Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI A USIA (29 HARI-11

BULAN) DI DESA LAM ALUE CUT KECAMATAN KUTA


BARO KABUPATEN ACEH BESAR

Proposal Laporan Tugas Akhir

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Menyelesaikan


Pendidikan Pada Program Studi Diploma III Kebidanan Politeknik
Kementerian Kesehatan Aceh

Disusun Oleh:

WINDA MAULIDA
NIM: P07124121074

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES ACEH
JURUSAN KEBIDANAN BANDA ACEH
PRODI D-III KEBIDANAN
TAHUN 2023/2024
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI A USIA (29 HARI-11 BULAN


DI DESA LAM ALUE CUT KECAMATAN KUTA BARO
KABUPATEN ACEH BESAR

Yang diajukan oleh :

WINDA MAULIDA
NIM: P07124121074

Telah disetujui oleh :

Pembimbing Utama

Eva Purwita, SST, M. Keb Tanggal : Januari


NIP.

Pembimbing Pendamping

Dr. Cut Sriyanti, SST, M. Keb Tanggal : Januari


NIP.
HALAMAN PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI A USIA (29 HARI-11


BULAN) DI DESA LAM ALUE CUT KECAMTAN KUTA
BARO KABUPATEN ACEH BESAR

Dipersiapkan dan disusun oleh :

WINDA MAULIDA
NIM : P07124121074

Telah dipertahankan di depan Dewan Pengaju


Pada tanggal ……………………….

Susunan Tim Penguji

1. Eva Purwita, SST, M. Keb (Ketua) (………………)


NIP.

2. Juliastuti, S. SiT, M. Kes (Anggota) (…………..)


NIP.

3. Hj. Salmiani Abdul Manaf, SST, M. Kes (Anggota) (………….)


NIP.

Mengetahui
Ketua Program Studi D-III Kebidanan
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh

Adri Idiana, S. SiT, MPH


NIP.
Halaman Pernyataan

Dengan ini saya menyatakan bahwa Proposal Laporan Tugas Akhir (LTA)
ini sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang penuh di
tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di-acu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Aceh Besar, 15 Januari 2024

WINDA MAULIDA
NIM: P07124121074
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Proposal Laporan Tugas Akhir yang
berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi A Usia (29 hari-11 bulan) Di Desa Lam
Alue Cut Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar”. Shalawat beserta salam
penulis hantarkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya
dari alam kebodohan kea lam yang penuh dengan ilmu pengetahuan sehingga
banyak hamba Allah memperoleh kesempatan untuk mengeyam Pendidikan dan
menambah ilmu pengetahuan.
Penulisan Proposal Laporan Tugas Akhir ini dilakukan dalam rangka
memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Pada Program
Studi Diploma III Kebidanan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Aceh.
Penulis menyadari bahwa proses penyusunan Proposal Laporan Tugas
Akhir ini tidak terwujud tanpa adanya bimbingan dari Ibu Eva Purwita, SST, M.
Keb selaku pembimbing utama dan Ibu Dr. Cut Sriyanti, SST, M. Keb selaku
pembimbing pendamping yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan
dalam penyelesaian Proposal Laporan Tugas Akhir ini dan juga dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Abdurrahman, S. Kp. M. Pd, selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Aceh.
2. Ibu Cut Nurhasanah, SST, M. Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Aceh.
3. Ibu Adri idiana, S. SiT, MPH, selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Aceh.
4. Ibu Nurbaiti, SKM, M. Kes, selaku Koordinator LTA Prodi D-III
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh.
5. Orang tua serta keluarga tercinta yang selalu mendoakan, memberi
semangat, dukungan moral dan material serta membimbing Ananda
dengan tulus dan ikhlas.
6. Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan
laporan tugas akhir ini.
7. Responden dan keluarga yang telah bersedia memberikan kepercayaan
dan bersedia menjadi responden.

Akhir kata, penulis berharap semoga ALLAH SWT berkenan membalas


segala kebaikan semua pihak yang membantu. Semoga penulisan Proposal
Laporan Tugas Akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan.

