Anda di halaman 1dari 19

PERBANKAN SYARIAH

Produk Jasa Bank Syariah

Dosen Pengampu:
Nofinawati, M.A

Oleh Kelompok X:

1. Nuraminah Pohan (NIM 2240100058)


2. Saima Putri Lubis (NIM 2240100055)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY
PADANGSIDIMPUAN
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Pengasih bagi Maha Penyayang, saya
panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayahnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tugas kelompok
Perbankan Syariah dengan judul “Produk Jasa Bank Syariah”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidaklah lain berkat
bantuan dan dukungan beberapa pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih
kepada pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Dengan adanya makalah
ini, diharapkan semoga dapat memberikan manfaat untuk kita semua.

Mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam pengetikan kata-kata yang kurang
berkenenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa
depan. .

Padangsidimpuan, 13 November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................1

1.3 Tujuan..................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................2

2.1 Kegiatan Jasa Bank Syariah ................................................................2

2.2 Wakalah ..............................................................................................11

2.3 Kafalah.................................................................................................11

2.4 Sharf.....................................................................................................12

2.5 Hawalah...............................................................................................12

2.6 Rahn.....................................................................................................13

BAB III PENUTUP.........................................................................................14

3.1 Kesimpulan..........................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada awal beroperasinya Bank Umum Syariah Indonesia, banyak yang beranggapan bahwa
bank syariah hanya melaksanakan kegiatan sosial, banyak yang tidak tahu bahwa bank
syariah juga melaksanakan kegiatan usaha bidang jasa layanan seperti transfer, inkasi, kliring,
bank garansi, letter of credit, pembayaran gaji, pembayaran telpon dan sebagainya. Dalam
menjalankan fungsi jasa perbankan ini yang harus diperhatikan adalah prinsip apa yang
dipergunakan. Prinsip-prinsip syariah yang berkaitan dengan jasa perbankan antara lain
Wakalah, Kafalah, Sharf, Hawalah, Rahn. Berikut akan diuraikan dengan lengkap dan rinci
masing-masing prinsip jasa layanan yang dlaksanakan oleh bank syariah.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa saja kegiatan jasa bank syariah?


2. Apa yang dimaksud Wakalah?
3. Apa yang dimaksud Kafalah?
4. Apa yang dimaksud Sharf?
5. Apa yang dimaksud Hawalah?
6. Apa yang dimaksud Rahn?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui kegiatan jasa bank syariah


2. Untuk mengetahui penjelasan tentang Wakalah
3. Untuk mengetahui penjelasan tentang Kafalah
4. Untuk mengetahui penjelasan tentang Sharf
5. Untuk mengetahui penjelasan tentang Hawalah
6. Untuk mengetahui penjelasan tentang Rahn

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kegiatan Jasa Bank Syariah

2.1.1 Transfer

Transfer merupakan jasa bank yang umum dikenal masyarakat sebagaimana ditemui
di perbankan konvensional. Pada prinsipnya, transfer adalah jasa bank untuk memindahkan
sejumlah dana tertentu sesuai perintah pemberi amanat (nasabah/pihak lain) untuk
keuntungan penerima. Dengan prinsip demikian, maka jasa transfer dapat menggunakan
prinsip wakalah wal ijarah, dimana bank menerima perwakilan dari nasabah untuk
mengirimkan sejumlah uang tertentu dan atas jasanya itu bank memungut biaya tertentu. 1

Proses transfer dapat dilakukan dengan tiga cara, yakni:

1. Pemindahbukuan

Pemindahbukuan adalah proses transfer dilakukan antara dua rekening dalam satu bank yang
sama. Untuk bank yang sudah memiliki fasilitas on-line system, maka proses
pemindahbukuan dapat dilakukan dalam hitungan detik meskipun berbeda wilayah, bahkan
negara.

