Disusun Oleh:
WINDA MAULIDA
NIM: P07124121074
WINDA MAULIDA
NIM: P07124121074
Pembimbing Utama
Pembimbing Pendamping
WINDA MAULIDA
NIM : P07124121074
Mengetahui
Ketua Program Studi D-III Kebidanan
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh
Dengan ini saya menyatakan bahwa Proposal Laporan Tugas Akhir (LTA)
ini sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang penuh di
tulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis di-acu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
WINDA MAULIDA
NIM: P07124121074
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Proposal Laporan Tugas Akhir yang
berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi A Usia (29 hari-11 bulan) Di Desa Lam
Alue Cut Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar”. Shalawat beserta salam
penulis hantarkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa umatnya
dari alam kebodohan kea lam yang penuh dengan ilmu pengetahuan sehingga
banyak hamba Allah memperoleh kesempatan untuk mengeyam Pendidikan dan
menambah ilmu pengetahuan.
Penulisan Proposal Laporan Tugas Akhir ini dilakukan dalam rangka
memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Pada Program
Studi Diploma III Kebidanan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Aceh.
Penulis menyadari bahwa proses penyusunan Proposal Laporan Tugas
Akhir ini tidak terwujud tanpa adanya bimbingan dari Ibu Eva Purwita, SST, M.
Keb selaku pembimbing utama dan Ibu Dr. Cut Sriyanti, SST, M. Keb selaku
pembimbing pendamping yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan
dalam penyelesaian Proposal Laporan Tugas Akhir ini dan juga dukungan dari
berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Abdurrahman, S. Kp. M. Pd, selaku Direktur Poltekkes
Kemenkes Aceh.
2. Ibu Cut Nurhasanah, SST, M. Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Aceh.
3. Ibu Adri idiana, S. SiT, MPH, selaku Ketua Prodi D-III Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Aceh.
4. Ibu Nurbaiti, SKM, M. Kes, selaku Koordinator LTA Prodi D-III
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Aceh.
5. Orang tua serta keluarga tercinta yang selalu mendoakan, memberi
semangat, dukungan moral dan material serta membimbing Ananda
dengan tulus dan ikhlas.
6. Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan
laporan tugas akhir ini.
7. Responden dan keluarga yang telah bersedia memberikan kepercayaan
dan bersedia menjadi responden.
Penulis
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Bayi adalah salah satu kelompok usia rentan yang memiliki risiko
Kesehatan, sehingga mencapai angka kematian yang tinggi. Angka
Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dalam
menentukan tingkat kesehatan masyarakat. Kesehatan ibu Ketika hamil
sangat berperan penting terhadap besarnya angka kematian bayi.
Angka kematian Bayi di Indonesia mencapai angka kematian tertinggi
yaitu 25,4 per 1.000 kelahiran hidup. Dari data tersebut didapatkan angka
kematian bayi di Indonesia masih tinggi, jika dibandingkan dengan negara
lain, menurut SDGs (Sustainable Development Goals) tahun 2030 yaitu 12
per 1.000 kelahiran hidup (WHO, 2018)
Secara nasional Angka Kematian Bayi (AKB) telah menurun dari 24
kematian per 1.000 kelahiran hidup (SDKI, 2017) menjadi 16,85 kematian
per 1.000 kelahiran hidup (Sensus Penduduk, 2020). Hasil tersebut
menunjukkan penurunan yang sangat signifikan, bahkan melampaui target
di tahun 2022 yaitu 18,6 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Hal tersebut
harus tetap dipertahankan untuk mendukung target di Tahun 2024 yaitu 16
kematian per 1.000 kelahiran hidup dan 12 kematian per 1.000 Kelahiran
Hidup pada tahun 2030.