Aceh Besar, 15 Januari 2024

Penulis
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Konsul Proposal


Lampiran 2 : Lembar Persetujuan Pengambilan Pasien
Lampiran 3 : Lembaran Informasi Persetujuan Responden
Lampiran 4 : Format Pengkajian pada Bayi
Lampiran 5 : Lembar Rencana Asuhan Bayi
Lampiran 6 : Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 7 : Leaflet Imunisasi Dasar Lengkap
Lampiran 8 : Leaflet ……..
Lampiran 9 : Leaflet Gizi Pada Bayi
Lampiran 10 : Daftar Menu Bayi
Lampiran 11 : Dokumentasi
Lampiran 13 : Biodata Penulis
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Fokus Kunjungan Bayi


Tabel 2.2 Jadwak Imunisasi Dasar Lengkap
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Kerangka Teori


Gambar 2: Kerangka Konsep
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi adalah salah satu kelompok usia rentan yang memiliki risiko
Kesehatan, sehingga mencapai angka kematian yang tinggi. Angka
Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dalam
menentukan tingkat kesehatan masyarakat. Kesehatan ibu Ketika hamil
sangat berperan penting terhadap besarnya angka kematian bayi.
Angka kematian Bayi di Indonesia mencapai angka kematian tertinggi
yaitu 25,4 per 1.000 kelahiran hidup. Dari data tersebut didapatkan angka
kematian bayi di Indonesia masih tinggi, jika dibandingkan dengan negara
lain, menurut SDGs (Sustainable Development Goals) tahun 2030 yaitu 12
per 1.000 kelahiran hidup (WHO, 2018)
Secara nasional Angka Kematian Bayi (AKB) telah menurun dari 24
kematian per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2017) menjadi 16,85 kematian
per 1.000 kelahiran hidup (Sensus Penduduk, 2020). Hasil tersebut
menunjukkan penurunan yang sangat signifikan, bahkan melampaui target
di tahun 2022 yaitu 18,6 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Hal tersebut
harus tetap dipertahankan untuk mendukung target di Tahun 2024 yaitu 16
kematian per 1.000 kelahiran hidup dan 12 kematian per 1.000 Kelahiran
Hidup pada tahun 2030.
Menurut Data Profil Kesehatan Indonesia Angka Kematian Bayi
(AKB) usia 29 hari-11 bulan pada tahun 2021 sebesar 18,5% (5.102
kematian) dan tren kematian anak mengalami penurunan dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya. (Kemenkes RI, 2021)
Menurut Data Profil Kesehatan Aceh Angka Kematian Bayi
(AKB) tahun 2021 sebesar 11 per 1.000 kelahiran hidup dan mengalami
peningkatan dibandingkan empat tahun sebelumnya yaitu pada tahun
2017-2020 AKB hanya sebesar 9 per 1000 kelahiran hidup. (Dinas
Kesehatan Provinsi Aceh, 2021)
Menurut Data Profil Kesehatan Aceh AKB di Aceh Besar pada
tahun 2021 berjumlah 68 jiwa, diantaranya laki-laki berjumlah 44 jiwa dan
perempuan berjumlah 24 jiwa. (Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, 2021)
Penyebab kematian bayi Berdasarkan hasil Sample Registration
System (SRS) Litbangkes Tahun 2016, tiga penyebab utama kematian bayi
terbanyak adalah komplikasi kejadian intrapartum (28,3%), gangguan
respiratory dan kardiovaskuler (21,3%) dan BBLR & Prematur (19%).
Sedangkan berdasarkan data Maternal Perinatal Death Notification
(MPDN) tanggal 21 September 2021, tiga penyebab teratas kematian bayi
adalah BBLR (29,21%), Asfiksia (27,44%), Infeksi (5,4%) dengan
tempat/lokasi kematian tertingginya adalah di Rumah Sakit (92,41%).
Dampak dari masalah tersebut dapat menyumbang angka kematian
bayi yang tinggi jika tidak segera diselesesaikan. Pemerintah
mengharapkan penurunan angka kematian bayi, sehingga diharapkan
seluruh bayi mendapatkan asuhan pelayanan yang standar. Tetapi hal ini
belum tercapai, maka bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang
berperan penting dalam penurunan angka kematian bayi.
Adapun upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi
kematian bayi adalah dengan menerbitkan “Gerakan 1.000 Hari Pertama
Kehidupan” yang dikenal sebagai 1.000 HPK. Masa 1.000 HPK dimulai
sejak saat konsepsi hingga anak berusia dua tahun, dimana itu merupakan
masa yang paling kritis untuk memperbaiki perkembangan fisik dan
kognitif anak. Gangguan yang terjadi pada masa ini akan berdampak pada
kelangsungan hidup tumbuh kembang anak yang bersifat permanen dan
sulit diperbaiki jika usia anak di atas 2 tahun. (Suryani, 2018)
Oleh karena itu penulis ingin mengangkat kasus dan mendukung
pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi dengan cara
pemberian asuhan kebidanan pada bayi A Usia (29 hari-11 bulan) di desa
Lam Alue Cut Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, diperoleh rumusan
masalah dalam laporan tugas akhir ini adalah “Bagaimana Asihan
Kebidanan Pada Bayi A Usia (29 hari-11 bulan) di Desa Lam Alue Cut
Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar?”