2. Melalui LLG (lalu lintas giral)

Proses transfer dengan fasilitas LLG adalah proses transfer yang memanfaatkan fasilitas
kliring di Bank Indonesia, yakni dengan menerbitkan nota kredit kepada bank yang dituju.
Nota kredit tersebut kemudian akan dikirim ke Bank Indonesia sebagai penyelenggara
kliring. Bank Indonesia kemudian akan mendebet rekening bank syariah dan kemudian
mengkredit rekening bank tujuan, dan selanjutnya nota kredit dimaksud dikirim kembali ke
bank tujuan. Setelah menerima nota kredit tersebut bank tujuan akan segera mengkredit
rekening penerima.

3. Dengan wesel

Proses transfer dengan menggunakan wesel sudah jarang dilakukan oleh bank, tetapi masih
dilakukan oleh Kantor Pos. Atas perintah nasabah, bank akan menerbitkan wesel untuk
kemudian dikirim kepada penerima. Penerima kemudian akan datang ke bank untuk
mengambil uang tersebut. Media ini biasanya digunakan untuk nasabah penerima yang tidak
memiliki rekening di bank.

1
Zulkifli Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2003), hlm. 119

2
Skema Transfer

Dalam transaksi transfer terdapat beberapa pihak, antara lain :

1. Pemberi amanat (Remitter), yakni pihak yang memberikan amanat kepada bank untuk
pengiriman uang
2. Bank pengirim (Remitting bank), yakni bank yang menerima perintah pengiriman
uang dari nasabah
3. Bank penerima (Beneficiary bank), yakni bank yang melakukan pembayaran kepada
pihak penerima
4. Penerima (Beneficiary), yakni pihak yang menerima kiriman uang Dari sisi aliran
dana, transfer terdiri dari dua, yakni: transfer masuk dan transfer keluar. Transfer
masuk (incoming transfer) adalah proses transfer dimana bank bertugas sebagai bank
penerima (beneficiary bank).2

Dalam posisi ini, petugas bank harus segera memastikan terkreditnya dana ke rekening
yang benar sesuai perintah yang tertera didalam nota kredit dari bank pengirim. Transfer
keluar (outgoing transfer) adalah proses transfer dimana bank bertindak sebagai bank
pengirim (remitting bank). Dalam hal ini, bank menerima perintah langsung dari nasabah
untuk melakukan transfer dana.

Dalam kasus transfer ke kota lain dimana pihak penerima merupakan nasabah bank lain
yang berada diluar wilayah kliring bank, tetapi terdapat cabang bank pengirim. Kasus ini
dapat diakomodasi dengan dua cara, yakni:

a. Memanfaatkan jasa cabang bank pengirim


b. Memanfaatkan jasa cabang bank tujuan

2
Ibid : hal. 120

3
2.1.2 Kliring

Kliring adalah sarana perhitungan hutang piutang antar bank peserta kliring guna
memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral dalam suatu wilayah tertentu
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Dalam transaksi kliring, bank dapat menerima perintah
dari nasabah untuk menagih sejumlah dana tertentu sebagaimana tercantum didalam warkat
kliring, dan atas perintah tersebut bank memungut biaya tertentu. Dengan skim sedemikian,
maka skim ini dapat menggunakan prinsip wakalah wal ijarah. 3

Yang termasuk warkat kliring antara lain: cek, B/G, Kiriman Uang, Wesel Bank, Nota
Debet atau Nota Kredit.

Dalam transaksi kliring terdapat beberapa pihak, antara lain:

1. Pemberi amanat (Principal), yakni pihak yang memberikan amanat kepada bank
2. Bank pengirim (Remitting bank), yakni bank yang menerima perintah proses kliring
3. Bank tertarik (Drawee bank), yakni bank yang harus melakukan pembayaran atas
tagihan kliring yang diterimanya
4. Tertarik (Drawee), yakni pihak yang harus membayar tagihan kliring

Skema Kliring

Keterangan Gambar:

1. Nasabah memberikan amanat kepada bank untuk kliring


2. Bank mengkliringkan warkat kliring ke BI
3. BI mengirim warkat ke bank tertarik
4. Bank terterik mendebet rekening pihak tertarik
5. Bank tertarik mengkredit rekening BI
6. Dalam kondisi tidak ada tolakan kliring, maka bank pengirim akan memberikan hasil
kliring kepada nasabah pemberi amanat

