiapkan mental, jantung, otot, serta persendian dalam menghadapi
pembelajaran. Memberikan aktivitas untuk pemanasan hendaknya
memperhatikan beberapa prinsip, diantaranya yaitu :
1. Banyak bergerak tetapi tidak melelahkan.
2. Latihan-latihan mudah dimengerti dan cepat dapat dilaksanakan.
3. Menggembirakan dan menarik perhatian anak.
4. Semua anak dapat bergerak sekaligus
b. Berikan kegiatan berupa permainan yang menggembirakan sebagai latihan
kondisi fisik, yang melibatkan :
1. Gerakan Kelentukan
2. Gerakan kekuatan
c. Buatlah kegiatan yang sederhana tetapi menuntut kemampuan fisik yang lebih
besar.
d. Berikan pendinginan secukupnya.
Pendinginan dilakukan dengan cara mengurangi intensitas kegiatan secara
bertahap dan diakhiri dengan penguluran ringan untuk memperbaiki
pemulihan jantung, otot, serta jaringan lain setelah melakukan aktivitas yang
cukup berat.
DAFTAR PUSTAKA

Astati. 1995.Terapi Okupasi, Bermain dan Musik untuk Anak Tunagrahita. Jakarta :
Debdikbud.
Aulia, Firda, Dwi Cahyo Kartiko. (2017). “Peningkatan Motorik Kasar Pada Anak
Autistik Hipoaktif”. Jurnal Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan, Vol. 05.
Bandi Delphie. (1996). Gerak Irama. Edisi Pertama. Bandung: Mitra Grafika.
Desiningrum, Dinie Ratri. 2016. Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta :
Psikosain.

Djohan. (2006). Terapi Musik. Yogyakarta: Galangpress.


Hidayat, Imam. 1996. Senam. Diktat, Bandung, FPOK-IKIP Bandung.
Jenny Croswhite. (2006). Aktivitas Gerakan Terapi Tari. Yogyakarta: Fredofios.
Nenggala, Asep Kurnia. (2007). Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. PT Grafindo
Media Pratama.
Nur Utami. (2014). Upaya meningkatkan kemampuan motorik kasar berbasis soft
skill melalui pembelajaran senam fantasi pada siswa kelompok A muslimat
NU sukosari Bandungan Magelang. ( Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga
Yogyakarta,2014).
Purwatiningsih, dkk. (2002). Pendidikan Seni Tari - Drama. Malang: Universitas
Negeri Malang.
Sudarsini. (2013). Pendidikan jasmani dan olahraga. Malang: Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Malang.

Theo Peeters. (2004). Panduan Autisme. Edisi Pertama. Jakarta: Dian Rakyat Cipta.

Anda mungkin juga menyukai