Menurut Data Profil Kesehatan Indonesia Angka Kematian Bayi
(AKB) usia 29 hari-11 bulan pada tahun 2021 sebesar 18,5% (5.102
kematian) dan tren kematian anak mengalami penurunan dibandingkan
tahun-tahun sebelumnya. (Kemenkes RI, 2021)
Menurut Data Profil Kesehatan Aceh Angka Kematian Bayi
(AKB) tahun 2021 sebesar 11 per 1.000 kelahiran hidup dan mengalami
peningkatan dibandingkan empat tahun sebelumnya yaitu pada tahun
2017-2020 AKB hanya sebesar 9 per 1000 kelahiran hidup. (Dinas
Kesehatan Provinsi Aceh, 2021)
Menurut Data Profil Kesehatan Aceh AKB di Aceh Besar pada
tahun 2021 berjumlah 68 jiwa, diantaranya laki-laki berjumlah 44 jiwa dan
perempuan berjumlah 24 jiwa. (Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, 2021)
Penyebab kematian bayi Berdasarkan hasil Sample Registration
System (SRS) Litbangkes Tahun 2016, tiga penyebab utama kematian bayi
terbanyak adalah komplikasi kejadian intrapartum (28,3%), gangguan
respiratory dan kardiovaskuler (21,3%) dan BBLR & Prematur (19%).
Sedangkan berdasarkan data Maternal Perinatal Death Notification
(MPDN) tanggal 21 September 2021, tiga penyebab teratas kematian bayi
adalah BBLR (29,21%), Asfiksia (27,44%), Infeksi (5,4%) dengan
tempat/lokasi kematian tertingginya adalah di Rumah Sakit (92,41%).
Dampak dari masalah tersebut dapat menyumbang angka kematian
bayi yang tinggi jika tidak segera diselesesaikan. Pemerintah
mengharapkan penurunan angka kematian bayi, sehingga diharapkan
seluruh bayi mendapatkan asuhan pelayanan yang standar. Tetapi hal ini
belum tercapai, maka bidan adalah salah satu tenaga kesehatan yang
berperan penting dalam penurunan angka kematian bayi.
Adapun upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi
kematian bayi adalah dengan menerbitkan “Gerakan 1.000 Hari Pertama
Kehidupan” yang dikenal sebagai 1.000 HPK. Masa 1.000 HPK dimulai
sejak saat konsepsi hingga anak berusia dua tahun, dimana itu merupakan
masa yang paling kritis untuk memperbaiki perkembangan fisik dan
kognitif anak. Gangguan yang terjadi pada masa ini akan berdampak pada
kelangsungan hidup tumbuh kembang anak yang bersifat permanen dan
sulit diperbaiki jika usia anak di atas 2 tahun. (Suryani, 2018)
Oleh karena itu penulis ingin mengangkat kasus dan mendukung
pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi dengan cara
pemberian asuhan kebidanan pada bayi A Usia (29 hari-11 bulan) di desa
Lam Alue Cut Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, diperoleh rumusan
masalah dalam laporan tugas akhir ini adalah “Bagaimana Asihan
Kebidanan Pada Bayi A Usia (29 hari-11 bulan) di Desa Lam Alue Cut
Kecamatan Kuta Baro Kabupaten Aceh Besar?”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Pada Bayi A Usia (29
hari-11 bulan) di Desa Lam Alue Cut Kecamatan Kuta Baro Kabupaten
Aceh Besar dan melakukan pendokumentasian dalam bentuk SOAP
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memberikan asuhan kebidanan kunjungan I pada bayi A
(29 hari-11 bulan) di Desa Lam Alue Cut
b. Mampu memberikan asuhan kebidanan kunjungan II pada bayi A
(29 hari-11 bulan) di Desa Lam Alue Cut
c. Mampu memberikan asuhan kebidanan kunjungan III pada bayi A
(29 hari-11 bulan) di Desa Lam Alue Cut
d. Mampu memberikan asuhan Kebidanan Kunjungan IV pada bayi
A (29 hari-11 bulan) di Desa lam Alue Cut
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Asuhan Kebidanan pada kasus ini dapat menambah wawasan
mengenai ilmu kebidanan yang berhubungan dengan asuhan
kebidanan komprehensif pada masa bayi. Serta sebagai salah satu
referensi untuk studi lebih lanjut bagi peneliti lain yang tertarik pada
studi kasus asuhan kebidanan pada bayi.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Sebagai referensi dan informasi tambahan dalam memberikan
upaya pelayanan khususnya dalam bidang kesehatan terkait asuhan
kebidanan pada bayi.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai informasi dan referensi tambahan dalam pengembangan
pengetahuan terhadap ilmu kebidanan dalam menangani masalah
asuhan kebidanan pada bayi.
c. Bagi Klien dan Masyarakat
Untuk menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman
masyarakat tentang asuhan kebidanan pada bayi dan perawatan
bayi di rumah bagi masyarakat khususnya ibu yang memiliki bayi.
