Disusun Oleh:
Kelompok :2
Kelas :B
Dosen Pengampu : apt. Okta Fera, S.Si., M.Farm
Nama Anggota Kelompok : 1. Elvi Oktaviani 2330122051
2. Feti Marida 2330122052
3. Fevi Wahyuni 2330122053
4. Fira Annisa Utami 2330122054
5. Hanifah Nindy Amalia 2330122055
6. Heni Febriyasmita Sitorus 2330122056
7. Hernita Duwi Saputri 2330122057
8. Jheni Ramayanti Utami 2330122058
9. Lailatul Badri 2330122059
10. Meilin Novita Sari 2330122060
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1. LATAR BELAKANG.................................................................................................3
1.2. RUMUSAN MASALAH............................................................................................3
1.3. TUJUAN PENELITIAN.............................................................................................3
BAB II........................................................................................................................................4
LANDASAN TEORI.................................................................................................................4
2.1 Spesifikasi Alat-alat Spektrofotometri UV-VIS..........................................................6
2.1.1 Spesifikasi Teknis Alat Spektrofotometer UV-VIS AMV11.......................................6
2.1.2 Cara Penggunaan Spektrofotometri UV-VIS..........................................................7
2.1.3 Proses kalibrasi Spektrofotometri UV-VIS...........................................................10
2.1.4 Format Pengisian Kualifikasi Mesin Spektrofotometri Uv-Vis............................13
2.2 Spesifikasi Friability Tester.......................................................................................14
2.2.1 Spesifikasi Friability Tester...................................................................................14
BAB III METOLOGI PENELITIAN.......................................................................................24
3.1 SpektrofotometriUV-VIS..........................................................................................24
3.2 Friability tester...........................................................................................................25
3.3 Uji Disolusi................................................................................................................25
3.4 Timbangan Analitik...................................................................................................26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................................27
4.1 Spektrofotometer UV-VIS.........................................................................................27
4.2 Friability Tester.........................................................................................................32
4.3 Disolution Tester.......................................................................................................36
4.4 Timbangan Analitik...................................................................................................41
BAB V PENUTUP...................................................................................................................46
5.1 Kesimpulan................................................................................................................46
5.2 Saran..........................................................................................................................47
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
yang akan dipasang atau dibangun (rancang bangun) sesuai dengan
ketentuan atau spesifikasi yang diatur dalam ketentuan CPOB yang berlaku.
c. Kualifikasi Instalasi (KI)
Kualifikasi Instalasi (KI) adalah dokumentasi yang memverifikasikan
bahwa seluruh aspek kunci dari instalasi peralatan atau sistem telah sesuai
dengan tujuan desainnya dan mengikuti rekomendasi yang diberikan oleh
industri pembuat.
Tujuannya adalah untuk menjamin dan mendokumentasikan bahwa
sistem atau peralatan yang diinstalasi sesuai dengan spesifikasi yang tertera
pada dokumen pembelian, manual alat yang bersangkutan dan
pemasangannya dilakukan memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan.
5
2.1 Spesifikasi Alat-alat Spektrofotometri UV-VIS
Bandwidth 2nm
6
Rentang fotometrik -0,3 – 3A, 0-200%T.0-9999C
Perkiraan berat 18 ka
7
Cara operasional alat :
3. Panaskan alat selama 20 menit, agar alat bekerja secara opimal dan
pembacaan stabil.
4. Geser tombol mode pengukuran UV jika ingin mengukur di daerah
UV, atau ke mode pengukuran Visible
7. Buka ruang kuvet/ cell holder dan masukkan “Kuvet Yang Berwarna
Hitam” dan tutup kembali.
8
8. Tekan tombol zero pada alat, tunggu beberapa saat sampai nilai
“Trans” pada display yaitu 0.00
10. Tekan tombo ekan tombol “Blank” pada alat, nilai “Trans” pada
tampilan 100, dan “Abs” pada tampilan .000.
