Anda di halaman 1dari 5

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Kode/Nama MK : ADPU4534/Manaj. Logistik Organisasi Publik


Tugas : 2

Jawaban :

1. A. Langkah-langkah dalam melakukan legal audit adalah sebagai berikut:

1. Identifikasi semua aset milik pemerintah pusat/pemerintah daerah yang akan diaudit.

2. Mengumpulkan dan meninjau semua dokumen dan bukti pemilikan aset, termasuk sertifikat,
akta, dan kontrak pengelolaan.

3. Memverifikasi keabsahan dan keaslian dokumen pemilikan aset yang ada.

4. Memeriksa kesesuaian antara bukti pemilikan aset dengan data yang ada di pemerintah
pusat/pemerintah daerah.

5. Meneliti apakah aset telah diatur dan dikelola sesuai dengan peraturan yang berlaku.

6. Menganalisis apakah ada permasalahan atau sengketa terkait pemilikan aset dan
memberikan rekomendasi untuk penyelesaiannya.

7. Menyusun laporan hasil audit yang mencakup temuan, kesimpulan, dan rekomendasi untuk
diterapkan.

B. Objek aset milik pemerintah pusat/daerah yang harus diaudit kepemilikannya dapat meliputi:

1. Tanah dan bangunan.

2. Kendaraan operasional.

3. Perangkat teknologi informasi.

4. Alat-alat kantor.

5. Inventaris barang.

6. Investasi dan portofolio keuangan.

7. Aset tidak berwujud seperti hak kekayaan intelektual.

8. Aset keuangan seperti surat berharga dan obligasi.

C. Tingkatan bukti kepemilikan tanah dari terendah hingga tertinggi yang diakui oleh Indonesia
adalah sebagai berikut:
1. Surat Keterangan Tanah (SKT) atau Surat Keterangan Penguasaan Tanah (SKPT): merupakan
bukti kepemilikan yang lebih rendah karena hanya menyatakan penguasaan tanah oleh individu
atau kelompok.

2. HGB (Hak Guna Bangunan): merupakan bukti kepemilikan atas bangunan di atas tanah
selama waktu terbatas, biasanya 30 tahun dan dapat diperpanjang.

3. Hak Pakai: merupakan hak untuk menggunakan dan memanfaatkan tanah milik negara atau
daerah dengan jangka waktu tertentu.

4. Hak Milik Masyarakat Adat (HAMA): merupakan hak kepemilikan atas tanah yang diatur oleh
adat dan diakui oleh pemerintah.

5. Sertifikat Hak Milik (SHM): merupakan bukti kepemilikan tanah yang paling tinggi diakui oleh
pemerintah pusat/daerah karena menyatakan bahwa pemilik memiliki hak mutlak atas tanah
tersebut.

Sumber referensi:

- Modul ADPU4534 Manaj. Logistik Organisasi Publik Universitas Terbuka

- Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria.

- Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 9 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pendaftaran Tanah dan
Pengurusan Sertifikat Elektronik.

2. A. Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian aset untuk menjaga
kualitasnya adalah sebagai berikut:

1. Prinsip obyektivitas: Penilaian aset harus didasarkan pada data yang akurat, objektif, dan
dapat diverifikasi secara independen.

2. Prinsip kehati-hatian: Penilaian aset harus didasarkan pada analisis yang hati-hati dan
berdasarkan metodologi yang valid.

3. Prinsip transparansi: Proses dan metode penilaian aset harus dapat dijelaskan secara
transparan dan dapat dimengerti oleh semua pihak yang terkait.

4. Prinsip konsistensi: Penilaian aset harus dilakukan secara konsisten dengan prinsip dan
metode yang sama untuk semua aset yang sejenis.
5. Prinsip kompetensi: Penilaian aset harus dilakukan oleh profesional yang kompeten dan
memiliki pengetahuan yang memadai dalam bidang penilaian aset.

6. Prinsip independensi: Penilaian aset harus dilakukan secara independen dan tidak
dipengaruhi oleh kepentingan pribadi atau konflik kepentingan.

B. Salah satu contoh aplikasi penerapan prinsip penggunaan tertinggi terbaik (highest and best
use) dalam penilaian aset milik pemerintah pusat/daerah adalah dalam penilaian tanah yang
akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur. Misalnya, jika pemerintah memiliki
sebidang tanah yang saat ini tidak dimanfaatkan atau digunakan secara optimal, prinsip
penggunaan tertinggi terbaik dapat diterapkan untuk menilai potensi penggunaan yang
memberikan nilai ekonomi atau manfaat sosial yang paling maksimal. Dalam hal ini, penilaian
aset akan memberikan rekomendasi terkait penggunaan yang paling menguntungkan seperti
untuk membangun jalan raya, stasiun kereta api, atau fasilitas umum lainnya.