3
Ibid : hal. 121

4
2.1.3 Inkasso

Inkasso adalah penagihan surat-surat berharga (warkat inkasso) yang diterima


nasabah untuk ditagihkan kepada bank lain diluar wilayah kliring. Dalam transaksi inkasso,
bank dapat menerima perintah dari nasabah untuk menagih sejumlah dana tertentu
sebagaimana tercantum didalam warkat kliring, dan atas perintah tersebut bank memungut
biaya tertentu. Dengan skim sedemikian, maka skim ini dapat menggunakan prinsip wakalah
wal ijarah.4

Skema Inkasso

Keterangan Gambar:

1. Nasabah memberikan amanat kepada bank untuk inkasso


2. Bank mengkliringkan warkat inkasso ke bank tertarik
3. Bank tertarik mendebet rekening pihak tertarik
4. Bank tertarik membayar ke bank pengirim
5. Pembayaran pemberi amanat

Sama seperti pada proses transfer, proses inkasso dapat dilakukan dengan 2 cara,
yakni dengan memanfaatkan cabang bank pengirim di kota bank tertarik atau dengan
memanfaatkan cabang bank kota tertarik di kota bank pengirim.

2.1.4 Safe Defosit Box


4
Ibid : hal. 125

5
Safe deposit box adalah sebuah jasa pelayanan bank untuk menyediakan kotak khusus
yang dapat diakses secara pribadi oleh nasabah penggunanya. Nasabah diberikan
kewenangan untuk memasuki ruangan khusus untuk mengakses kotak dimaksud. Bank tidak
dibenarkan untuk mengakses atau membuka kotak tersebut, tanpa seizin nasabah. Jadi, bank
tidak berhak mengetahui isi kotak dimaksud, namun bank dapat mensyaratkan dilarangnya
penyimpanan barang-barang terlarang dalam sebuah pernyatan tertulis dari nasabah. Atas
pelayanan ini, bank memungut biaya tertentu. Untuk skim ini, dapat dilakukan dengan dua
prinsip yakni: prinsip ijarah (sewa) dan prinsip wadiah yad al-amanah. Pada prinsip ijarah,
bank bertindak sebagai pihak yang menyewakan suatu kotak khusus untuk digunakan oleh
nasabah penyewa selama jangka waktu tertentu. Pada kondisi ini, bank akan memungut biaya
sewa. Pada prinsip wadiah, bank bertindak sebagai penerima titipan dari pemberi titipan
yakni nasabah, dan bank tidak diperkenankan untuk menggunakan barang dimaksud. Untuk
itu, bank akan memungut biaya pemeliharaan..5

Implementasinya, bank dan nasabah membuat kesepakatan mengenai biaya safe


deposit box dan jangka waktunya, misalnya Rp 250.000 untuk satu tahun, dibayar dimuka.
Nilai ini biasanya berbeda tergantung besar kecilnya box. Pada saat kesepakatan dicapai,
bank akan menyerahkan kunci box kepada nasabah diikuti dengan tanda terima kunci. Untuk
menjamin keamanan kunci, maka biasanya bank meminta biaya jaminan kunci dengan nilai
tertentu. Uang jaminan ini akan dikembalikan jika masa perjanjian berakhir dan nasabah
mengembalikan kuncinya. Proses penyimpanan dan pengambilan barang oleh nasabah
dilakukan sendiri tanpa disertai petugas bank. Untuk menjaga privasi nasabah, biasanya box-
box ini disimpan dalam ruangan khusus.

2.1.5 Jasa Taksir & Penitipan

Jasa taksir adalah sebuah jasa pelayanan bank untuk menaksir harga pasar sebuah
obyek tertentu. Atas jasa ini bank dapat mengenakan biaya tertentu. Untuk transaksi ini bank
dapat menggunakan prinsip ijarah. Pada produk ini bank bertindak sebagai pemberi jasa, dana
memungut ujrah (upah) atas jasanya itu. Implementasinya, nasabah datang ke petugas bank
menyerahkan barang yang akan ditaksir. Dengan kemampuannya, petugas tersebut akan
menaksir barang tersebut. Hasil taksiran barang akan dicatat dalam formulir tertentu untuk
diserahkan kepada nasabah. Atas jasanya ini bank memungut biaya taksir. Biaya taksir
biasanya bervariasi tergantung tingkat kesulitan taksir.