12. Tutup ruang kuvet dan tunggu sampai pembacaan stabil dan catat
hasil yang terbaca. (tanpa menekan tombol apapun. Hasil akan
keluar dengan sendirinya).
9
13. Ulangi langkah yang sama untuk pengukuran yang lainnya.
14. Jika sudah selesai matika alat dengan cara tombol OFF di belakang
alat.
10
permukaan filter standar, bersihkan menggunakan kain bebas serat
(microfiber).
c. Kalibrasi
Kualifikasi kinerja spektrofotometer mengikuti 2 (dua) kriteria yang
harus diverifikasi menggunakan filter standar saat kalibrasi. Kriteria-
kriteria tersebut adalah,
1. Akurasi Penunjukan Panjang Gelombang
Akurasi penunjukan panjang gelombang didefinisikan sebagai
penyimpangan penunjukan panjang gelombang pada rentang
panjang gelombang serapan atau emisi dari nilai panjang
gelombang pada rentang yang telah diketahui. Penyimpangan
panjang gelombang dapat menyebabkan kesalahan yang
signifikan pada hasil pengukuran kualitatif dan kuantitatif.
Apabila spektrofotometer tidak mampu mempertahankan skala
panjang gelombang yang akurat, maka profil penyerapan sampel
yang diukur oleh instrumen spektrofotometer akan tidak akurat.
Ada beberapa acuan yang bisa digunakan untuk melakukan
verifikasi akurasi panjang gelombang spektrofotometer. Acuan
tersebut adalah profil nilai maksimum absorbance dari holmium
glass, didymium, larutan holmium oksida. Pengukuran akurasi
panjang gelombang yang ideal dilakukan dengan lebar SBW
instrumen sesuai dengan yang tertera pada sertifikat acuan yang
digunakan. Bila tidak memungkinkan menggunakan nilai SBW
sesuai sertifikat, maka digunakan lebar SBW paling sempit dari
instrumen dengan konsekuensi adanya deviasi profil absorbance
pada hasil pengukuran dari nilai yang tertera pada sertifikat.
2. Langkah-langkah kalibrasi akurasi panjang gelombang
menggunakan holmium glass (berlaku untuk larutan holmium
oksida dan didymium glass) secara umum mengikuti langkah
berikut (atau sesuai dengan buku petunjuk pada instrumen) :
11
- Sebaiknya instrumen dinyalakan paling tidak selama 30-60
menit agar peralatan elektronik dan sumber cahaya telah
stabil untuk melakukan pengukuran
- Atur rentang scanning (pemindaian) panjang gelombang,
misalnya dari 240 nm – 650 nm ketika menggunakan filter
holmium glass ( atau tergantung pada acuan yang akan
digunakan)
- Sebisa mungkin atur ukuran slit agar mendapatkan nilai SBW
sesuai sertifikat. Atau gunakan ukuran slit terkecil untuk
mendapatkan nilai SBW terkecil dan gunakan kecepatan
pemindaian yang rendah. Selain itu perlu diperhatikan jarak
pemindaian panjang gelombang (interval/ step) agar tidak
lebih besar dari nilai SBW yang digunakan
- Lakukan perulangan pengukuran minimal 5 kali atau lebih
untuk menjamin tingkat presisi penunjukan panjang
gelombang yang dihitung dari nilai standar deviasi.
d. Photometric Accuracy
Nilai photometric accuracy ditentukan dengan membandingkan hasil
pengukuran nilai acuan absorbance atau transmittance baik berupa glass
ataupun larutan kimia dengan nilai yang sudah ditentukan dalam sertifikat.
Hal ini perlu dilakukan mengingat nilai absorbance dibatasi oleh tingkat
linier hasil pembacaan nilai tersebut pada sebuah spektrofotometer. Ketika
didapatkan perbedaan hasil pengukuran dari nilai absorbance dengan nilai
sertifikat, maka perlu dilakukan koreksi. Nilai koreksi ini pada umumnya
didapatkan dengan membuat plot grafik dan kemudian melakukan
perhitungan interpolasi linier. Kalibrasi akurasi fotometrik bisa dilakukan
dengan menggunakan filter glass neutral density atau filter larutan
potasium dikromat.