Sumber referensi:

- Modul ADPU4534 Manaj. Logistik Organisasi Publik Universitas Terbuka

- Suhendar, N., & Sukmaningrum, P. (2017). Aset Publik Pemerintah Daerah: Instrumen
Peningkatan Pendapatan Asli Daerah. Jurnal Fokus Ekonomi, 16(1), 8-17.

- Joko, D. K., Janura, F., & Ambadar, M. K. (2020). Analisis Penghasilan Aset yang Terjadi pada
Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi, 14(1), 141-153.

3. Salah satu proyek pembangunan fasilitas publik di kota tempat saya tinggal adalah
pembangunan pusat perbelanjaan modern.

A. Aspek ekonomi masyarakat:

- Data mengenai tingkat pendapatan dan daya beli masyarakat dapat diambil dari Badan Pusat
Statistik (BPS) setempat.

- Kondisi pasar dapat dilihat dari jumlah dan jenis usaha yang sudah ada di sekitar lokasi proyek,
serta animo masyarakat terhadap pusat perbelanjaan modern.

- Tren investasi dapat dilihat dari jumlah investasi yang masuk ke kota tersebut, khususnya yang
berhubungan dengan sektor perdagangan dan ritel.

- Perilaku konsumsi masyarakat dapat diperoleh melalui survei atau wawancara langsung
dengan warga sekitar.
- Pola dan struktur perekonomian dapat ditemukan dalam data ekonomi dari pemerintah
setempat atau pihak terkait.

B. Aspek pemerintahan:

- Regulasi pemerintahan yang berkaitan dengan pembangunan kawasan tertentu dapat


ditemukan melalui website pemerintah daerah, terutama pada bagian perizinan dan
pembangunan.

- Daya dukung bagi akselerasi pembangunan ekonomi dapat dilihat dari program-program atau
inisiatif pemerintah setempat yang mendukung sektor perdagangan dan investasi.

- Prasarana transportasi yang ada atau rencana pengembangan infrastruktur transportasi juga
dapat diperoleh melalui website pemerintah daerah atau melalui diskusi dengan pihak terkait.

C. Aspek lokasi:

- Posisi lahan atau bangunan dapat dilihat melalui peta atau google maps.

- Letak lahan atau bangunan dapat dilihat dari jarak dengan pusat kota atau keberadaan sarana
transportasi umum.

- Susunan/urutan lahan atau bangunan seperti kawasan sekitar, lingkungan sekitar, serta
aksesibilitas dapat ditemukan melalui observasi langsung.

Sumber referensi:

- Badan Pusat Statistik (BPS) kabupaten/kota setempat (www.bps.go.id)

- Website pemerintah daerah kabupaten/kota setempat

- Observasi langsung di lokasi proyek.

4. A. Bentuk pemanfaatan aset dalam kasus tersebut adalah kerjasama dalam pengembangan
dan operasional hotel. Alasan untuk memilih bentuk pemanfaatan aset ini adalah karena hasil
analisis highest and best use menunjukkan bahwa pemanfaatan lahan tersebut yang paling
optimal adalah untuk dibangun hotel. Dengan melakukan kerjasama dengan PT. Indah,
pemerintah Kota Tertib dapat memanfaatkan lahan tersebut secara maksimal dan
mengembangkan hotel yang sesuai dengan potensi pasar dan kebutuhan masyarakat setempat.

B. Keunggulan bentuk kerja sama tersebut antara pemerintah Kota Tertib dan PT. Indah adalah
sebagai berikut:
1. Modal ditanamkan oleh PT. Indah: Dalam kerja sama ini, PT. Indah bertanggung jawab untuk
menanamkan modal yang dibutuhkan untuk pembangunan hotel. Hal ini mengurangi beban
keuangan yang harus ditanggung oleh pemerintah Kota Tertib.

2. Pembagian keuntungan: Dalam kerja sama ini, keuntungan dibagi sesuai dengan besarnya
sharing berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Hal ini memberikan insentif bagi PT. Indah
untuk mengelola hotel dengan baik agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal.

3. Pengelolaan dan operasional hotel: PT. Indah bertanggung jawab atas pengelolaan dan
proses operasional hotel selama jangka waktu kerja sama. Dengan demikian, pemerintah Kota
Tertib dapat fokus pada tugas-tugas lainnya tanpa perlu menyediakan sumber daya dan tenaga
kerja untuk mengelola hotel.

Sumber referensi:

- Modul ADPU4534 Manaj. Logistik Organisasi Publik Universitas Terbuka

- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria

- Analisis Highest and Best Use: Konsep dan Aplikasi dalam Penilaian Properti, Ahmadi Miru et
al.

Anda mungkin juga menyukai