Jasa penitipan adalah jasa pelayanan bank untuk menyimpan barang milik nasabah. Berbeda
dengan safe deposit box, pada produk ini bank tidak menyediakan ruangan khusus
untuk di akses nasabah, tetapi hanya menyediakan lemari khusus yang hanya dapat
diakses petugas bank. Sebelum menyimpannya, bank dan nasabah menyepakati terlebih
dulu kualitas dan kuantitas barang dimaksud sebelum disimpan. Kondisi dimaksud harus
sama dengan pada waktu nasabah meminta kembali barang dimaksud. Atas pelayanan ini,
bank akan memungut biaya pemeliharaan tertentu. Produk ini dapat menggunakan prinsip
wadiah yad al-amanah atau ijarah.

5
Ibid : hal. 127-128

6
Kedua produk jasa di atas dapat merupakan produk sampingan dari produk Gadai
Syariah. Selain melayani gadai, maka bank dapat melakukan pelayanan jasa taksir ataupun
penyimpanan.

2.1.6 ATM & Payment Point

ATM (Automatic Teller Machine) adalah mesin yang dapat melakukan tugas-tugas
yang seharusnya dilakukan oleh teller. Dengan menggunakan ATM, nasabah dapat
melakukan transaksi kapanpun dan dimanapun. Atas pelayanan bank ini, bank akan
memungut biaya pemeliharaan tertentu. Produk ini dapat menggunakan prinsip ijarah. Untuk
pelayanan terhadap nasabah, bank dapat memberikan fitur antara lain: transfer antar rekening,
pembayaran telepon, handphone, listrik, dan lain-lain. Biaya yang dipungut biasanya
ditetapkan secara bulanan dengan nilai yang tetap, misalnya Rp 3.000,00. Namun demikian,
ada beberapa bank yang juga menerapkan biaya administrasi setiap kali terjadi transaksi
dengan ATM.6

Pada perkembangannya, produk ATM ini tidak hanya memiliki target market nasabah
pendanaan, namun juga bank dan merchant. Bank-bank yang menjadi target pasar adalah
bank yang ingin memiliki fasilitas ATM, namun tidak memiliki teknologinya terkait masalah
mahalnya biaya investasi produk ini. Sistem ATM bersama yang sedang trend saat ini
menjadi sumber pemasukan yang besar bagi bank yang memiliki teknologi ini. Biasanya
setiap kali penerbitan kartu ATM dan transaksi di ATM oleh nasabah bank mitra kerja akan
dikenakan biaya tertentu untuk kepentingan bank pemilik teknologi ATM.

Saat ini perkembangan ATM sudah sedemikian maju hingga penarikan dana dapat
dilakukan pada kasir-kasir belanja di merchant. Karena itulah, maka merchant seperti pasar
swalayan menjadi target market bagi produk ini.

Payment point adalah produk pelayanan dimana bank bertindak sebagai perpanjangan
tangan instansi tertentu untuk menerima pembayaran seperti pembayaran telepon, handphone,
listrik, air, dan lain- lain. Untuk produk ini, dapat digunakan prinsip ijarah. Implentasinya,
bank akan membuka counter penerima setoran pembayaran. Dana yang dikumpulkan
kemudian akan dikirimkan kepada instansi terkait. Pendapatan yang diterima bank dapat
bersumber dari nasabah ataupun dari diskon yang diterima dari instansi terkait.

2.1.7 Foreign Exchang

Foreign exchange adalah jasa layanan bank dalam tukar menukar mata uang. Untuk ini dapat
digunakan prinsip sharf. Ada beberapa hal yang perlu diketahui antara lain:

1. Pertukaran harus dilakukan antara mata uang yang berbeda. Jika dilakukan dengan
mata uang yang sama harus dalam nilai yang sama juga.
2. Proses pertukaran harus dilakukan secara tunai, bukan transaksi forward.
3. Nilai tukar atau kurs biasanya terdiri dari:
a. Kurs jual-beli bank TT; Kurs ini digunakan untuk transaksi giral
6
Ibid : hal. 128-129

7
b. Kurs jual-beli bank Bank Notes; Kurs ini digunakan untuk transaksi uang
kartal
c. Kurs tengah BI; Kurs ini digunakan untuk sistem pelaporan ke Bank Indonesia
d. Kurs pajak; Kurs ini digunakan untuk menghitung pajak impor
4. Istilah jual dan beli pada tabel kurs bank harus harus dipahami dalam posisi bank. Jadi
istilah kurs jual berarti harga jual bank, dan kurs beli berarti harga beli bank
5. Perhatikan kepemilikan hard currency tersebut. Jadi jika nasabah ating ingin menukar
uang dolar miliknya menjadi rupiah, maka digunakan kurs beli bank, karena bank
dalam posisi membeli USD.
6. Valuta yang dipertukarkan biasanya hard currency seperti USD, GBR, JPY, dll.

2.1.8 Bank Garansi

Bank garansi adalah pernyataan tertulis yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan
nasabahnya (terjamin) untuk menanggung risiko tertentu (penggantian kerugian) yang timbul
bila pihak terjamin tidak dapat menjalankan kewajibannya dengan baik (wan prestasi) kepada
pihak yang menerima jaminan (beneficiary). Dengan definisi sedemikian, maka transaksi
bank garansi dapat menggunakan prinsip kafalah wal ijarah, karena terdapat pemindahan
tanggung jawab dari nasabah kepada bank.7

Para pihak yang terlibat dalam transaksi ini antara lain :

1. Pihak terjamin, yakni pihak yang dijamin oleh bank (nasabah)


2. Pihak penjamin, yakni pihak yang mengeluarkan jaminan (bank)
3. Pihak penerima jaminan, yakni pihak yang memperoleh penggantian jika terjadi wan-
prestasi

Bank garansi ini dapat dikategorikan sebagai jasa jika nasabah menyetorkan setoran jaminan
100%. Dalam aplikasinya, bank garansi terdiri dari:

1. Bid bond, yakni jaminan bank untuk mengikuti tender


2. Advance payment bond, yakni jaminan bank atas uang muka yang diterima nasabah
3. Performance bond, yakni jaminan bank untuk pelaksanaan sebuah pekerjaan/proyek
4. Retention bond, yakni jaminan bank untuk pemeliharaan proyek setelah masa
pekerjaan proyek selesai
5. Shipping guarantee, yakni jaminan bank untuk mengeluarkan barang impor sebelum
dokumen impor tiba.

2.1.9 Letter of Credit dan SKBDN

7
Ibid : hal. 130

8
Letter of Credit (L/C) adalah jaminan pembayaran tertulis yang diterbitkan oleh bank
atas dasar permohonan applicant kepada benefi-ciary apabila dapat memenuhi dokumen yang
dipersyaratkan didalamnya. SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri) hampir sama
dengan 1/C. Perbedaannya adalah dasar prakteknya. Praktek L/C diatur oleh sebuah
kebiasaan dagang yakni UCPDC (Uniform Customs and Practices for Documentary Credit),
sedangkan SKBDN diatur oleh Surat Keputusan Bank Indonesia.8

Meskipun sebenarnya L/C merupakan exposure dari sebuah bank, tapi L/C dapat
dikategorikan sebagai produk jasa jika nasabah menyediakan setoran jaminan berupa uang
sebesar 100% dari nilai L/C Pada transaksi ini, bank menerima perintah dari nasabah
(applicant) untuk menerbitkan L/C, dan atas perintah tersebut bank memungut biaya tertentu
dari nasabah. Dalam kondisi demikian, sebenarnya L/C lebih mirip sebagai metode
pembayaran belaka, dengan demikian dapat digunakan prinsip wakalah wal ijarah. Selain
L/C, sebenarnya masih terdapat beberapa metode pembayaran internasional lainnya yakni:

1. Advance Payment, yakni metode pembayaran dimana pembeli melakukan


pembayaran dimuka sebelum menerima barang yang dibeli.
2. 2. Open Account, yakni metode pembayaran dimana pembeli melakukan pembayaran
setelah menerima barang yang dibeli.
3. Consignment (konsinyasi), yakni metode pembayaran yang dimana pembeli baru akan
melakukan pembayaran setelah barang dimaksud laku terjual. Pada metode ini,
pembeli bertindak sebagai agen penjual barang.
4. Collection, yakni metode pembayaran yang dilakukan atas tagihan diterima dari pihak
penjual.
5. Metode lainnya seperti barter, perdagangan lintas batas, dan lain- lain.