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Bayi A Usia (29
hari-11 bulan) di Desa Lam Alue Cut Kecamatan Kuta Baro Kabupaten
Aceh Besar dan melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memberikan asuhan kebidanan kunjungan I pada bayi A
(29 hari-11 bulan) di Desa Lam Alue Cut
b. Mampu memberikan asuhan kebidanan kunjungan II pada bayi A
(29 hari-11 bulan) di Desa Lam Alue Cut
c. Mampu memberikan asuhan kebidanan kunjungan III pada bayi A
(29 hari-11 bulan) di Desa Lam Alue Cut
d. Mampu memberikan asuhan Kebidanan Kunjungan IV pada bayi
A (29 hari-11 bulan) di Desa lam Alue Cut

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Asuhan Kebidanan pada kasus ini dapat menambah wawasan
mengenai ilmu kebidanan yang berhubungan dengan asuhan
kebidanan komprehensif pada masa bayi. Serta sebagai salah satu
referensi untuk studi lebih lanjut bagi peneliti lain yang tertarik pada
studi kasus asuhan kebidanan pada bayi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Sebagai referensi dan informasi tambahan dalam memberikan
upaya pelayanan khususnya dalam bidang kesehatan terkait asuhan
kebidanan pada bayi.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai informasi dan referensi tambahan dalam pengembangan
pengetahuan terhadap ilmu kebidanan dalam menangani masalah
asuhan kebidanan pada bayi.
c. Bagi Klien dan Masyarakat
Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman
masyarakat tentang asuhan kebidanan pada bayi dan perawatan
bayi di rumah bagi masyarakat khususnya ibu yang memiliki bayi.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Asuhan Kebidanan Pada Bayi


1. Pengertian Bayi
Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai usia 1 tahun,
namun tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini masa sangat lucu
dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematan. Kematian
bayi terbagi menjadi dua, yaitu kematian neonatal (kematian di 27 hari
pertama hidup), dan kematian post-natal (setelah 27 hari). (Yulianeu &
Rahmayati, 2017)
Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah,
ukuran, dan fungsi tingkat sel, organ maupun individu, yang diukur
dengan ukuran berat, ukuran panjang, umur tulang dan keseimbangan
metabolic. Pertumbuhan fisik merupakan hal yang dapat diukur.
Indikator ukuran pertumbuhan meliputi perubahan tinggi dan berat
badan, gigi, struktur skelet, dan karakteristik seksual. (Yulianeu &
Rahmayati, 2017)