Langkah-langkah kalibrasi bisa dilakukan seperti berikut :
- Sebaiknya instrumen dinyalakan paling tidak selama 30-60 menit
agar peralatan elektronik dan sumber cahaya telah stabil untuk
melakukan pengukuran
12
- Pada kalibrasi nilai absorbance atau transmittance digunakan
ukuran slit yang lebar untuk mendapatkan nilai SBW yang besar.
Hal ini bertujuan untuk mendapatkan cahaya sebanyak mungkin
atau intensitas sinyal cahaya yang tinggi
- Atur panjang gelombang spektrofotometer misalnya pada 590 nm
(atau sesuai dengan rentang pengukuran)
- Gunakan paling tidak 2 filter absorbance yang mencakup batas
maksimum dan minimum nilai yang digunakan. Misalnya,
digunakan filter absorbance dengan nilai 0,5 abs, 1,0 abs dan 1,5
abs untuk mencakup penggunaan pada daerah 0,5<abs<1,5.
SPESIFIKASI STANDAR Ѵ
Bandwidth 2nm
13
Detektor Silicon Photodiode
Perkiraan berat 18 ka
14
Bagian-bagian Alat :
Keterangan :
1. Piringn Acrilic
2. Display untuk menampilkan r (perputaran) dan rpm (banyaknya putaran yang
dilakukan dalam satu menit).
3. Tombol plus dan minus (+ dan -) untuk menambah atau mengurangi jumlah r
dan rpm.
4. Tombol Restart untuk memulai settingan.
5. Star/pause untuk memulai perputaran.
6. Lengan acrilic berfungsi untuk meletakkan tablet.
7. Tombol power On/Off
8. Port alat ke jala-jala pln.
15
6. Alat akan berputar secara otomatis. Drum akan berputar sebanyak
100 putaran dalam waktu 4 menit dengan kecepatan maksimal 25
rpm.
7. Setelah waktu nya habis, friability tester akan berhenti secara
otomatis.
8. Tekan tombol OFF untuk mematikan alat.
9. Buka tutup drum, lalu keluarkan sediaan tablet yang ada di dalam
nya.
10. Timbang kembali sediaan tablet yang sudah di uji. catat hasilnya.
11. Jika bobot tablet setelah di uji berkurang banyak dari bobot
sebelumnya, maka dapat dinyatakan tablet tersebut belum memiliki
ketahanan dan kekuatan yang baik.
SPESIFIKASI STANDAR Ѵ
Kedalaman silinder 39 mm
Tablet fall height 156 mm
Perhitungan rotasi 10-900
Kecepatan rotasi 20-90 RPM
Akurasi kecepatan regulator +/- RPM
Continuous work >24 hours
Sumber daya 110V 60Hz 40W or as required
Dimensi 370 X 310 X 340 mm3
Berat 14 kg (31 Ibs)
16
2.4 Disolusi
2.4.1 Pengertian Disolusi
Kadar obat dalam darah pada sediaan peroral dipengaruhi oleh proses
absorpsi dan kadar obat dalam darah juga untuk menentukan sistemiknya. Obat
dalam bentuk sediaan padat mengalami berbagai tahap pelepasan dari bentuk
sediaan sebelum diabsorpsi. Tahapan tersebut terdiri dari disintegrasi, deagregasi,
dan disolusi. Efektivitas tablet dalam melepas obatnya untuk absorpsi sistemik
bergantung pada 14 laju disintegrasi dari bentuk sediaan dan deagregasi dari
granul-granul tersebut. Tetapi yang terpenting adalah laju disolusi dari obat
tersebut. Disolusi merupakan tahapan yang membatasi atau tahap yang
mengontrol laju bioabsorpsi obat-obat yang memiliki kelarutan rendah, oleh
karena itu tahapan ini biasanya merupakan tahapan yang paling lambat dari
berbagai tahapan yang ada dalam pelepasan obat dari bentuk sediaannya dan
perjalanannya ke dalam sirkulasi sistemik (Martin, 2008).
