Anda di halaman 1dari 3

Jawaban

1.

Teori Administrasi Publik menurut Stephen Bailey mencakup:

1. Teori deskriptif-eksplanatif:

Teori ini memberikan penjelasan secara abstrak tentang realitas administrasi negara
dalam bentuk konsep, proposisi, atau hukum.

Contohnya adalah konsep hirarki dalam organisasi formal yang menjelaskan ciri umum
adanya penjenjangan dalam struktur organisas

2. Teori normatif:

Teori ini bertujuan untuk menjelaskan situasi administrasi masa mendatang secara
prospektif.

Termasuk dalam teori ini adalah pernyataan atau penjelasan yang bersifat utopia, yaitu
cita-cita yang sangat idealistis.

3. Teori asumtif:

Teori ini menekankan pada prakondisi atau anggapan adanya suatu realitas sosial di
balik teori atau proposisi yang hendak dibangun.

Teori administrasi dianggap lemah jika tidak menyatakan asumsi-asumsi dasar tentang
sifat manusia dan institusi dengan jelas, sehingga dapat menjadi utopis atau ahistoris.

4. Teori Instrumental:

Teori ini berkaitan dengan pertanyaan "bagaimana" dan "kapan". Teori instrumental
merupakan tindak lanjut dari proposisi "jika-karena".

Contohnya, jika sistem administrasi berlangsung secara tertentu, maka strategi, teknik,
dan alat apa yang dapat dikembangkan untuk mendukungnya.

Teori Administrasi Publik menurut Stephen P. Robbins mencakup:

1. Teori Hubungan Manusia:

Teori ini mengemukakan bahwa norma-norma sosial merupakan faktor kunci dalam
perilaku kerja individual.

Rangsangan kenaikan upah tidak selalu memacu produktivitas, melainkan hubungan


sosial yang dijalin dalam lingkungan kerja.

2. Teori Pengambilan Keputusan:

Teori ini menyarankan penggunaan statistik, model optimasi, model informasi, dan
simulasi dalam pengambilan keputusan.

Pengetahuan dari linear programming, critical path scheduling, inventory models, dan
resource allocation models juga dapat dimanfaatkan.

3. Teori Perilaku:

Teori ini berfokus pada integrasi pengetahuan mengenai anggota organisasi, struktur,
dan prosesnya.
Faktor perilaku manusia dianggap penting sebagai alat utama untuk mencapai tujuan
organisasi.’

4. Teori Sistem:

Teori ini melihat organisasi sebagai suatu sistem yang menerima masukan,
mengolahnya, dan menghasilkan keluaran.

Organisasi dipandang sebagai suatu kesatuan yang saling terkait dalam mencapai
tujuan.

5. Teori Kontigensi:

Teori ini digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik umum yang melekat pada
situasi khusus.

Organisasi yang dirancang secara optimal harus mampu beradaptasi dengan teknologi
dan lingkungan yang spesifik.

Dalam teori administrasi publik, baik menurut Stephen Bailey maupun Stephen P.
Robbins, terdapat pendekatan dan konsep yang berbeda untuk memahami dan
menjelaskan administrasi publik, mulai dari yang bersifat deskriptif-eksplanatif, normatif,
asumtif, instrumental, hingga teori-teori yang lebih spesifik seperti teori hubungan
manusia, pengambilan keputusan, perilaku, sistem, dan kontigensi.

2.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut dapat diperoleh pemahaman bahwa


evaluasi kebijakan publik merupakan suatu upaya untuk mengukur, menilai serta
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya suatu
kebijakan dalam lingkup yang lebih umum atau keseluruhan dari tahapan kebijakan
publik.
Contoh
Evaluasi Kebijakan WFH Terhadap Pelayanan Publik Di Indonesia
Kebijakan WFH di masa pandemic berdampak pada pelayanan publik. Pelayanan yang
biasanya dilakukan secara manual, kini mengharuskan pemerintah untuk beradptasi
dengan kondisi pembatasan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
Kebijakan WFH Terhadap Pelayanan Publik di Indonesia. Studi ini menggunakan studi
kepustakaan dengan sumber yang berasal dari buku, jurnal, atau situs resmi
pemerintah. Teori yang digunakan dalam kajian ini adalah Teori Evaluasi Kebijakan
William Dunn. Hasil kajian menunjukkan bahwa pemerintah harus terus berinovasi
dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat agar terwujud pelayanan yang
cepat, terjangkau, dan efektif. Hasil evaluasi kebijakan WFH terhadap pelayanan public
di Indonesia yakni Dari segi efektivitas, pelayanan di masa pandemic covid dapat
dikatakan efektif karena pemerintah telah melakukan perbaikan tata kelola yang tetap
sesuai protokol kesehatan. Dari segi efisiensi, berdasarkan analisis penulis pada masa
pandemi Covid 19 pekerja akan lebih produktif karena bisa menghemat waktu. Dari segi
kecukupan, sangat mencukupi kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan pelayaan
singkat dan memuaskan. Dari segi perataan, sistem online dapat dinikmati oleh semua
masyarakat baik yang kaya ataupun yang miskin. Dari segi responsivitas, pelayanan
publik online lebih responsif dimana dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun.
Selanjutnya, dari segi ketepatan, masyarakat yang memanfaatkan platform online justru
akan sangat terbantu untuk mendapatkan pelayanan tepat sesuai kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai