BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perencanaan strategic tidak hanya merupakan kegiatan perencanaan sutu
organisasi ; tetapi perencanaan strategik lebih merupakan salah satu peranan
management yang paling kritis. Perencanaan strategic menjadi semakin penting
akhir-akhir ini. Para menejer menyadari bahwa perumusan tujuan dan strategi
organisasi yang baik dan jelas akan lebih bermanfaat dalam memberikan arah dan
pedoman bagi organisasinya. Sebagai hasilnya, organisasi berfungsi lebih baik
dari sebelumnya dan menjadi lebih tanggap terhadap perubahan lingkungan.
Dengan perencanaan strategi, konsep organisasi menjadi lebih jelas, sehingga
memungkinkan manajer untuk merumuskan rencana dan kegiatan-kegiatan yang
memberi arah organisasi mencapai tujuannya. Di samping itu, perkembagan
lingkungan terjadi sangat pesat, seperti : kenaikan tingkat perubahan teknologi,
pertumbuhan kompleksitas pekerjaan manajerial, peningkatan kompleksitas
lingkungan eksternal, dan semakin panjang tenggang waktu antara keputusan
sekarang dan hasil di waktu yang akan datang. Itulah sebab pentingnya
perencanaan strategic.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian dari sifat perencanaan strategic ?
2. Bagaimanakah analisis atas usulan program baru?
3. Bagaimanakah analisis program yang sedang berjalan? 4. Bagaimanakah proses
perencanaan strategi?
2
BAB II
PEMBAHASAN
5. Hubungan Organisasional
Perencanaan strategis melibatkan manajemen senior dan manajemen dari
unit bisnis atau pusat tanggung jawab utama lainnya, dibantu oleh staf mereka.
Tujuan utamanya adalah memperbaiki komunikasi antara eksekutif korporat
dengan eksekutif unit bisnis.
Perencanaan strategis merupakan proses manajemen yang dalam
pelaksanaannya sangat bergantung pada gaya dari CEO-nya. Beberapa CEO
memilih untuk mengambil keputusan tanpa manfaat dari alat perencanaan formal.
Di beberapa perusahaan lainnya, CEO menginginkan beberapa rencana
keseluruhan untuk alasan – alasan yang telah dinyatakan sebelumnya. Manajemen
senior lainnya memilih analisis dan dokumentasi yang ekstensif atas rencana, dan
terperinci.
4. Tidak ada alternative yang layak untuk diadopsi. Hukum lingkungan mungkin
mengharuskan investasi dalam suatu program baru.
Di sini dijelaskan secara singkat beberapa pertimbangan yang berguna dalam
mengimplementasikan sistem evaluasi pengeluaran modal.
B. Aturan – Aturan
Perusahaan umumnya mempublikasikan aturan dan prosedur untuk persetujuan usulan
pengeluaran modal dengan berbagai besaran. Usulan pengeluaran yang kecil dapat
disetujui di tingkat manajer pabrik, bergantung pada total jumlah yang telah
ditentukan dalam satu tahun, dan usulan yang lebih besar akan diteruskan ke manajer
unit bisnis, lalu ke CEO, dan, dalam kasus usulan yang sangat penting, ke dewan
direksi.
C. Menghindari Manipulasi
Para pengusul yang mengetahui bahwa proyek mereka dengan nilai sekarang bersih
yang negative kemungkinan besar tidak akan disetujui, bisa saja ” nekat” bahwa
proyek tersebut harus diambil. Dalam beberapa kasus, mereka mungkin membuat
usulan tersebut menjadi menarik dengan cara menyesuaikan estimasi awal, sehingga
proyek tersebut memenuhi kriteria numerik-mungkin dengan membuat estimasi yang
optimistis atas pendapatan penjualan atau dengan mengurangi penyisihan untuk
kontijensi dalam beberapa elemen biaya. Salah-satu tugas yang paling sulit dari
analisis proyek adalah untuk mendeteksi manipulasi semacam itu.