Laju disolusi adalah jumlah zat aktif suatu obat yang larut pada kondisi
yang dibakukan dari antar permukaan cairan, suhu dan komposisi pelarut
persatuan waktu. Laju disolusi adalah tahap pembatasan kecepatan sebelum obat
masuk ke dalam darah (Siregar & Wikarsa 2010). Uji disolusi dilakukan untuk
mengembangkan penganalisis produk suatu obat dan pengendalian mutu,
penggunaan uji disolusi tidak dibatasi pada bidang tertentu saja. Manfaat uji
disolusi yang lainnya adalah untuk mendapatkan informasi suatu obat guna
memenuhi persyaratan sediaan yang terdapat pada monografi Farmakope
Indonesia edisi tiga, prosedur pengendalian mutu dalam Cara Pembuatan Obat
Yang Baik (CPOB), adapun bukti untuk menyimpulkan bahwa kecepatan suatu
zat aktif terlarut dari bentuk sediaannya yang utuh atau pecahan sediaan tersebut
didalam saluran cerna, sebagian atau seluruhnya mengendalikan kecepatan zat
aktif yang ada didalam sirkulasi sistemik, memastikan bahwa adanya ketersediaan
hayati suatu produk yang memenuhi kriteria uji disolusi (Siregar & Wikarsa
2010).
17
pH yang ditentukan pada waktu pengambilan sampel berkala selama 60 menit. Uji
disolusi terbanding 15 dilakukan sebagai uji pendahuluan untuk mengetahui
pengaruh obat dari proses formulasi dan fabrikasi terhadap profil disolusi obat
untuk memperkirakan bioavailabilitas dan bioekivalensi antara produk uji dan
pembanding. Uji disolusi terbanding dilakukan juga untuk memastikan kemiripan
kualitas dan sifat-sifat produk obat dalam formulasi atau pembuatan setelah izin
pemasaran obat (BPOM 2004). Produk obat “copy” yang hanya berbeda kekuatan
uji disolusi terbanding menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
dapat diterima untuk kekuatan yang lebih rendah berdasarkan perbandingan profil
disolusinya.
Laju disolusi obat dari suatu produk obat diukur secara in vitro sedangkan
untuk data laju disolusi in vitro harus berhubungan dengan data bioavailabilitas in
vivo untuk suatu obat. Suatu produk obat perlu diuji ekivalensi in vivo yang dapat
berupa bioekivalensi farmakokinetik, studi farmakodinamik komperatif atau uji
klinik komparatif (BPOM 2004). Persyaratan uji disolusi menurut Farmakope
Indonesia edisi V (2014) adalah dalam waktu 30 menit harus larut tidak kurang
80% dari jumlah yang tertera dalam etiket.
18
Alatdisolusitipekeranjang(USP,2005)
Alatdisolusitipedayung (USP,2005)
3. Alat silinder kaca bolak balik
Alat ini terdiri dari satu rangkaian labu kaca beralas rata berbentuk
silinder, rangkaian silinder kaca yang bergerak bolak-balik, penyambung
19
inert dari baja tahan karat (tipe 316 atau setara) dan kasa polipropilen
yang terbuat dari bahan yang sesuai, inert dan tidak mengabsorbsi,
dirancang untuk menyambungkan bahan bagian atas dan alas silinder
yang bergerak bolak balik dan sebuah motor serta sebuah kemudi untuk
menggerakkan selinder bolak balik secara vertikal dalam labu dan jika
perlu selinder dapat digeser secara horizontal dan diarahkan ke deretan
labu yang lain. Labu tercelup sebagian di dalam suatu tangas air yang
sesuai dengan ukuran sedemikian sehingga dapat mempertahankan suhu
di dalam wadah pada 37 °± 0,5 selama pengujian berlangsung. Bagian
dari alat termasuk lingkungan tempat alat diletakan tidak boleh
menimbulkan gerakan, goncangan, atau getaran signifikan di luar yang
disebabkan oleh gerakan halus selinder yang bergerak turun-naik. Suatu
alat pengatur kecepatan digunakan sehingga memungkinkan untuk
memilih dan mempertahankan kecepatan bolak balik seperti tertera
dalam monografi dalam batas lebih kurang 5%. (Departemen Kesehatan
R.I, 2020).
20
meruncing umumnya diisi dengan butiran kaca kecil dengan diameter
lebih kurang 5 mm yang diletakan pada bagian ujung untuk mencegah
cairan masuk ke dalam tabung, terdapat suatu alat pemegang tablet untuk
meletakkan bentuk sediaan tertentu, misalnya tablet tatahan. Sel tercelup
pada sebuah tangas air dan suhu dipertahankan 37 °± 0,5°C.
Alat menggunakan mekanisme penjepit dan dua cincin bentuk O
untuk menahan sel. Pompa terpisah dari unit disolusi untuk melindungi
unit disolusi dari getaran yang berasal dari pompa. Posisi pompa tidak
boleh lebih tinggi dari posisi labu penampung. Sambungan pipa harus
sependek mungkin. Gunakan pipa politef dengan diameter dalam 1,6 mm
dan sambungan yang ujungnya melebar dan inert secara kimia
(Departemen Kesehatan R.I, 2020).
2.5.1 Definisi
Necara analistik adalah jenis necara yang dirancang untuk mengukur
masa kecil dalam rentang sub-miligram. Sampel yang akan ditimbang harus
berada pada temperature ruangan untuk mencegah konveksi alami dari
pembentukan aliran udara didalam ruang necara yang dapat menyebabkan
pembacaan yang kurang akurat. Oleh karena itu, alat ini harus dikalibrasi untuk
mengkompensasi perbedaan gravitasi. Alat ini menggunakan electromagnet untuk
menghasilkan gaya tolak terhadap sempel yang akan diukur. Neraca Analistik
(Analitical Balances) berfungsi untuk menimbang bahan yang akan digunakan
untuk membuat media pada bakteri, jamur atau media tanam kultur jaringan dan
mikrobiologi dalam praktikum dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Selain untuk
kebutuhan penelitian laboratorium, analytical balance juga dapat digunakan untuk
beberapa kebutuhan industry khusunya industry farmasi dan obat-obatan, karena
perhitunganya yang presisi dan keakuratan data terjamin sehingga akan lebih
akurat dalam pengumpulan datanya. Untuk membersihkan alat ini dapat
mengunakan sikat yang disediakan lalu bersihkan tumpahan di ruang
penimbangan.
21
2.5.2 Pengaturan Alat neraca analitik :
1. Hindarkan timbangan dari aliran udara langsung yang disebabkan oleh
pintu atau jendela yang terbuka;
2. Hindarkan dari goncangan saat menimbang;
3. Letakkan timbangan pada tempat yang rata dan stabil;
4. Hindarkan dari panas yang ekstrim atau perubahan suhu ruangan
karena pemanasan atau sinar matahari langsung.
22
BAB III METOLOGI PENELITIAN
3.1 SpektrofotometriUV-VIS
23
3.2 Friability tester
Uji ini dilakukan untuk menguji kerapuhan tablet. Prosedur cara kerja:
2. Tekan tombol ON
24
3.4 Timbangan Analitik
Alat ini digunakan untuk pengukuran berat suatu bahan, prosedur kerja
sebagai berikut :
1. Pastikan alat terhubung dengan sumber listrik
2. Tekan tombol OFF pada neraca, biarkan selama 10 menit supaya alat
stabil
3. Buka pintu neraca, masukkan wadah kaca arloji atau botol timbang
4. Nol kan neraca dengan menekan tombol tare
5. Masukkan sedikit demi sedikit bahan yang akan ditimbang sampai
berat yang diinginkan
6. Tutup pintu neraca, tunggu hingga angka hasil tidak berubah lagi, lalu
catat hasil penimbangan.
7. Buka pintu neraca keluarkan kaca arloji beserta hasil timbangan
8. Tutup kembali pintu,nolkan kembali neraca lalu tekan tombol OFF
25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Kualifikasi Desain
Lampu 1 buah √
Kursi 1 buah √
Tisu 1 buah √
26
Kuvet 1 buah √
Hvs 1 rim √
Single beam, kisi 1200
Sistem moptik √
lines/mm
Panjang gelombang 190-1100 nm √
Bandwidth 2 nm √
Akurasi panjang
± 0,5 nm √
gelombang
Pengulangan panjang
0,3 nm √
gelombang
Pengaturan panjang
otomatis √
gelombang
-0,3– 3A, 0-200%T.0-
Rentang fotometrik √
9999C
Akurasi fotometrik ± 0,5%T √
27
Perkiraan berat 18kg √
c. Kualifikasi Instalasi
Hasil Keterangan
d. Kualifikasi Operasional
28
Keterangan:
e. Kualifikasi Kinerja
29
sertifikat.
PEMBAHASAN
30
Kualifikasi Desain
Lampu 1 buah
Drum 2
Knurled nut 1
Switch on/off 1
Control panel 1
c. Kualifikasi Instalasi
31
No. Kualifikasi Kriteria penerimaan
d. Kualifikasi Operasional
Prosedur Hasil
32
dengan cara membuka penutup drum.
pengujian.
setelah di uji.
tablet.
e. Kualifikasi Kinerja
33
Kriteria Hasil
PEMBAHASAN
34
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan yaitu validasi alat
friability tester yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahhui validasi
dan klasifikasi dari alat firibilty tester yang berfungsi sebagai alat penguji
kerapuhan suatu tablet. Proses validasi hendaklah secara kritis dilakukan
revalidasi secara periodik untuk memastikan bahwa proses dan prosedur
tetap mampu mencapai hasil yang diinginkan .Perubahan signifikan
terhadap proses pembuatan termasuk perubahan peralatan atau bahan yang
dapat memengaruhi mutu produk dan atau reprodusibilitas proses hendaklah
divalidasi.Validasi metode analisa wajib dilaksanakan dan secara berkala
dilakukan penkajian ulang untuk menjamin bahwa metode tersebut tetap
sesuai dengan tujuan penggunaanya dan selalu memberikan hasil yang dapat
dipercaya.
Distributor : LABINDIA
35
Spesifikasi Standar Keterangan
Lampu 1 buah √
Kursi 1 buah √
Tisu 1 buah √
Seal 8 buah √
Vessel 7 buah -
36
Batang pengaduk 8 buah √
c. Kualifikasi Instalasi
Hasil Keterangan
d. Kualifikasi Operasional
37
masukkan larutan medium sebanyak 900 ml kedalam
masing-masing labu
Keterangan :
e. Kualifikasi Kinerja
Kualifikasi kinerja spektrofotometer mengikuti 2 (dua) kriteria yang
harus diverifikasi menggunakan filter standar saat kalibrasi. Kriteria-
kriteria tersebut adalah :
38
dalam bentuk persen
PEMBAHASAN
39
sebelumnya dan juga untuk buku panduan terlalu singkat jadi sebaiknya
buku panduan disiapkan selengkap mungkin.