Para pihak yang terlibat didalam transaksi L/C antara lain:

1. Applicant atau importir atau mandat kepada bank untuk menerbitkan L/C.
memberikan buyer, yaitu pihak yang
2. Issuing Bank , yaitu bank yang bertindak menerbitkan L/C
3. Beneficiary atau eksportir atau seller, yaitu pihak yang menerima L/C
4. Advising Bank, yaitu bank yang bertindak meneruskan L/C kepada pihak yang berhak
dituju
5. Negotiating bank, yaitu bank yang bertindak menegosiasi dokumen yang
dipersyaratkan dalam L/C
6. Paying bank, yaitu bank yang bertindak melakukan pembayaran
7. Accepting Bank, yaitu bank yang bertindak melakukan akseptasi atau janji bayar
tertentu kepada beneficiary
8. Confirming Bank, yaitu bank yang bertindak menjamin pembayaran L/C

Pihak no.1 s/d 3 merupakan pihak mandatory, yakni pihak yang harus ada dalam setiap
transaksi L/C. Sedangkan pihak no.4 s/d 8 merupakan pihak optional, yakni pihak yang
mungkin ada.

8
Ibid : hal. 130-132

9
Kelebihan L/C

Metode pembayaran dengan L/C memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode


pembayaran lainnya, antara lain:

1. Pembayaran baru dilakukan jika persyaratan yang diinginkan dapat dipenuhi,


sehingga kepentingan pembeli terakomodasi
2. Pembayaran dilakukan secara tepat waktu sesuai ketentuan didalam L/C, sehingga
kepentingan penjual terpenuhi
3. Pihak penjual yang tidak mengenal kredibilitas pembeli karena dibatasi oleh waktu
dan batas negara, dapat digantikan oleh kredibilitas Issuing Bank (transfer of
credibility)
4. Kredibilitas penjual yang juga penting bagi pembeli terjamin dengan kemampuannya
memenuhi semua ketentuan yang tertera didalam L/C

Kekurangan L/C

Disamping kelebihannya, metode L/C juga memiliki kekurangan sebagai berikut:

1. Biaya yang relatif lebih mahal, seperti munculnya biaya pembukaan L/C, biaya
pengiriman L/C, Handling fee dan lain-lain
2. Bagi penjual, biaya lain yang akan muncul antara lain: negotiating fee, handling fee,
dan lain-lain

2.2 Wakalah

2.2.1 Pengertian dan Rukun Wakalah

10
Wakalah adalah pelantikan seorang untuk mengambil tempat orang yang melantiknya
untuk mengerjakan suatu tugas bagi pihaknya. Wakalah merupakan salah satu perjanjian
yang memberikan kuasa orang yang mewakili kepada wakil untuk menjalankan suatu kerja
bagi pihak diwakili itu. Misalnya seorang nasabah minta Bank Islam untuk mewakilinya
untuk membeli sejumlah saham dari sebuah perusahaan tertentu bagi pihaknya dengan
membuat bayaran yang disetujui. Setelah pembelian tersebut selesai, maka pihak Bank
menyerahkan saham saham itu kepada nasabah, dengan itu selesailah hubungan Wakalah
antara Nasabah dengan Bank bersangkutan.9

Dalam prinsip wakalah rukun wakalah adalah :

a. Pemberi kuasa (Muwakil)


b. Penerima kuasa (Wakil)
c. Obyek yang dikuasakan (Taukil)
d. Ijab Qabul (Sighat)

2.3 Kafalah

2.3.1 Pengertian dan Rukun Kafalah

Kafalah dan Dhamanah mempunyai arti yang sama, yaitu jaminan. Yang mana yang
dimaksud dengan Jaminan adalah bertanggung jawab atas hak yang thabit / wajib bagi orang
lain atau menghadirkan seseorang yang mempunyai suatu tanggung jawab untuk diambil
tindakan atau mendapatkan suatu barang pengganti kepada pihak yang berhak. Dengan ini,
berarti jaminan adalah : menempatkan tanggung jawab seseorang kepada tanggung jawab
orang lain.