BAB II
TINJAUAN TEORI
0-7 hari HB 0
1 bulan BCG, Polio 1
Imunisasi
2 bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2
Dasar 3 bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3
Jadwal
Imunisasi 4 bulan DPT-HB-Hib 3, Polio 4
IPV
9 bulan Campak
c) Pemberian Vitamin A
Vitamin A merupakan zat gizi penting yang sangat
diperlukan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan daya tahan tubuh
terhadap suatu penyakit. Kekurangan vitamin A dapat
menyebabkan kebutaan pada anak serta meningkatan risiko
kesakitan dan kematian. Asupan vitamin A yang diperoleh dari
makanan sehari-hari masih cukup rendah belum mencukupi
kebutuhan sehingga diperlukan asupan gizi tambahan berupa
kapsul vitamin A. (Ulfa et. Al.,2021)
Pemberian kapsul vitamin A kapsul biru (100.000 IU)
diberikan satu kali untuk anak usia 6 (enam) bulan sampai 11
(sebelas) bulan yaitu pada bulan februari atau bulan agustus dan
pemberian vitamin A kapsul merah (200.000 IU) diberikan 2 (dua)
kali dalam setahun untuk anak usia 12 (dua belas) bulan sampai 60
(enam puluh) bulan yaitu pada bulan februari dan bulan agustus.
(Kemenkes RI, 2020)
d) Konseling ASI Ekslusif
ASI Ekslusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan
minuman tambahan lainnya. ASI Ekslusif dianjurkan sampai usia
bayi 6 bulan pertama kehidupan.
Manfaat pemberian ASI (Kumalasari, 2021)
1) Bagi bayi
(a) Sebagai nutrisi
(b) Meningkatkan daya tahan tubuh
(c) Meningkatkan kecerdasan
(d) Menyusui dapat meningkatkan jalinn kasih saying
2) Bagi ibu
(a) Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
(b) Mengurangi terjadinya anemia
(c) Menunda kehamilan
(d) Mengecilkan rahim
(e) Ibu lebih cepat langsing Kembali
(f) Lebih ekonomis
(g) Tidak merepotkan dan hemat waktu
(h) Memberi kepuasan bagi ibu
3) Cara menyusui yang benar
Posisi :
a) Kepala dan badan bayi dalam bentuk satu garis lurus
b) Wajah bayi menghadap payudara, hidung berhadapan
dengan putting susu
c) Badan bayi dekat ke tubuh ibu
d) Ibu menggendong atau mendekap bayi secara utuh
Pelekatan :
a) Bayi dekat dengan payudara dengan mulut terbuka lebar
b) Dagu bayi menyentuh payudara
c) Bagian areola diatas lebih banyak terlihat disbanding
dibawah mulut bayi bibir bawah bayi memutar keluar
(dower)
(Kemenkes, 2020)
4) Jadwal pemberian ASI
ASI Ekslusif diberikan pada bayi sampai usia 6 bulan
5) Cara meningkatkan produksi ASI
a) Susuilah segera setelah lahir
b) Sering menyusui bayi atau memerah ASI
c) Kosongkan payudara setelah bayi selesai menyusui
d) Tidur sekurang-kurangnya 8 jam sehari
e) Ibu harus dalam keadaan tenang
f) Minum 8-12 gelas setiap hari
g) Ibu harus mengonsumsi makanan bergizi
h) Konsumsi makanan yang dapat memperbanyak ASI, seperti
daun katuk, bayam, kedelai, kacang hijau dan sebagainya.