Kualifikasi Desain
Model/Tipe : PX224/E
Hasil Validasi
Lampu 1 buah √
Kursi 1 buah √
Tisu 1 buah √
40
Hasil Validasi
Kapasitas
120 gram √
Maksimum
Keterbacaan 0,1mg √
RS232
Komunikasi (Termasuk);USB;Host √
USB
Menampilkan Layar √
Sentuh WQVGA
Linearitas ± 0,2 mg √
41
rain;New
ton;Momme;Mesghal;Hong
Kong Tael;Singapore
Tael;Taiwan
Tael;Tical;Tola;Baht;Custo
m
c. Kualifikasi Instalasi
Hasil Keterangan
42
Disamping Timbangan Analitik Sudah
disediaan buku panduan untuk
memudahkan bagi yang memakai
memahami cara menggunkan alat
Timbangan tersebut.
d. Kualifikasi Operasional
Hasil Validasi
Proses Kualifikasi
Sesuai Tidak Sesuai
Layar display √
Penutup Kuvet √
e. Kualifikasi Kinerja
43
1. Kualifikasi kinerja pada Timbangan
Kriteria Hasil Keterangan
PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
44
5.1 Kesimpulan
1. Kualifikasi mesin, peralatan, dan sarana penunjang di industri obat sangat
penting untuk memastikan bahwa produk obat yang dihasilkan
memenuhi standar kualitas yang tinggi dan aman bagi konsumen.
2. Kualifikasi mesin, peralatan produksi serta peralatan penunjang terdiri
dari 4 tingkatan yang dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara urut
dan berkesinambungan, yaitu diantaranya kualifikasi desain (KD),
kualifikasi instalasi (KI), kualifikasi operasional (KO), dan kualifikasi
kinerja (KK).
3. Peralatan spektrofotometri dipergunakan untuk pengujian konsentrasi
suatu komponen (parameter) bahan dengan menentukan Panjang
gelombang dan nilai serapannya.
4. Uji Friabilitas dilakukan untuk menguji kerapuhan tablet
5. Timbangan analitik digunakan untuk pengukuran berat suatu bahan.
6. Berdasarkan kualifikasi alat spektrofotometer uv -vis yang sudah
dilakukan dapat disimpulkan bahwa alat tersebut sudah memenuhi
spesifikasi yang telah ditetapkan.
7. Berdasarkan kualifikasi alat disolusi yag sudah dilaukan disimpulkan
bahwa alat tersebut tidak memenuhi spesifikasi yang telah ditetapkan
karena ukuran laboratorium untuk disolusi terlalu kecil dan Pada alat
dissolution tester peralatan yang diinstalasi belum sesuai dengan
spesifikasi karena terdapat kekurangan jumlah pada vesel alat hal ini
disebabkan karena vessel pecah pada saat penelitian atau praktikum
sebelumnya dan juga untuk buku panduan terlalu singkat jadi sebaiknya
buku panduan disiapkan selengkap mungkin.
5.2 Saran
1. Berhati-hatilah dalam menggunakan alat praktikum dan jagalah
kebersihan laboratorium.
2. Sebaiknya lebih hati-hati lagi dalam melakukan kualifikasi alat agar
didapatkan hasil yang lebih akurat.
45
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Nurul., Saraswati, R.D., Oktoberia, I.S., 2015, Profil Disolusi Terbanding,
Penetapan Kadar, dan Kualitas Fisik Tablet Atorvastatin Inovator, Generik
Bernama Dagang, dan Generik, Jurnal Kefarmasian Indonesia Vol.5 No.2-
Agustus. 2015:90-97 p-ISSN: 2085-675X e-ISSN: 2354-877.
Depkes RI., 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia: Jakarta.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV. Departemen Kesehatan
Republik Indonesia: Jakarta.
Siregar, C.J.P., 2010. Teknologi Farmasi Sediaan Tablet. Buku Kedokteran EGC:
Jakarta.
Sulaiman, T. N. S., 2007. Teknologi dan Formulasi Sediaan Tablet, 197-215.
Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada: Yogyakarta
Ramadhany. E. 2017. Friability Taster. Program Study D-III Teknik Elektromedik
politeknik unggul Kalimantan Banjarmasin
Sabrina. A. 2020. Instruksi kerja. Unit penjaminan mutu internal.
SNI ISO/IEC 17025:2017, “Persyaratan umum kompetensi laboratorium
pengujian dan kalibrasi”.
46