Rukun kafalah adalah

a. Pihak penjamin (kaafil)


b. Pihak yang dijamin (Makful)
c. Obyek penjaminan (Makful alaih)
d. Ijab kabul (Sighat)

2.4 Sharf

2.4.1 Pengertian dan Rukun Sharf

Yaitu berpisahnya dua pelaku sharf secara fisik dari tempat transaksi; seorang menuju
ke satu arah dan yang lain ke arah lain. Atau salah satunya pergi sementara yang lain tetap di
9
E-Book, Produk Perbankan Syariah. (Wiroso: LPFE Usakti, 2011) hlm. 400-409

11
tempat transaksi. Jika keduanya tetap berada di tempat, maka perpisahan itu belum terjadi,
meskipun keberadaan di tempat transaksi mereka berlangsung sangat lama disebabkan tidak
adanya perpisahan secara fisik.10

Ash Shaft adalah jual beli mata uang. Asalnya mata uang hanya emas dan perak, uang
emas disebut dinar dan uang perak disebut Dirham. Mata uang dari kedua jenis itu disebut
mata uang intrinsik. Zaman sekarang, mata uang juga berbentuk nikel, tembaga dan kertas
yang dibeli nilai tertentu. Mata uang dari jenis-jenis tersebut disebut mata uang menurut
nonimal.

Rukun dari sharf adalah :

a. Penjual (Ba’i)
b. Pembeli (Musytari)
c. Mata uang yang diperjual belikan (Sharf)
d. Nilai tukar (Si’rus Sharf)
e. Ijab Qabul (Sighat)

2.5 Hawalah

2.5.1 Pengertian dan Rukun Hawalah

Hawalah atau Hiwalah adalah akad pengalihan hutang dari pihak yang berhutang
kepada pihak lain yang wajib menanggung (membayar)-nya.

Rukun Hawalah

a. Pihak yang berhutang dan berpiutang (muhil)


b. Pihak yang berpiutang (muhal)
c. Pihak yang berhutang dan berkewajiban membayar hutang kepada muhil (muhal
'alaih)
d. Hutang muhil kepada muhal (muhal bih).
e. Hutang muhal alaih kepada muhil
f. Ijab qabul (sighat)

2.6 Rahn

2.6.1 Pengertian dan Rukun Rahn

10
Ibid : hal. 420-423

12
Akad rahn (zuhaili, bmi ) menurut syara` adalah menahan sesuatu denan cara yang
dibenarkan yang memungkinkan untuk ditarik kembali. Yaitu menjadikan barang yang
mempunyai nilai harta menurut pandangan syara` sebagai jaminan hutang,hingga orang yang
bersangkutan boleh mengambil hutang semuanya atau sebagian. Juga termasuk rahn adalah
transaksi yang menggunakan surat berharga (sebagai jaminan) dengan barang.11

Rahn adalah menahan salah satu harta milik di peminjam sebagai jaminan atas
pinjaman yang diterimannya, dan barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis.

Rukun Ar-Rahn:

a. Pihak yang menggadaikan (raahin)


b. Pihak yang menerima gadai (murtahin
c. Obyek yang digadaikan (marhun)
d. Hutang (marhun bih)
e. Ijab qabul (sighat)

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

11
Ibid : hal. 438

13
1. Transfer adalah jasa bank untuk memindahkan sejumlah dana tertentu sesuai perintah
pemberi amanat (nasabah/pihak lain) untuk keuntungan penerima. Dengan prinsip demikian,
maka jasa transfer dapat menggunakan prinsip wakalah wal ijarah, dimana bank menerima
perwakilan dari nasabah untuk mengirimkan sejumlah uang tertentu dan atas jasanya itu bank
memungut biaya tertentu.

