Anda di halaman 1dari 3

Bismillah

Resume bahasan kajian bu jenni (16 juli 2019)

MUKADIMAH
Jadi hari ini belum membahas buku fikih muyassar karena buku fikih muyassar itu sendiri dr
kata "aysar" yg artinya mudah. Maksudnya buku fikih yg mudah dipahami. Jadi hari ini bahas
buku bulughul mahram dulu untuk menyeimbangi buku fikih muyassar itu karna di dlm
bulughul mahram lebih lengkap mengenai hadis2nya.
Dan ada pesan dari bu jenni bahwa "mempelajari fikih itu banyak perbedaan pendapatnya
(khilaf), jadi saya gamau di adukan dengan ustad² yg memiliki pandangan yg berbeda
silahkan memilih pendapat yg sesuai keyakinan masing² karna saya hanya menyampaikan"
PEMBAHASAN
A.Bagaimana mengambil ilmu fikih
1. Carilah pendapat dari Al-Qur'an dan Hadist
● Pendapat dari Al-Quran tidak perlu dibantah dan dikiyaskan
● Pendapat dari Hadist pilihlah dari orang² yang mujtahid (paham) yang mendekati
pada kebenaran
2. Hukum yang diambil dari orang yang fakih
Contohnya:
Aturan menutup aurat yang berasal dari alquran surat Al-Ahzab:59 yg berbunyi "Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka" dikatakan *ke seluruh tubuh*,
yang menandakan wajahpun perlu untuk ditutup. Berarti berniqob itu wajib hukumnya,
tetapi sesuai dengan kesiapan kita. Misalkan belum siap untuk berniqab maka kita jangan
membantah kewajiban tersebut dengan mengatakan bahwa hal itu tidak wajib, tetapi
meminta pada Allah agar kita dimudahkan

B. Landasan yang harus dipahami dalam memilih hadist


1. Harus mengetahui riwayatnya
2. Harus bisa mengetahui ushulul fiqh (sebabnya fikih)
3. Kaidah² di dalam masalah fikih

Contoh kaidah dlm masalah fikih:


Berpuasa disaat safar,​ yg lebih afdhol yaitu berbuka, karna Allah memberikan Rukshoh
(keringanan) bagi yang berpuasa ketika safar untuk berbuka
​Jamak dan Qoshor
-​Jamak​: mengumpulkan dua solat fardu yg dikerjakan dalam waktu solat.
Menjamak solat, tidak diharuskan disaat safar saja, contohnya pada kondisi ini, yaitu ada
keperluan yg mendesak, waktunya sempit, sakit, hujan lebat.
Jamak terbagi dua, yaitu:
- Jamak takhir, contoh: melakukan solat maghrib diwaktu isya
- Jamak taqdim, contoh: melakukan solat isya diwaktu maghrib
Pelaksanaan solatnya dilakukan sesuai dengan urutan solat, misalkan mengerjakan solat
maghrib diwaktu isya, maka yang terlebih dahulu kita kerjakan adalah solat maghribnya
baru solat isya

-​Qoshor​: menyingkat solat, qoshor dilakukan disaat safar.


Jarak dibolehkannya qoshor masih menjadi perdebatan, tetapi selama kita meyakini bahwa
perjalanan kita itu termasuk safar, maka dibolehkan untuk qoshor. Misal, bu jenni pergi ke
kajian pagi tadi juga termasuk dalam safar walaupun jaraknya hanya 60 km karna diperlukan
perbekalan yang lumayan banyak

# Ada pertanyaan yg kurang lebih seperti ini


"klo misalkan sedang diperjalanan naik mobil lalu tiba² maghrib dan kita solat pake
tayamum dan solatnya duduk gimana? Karna kan kita tau waktunya maghrib ke isya itu
sempit "
Jawab: lebih baik klo kata bu jenni di jamak ajaa jangan tayamum karna kan masih ada air
disekeliling kita dan jamak itu termasuk rukshoh(kemudahan) yg diberikan oleh Allah.

C. Istilah-istilah Hadist (Mushollahul Hadist)


Mushollahul hadist yaitu sebuah ilmu yang ketika kita mempelajari hadist itu maka
mengetahui riwayatul hadist (perawinya)

Kaidah Memahami Hadist


1. Hadist disebut juga Khabar atau dengan kata lain Hadist merupakan sinonim dari Khabar
-> Sesuatu *ucapan* atau *perbuatan* atau *diamnya* Rosulullah ‫ ﷺ‬ketika melihat
kejadian yang sampai kepada Rosulullah ‫ﷺ‬
Atau makna lainnya Hadist itu merupakan sesuatu yang terhubung pada Rosulullah ‫ﷺ‬
2. Isnad atau Sanad, isnad merupakan sinonim sanad.
-> mata rantai perawi hadist (orang) yang menyampaikan atau mengantarkan isi hadist
3. Matan
-> ucapan atau percakapan hadist, dalam kata lain matan merupakan *isi hadist*

Ilmu hadist harus diketahui siapa yang menyampaikannya.


Dalam belajar agama, harus mengetahui dari siapa sesuatu itu kita peroleh *sebelum*
mengetahui apa yang disampaikannya. Mengapa demikian?
Karna kita harus mengetahui dulu sanadnya (orangnya) yg menyampaikan seperti apa,
apakah dia amanah, baik, jujur, hafalannya bagus dsb yang bisa dijadikan periwayatan suatu
hadist itu shahih atau dhoif. Karena banyak orang yang tertipu dengan apa yang
disampaikan.

D.Pembagian Hadist dari sisi Perawinya (Jalur Riwayatnya)


1. Mutawatir
-> hadist yang disampaikan melalui beberapa jalan yang tidak terbatas (tidak bisa dihitung
jari)
Contohnya : Rosulullah ‫ ﷺ‬menyampaikan sesuatu disebuah masjid, yg mana masjid itu
banyak jamaahnya, maka perawinya banyak

2. Ahad
-> hadist yang jalan penyampaiananya hanya satu atau dua orang saja
*Pembagian hadisampaikan
● Gharib : hadist yang diriwayatkan oleh seorang perawi saja walalupun bersanad
Contoh: Rosulullah ‫ ﷺ‬hanya menyampaikan kepada abu hurairah tetapi abu hurairoh
menyampaikan ke beberapa orang
● Aziz: hadist yang diriwayatkan kepada kedua orang sahabat walaupun sanadnya
bertingkat
● Mashur: Hadist yang diriwayatkan kepada tiga orang atau lebih walauoun sanadnya
bertingkat, tetapi tidak sampai sebanyak mutawatir

Anda mungkin juga menyukai