2. Tanda-tanda Bayi Sehat


Menurut Kementerian Kesehatan RI (2021) terdapat lima tanda bayi
dalam keadaan sehat, yaitu:
a. Berat badan naik sesuai garis pertumbuhan, mengikuti pita hijau di
KMS atau naik ke pita warna di atasnya.
Berat badan merupakan pemeriksaan antropometri yang
terpenting pada masa bayi. Pemantauan berat badan anak dapat
dilihat dari data yang dihasilkan setiap bulan dalam Kartu Menuju
Sehat (KMS) untuk menilai naik atau tidaknya berat badan anak
(kemenkes RI, 2021
Penilaian status pertumbuhan anak tetap diutamakan
berdasarkan kurva pertumbuhan anak, Kenaikan Berat Badan
Minimum (KBM) digunakan bila ada keraguan Ketika
menginterpretasikan arah kurva pertumbuhan.
Berat badan anak dikatakan naik apabila:
1) Grafik berat badan mengikuti grafik pertumbuhan
2) Kenaikan berat badan sama dengan KBM atau lebih
Berat badan anak dikatakan tidak naik apabila:
1) Grafik berat badan mendatar atau menurun memotong garis
pertumbuhan dibawahnya
2) Kenaikan berat badan kurang dari KBM
(Kemenkes RI, 2021)
b. Anak bertambah tinggi
Pada saat pertumbuhan berat badan mengalami
pertumbuhan yang tidak adekuat, saat itu juga panjang/tinggi
badan dan lingkar kepala mengalami deselerasi. Penilaian tren
pertumbuhan anak dengan membandingkan pertambahan
panjang/tinggi badan dengan standar pertumbuhan panjang
badan/tinggi badan mengunakan grafik panjang badan atau tinggi
badan menggunakan grafik Panjang badan atau tinggi badan
menurut umur (PB/U atau TB/U) dan pertambahan Panjang badan
atau tinggi badan. (Kemenkes RI, 2020)
c. Kemampuan gerak, bicara, sosialisasi ubertambah sesuai usia
d. Jarang sakit
e. Ceria, aktif dan lincah
3. Tanda-tanda Bayi Sakit
Menurut (Adrian, 2020), tanda-tanda bayi sakit adalah sebagai berikut:
a. Demam tinggi
b. Napas terengah-engah (sulit bernafas)
c. Muntah-muntah
d. Suhu tubuh bayi <36oC, terutama pada bayi di bawah usia 3 bulan
e. Kejang
f. Kulit tubuh dan wajah bayi terlihat pucat, kebiruan, atau kuning
g. Muncul ruam kemerahan di kulit
h. Tidak mau menyusu ataupun makan
i. Lebih jarang buang air kecil atau tidak berkemih sama sekali
j. Buang air besar berdarah atau terdapat bercak merah di fesesnya
k. Kaki dan tangan terasa dingin dan tampak pucat

Sedangkan menurut (Hasnidar, 2021) tanda-tanda bayi sakit adalah


sebagai berikut:
a. Demam
Merupakan salah sat ciri bayi sakit yang paling sering.
Dikatakan demam apabila suhu tubuh lebih dari 37,5 derajat
celcius.
b. Diare, muntah dan kembung
Ciri bayi sakit lainnya adalah gangguan pada saluran
pencernaan, berupa diare, muntah dan kembung. Diare dan muntah
sering menyebabkan kematian bayi, karena dapat menimbulkan
dehidrasi jika tidak ditangani dengan cepat.
c. Batuk-Pilek
Batuk pilek terjadi akibat peradangan saluran napas. Batuk
pada anak dapat disebabkan oleh infeksi virus influenza hingga
masalah serius seperti pertussis dan TBC. Alergi juga dapat memicu
batuk pilek pada anak.
d. Sesak napas
Sesak napas terjadi karena infeksi paru-paru seperti pneumonia,
sumbatan saluran napas seperti asma, dan pertussis, atau masalah
lain pada jantung. Sesak napas pada bayi harus segera mendapatkan
pertolongan.
e. Kejang
Kejang pada bayi dapat disebabkan karena demam tinggi,
infeksi pada saraf pusat, tetanus, atau masalah lainnya. Oleh karena
itu bayi yang mengalami kejang harus segera mendapatkan
pertolongan.
f. Penurunan kesadaran
Penurunan kesadaran ini dapat terjadi karena infeksi pada
system saraf pusat, gangguan peredaran darah bayi, atau terdapat
masalah lain pada tubuh bayi.
g. Kemerahan pada kulit
Kemerahan pada kulit bayi dapat terjadi karena kondisi ringan
seperti biang keringat atau dapat juga merupakan gejala dari
penyakit cacar, campak, demam berdarah, alergi dan sebgainya.
h. Berat badan kurang
Berat badan kurang dapat terjadi karena kurangnya asupan
nutrisi atau karena adanya suatu penyakit kronis. Maka dari itu
penting dilakukan secara rutin pemantauan berat badan bayi.
i. Kuning
Kuning pada tubuh bayi dapat disebabkan dari berbagai hal
yaitu pemecahan sel darah merah, gangguan pada proses
pembentukan dan pengeluaran empedu, sumbatan saluran empedu,
infeksi dalam darah dan lain-lain.
j. Bayi tampak lemas dan pucat
Ciri ini dapat terjadi karena dehidrasi, anemia, gangguan
perdarahan darah, dan lain-lain.

4. Perawatan Bayi di Rumah Menggunakan Buku KIA


Menurut (Kemenkes RI, 2021) perawatan bayi di rumah menggunakan
buku KIA yaitu :
1) Perawatan bayi usia 29 hari – 3 bulan
a) Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan
sesudah memegang dan merawat bayi.
b) Tetap beri Air Susu Ibu (ASI Ekslusif) sampai usia 6 bulan
untuk mencukupi gizi bayi. ASI mengandung semua zat yang
dibutuhkan oleh bayi, yaitu karbohidrat, protein, air, lemak,
vitamin, mineral, enzim, anti parasite, anti alergi, anti virus
hormone, dan antibodi.
2) Perawatan bayi usia 3-6 bulan
a) Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan
sesudah memegang dan merawat bayi.
b) Lanjutkan pemberian ASI Ekslusif untuk mencukupi gizi bayi.
Kandungan gizi pada ASI mencukupi kebutuhan bayi hingga
usia 6 bulan.
3) Perawatan bayi usia 6-9 bulan
a) Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan
sesudah memegang dan merawat bayi.
b) Lanjutkan pemberian ASI Ekslusif ditambah makanan
pendamping ASI (MP-ASI).
4) Perawatan bayi usia 9-12 bulan
a) Selalu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum dan
sesudah memegang dan merawat bayi.
b) Lanjutkan pemberian ASI Ekslusif ditambah makanan
pendamping ASI (MP-ASI).

5. Standar pelayanan Kesehatan bayi


Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai
engan standar yang diberikan oleh tenaga Kesehatan kepada bayi
sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai 11 bulan setelah lahir.
Setiap bayi berhak mendapatkan pelayanan Kesehatan sedikitnya satu
kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua, satu kali
pada triwulan ketiga dan satu kali pada triwulan keempat.
Pelaksanaan pelayanan Kesehatan bayi minimal 4 kali :
(Kemenkes, 2020)
a) Kunjungan bayi pada umur 29 hari – 3 bulan, asuhan yang
diberikan yaitu :
1) Melakukan pemeriksaan fisik, meliputi TB, BB, dan Lingkar
Kepala
2) Memberikan konseing tentang pemberian ASI Ekslusif
3) Memberikan konseling tentang imunisasi usia 1 bulan: BCG
dan Polio, usia 2 bulan: DPT-HB-Hib 1 dan Polio 2, usia 3
bulan: DPT-HB-Hib 2 dan Polio 3
4) Memberikan konseling tentang tanda-tanda bayi sakit dan
perawatan Kesehatan bayi di rumah menggunakan buku KIA
5) Memberikan konseling tentang cara membersihkan gigi bayi
6) Pemantauan pertumbuhan dan deteksi perkembangan pada bayi
7) Memberikan konseling tentang perawatan bayi sehari-hari
b) Kunjungan bayi pada umur 3-6 bulan
1) Memberikan konseling tentang MP-ASI
2) Pemantauan perkembangan pada bayi (usia 3 bulan dan 6
bulan)
3) Memberikan konseling tentang imunisasi usia 4 bulan DPT-
HB-Hib 3, Polio 4 dan IPV
c) Kunjungan bayi pada umur 6-9 bulan
1) Memberikan konseling tentang imunisasi campak-Rubella
2) Pemantauan pertumbuhan pada bayi
3) Pemantauan perkembangan pada bayi (usia 6 bulan dan 9
bulan)
4) Memberikan konseling tentang pemberian vitamin A pada
bulan februari dan agustus.
d) Kunjungan bayi pada umur 9-11 bulan
1) Pemantauan pertumbuhan pada bayi
2) Pemantauan perkembangan (usia 9 bulan dan 11 bulan)
3) Pemberian kapsul vitamin A (bulan februari dan agustus)
4) Memantau kemampuan sosialisasi dan kemandirian pada bayi
a) Pembererian Imunisasi Dasar Lengkap
Imunisasi adalah salah satu bentuk pencegahan primer yang
telah teruji dan efektif untuk menghindari terjadinya penyakit
infeksi yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). World Health
Organization (WHO) menetapkan program pengembangan
imunisasi (PPI) dengan tujuh penyakit target, yaitu Difteri,
Tetanus, Pertusis, Polio, Campak, Tuberkulosis, dan Hepatitis B.
(WHO, 2019)
Pada tahun 2021, cakupan imunisasi dasar lengkap secara
nasional sebesar 84,2% dan hampir sama dengan tahun 2020.
Rendahnya cakupan ini dikarenakan pelayanan fasilitas kesehatan
dioptimalkan untuk pengendalian pandemic COVID-19.
(Kemenkes, 2021)
Menurut data Profil Kesehatan Aceh di Kabupaten Aceh
Besar Kecamatan Kuta Baro persentase cakupan bayi yang
diimunisasi dasar lengkap berdasarkan jenis kelamin berjumlah
laki-laki 17,05% dan perempuan 23,66%. (Dinas Kesehatan
Provinsi Aceh, 2021)
Menurut Depkes (2018), imunisasi bertujun untuk
menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan yang
disebabkan oleh PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi).
Tabel 2.1 Jadwal Imunisasi Rekomendasi Kemenkes RI
Memeriksa Status Imunisasi
Umur Jenis Vaksin