2. Kliring adalah sarana perhitungan hutang piutang antar bank peserta kliring guna
memperluas dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral dalam suatu wilayah tertentu
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.

3. Inkasso adalah penagihan surat-surat berharga (warkat inkasso) yang diterima nasabah
untuk ditagihkan kepada bank lain diluar wilayah kliring.

4. Safe deposit box adalah sebuah jasa pelayanan bank untuk menyediakan kotak khusus
yang dapat diakses secara pribadi oleh nasabah penggunanya. Untuk skim ini, dapat
dilakukan dengan dua prinsip yakni: prinsip ijarah (sewa) dan prinsip wadiah yad al-amanah.

5. Jasa taksir adalah sebuah jasa pelayanan bank untuk menaksir harga pasar sebuah obyek
tertentu. Atas jasa ini bank dapat mengenakan biaya tertentu. Untuk transaksi ini bank dapat
menggunakan prinsip ijarah.

6. Jasa penitipan adalah jasa pelayanan bank untuk menyimpan barang milik nasabah. Produk
ini dapat menggunakan prinsip wadiah yad al-amanah atau ijarah.

7. ATM (Automatic Teller Machine) adalah mesin yang dapat melakukan tugas-tugas yang
seharusnya dilakukan oleh teller. Dengan menggunakan ATM, nasabah dapat melakukan
transaksi kapanpun dan dimanapun. Atas pelayanan bank ini, bank akan memungut biaya
pemeliharaan tertentu. Produk ini dapat menggunakan prinsip ijarah.

8. Payment point adalah produk pelayanan dimana bank bertindak sebagai perpanjangan
tangan instansi tertentu untuk menerima pembayaran seperti pembayaran telepon, handphone,
listrik, air, dan lain-lain. Untuk produk ini, dapatdigunakan prinsip ijarah.

9. Foreign exchange adalah jasa layanan bank dalam tukar menukar mata uang.

10. Bank garansi adalah pernyataan tertulis yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan
nasabahnya (terjamin) untuk menanggung risiko tertentu (penggantian kerugian) yang timbul
bila pihak terjamin tidak dapat menjalankan kewajibannya dengan baik (wan prestasi) kepada
pihak yang menerima jaminan (beneficiary).

11. Letter of Credit (L/C) adalah jaminan pembayaran tertulis yang diterbitkan oleh bank atas
dasar permohonan applicant kepada beneficiary apabila dapat memenuhi dokumen yang
dipersyaratkan didalamnya.

12. Wakalah adalah pelantikan seorang untuk mengambil tempat orang yang melantiknya
untuk mengerjakan suatu tugas bagi pihaknya. Wakalah merupakan salah satu perjanjian
yang memberikan kuasa orang yang mewakili kepada wakil untuk menjalankan suatu kerja
bagi pihak diwakili itu.

14
13. Kafalah dan Dhamanah mempunyai arti yang sama, yaitu jaminan. Yang mana yang
dimaksud dengan Jaminan adalah bertanggung jawab atas hak yang thabit / wajib bagi orang
lain atau menghadirkan seseorang yang mempunyai suatu tanggung jawab untuk diambil
tindakan atau mendapatkan suatu barang pengganti kepada pihak yang berhak.

14. Sharf Yaitu berpisahnya dua pelaku sharf secara fisik dari tempat transaksi; seorang
menuju ke satu arah dan yang lain ke arah lain. Atau salah satunya pergi sementara yang lain
tetap di tempat transaksi.

15. Hawalah atau Hiwalah adalah akad pengalihan hutang dari pihak yang berhutang kepada
pihak lain yang wajib menanggung (membayar)-nya

16. Rahn adalah menahan salah satu harta milik di peminjam sebagai jaminan atas pinjaman
yang diterimannya, dan barang yang ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis.

DAFTAR PUSTAKA

Zulkifli, Sunarto. 2003. Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syariah. Jakarta: Zikrul Hakim

15
Suwiknyo, Dwi. 2010. Jasa-Jasa Perbankan Syariah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

E-Book. 2011. Produk Perbankan Syariah. Wiroso: LPFE Usakti

16

Anda mungkin juga menyukai