Abstract: This article attempts to present the effect of teacher's pedagogical competence
on PAI learning. This study aims to determine the efforts, influence in learning and
obstacles experienced by teachers in improving pedagogical competence. This research
methodology is a mixed-method with descriptive analysis in private senior high school
of Tgk. Chiek Oemar Diyan uses observation instruments, interviews and questionnaires.
The results showed that most PAI teachers in madrasah tried to foster pedagogic
competence in learning but in theory it was still low. However, there is an influence in
PAI learning because teachers have great enthusiasm in teaching even though they do
not understand solid pedagogical competencies. While the supporting factors are the
ease of facilities and there are various trainings for teacher development. While the
inhibiting factor is the limitation of the teacher in the application of the curriculum. The
mix of curriculum system in the pesantren and the madrasah which causes an
inappropriate time division.
Abstrak: Artikel ini berupaya untuk menyajikan pengaruh kompetensi pedagogik guru
terhadap pembelajaran PAI. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui upaya-
upaya,pengaruh dalam pembelajaran dan hambatan yang dialami oleh guru dalam
meningkatkan kompetensi pedagogik.Penelitian ini bersifat mixmethoddengan metode
analisis deskriptif di Madrasah Aliyah Swasta Tgk. Chiek Oemar Diyan dengan
menggunakan instrumen observasi, wawancara dan angket. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar guru PAI di madrasah berusaha untuk memupuk
kompetensi pedagogik dalam pembelajaran namun dari segi teori masih rendah.
Walaupun demikian terdapat pengaruh dalam pembelajaran PAI karena guru-guru
mempunyai semangat yang besar dalam pengajaran meskipun tidak memahami
kompetensi pedagogik yang mantap. Sementara faktor pendukungadalah kemudahan
fasilitas dan terdapat berbagai pelatihan untuk pengembangan guru. Sedangkan faktor
penghambatadalah keterbatasan guru dalam penerapan kurikulum. Sistem perpaduan
kurikulum di pesantren dan madrasah sehingga menyebabkan pembagian waktu yang
tidak sesuai.
yang dapat diperoleh ketika mengikuti dengan penilaian kelas, tes kemampuan
jenjang pendidikan keguruan di dasar, penilaian akhir satuan pendidikan
perguruan tinggi.Kedua, Pemahaman dan sertifikasi, benchmarking (standar
terhadap peserta didik yang meliputi yang digunakan untuk mengukur), serta
aspek fisik, moral, sosial, kultural, penilaian program (Mulyasa, 2012: 111-
emosional dan intelektual. Pemahaman ini 113).
memberikan kekuatan pikiran kepada Komponen yang telah digariskan
guru agar mampu mencatat dan Mulyasa merupakan acuan dalam
menggunakan informasi tentang menanam dan mengembangkan
karakteristik peserta didikuntuk kemampuan pedagogik guru yang dapat
membantu proses pembelajaran (Mulyasa, dirumuskan dalam elemen berikut:
2012: 75). landasan pendidikan, memahami peserta
Ketiga, pengembangan kurikulum didik, mengembangkan kurikulum dan
dan silabus, guru mampu silabus, merencanakan materi ajar yang
mengembangkan kurikulum yang terkait sesuai, mengembangkan potensi peserta
dengan bidang pengembangan yang didik dengan ekstrakurikuler,
diampu. Guru mampu menyusun silabus berkomunikasi aktif, dan menilai serta
sesuai dengan tujuan kurikulum dan mengevaluasi pembelajaran. Dengan
menggunakan RPP sesuai dengan tujuan demikian pendidik mampu memenuhi
pembelajaran. Keempat, melakukan kapasitasnya sebagai guru apabila
kegiatan pengembangan yang mendidik, mempunyai komponen itu dan dapat
yaitu guru mampu menyusun dan menerapkan dalam proses pendidikan.
melaksanakan rancangan pembelajaran Selain komponen-komponen yang
yang mendidik sesuai kebutuhan peserta harus dimiliki seorang guru, perlu juga
didik. Guru juga mampu menyusun dan difahami fungsi yang melekat dalam
menggunakan berbagai materi kompetensi pedagogik. Hubungankegiatan
pembelajaran dan sumber belajar sesuai pembelajaran dan hasil belajar siswa
dengan karakteristik peserta didik. sangat ditentukan oleh kompetensi guru.
Kelima, memfasilitasi pengembangan Oleh demikian, proses belajar dan hasil
potensi peserta didik untuk belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh
mengaktualisasikan berbagai potensi yang sekolah, pola, struktur dan isi kurikulum,
dimiliki. Pengembangan potensi peserta tetapi sebagian besar ditentukan oleh
didik ini dapat dilakukan oleh guru kompetensi guru. Guru yang memiliki
melalui berbagai cara, antara lain melalui kompetensi yang mantap akan lebih
kegiatan ekstra kurikuler, pengayaan dan mampu mengelola kelas, sehingga proses
remedial, serta bimbingan dan konseling belajar mengajar dalam ruang dapat di
(Mulyasa, 2012: 108-109). optimalkan dengan sebaik-baiknya.
Keenam, berkomunikasi secara Kemampuan guru sangat berperan
efektif, empatik, dan santun dengan penting untuk keberhasilan siswa dalam
peserta didik. Artinya guru mampu proses pembelajaran, khususnya
berkomunikasi secara efektif, empatik dan kompetensi pedagogik. Selain itu,
santun dengan peserta didik dan bersikap kompetensi pedagogik juga berfungsi
antusias serta positif. Ketujuh, melakukan dalam proses pembelajaran. Antara lain
penilaian dan evaluasi proses serta hasil guru dapat memahami peserta didik
belajar peserta didik, memanfaatkan hasil dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
penilaian dan evaluasi untuk kepentingan perkembangan kognitif siswa. Sehingga
pembelajaran. Evaluasi hasil belajar siswa dapat terpenuhi rasa ingin tahu,
dilakukan untuk mengetahui perubahan memiliki keberanian berpendapat dan
perilaku dan pembentukan kompetensi kemampuan menyelesaikan masalah,
peserta didik yang dapat dilakukan serta merasa gembira dalam kegiatan
belajar. Di samping itu juga, guru dapat tidakhanya sebatas dinding sekolah, tetapi
memahami prinsip perkembangan juga di luar sekolah (Djamarah, 2000: 33).
kepribadian siswa dan memanfaatkan Suryosubroto memandang bahwa
untuk mengembangkan kearah yang lebih seorang guru mampu mengemban
matang. Secara tidak langsung siswa tugasnya dilihat dari empat segi:
memiliki kepribadian mantap,rasa 1. Mampu mempelajari dan menguasai
percaya diri yang tangguh, sopan santun materipelajaran yang dijadikan tujuan
dan taat pada peraturan, tumbuh jiwa dalam menyusun rencana pelajaran.
kepemimpinan serta mudah beradaptasi. 2. Memilih pendekatan atau strategi
Pada akhirnya kompetensi untuk menyampaikan pelajaran.
pedagogik guru akan mengarah pada 3. Memilih alat-alat pelajaran dan sarana
kemampuan guru menyusun rancangan lain.
dan melaksanakan strategi pembelajaran 4. Memilih strategievaluasi yang akan
yang sesuai dengan potensi, karakteristik diambil (Suryosubroto, 1997: 8).
dan kebutuhan siswa dalam belajar. Dengan demikian dapat diketahui
Prestasi dan ketuntasan belajar siswa bahwa kompetensi guru PAI merupakan
dengan sempurna sangat diharapkan oleh kemampuan dan kewenangan guru PAI
sekolah dan orang tua secara umum, dalam melaksanakan tugas dan tanggung
begitu juga guru secara khusus. Apabila jawabnya sebagai guru atau pendidik yang
komponen dan fungsi kompetensi guru memberikan pendidikan agama Islam
dalam terwujud dengan baik dan kepada anak didiknya.
memberikan pelayanan yang prima bagi Guru sebagai pengajar lebih
semua pihak maka dapat dikatakan menekankan kepada tugas dalam
lembaga pendidikan berhasil merencanakan dan melaksanakan
menyelenggarakan pendidikan kepada pengajaran. Tugas guru dituntut memiliki
anak didik. seperangkat pengetahuan dan
keterampilan teknis mengajar, disamping
PELAKSANAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK menguasai ilmu atau bahan yang akan
PADA PEMBELAJARAN PAI diajarkan. Guru sebagai pembimbing
Pada dasarnya semua guru harus memberikan bantuan kepada siswa dalam
mampu menerapkan kompetensi yang memecahkan masalah yang dihadapinya.
dimiliki dalam menjalankan proses belajar Tugas ini merupakan aspek mendidik,
mengajar. Namun hal ini bisa terbentur sebab tidak hanya berkenaan dengan
apabila guru kurang memahami penyampaian ilmu pengetahuan, tetapi
kompetensi-kompetensi yang dimaksud. juga menyangkut pembinaan kepribadian
Begitu pula dengan guru PAI, dimana dan pembentukan nilai-nilai para siswa.
posisinya menempati kedudukan yang Dalam melaksanakan proses belajar guru
sangat terhormat dalam masyarakat. bertindak sebagai administrator di kelas.
Kewibawaan yang melekat pada guru Pada hakikat administrasi guru di kelas
menyebabkan dirinya dihormati, sehingga merupakan jalinan antara tatalaksana
masyarakat tidakmeragukan figur guru. pengajaran dengan ketatalaksanaan pada
Masyarakat memberikan kepercayaan umumnya. Namun demikian,tatalaksana
bahwa guru yang dapat mendidikanak pengajaran jauh lebih menonjol dan lebih
mereka agar menjadi orang yang diutamakan pada profesi guru
berkepribadian mulia.Kepercayaan yang (Syaefuddin, 2011: 33). Administrator
diberikan masyarakat kepada guruPAI kelas dimaksud sebagai pengelola kelas
sehingga mereka dibebankan tugas dan (class room managerial) dalam interaksi
tanggung jawab yang berat.Moral belajar-mengajar. Adapun yang menjadi
merupakan tanggung jawab yang sangat konsekuensi dari pengelolaan yang baik
berat yang harus diemban sebab guru PAI adalah meningkatnya prestasi guru dan
Oleh sebab itu, MAS OD mempunyai Berdasarkan data tahun ajaran 2018-
orientasi pendidikan dengan keterpaduan 2019 MAS OD memiliki tenaga pengajar
antara kurikulum pesantren dan sebanyak 82 orang yang terdiri dari
kurikulum KementerianAgama. Dengan kepala madrasah, 2 orang staf tata usaha,
demikian para santri dapat mengikuti 1 orang pengelola lab. komputer, dan 2
aktifitas sekolah baik secara formal orang pengelola perpustakaan.Pengelola
maupun non-formal. Sistem pendidikan lab. komputer dan perpustakaan
MAS OD yang berbentuk pesantren maka dirangkap oleh guru pengajar. Rata-rata
seluruh siswa wajib tinggal dalam guru mempunyai kualifikasi Pendidikan
pesantren dengan mematuhi semua strata satu (S1), bahkan terdapat
disiplin dan aturan yang ditetapkan oleh kualifikasi guru yang strata dua (S2)
pesantren di samping peraturan dalam bidangnya masing-masing. Namun
madrasah. Di samping pendidikan terdapat juga guru yang terdiri dari
kurikuler dengan kurikulum Kementerian alumni pesantren terutama Pondok
Agama, juga diterapkan pendidikan Modern Gontor dan alumni PM OD itu
extrakurikuler (non-formal) seperti sendiri.Guru dengan jenjang Pendidikan
latihan pidato tiga bahasa (Indonesia, S1 dan S2 dari berbagai disiplin ilmu
Arab, Inggris), pelatihan wira usaha, merupakan alumni IAIN Ar-Raniry,
kursus bahasa Arab dan Inggris, seni Universitas Syiah Kuala, dan berbagai
kaligrafi al-Qur’an, seni baca al-Qur’an dan universitas lainnya baik di dalam maupun
tahfidz al-Qur’an, latihanpercakapan, di luar negeri.
keterampilan tangan, beladiri, pramuka, Secara khusus guru PAI di MAS OD
drumband, teater, kursus komputer dan sebanyak 13 orang dengan lima mata
lain-lain. Program ini diarahkan agar pelajaran yaitu Fiqih, Akidah Akhlak,
siswa dapat belajar hidup mandiri secara Quran Hadist, SKI dan Bahasa Arab.
maksimal serta diberikan kunci ilmu Berdasarkan jenjang pendidikan guru PAI
pengetahuan dengan mempraktekkan dan jumlah kelas yang terdapat pada MAS
berbahasa Arab dan Inggris secara resmi OD maka dapat dilihat pada tabel di
yang diterapkan melalui peraturan bawah ini:
sekolah (Kepala Sekolah, wawancara, 15
Agustus, 2018).
Tabel 1.1.
Jenjang Pendidikan Guru PAI, Materi Ajar dan Kelas yang diampu
No Nama Guru Jenjang Studi Pengampu Kelas yang Jlh Kelas
Mata diampu
Pelajaran
1 Jawahi, S.Pd.I S-1 Pendidikan B. Arab X IPA 1 4
X IPA 2
X IPS
X MAK
2 Afrizal Sofyan, S.Pd.I S-1 Tarbiyan B. Arab XI IPA 1 8
Bahasa Arab XI IPA 2
XI IPS
XI MAK
XII IPA 1
XII IPA 2
XII IPS
XII MAK
18.9%, setuju 16.2% dan sangat setuju seperti adab ke mesjid, adab berdoa, adab
10.8%. Jawaban ini menunjukkan bahwa membaca al-Qur’an, tarekat, dan
bimbingan pembelajaran PAI kurang hubungan dengan masyarakat.
dilakukan melalui pendekatan teknologi. Selanjutnya angket bagian D tentang
Secara umum memang MAS OD faktor pendukung dan penghambat
mempunyai laboratorium komputer yang terdapat empat soal angket juga dengan
memadai tetapi untuk akses internet analisa berikut ini. Dalam praktek
memiliki keterbatasan disebabkan oleh pembelajaran PAI memperlihatkan ada
jaringan, listrik dan faktor alam yang jauh guru yang mengunakan fasilitas
dari perkotaan sehingga tidak mendukung penunjang berbasis IT dan ada juga yang
kelancaran akses bahan-bahan tidak mengunakannya. Angket berkenaan
pembelajaran (Kepala Sekolah, ini menunjukkan guru PAI dari pandangan
wawancara, 15 Agustus 2018). responden rata-rata menjawab netral
Dalam menyelesaikan berbagai dengan 59.4%, tidak setuju 19.0%, setuju
permasalahan siswa yang dapat dilihat 13.5%, dan sangat setuju hanya 8.1%.
pada tabel 1.12. Q7 menunjukkan pada dasarnya fasilitas penunjang ada di
responden menjawab sangat setuju MAS OD tetapi ada juga guru PAI yang
sebanyak 48.7%, setuju sebanyak 13.5% tidak memanfaatkannya sesuai dengan
dan netral terdapat 19.7% serta sedikit fungsi masing-masing.
sekali yang menjawab tidak setuju sebesar Selain pembelajaran kurikuler dalam
8.1%. dalam hal ini responden kelas terdapat juga kegiatan
menanggapi bahwa guru-guru PAI ekstrakurikuler. Dalam hal ini guru PAI
mayoritasnya dapat mengatasi masalah- tidak semuanya mengadakan kegiatan
masalah yang dihadapi siswa. Misalnya ekstrakurikuler karena rata-rata
siswa yang kurang memahami pelajaran, responden menjawab netral dengan
tidak mengerjakan PR, bahkan persoalan 62.2%, sangat setuju 13.5%, setuju 13.5%
pribadi seperti puberitas mendapatkan dan tidak setuju 10.8%. Walaupun
perhatian yang serius dari guru-guru PAI demikian ada juga guru PAI yang
sehingga siswa merasa disayangi dan mengadakan ekstrakurikuler sesuai
diperhatikan dengan baik (Kepala dengan mata pelajaran masing-masing.
Sekolah, wawancara, 15 Agustus 2018). Terdapat juga angket berkenaan dengan
Soal angket delapan pada tabel 1.13. Q8 pemahaman kurikulum madrasah dan
menggambarkan pandangan responden pesantren, mayoritas responden
tentang guru memberikan solusi yang memberikan jawaban sangat setuju
tepat dan baik. Hasil angket menunjukkan (45.9%) dan setuju (54.1%), tidak yang
sangat setuju 86.5% dan setuju 13.5% menjawab netral dan tidak setuju.
serta tidak ada yang menjawab netral dan Kenyataan ini menunjukkan bahwa guru
tidak setuju. PAI tidak hanya memahami kurikulum
Dengan demikian siswa merasa madrasah tetapi juga mengetahui
setiap masalah yang dihadapinya selalu kurikulum pesantren. Artinya dalam
didampingi oleh guru-guru PAI sehingga pembelajaran tidak difokuskan kepada
mereka tidak menemukan kebuntuan kurikulum Kemenag RI saja tetapi secara
tetapi sebaliknya mendapat jalan keluar bersamaan diterapkan kurikulum
yang baik sehingga mempengaruhi pesantren. Untuk menunjang kedua
pembelajaran PAI di MAS OD melalui kurikulum berjalan dengan baik dapat
kompetensi-kompetensi yang dimiliki dilihat dari segi ada tidaknya buku paket
guru-guru PAI. Selain itu respon siswa sesuai dengan kebutuhan siswa. Hasil
terhadap pembelajaran PAI sangat angket menunjukkan sangat setuju 27.0%,
semangat, karena pelajaran tersebut setuju 62.2%, netral 10.8% dan tidak ada
berkaitan erat dengan kegiatan harian, yang menjawab tidak setuju.