D. Model
Selain model pembuatan anggaran modal yang mendasar, ada teknik-teknik
spesialisasi, seperti analisis risiko, analisis sensitivitas, simulasi, perencanaan
skenario, teori permainan, model penetapan harga opsi, analisis klaim kontinjen, dan
analisis diagram pohon untuk pengambilan keputusan.
nilai (value chain analysis) dan perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity-
based costing).
Rantai nilai adalah sekelompok aktivitas yang menciptakan nilai dan saling
berhubungan yang menjadi bagiannya, dari memperoleh bahan baku dasar untuk
pemasok komponen sampai membuat produk akhir dan mengantarkannya ke
pelanggan akhir.
Pemasok dari
Pemasok Perusahaan
pemasok
Pelanggan dari
Perusahaan Pelanggan
pelanggan
Analisis rantai nilai mengakui fakta bahwa aktivitas nilai individual dalam
suatu perusahaan tidaklah independen tetapi saling bergantung. Suatu perusahaan
mungkin ingin menganalisis hubungan proses di dalam rantai nilai, mencari cara
untuk meningkatkan efisiensinya. Efisiensi dari bagian desain rantai nilai dapat
ditingkatkan dengan mengurangi jumlah komponen terpisah dan meningkatkan
kemudahan untuk produksinya. Efisiensi dapat dibagi tiga berdasarkan letaknya.
Efisiensi dari bagian dalam (yaitu bagian yang mendahului produksi) dapat
ditingkatkan dengan mengurangi jumlah vendor atau menggunakan computer dalam
menempatkan pesanan secara otomatis. Efisiensi dari bagian produksi dapat
ditingkatkan dengan meningkatkan otomasi, mungkin dengan menggunakan robot
atau dengan sistem pengendalian produksi yang baik. Efisiensi bagian luar (yaitu dari
pintu pabrik sampai ke pelanggan) dapat ditingkatkan dengan membuat pelanggan
memesan secara elektronik atau mengubah letak gudang.
ABC ketika digunakan sebagai bagian dari proses perencanaan strategi, dapat
memberikan wawasan yang berarti. Misalnya, ABC dapat menunjukkan bahwa
produk rumit dengan banyak komponen terpisah memiliki biaya desain dan produksi
lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang lebih sederhana.
Dalam suatu perusahaan yang beroperasi sesuai dengan tahun kalender, proses
perencanaan strategis dimulai pada musim semi dan diselesaikan pada musim gugur,
tepat sebelum pembuatan anggaran tahunan. Proses tersebut melibatkan langkah-
langkah berikut ini:
c. Pertemuan Manajemen
10
e. Analisis
Ketika kantor pusat menerima rencana unit bisnis, kantor pusat
mengagregasikannya menjadi satu rencana strategis korporat secara keseluruhan.
Staf perencanaan dan pemasaran, produksi dan eksekutif fungsional lainnya di
kantor pusat menganalisis rencana ini secara mendalam. Unit bisnis X
merencanakan taktik pemasaran baru; apakah mungkin bahwa penjualan yang
dihasilkan akan sebesar seperti yang diindikasikan oleh rencana tersebut? Unit
bisnis Y merencanakan suatu kenaikan dalam jumlah karyawan bagian umum dan
administratif; apakah tambahan karyawan tersebut benar-benar diperlukan? Unit
bisnis Z mengasumsikan peningkatan yang besar dalam produktivitas, apakah
justifikasi pendukungnya realistis? Penelitian dan pengembangan menjanjikan
produk penting baru,; apakah unit bisnis siap untuk memproduksi dan menjual
produk tersebut? Beberapa manajer unit bisnis cenderung untuk memasukkan slack
ke dalam estimasi mereka, sehingga tujuan mereka lebih mudah untuk dicapai;
apakah sebagian dari slack ini dapat dideteksi dan dihilangkan?
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan Strategi adalah proses memutuskan program apa yang dilakukan oleh organisasi
dan menaksir jumlah sumberdaya yang akan dialokasikan pada masing-masing program
untuk beberapa tahun yang akan dating.
Hasil akhir dari sebuah perencanaan strategi berupa dokumen yang dinamakan rencan strategi
(strategic plan) atau sering disebut program.
13
DAFTAR PUSTAKA