0-7 hari HB 0
1 bulan BCG, Polio 1
Imunisasi
2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2
Dasar 3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3
Jadwal
Imunisasi 4 bulan DPT-HB-Hib 3, Polio 4
IPV
9 bulan Campak

Imunisasi 18 bulan DPT-HB-Hib


Lanjutan
18 bulan Campak
Sumber : Depkes, 2018

b) SDIDTK (Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh


Kembang)
Stimulasi adalah kegiatan merangsang kemampuan dasar
anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuhbdan berkembang secara
normal. Setiap anak perlu mendapat stimulasi rutin sedini mungkin
dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh
kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang
terdekat dengan anak, pengganti ibu/pengasuh anak, anggota
keluarga lain, dan kelompok masyarakat dilingkungan rumah
tangga masing-masing dan dalam kehiduan sehari-hari. Kurangnya
stimulasi pada anak dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh
kembang anak bahkan gangguan yang menetap. (Lusiana, dkk,
2019)
Stimulasi yang diberikan kepada anak dalam rangka
merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak dapat diberikan
oleh orang tua/keluarga sesuai pembagian kelompok umur
stimulasi anak berikut :

No Periode Tumbuh Kembang Kelompok umur stimulasi


1. Masa prenatal, janin dalam Masaprenatal
kandungan

2. Masa bayi 0-12 bulan Umur 0-3 bulan


Umur 3-6 bulan
Umur 6-9 bulan
Umur 9-12 bulan

3. Masa anak balita 12-60 bulan Umur 12-15 bulan


Umur 15-18 bulan
Umur 18-24 bulan
Umur 24-36 bulan
Umur 36-48 bulan
Umur 48-60 bulan

4. Masa prasekolah 60-72 bulan Umur 60-72 bulan

Tabel 2.2 Tabel Pembagian Kelompok Umur Stimulasi Anak

c) Pemberian Vitamin A
Vitamin A merupakan zat gizi penting yang sangat
diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan daya tahan tubuh
terhadap suatu penyakit. Kekurangan vitamin A dapat
menyebabkan kebutaan pada anak serta meningkatan risiko
kesakitan dan kematian. Asupan vitamin A yang diperoleh dari
makanan sehari-hari masih cukup rendah belum mencukupi
kebutuhan sehingga diperlukan asupan gizi tambahan berupa
kapsul vitamin A. (Ulfa et. Al.,2021)
Pemberian kapsul vitamin A kapsul biru (100.000 IU)
diberikan satu kali untuk anak usia 6 (enam) bulan sampai 11
(sebelas) bulan yaitu pada bulan februari atau bulan agustus dan
pemberian vitamin A kapsul merah (200.000 IU) diberikan 2 (dua)
kali dalam setahun untuk anak usia 12 (dua belas) bulan sampai 60
(enam puluh) bulan yaitu pada bulan februari dan bulan agustus.
(Kemenkes RI, 2020)
d) Konseling ASI Ekslusif
ASI Ekslusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan
minuman tambahan lainnya. ASI Ekslusif dianjurkan sampai usia
bayi 6 bulan pertama kehidupan.
Manfaat pemberian ASI (Kumalasari, 2021)
1) Bagi bayi
(a) Sebagai nutrisi
(b) Meningkatkan daya tahan tubuh
(c) Meningkatkan kecerdasan
(d) Menyusui dapat meningkatkan jalinn kasih saying
2) Bagi ibu
(a) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
(b) Mengurangi terjadinya anemia
(c) Menunda kehamilan
(d) Mengecilkan rahim
(e) Ibu lebih cepat langsing Kembali
(f) Lebih ekonomis
(g) Tidak merepotkan dan hemat waktu
(h) Memberi kepuasan bagi ibu
3) Cara menyusui yang benar
Posisi :
a) Kepala dan badan bayi dalam bentuk satu garis lurus
b) Wajah bayi menghadap payudara, hidung berhadapan
dengan putting susu
c) Badan bayi dekat ke tubuh ibu
d) Ibu menggendong atau mendekap bayi secara utuh
Pelekatan :
a) Bayi dekat dengan payudara dengan mulut terbuka lebar
b) Dagu bayi menyentuh payudara
c) Bagian areola diatas lebih banyak terlihat disbanding
dibawah mulut bayi bibir bawah bayi memutar keluar
(dower)
(Kemenkes, 2020)
4) Jadwal pemberian ASI
ASI Ekslusif diberikan pada bayi sampai usia 6 bulan
5) Cara meningkatkan produksi ASI
a) Susuilah segera setelah lahir
b) Sering menyusui bayi atau memerah ASI
c) Kosongkan payudara setelah bayi selesai menyusui
d) Tidur sekurang-kurangnya 8 jam sehari
e) Ibu harus dalam keadaan tenang
f) Minum 8-12 gelas setiap hari
g) Ibu harus mengonsumsi makanan bergizi
h) Konsumsi makanan yang dapat memperbanyak ASI, seperti
daun katuk, bayam, kedelai, kacang hijau dan sebagainya.

e) PMBA (Pemberian Makanan Bayi dan Anak)


Sampai usia 6 bulan kebutuhan gizi dan kalori bayi 100%
bisa terpenuhi dari ASI saja. ASI terus diberikan sampai anak usia
2 tahun. Namun pada saat bayi berusia 6 bulan harus mendapatkan
makanan pendamping ASI (MP-ASI) mengingat kebutuhan
gizinya tidak tepenuhi dengan cukup jika dari ASI saja.
Pemberian MP-ASI berarti memberikan makanan lain
sebagai pendamping ASI pada bayi usia 6 sampai 12 bulan yang
dilanjutkan dengan makanan keluarga. Pemberian MP-ASI yang
tepat dan baik merupakan makanan yang dapat memenuhi
kebutuhan gizi baik jumlah maupun kandungannya sehingga bayi
dan anak dapat tumbuh kembang dengan optimal. Makanan
pendamping ASI diberikan secara bertahap sesuai dengan usia
anak, dimulai dari MP-ASI jenis lumat, lembik sampai anak
menjadi terbiasa dengan makanan keluarga. Berikut jenis tahapan
pemberian MP-ASI pada anak. (Widaryanti, 2019)
B. Kerangka Teori
Adapun kerangka teori asuhan kebidanan pada bayi, disusun
berdasarkan referensi dan sumber rujukan dalam tinjauan teori, yang dapat
dilihat pada gambar 1 sebagai berikut:

Input Proses Output

1. Pengkajian Data Subjektif


2. Pengkajian Data Objektif
Asuhan a. Pemeriksaan fisik pada Bayi sehat dan
kebidanan bayi secara head to toe memperoleh
pada bayi usia b. Pemeriksaan pelayanan
(29 hari-11 Antropometri (TB, BB, sesuai standar
bulan) IMT)
c. Pemantauan
Perkembangan (SDIDTK)
3. Menentukan Analisa Data
4. Merencanakan Asuhan
5. Melakukan
Penatalaksanaan sesuai
kasus yang ditemukan
(Asuhan, Konseling,
Evaluasi)
6. Melakukan Pencatatan
(SOAP)

Gambar 1. Kerangka Teori Asuhan Kebidanan pada Bayi

Anda mungkin juga menyukai