OLEH :
MUHAMMAD AFIEF BATARA PUTRA
111 2021 1025
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan
Karunia-Nya serta salam dan shalawat kepada Rasulullah Muhammad SAW
beserta sahabat dan keluarganya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
referat ini dengan judul “Aspek Biologis Gangguan Depresi” sebagai salah
satu syarat dalam menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu
Kedokteran Jiwa.
Semoga amal dan budi baik dari semua pihak mendapatkan pahala dan
rahmat yang melimpah dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan refarat ini terdapat banyak kekurangan dan masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk
menyempurnakan refarat ini. Saya berharap sekiranya refarat ini dapat
bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.
Penulis
ii
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
iv
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iii
DAFTAR ISI....................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
2.1 Definisi....................................................................................................2
2.4 Terapi................................................................................................... 11
Daftar Pustaka..............................................................................................19
v
BAB I
PENDAHULUAN
bekerja, lamban, lesu, nyeri ulu hati, sakit kepala terus-menerus terkadang
Hal yang paling berbahaya adalah meningkatnya angka kejadian bunuh diri.
perlu untuk ditanggulangi dan dicegah sedini mungkin. Oleh karena itu,
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
merasa bersalah atau kurang percaya diri, gangguan tidur atau nafsu makan,
2
terkait dengan patologi depresi adalah serotonin dan epineprin. Penurunan
serotonin dapat mencetuskan depresi, dan pada pasien bunuh diri, beberapa
Penemuan yang dilaporkan pada masa itu adalah pasien hipertensi (tekanan
3
menimbulkan perubahan pada amin biogenik sentral. Aksis neuroendokrin
yang paling sering terganggu yaitu adrenal, tiroid, dan aksis hormon
pada pasien depresi. Hipersekresi yang terjadi diduga akibat adanya defek
pada sistem umpan balik kortisol di sistem limpik atau adanya kelainan pada
CRH dipengaruhi oleh emosi. Emosi seperti perasaan takut dan marah
utama pada sistem endokrin dan fungsinya diatur oleh sistem limbik. Emosi
darah otak dan metabolism amigdala, korteks orbital, thalamus medial dan
4
dari korteks preforontal akibat tumor atau stroke atau striatum akibat penyakit
frontal yang terletak di depan area motorik. Peneliti menemukan bukti dari
aktivitas metabolism yang lebih rendah dan ukuran korteks prefrontal yang
lebih kecil pada diri orang yang secara klinis mengidap depresi bila
mengalami kehilangan secara selektif pada sel – sel saraf selama proses
menua. Walaupun ada kehilangan sel saraf yang konstan pada seluruh otak
lebih besar pada sel-sel di dalam lokus seroleus, substansia nigra, serebelum
5
dengan umur tentang penurunan aktivitas dari noradrenergik, serotonergik,
menjadi setengah pada umur 80-an tahun dibandingkan dengan umur 60-an
tahun. 4
terdapat bukti yang kuat, perilaku genetic sedang diteliti pada polimorfisme
terhadap lingkungannya. 5
pedoman adalah ada tidaknya gejala utama dan gejala penyerta lainnya,
lama gejaa yang muncul, dan ada tidaknya episode depresi ulang.
Afek depresi
mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan
menurunnya aktivitas.
6
Konsentrasi dan perhatian berkurang
Tidur terganggu
tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa beratnya
7
3. Tidak boleh ada gejala yang berat diantaranya lamanya seluruh
biasa dilakukannya.
3. Bila ada gejala penting (misal retardasi psikomotor) yang menyolok, maka
pasien mungkin tidak mau atau tidak mampu untuk melaporkan banyak
8
4. Sangat tidak mungkin pasien akan mampu meneruskan kegiatan sosial,
pekerjaan atau urusan rumah tangga, kecuali pada taraf yang sangat
terbatas.
yang mengancam dan pasien merasa bertanggung jawab atas hal itu.
atau menuduh, atau bau kotoran. Retardasi psikomotor yang berat dapat
7
Berdasarkan DSM IV-TR gejala depresi adalah sebagai berikut :
A. Lima (atau lebih) gejala berikut diteruskan selama periode 2 minggu yang
kurang satu gejala dari salah satu mood depresi atau dua kehilangan minat
atau kesenangan. Jangan masukkan gejala yang jelas disebabkan oleh suatu
kondisi medis umum atau waham atau halusinasi yang sesuai mood. 8
9
sedih atau kosong) maupun pengamatan yang dilakukan oleh
yang tidak sesuai (yang dapat berupa waham) hampir setiap hari
10
9. Penurunan kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau
akan kematian), ide bunuh diri berulang tanpa suatu rencana yang
gangguan pada fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi bidang penting lainnya.
hipotirodisme).
E. Gejala tidak lebih baik dijelaskan oleh berduka yaitu setelah kehilangan
orang yang dicintai, gejala menetap lebih lama dari 2 bulan atau ditandai oleh
2.4 Terapi
11
dengan treatmen yang ditentukan. Ada bebarapa treatmen yang biasanya
cemas dan gangguan perasaan yang lain) dan stimulan (untuk membantu
Atypical Antidepresants.
amin sehingga amin dapat lebih banyak menumpuk pada sistem pada
12
simpanan prasinaptik dan dilepaskan, beberapa antidepresan generasi kedua
serotonin (5HT2 atau 5HT). Mirtazapine merupakan agen yang unik karena
13
neurotransmitter di awal terapi yang terlihat pada beberapa antidepresan
respons kompensasi. 8
yang penting menjaga kelangsungan hidup dan fungsi neuron dalam sistem
menurunkan asam amino precursor serotonin yakni triptofan, dalam diet dan
triptofan ini menurunkan kadar triptofan dalam plasma dan secara akut
14
norepinephrine yakni tirosin dapat memulihkan respons terhadap
8
antidepressant penghambat NET yang relative selektif yakni despiramine.
SSRI adalah obat paling luas yang digunakan, karena obat ini merupakan
agen yang paling efektif, dan efek sampinya relative sedikit bahkan pada
dosis yang tinggi, sedangkan MAOI lebih jarang digunakan karena dapat
meyebabkan hipertensi krisis begitu pula dengan obat trisiklin dan tetrasiklik.
Namun, semua antidepresan yang tersedia bersifat toksik bila overdosis serta
kesulitan buang air kecil, mengantuk, berat badan bertambah dan mungkin
terapeutik dicapai. Berdasarkan analisis rangkuman dari lebih dari 100 studi
15
depresi pada kira-kira 50% pasien dibanding dengan dengan kira-kira 25%-
gangguan depresif berat, untuk gangguan ini terapi ECT merupakan terapi
tercepat dan paling efektif yang tersedia, ECT harus dipertimbangkan untuk
emiliki gejala yang berat atau gejala psikotik, memiliki kecenderungan akut
untuk bunuh diri atau membunuh atau memeliki gejala agitasi atau stupor
yang nyata. Pada studi control 70% pasien yang gagal bersepon terhadap
merupakan terapi antidepressant yang efektif dan secara masuk akal dapat
digunakan sebagai terapi pilihan pada sejumlah pasien terutama pada pasien
depresi usia lanjut. ECT tidak memiliki kontraindikasi absolut, hanya situasi
16
BAB III
KESIMPULAN
konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta
bunuh diri.
pasien bunuh diri, beberapa pasien memiliki serotonin yang rendah. Pada
17
Hipersekresi CRH merupakan gangguan aksis HPA yang sangat
adanya defek pada sistem umpan balik kortisol di sistem limpik atau adanya
18
Daftar Pustaka
p:98-9
Jaya. 2001.p:58
19