Anda di halaman 1dari 15

DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).

2278 P-ISSN 2527-9610


E-ISSN 2549-8770

Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Terhadap


Pembelajaran PAI di Madrasah Aliyah Swasta (MAS)
Tgk. Chiek Oemar Diyan

Ilham Hidayatullah, Zulfahmi, Maida Raudhatinur

Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh


Jl. Unmuha, Batoh, Lueng Bata, Kota Banda Aceh, Aceh 23245
Email: ilham.hidayatullah@serambimekkah.ac.id
zulfahmi@serambimekkah.ac.id

Abstract: This article attempts to present the effect of teacher's pedagogical competence
on PAI learning. This study aims to determine the efforts, influence in learning and
obstacles experienced by teachers in improving pedagogical competence. This research
methodology is a mixed-method with descriptive analysis in private senior high school
of Tgk. Chiek Oemar Diyan uses observation instruments, interviews and questionnaires.
The results showed that most PAI teachers in madrasah tried to foster pedagogic
competence in learning but in theory it was still low. However, there is an influence in
PAI learning because teachers have great enthusiasm in teaching even though they do
not understand solid pedagogical competencies. While the supporting factors are the
ease of facilities and there are various trainings for teacher development. While the
inhibiting factor is the limitation of the teacher in the application of the curriculum. The
mix of curriculum system in the pesantren and the madrasah which causes an
inappropriate time division.

Keywords: Competence, Pedagogic, PAI Teacher, Learning, Senior High School

Abstrak: Artikel ini berupaya untuk menyajikan pengaruh kompetensi pedagogik guru
terhadap pembelajaran PAI. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui upaya-
upaya,pengaruh dalam pembelajaran dan hambatan yang dialami oleh guru dalam
meningkatkan kompetensi pedagogik.Penelitian ini bersifat mixmethoddengan metode
analisis deskriptif di Madrasah Aliyah Swasta Tgk. Chiek Oemar Diyan dengan
menggunakan instrumen observasi, wawancara dan angket. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar guru PAI di madrasah berusaha untuk memupuk
kompetensi pedagogik dalam pembelajaran namun dari segi teori masih rendah.
Walaupun demikian terdapat pengaruh dalam pembelajaran PAI karena guru-guru
mempunyai semangat yang besar dalam pengajaran meskipun tidak memahami
kompetensi pedagogik yang mantap. Sementara faktor pendukungadalah kemudahan
fasilitas dan terdapat berbagai pelatihan untuk pengembangan guru. Sedangkan faktor
penghambatadalah keterbatasan guru dalam penerapan kurikulum. Sistem perpaduan
kurikulum di pesantren dan madrasah sehingga menyebabkan pembagian waktu yang
tidak sesuai.

Kata Kunci: Kompetensi, Pedagogik, Guru PAI, Pembelajaran, Madrasah Aliyah

Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018 28


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2278 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

PENDAHULUAN dalam seluruh pembelajaran mata


Kompetensi pedagogik merupakan pelajaran dalam kurikulum.
salah satu kompetensi yang harus Oleh itu, perlu dilihat beberapa
dikuasai guru diantara beberapa permasalahan dalam penelitian ini untuk
kompetensi lainnya. Hal ini tidak dapat mendapatkan gambaran pengaruh
dipungkiri bahwa guru mempunyai peran kompetensi pedagogik secara khusus pada
dalam meningkatkan kualitas pendidikan. guru PAI di Madrasah Aliyah Swasta Tgk.
Makanya gelar yang disematkan kepada Chiek Oemar Diyan yang meliputi upaya
guru secara khusus sering disebut sebagai guru untuk meningkatkan kompetensi
jiwa atau roh pendidikan. Pendidikan pedagogik, pengaruh kompetensi
tidak akan berarti apa-apa tanpa pedagogik guru terhadap pembelajaran
kehadiran guru, apapun model kurikulum PAIdan faktor pendukung serta
yang dijalankan, gurulah yang penghambat yang dihadapi guru di MAS
menentukan tercapai atau tidaknya tujuan Oemar Diyan dalam meningkatkan
pendidikan yang telah dirancang (An- kompetensi pedagogik.
Nahlawi, 1999:168). Dengan demikian,
peran guru dalam dunia pendidikan
KOMPONEN DAN FUNGSI KOMPETENSI
sangat penting dan harus terus
PEDAGOGIK GURU DALAM
dimaksimalkan untuk menuju kualitas
PENDIDIKAN
pendidikan yang lebih baik di lembaga
Merujuk dalam kamus besar bahasa
pendidikan.
Indonesia bahwa pedagogi adalah ilmu
Namun fenomena yang terjadi dalam
pendidikan, ilmu pengajaran yaitu
dunia pendidikan adalah tenaga pendidik
menguasai pengetahuan, yang merupakan
khususnya di tingkat SMA, MAN, dan MAS,
salah satu syarat yang penting bagi
kurang memenuhi kualifikasi sebagai guru
seorang guru. Istilah pedagog diartikan
yang berkompeten, khususnya
sebagai ahli pedagogi, sedangkan
kompetensi pedagogik yang berkaitan
pedagogis bersifat mendidik. Contohnya,
dengan pengelolaan pembelajaran.
memberi hukuman kepada siswa yang
Padahal guru yang menguasai kompetensi
bersifat mendidik dan bermanfaat (KBBI,
pedagogik akan lebih mampu
1998: 657). Lavengeld membedakan
menciptakan lingkungan belajar yang
istilah tersebut ke dalam dua pengertian.
efektif, menyenangkan, dan mampu
Pertama, pedagogik diartikan dengan ilmu
mengelola kelas dengan baik sehingga
mendidik, lebih menitikberatkan kepada
belajar para siswa meningkat dengan
pemikiran, perenungan tentang
lebih optimal (Hamalik, 2002: 36).
pendidikan.Suatu pemikiran bagaimana
Berdasarkan pendapat tersebut
membimbing anak atau mendidik
peneliti ingin melihat salah satu madrasah
anak.Sedangkan istilah pedagogi berarti
yang dikelola oleh pesantren modern.
pendidikan, yang lebih menekankan
Pada umumnya madrasah dibawah tata
kepada praktik, menyangkut kegiatan
kelola kementerian agama kab/kota
mendidik dan kegiatan membimbing anak
menempatkan guru-guru yang sesuai
(Sadulloh, 2010: 2).
dengan kualifikasi pendidikan dan lebih
Menurut E. Mulyasa kompetensi
khusus kompetensi pedagogik. Sementara
pedagogik mempunyai beberapa
pesantren tidak demikian karena ia
komponen yang harus dimiliki oleh
merupakan lembaga pendidikan swasta
seorang guru atau Pendidikan. Pertama,
dan menempatkan guru-guru berdasarkan
Pemahaman wawasan dan landasan
kemampuan ilmu bukan berdasarkan
kependidikan, artinya guru sebagai tenaga
konsep pendidikan secara khusus. Secara
pendidik memiliki peran penting dalam
umum, hal ini akan mempunyai dampak
upaya meningkatkan mutu pendidikan di
sebuah negara sebagai pengetahuan dasar
29 Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018
DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2278 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

yang dapat diperoleh ketika mengikuti dengan penilaian kelas, tes kemampuan
jenjang pendidikan keguruan di dasar, penilaian akhir satuan pendidikan
perguruan tinggi.Kedua, Pemahaman dan sertifikasi, benchmarking (standar
terhadap peserta didik yang meliputi yang digunakan untuk mengukur), serta
aspek fisik, moral, sosial, kultural, penilaian program (Mulyasa, 2012: 111-
emosional dan intelektual. Pemahaman ini 113).
memberikan kekuatan pikiran kepada Komponen yang telah digariskan
guru agar mampu mencatat dan Mulyasa merupakan acuan dalam
menggunakan informasi tentang menanam dan mengembangkan
karakteristik peserta didikuntuk kemampuan pedagogik guru yang dapat
membantu proses pembelajaran (Mulyasa, dirumuskan dalam elemen berikut:
2012: 75). landasan pendidikan, memahami peserta
Ketiga, pengembangan kurikulum didik, mengembangkan kurikulum dan
dan silabus, guru mampu silabus, merencanakan materi ajar yang
mengembangkan kurikulum yang terkait sesuai, mengembangkan potensi peserta
dengan bidang pengembangan yang didik dengan ekstrakurikuler,
diampu. Guru mampu menyusun silabus berkomunikasi aktif, dan menilai serta
sesuai dengan tujuan kurikulum dan mengevaluasi pembelajaran. Dengan
menggunakan RPP sesuai dengan tujuan demikian pendidik mampu memenuhi
pembelajaran. Keempat, melakukan kapasitasnya sebagai guru apabila
kegiatan pengembangan yang mendidik, mempunyai komponen itu dan dapat
yaitu guru mampu menyusun dan menerapkan dalam proses pendidikan.
melaksanakan rancangan pembelajaran Selain komponen-komponen yang
yang mendidik sesuai kebutuhan peserta harus dimiliki seorang guru, perlu juga
didik. Guru juga mampu menyusun dan difahami fungsi yang melekat dalam
menggunakan berbagai materi kompetensi pedagogik. Hubungankegiatan
pembelajaran dan sumber belajar sesuai pembelajaran dan hasil belajar siswa
dengan karakteristik peserta didik. sangat ditentukan oleh kompetensi guru.
Kelima, memfasilitasi pengembangan Oleh demikian, proses belajar dan hasil
potensi peserta didik untuk belajar siswa tidak hanya ditentukan oleh
mengaktualisasikan berbagai potensi yang sekolah, pola, struktur dan isi kurikulum,
dimiliki. Pengembangan potensi peserta tetapi sebagian besar ditentukan oleh
didik ini dapat dilakukan oleh guru kompetensi guru. Guru yang memiliki
melalui berbagai cara, antara lain melalui kompetensi yang mantap akan lebih
kegiatan ekstra kurikuler, pengayaan dan mampu mengelola kelas, sehingga proses
remedial, serta bimbingan dan konseling belajar mengajar dalam ruang dapat di
(Mulyasa, 2012: 108-109). optimalkan dengan sebaik-baiknya.
Keenam, berkomunikasi secara Kemampuan guru sangat berperan
efektif, empatik, dan santun dengan penting untuk keberhasilan siswa dalam
peserta didik. Artinya guru mampu proses pembelajaran, khususnya
berkomunikasi secara efektif, empatik dan kompetensi pedagogik. Selain itu,
santun dengan peserta didik dan bersikap kompetensi pedagogik juga berfungsi
antusias serta positif. Ketujuh, melakukan dalam proses pembelajaran. Antara lain
penilaian dan evaluasi proses serta hasil guru dapat memahami peserta didik
belajar peserta didik, memanfaatkan hasil dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
penilaian dan evaluasi untuk kepentingan perkembangan kognitif siswa. Sehingga
pembelajaran. Evaluasi hasil belajar siswa dapat terpenuhi rasa ingin tahu,
dilakukan untuk mengetahui perubahan memiliki keberanian berpendapat dan
perilaku dan pembentukan kompetensi kemampuan menyelesaikan masalah,
peserta didik yang dapat dilakukan serta merasa gembira dalam kegiatan

Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018 30


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2278 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

belajar. Di samping itu juga, guru dapat tidakhanya sebatas dinding sekolah, tetapi
memahami prinsip perkembangan juga di luar sekolah (Djamarah, 2000: 33).
kepribadian siswa dan memanfaatkan Suryosubroto memandang bahwa
untuk mengembangkan kearah yang lebih seorang guru mampu mengemban
matang. Secara tidak langsung siswa tugasnya dilihat dari empat segi:
memiliki kepribadian mantap,rasa 1. Mampu mempelajari dan menguasai
percaya diri yang tangguh, sopan santun materipelajaran yang dijadikan tujuan
dan taat pada peraturan, tumbuh jiwa dalam menyusun rencana pelajaran.
kepemimpinan serta mudah beradaptasi. 2. Memilih pendekatan atau strategi
Pada akhirnya kompetensi untuk menyampaikan pelajaran.
pedagogik guru akan mengarah pada 3. Memilih alat-alat pelajaran dan sarana
kemampuan guru menyusun rancangan lain.
dan melaksanakan strategi pembelajaran 4. Memilih strategievaluasi yang akan
yang sesuai dengan potensi, karakteristik diambil (Suryosubroto, 1997: 8).
dan kebutuhan siswa dalam belajar. Dengan demikian dapat diketahui
Prestasi dan ketuntasan belajar siswa bahwa kompetensi guru PAI merupakan
dengan sempurna sangat diharapkan oleh kemampuan dan kewenangan guru PAI
sekolah dan orang tua secara umum, dalam melaksanakan tugas dan tanggung
begitu juga guru secara khusus. Apabila jawabnya sebagai guru atau pendidik yang
komponen dan fungsi kompetensi guru memberikan pendidikan agama Islam
dalam terwujud dengan baik dan kepada anak didiknya.
memberikan pelayanan yang prima bagi Guru sebagai pengajar lebih
semua pihak maka dapat dikatakan menekankan kepada tugas dalam
lembaga pendidikan berhasil merencanakan dan melaksanakan
menyelenggarakan pendidikan kepada pengajaran. Tugas guru dituntut memiliki
anak didik. seperangkat pengetahuan dan
keterampilan teknis mengajar, disamping
PELAKSANAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK menguasai ilmu atau bahan yang akan
PADA PEMBELAJARAN PAI diajarkan. Guru sebagai pembimbing
Pada dasarnya semua guru harus memberikan bantuan kepada siswa dalam
mampu menerapkan kompetensi yang memecahkan masalah yang dihadapinya.
dimiliki dalam menjalankan proses belajar Tugas ini merupakan aspek mendidik,
mengajar. Namun hal ini bisa terbentur sebab tidak hanya berkenaan dengan
apabila guru kurang memahami penyampaian ilmu pengetahuan, tetapi
kompetensi-kompetensi yang dimaksud. juga menyangkut pembinaan kepribadian
Begitu pula dengan guru PAI, dimana dan pembentukan nilai-nilai para siswa.
posisinya menempati kedudukan yang Dalam melaksanakan proses belajar guru
sangat terhormat dalam masyarakat. bertindak sebagai administrator di kelas.
Kewibawaan yang melekat pada guru Pada hakikat administrasi guru di kelas
menyebabkan dirinya dihormati, sehingga merupakan jalinan antara tatalaksana
masyarakat tidakmeragukan figur guru. pengajaran dengan ketatalaksanaan pada
Masyarakat memberikan kepercayaan umumnya. Namun demikian,tatalaksana
bahwa guru yang dapat mendidikanak pengajaran jauh lebih menonjol dan lebih
mereka agar menjadi orang yang diutamakan pada profesi guru
berkepribadian mulia.Kepercayaan yang (Syaefuddin, 2011: 33). Administrator
diberikan masyarakat kepada guruPAI kelas dimaksud sebagai pengelola kelas
sehingga mereka dibebankan tugas dan (class room managerial) dalam interaksi
tanggung jawab yang berat.Moral belajar-mengajar. Adapun yang menjadi
merupakan tanggung jawab yang sangat konsekuensi dari pengelolaan yang baik
berat yang harus diemban sebab guru PAI adalah meningkatnya prestasi guru dan

31 Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2278 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

efektivitas dari situasi belajar-mengajar. menempatkan sekolah sebagai bagian


Sekurang-kurangnya guru harus integral dari masyarakat dan sekolah
memelihara suasana keagamaan, kerja sebagai pembaharu masyarakat (Udin
sama, rasa persatuan, dan perasaan puas Syaefuddin, 2011: 34). Hal ini dapat
pada murid terhadap pekerjaan dan dilakukan dengan memanfaatkan sumber-
kelasnya secara berkelanjutan. Terjadinya sumber yang ada pada masyarakat untuk
pengelolaan kelas yang baik, maka guru mengembangkan kegiatan pengajaran.
akan lebih mudah mempengaruhi murid Contohnya mengundang tokoh
di kelas dalam rangka pendidikan dan masyarakat yang mempunyai keahlian
pengajaran agama Islam (Zakiah Darajat, memberikan ceramah dihadapan siswa
1995: 267). dan guru. Sehingga guru dapat
Penerapan potensi pribadi guru PAI menempatkan dirinya sebagai fasilitator
dan pengelolaan kelas tidak dapat bukan hanya di sekolah tetapi juga dalam
dipisahkan bagi tercapainya kurikulum masyarakat. Guru yang melaksanakan
pendidikan agama Islam.Guru dituntut tugas fasilitator di sekolah dan
untuk selalu mencari gagasan baru dan masyarakat mampu memberikan
menyempurnakan praktik pendidikan kemudahan siswa dalam kegiatan proses
dalam pengajaran. Guru berusaha untuk pembelajaran.
mempertahankan apa yang sudah ada Selain itu, ada beberapa hal yang
serta menuangkan ide-ide untuk harus dipahami sebagai fasilitator yaitu:
kensempurnaan praktik pengajaran agar guru perlu memahami berbagai jenis
hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. media dan sumber belajar beserta fungsi
Justru itu, kurikulum difahami sebagai masing-masing media tersebut,
rencana atau program, sedangkan memahami keterampilan dalam
pengajaran adalah pelaksanaannya (Udin merancang suatu media, mampu
Syaefuddin, 2011: 33). Dengan kata lain, mengoperasikan berbagai jenis media,
peningkatan hasil belajar siswa kedepan serta dapat memanfaatkan berbagai
sangat tergantung dengan peningkatan sumber belajar, memiliki kemampuan
kompetensi guru baik dalam dalam dalam berkomunikasi dan berinteraksi
perencanaan pembelajaran maupun dengan siswa (Wina Sanjaya, 2011: 148-
pelaksanaannya. Apabila proses 149), dan menunjukkan kepada siswa
pengajaran sudah berjalan dan terlaksana segala sesuatu yang dapat membuat siswa
sesuai dengan kurikulum dalam potensi lebih mengerti dan memahami setiap
guru maka selanjutnya guru dituntut pesan yang disampaikan. Dalam hal ini
untuk mengembangkan profesi ada dua konteks guru sebagai
keguruannya. Pada dasarnya tuntutan ini demonstrator. 1) Sebagai demonstrator
adalah panggilan untuk selalu mencintai, berarti guru harus menunjukkan sikap-
menghargai, menjaga, dan meningkatkan sikap yang terpuji dalam artian guru
tugas dan tanggung jawab profesi guru. berperan sebagai model dan teladan bagi
Guru harus sadar bahwa tugas dan setiap siswa. 2) Sebagai demonstrator
tanggung jawabnyatidak bisa guru harus dapat menunjukkan
dilaksanakan oleh orang lain, kecuali oleh bagaimana caranya agar setiap materi
diri sendiri (Udin Syaefuddin, 2011: 33). pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati
Oleh karena itu, guru harus benar-benar oleh setiap siswa (Wina Sanjaya, 2008:
mampu dan bertanggung jawab 26).
sepenuhnya dalam mengembangkan Di samping demonstrator, guru
profesiguru. dalam melaksanakan tugasnya juga bisa
Profesi guru juga harus dapat sebagai motivator. Dalam proses
menghubungkan antara sekolah dengan pembelajaran, motivasi merupakan salah
masyarakat. Guru harus dapat berperan satu aspek penting karena kuat atau

Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018 32


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2278 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

lemahnya semangat usaha yang dilakukan terlaksananya tujuan pendidikan secara


seorang siswa untuk mencapai suatu menyeluruh.
tujuan akan ditentukan oleh kuat atau
lemahnya motif yang dimiliki siswa PROFIL DAN KOMPETENSI GURU PAI DI
tersebut. Wina Sanjaya menekankan MADRASAH ALIYAH SWASTA TGK.
bahawa motivasi merupakan penjelmaan CHIEK OEMAR DIYAN
dari motif yang dapat dilihat dari perilaku Jenjang madrasah aliyah merupakan
yang ditunjukkan seorang siswa. Proses jenjang pendidikan lanjutan dari
pembelajaran akan berhasil manakala madrasah tsanawiyah. Di Aceh terdapat
siswa mempunyai motivasi dalam belajar dua bentuk pengelolaan madrasah aliyah,
(Wina Sanjaya, 2008: 26). Oleh sebab itu, madrasah aliyah yang di kelola oleh
guru perlu menumbuhkan motivasi Kementerian Agama dinamakan dengan
belajar siswa sebagai salah satu upaya Madrasah Aliyah Negeri dana madrasah
agar siswa mencapai keberhasilan dalam aliyah yang dikelola oleh yayasan
belajar. Lebih lanjut Wina Sanjaya pendidikan dinamakan dengan Madrasah
menerangkan, guru juga malaksanakan Aliyah Swasta. Penelitian ini melihat salah
tugas sebagai evaluator. Di sini guru satu lembaga pendidikan swasta yaitu
bertugas mengumpulkan data atau Madrasah Aliyah Swasta Tgk. Chiek Oemar
informasi tentang keberhasilan Diyan yang dikelola oleh Pesantren
pembelajaran yang telah dilakukan. Modern Tgk. Chiek Oemar Diyan di bawah
Tujuannya untuk melihat keberhasilan naungan Yayasan Pendidikan IslamTgk.
siswa dalam menyerap materi kurikulum Chiek Oemar Diyan. Madrasah ini terletak
dan menentukan keberhasilan guru dalam di gampong Krueng Lamkareung
melaksanakan seluruh kegiatan yang telah Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh
diprogramkan (Wina Sanjaya, 2008: 32). Besar. Kemudian untuk memudahkan
Berdasarkan beberapa pandangan di pemahaman dan penulisan maka
atas dapat disimpulkan bahwa guru yang Madrasah Aliyah Swasta Tgk. Chiek Oemar
melaksanakan kompetensi pedagogik Diyan ditulis dengan singkatan MAS OD
dalampembelajaran khususnya guru PAI dan Pesantren Modern Tgk. Chiek Oemar
dalam penelitian ini. Maka ada beberapa Diyan disingkat dengan PM OD.
hal yang harus ia lakukan demi mencapai Berdasarkan SK Yayasan Pendidikan
dan menerapkan kompetensi yang Islam bahwa MAS OD di kelola langsung
dimilikinya. Secara umum dapat oleh PM OD. Pimpinan pesantren
digariskan guru bertindak sebagai mempunyai tugas dan wewenang dari segi
pengajar, pembimbing, dan intruksi dan kepemimpinan terhadap MAS
administratorkelas yang bertanggung OD. Tetapi pimpinan pesantren tidak
jawab penuh kepada siswa dan sekolah. terjun langsung mengelola MAS OD
Namun tanggung jawab guru bukan hanya sebagaimana halnya kepala sekolah. Maka
sebatas itu, tetapi harus dapat dalam hal ini pimpinan memberikan
mengembangkan kurikulum dan profesi mandat, kepercayaan, tugas dan
keguruan serta membina hubungan tanggungjawab dengan melantik kepala
dengan masyarakat untuk menunjukkan sekolah di madrasah tersebut. Dengan
eksistensi lembaga pendidikan yang demikian MAS OD diatur oleh seorang
berada di lingkungan masyarakat. Dan kepala sekolah sesuai dengan peraturan
yang lebih signifikan lagi guru mampu dan wewenang yang berlaku menurut
menjadi fasilitator, motivator dan sistem pendidikanNegara Republik
evaluator untuk membangkitkan gairah Indonesia di bawah Kementerian Agama
belajar siswa dalam mencapai dan juga sistem pendidikan PM OD
keberhasilan yang dicita-citakan sehingga (Kepala Sekolah, wawancara, 15 Agustus,
2018).

33 Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2278 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

Oleh sebab itu, MAS OD mempunyai Berdasarkan data tahun ajaran 2018-
orientasi pendidikan dengan keterpaduan 2019 MAS OD memiliki tenaga pengajar
antara kurikulum pesantren dan sebanyak 82 orang yang terdiri dari
kurikulum KementerianAgama. Dengan kepala madrasah, 2 orang staf tata usaha,
demikian para santri dapat mengikuti 1 orang pengelola lab. komputer, dan 2
aktifitas sekolah baik secara formal orang pengelola perpustakaan.Pengelola
maupun non-formal. Sistem pendidikan lab. komputer dan perpustakaan
MAS OD yang berbentuk pesantren maka dirangkap oleh guru pengajar. Rata-rata
seluruh siswa wajib tinggal dalam guru mempunyai kualifikasi Pendidikan
pesantren dengan mematuhi semua strata satu (S1), bahkan terdapat
disiplin dan aturan yang ditetapkan oleh kualifikasi guru yang strata dua (S2)
pesantren di samping peraturan dalam bidangnya masing-masing. Namun
madrasah. Di samping pendidikan terdapat juga guru yang terdiri dari
kurikuler dengan kurikulum Kementerian alumni pesantren terutama Pondok
Agama, juga diterapkan pendidikan Modern Gontor dan alumni PM OD itu
extrakurikuler (non-formal) seperti sendiri.Guru dengan jenjang Pendidikan
latihan pidato tiga bahasa (Indonesia, S1 dan S2 dari berbagai disiplin ilmu
Arab, Inggris), pelatihan wira usaha, merupakan alumni IAIN Ar-Raniry,
kursus bahasa Arab dan Inggris, seni Universitas Syiah Kuala, dan berbagai
kaligrafi al-Qur’an, seni baca al-Qur’an dan universitas lainnya baik di dalam maupun
tahfidz al-Qur’an, latihanpercakapan, di luar negeri.
keterampilan tangan, beladiri, pramuka, Secara khusus guru PAI di MAS OD
drumband, teater, kursus komputer dan sebanyak 13 orang dengan lima mata
lain-lain. Program ini diarahkan agar pelajaran yaitu Fiqih, Akidah Akhlak,
siswa dapat belajar hidup mandiri secara Quran Hadist, SKI dan Bahasa Arab.
maksimal serta diberikan kunci ilmu Berdasarkan jenjang pendidikan guru PAI
pengetahuan dengan mempraktekkan dan jumlah kelas yang terdapat pada MAS
berbahasa Arab dan Inggris secara resmi OD maka dapat dilihat pada tabel di
yang diterapkan melalui peraturan bawah ini:
sekolah (Kepala Sekolah, wawancara, 15
Agustus, 2018).
Tabel 1.1.
Jenjang Pendidikan Guru PAI, Materi Ajar dan Kelas yang diampu
No Nama Guru Jenjang Studi Pengampu Kelas yang Jlh Kelas
Mata diampu
Pelajaran
1 Jawahi, S.Pd.I S-1 Pendidikan B. Arab X IPA 1 4
X IPA 2
X IPS
X MAK
2 Afrizal Sofyan, S.Pd.I S-1 Tarbiyan B. Arab XI IPA 1 8
Bahasa Arab XI IPA 2
XI IPS
XI MAK
XII IPA 1
XII IPA 2
XII IPS
XII MAK

Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018 34


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2278 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

3 Nazariadi PM. Gontor Fiqh X IPA 1 2


Darussalam X IPA 2

4 Saifullah, Lc. S-1 Syariah Fiqh X IPS 8


Islam X MAK
XI IPS
XI MAK
XII IPA 1
XII IPA 2
XII IPS
XII MAK
5 Ansar Zulhelmi, MA S-2 Fiqh XI IPA 1 6
XI IPA 2
SKI XII IPA 1
XII IPA 2
XII IPS
XII MAK
6 Syafari, M.Pd S-2 Pendidikan Akhlaq X MAK
XI MAK
XII MAK
7 Warikh Sukmanjaya, S.Pd.I S-1 Pendidikan Quran Hadis XII IPA 1 4
XII IPA 2
XII IPS
XII MAK
8 M. Syakir, Lc. S-1 Aqidah Aqidah X MAK 6
Filsafat Akhlak/Tauhi XI MAK
d XII IPA 1
XII IPA 2
XII IPS
XII MAK
9 Yermijal Firdiani, Lc. S-1 Tafsir dan Ilmu Tafsir X MAK 3
Ilmu Alquran XI MAK
XII MAK
10 M. Hafiz, Lc. S-2 Fiqh Usul Fiqh XII MAK 1
Muqarin
11 Taslim, Lc, Usul Fiqh X MAK 1
12 T Ibnu Khattab, S.Pd.I S-1 Pendidikan SKI X IPA 1 8
X IPA 2
X IPS
X MAK
XI IPA 1
XI IPA 2
XI IPS
XI MAK
13 Nurmawaddah, S.Pd S-1 BK Aqidah X IPA 1 6
Akhlak X IPA 2
X IPS
XI IPA 1
XI IPA 2
XI IPS

35 Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2278 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

METODOLOGI PENELITIAN berdasarkan rumus persentase (%)


Kaedah penelitian diartikan sebagai sebagai berikut:
satu aktivitas manusia yang sangat
intelektual yang digunakan dalam
menelaah sesuatu yang alamiah, perkara Dimana:
dan perhubungan. Dengan penjelasan P : Persentase
yang lebih jelas, ia berkaitan dengan data F : Frekuensi
yang dikumpul, dianalisis dan ditafsirkan. N : Jumlah nilai
(Deryeck D.Pattron, 2009). Peneliti 100% : Bilangankonstanta (Nana
menggunakan berbagai kaedah dalam Sudjana, 1989: 50).
penelitian ini. Antara lain observasi, Hasil persentase dianalisis secara
wawancara dan angket. deskriptif untuk mendapatkan variabel
yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
ANALISIS DATA Sedangkan data hasil observasi dan
Analisis data yang digunakan dalam wawancara dituangkan untuk
penelitian ini untuk mencatat data, memperjelas data angket.
menganalisis dan juga membentangkan
data yang akan menjadi maklumat penting HASIL PENELITIAN
bagi penelitian ini. Data yang terkumpul Hasil penelitian akan dituangkan
melalui observasi dan wawancara melalui tabel yang meliputi empat bagian,
diberikan kode sesuai keperluan yaitu: latar belakang responden, upaya
penelitian dan ditarik kesimpulan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik,
mendapatkan jawaban dari permasalahan pengaruh kompetensi pedagogik guru dan
penelitian. Sedangkan data angket faktor dukungan dan hambatan.
dianalisis dengan menggunakan rumus Bagian A: Latar Belakang Responden
statistic dengan cara mentabulasikan

Tabel 1.2. Jenis Kelamin


Frekuensi Persentase Valid persen Kumulatif persen
Laki-laki 18 48.6 48.7 48.7
Perempuan 19 51.3 51.4 100.0
Jumlah 37 99.9 100.0
Tabel 1.3. Umur
Frekuensi Persentase Valid persen Kumulatif persen
12-13 11 29.7 29.7 29.7
14-15 16 43.2 43.3 73.0
16-17 10 27.0 27.0 100.0
Total 37 99.9 100.0
Tabel 1.4. Kelas
Frekuensi Persentase Valid persen Kumulatif persen
X 11 29.7 29.7 29.7
XI 11 29.7 29.7 59.4
XII 15 40.5 40.6 100.0
Total 37 99.9 100.0

Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018 36


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2278 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

Tabel 1.5. Jurusan


Frekuensi Persentase Valid persen Kumulatif persen
MAK 15 40.5 40.6 40.6
IPA 11 29.7 29.7 70.3
IPS 11 29.7 29.7 100.0
Total 37 99.9 100.0
Bagian B: Upaya meningkatkan kompetensi pedagogik
1. Dapat mengatur kelas dengan baik saat proses pembelajaran PAI
Tabel 1.6. Q1
Frek. Persentase Valid persen Kumulatif persen
Sangat setuju 10 27.0 27.0 27.0
Setuju 26 70.2 70.3 97.3
Netral 1 2.7 2.7 100.0
Tidak setuju 0 0 0
Total 37 99.9 100.0
2. Memberikan kesempatan berkomunikasi dengan semua siswa
Tabel 1.7. Q2
Frek. Persen. Valid persen Kumulatif persen
Sangat setuju 22 59.4 59.5 59.5
Setuju 5 13.5 13.5 73.0
Netral 10 27.0 27.0 100.0
Tidak setuju 0 0 0
Total 37 99.9 100.0
3. Menyelenggarakan berbagai kegiatan pengembangan siswa
Tabel 1.8. Q3
Frek. Persen. Valid persen Kumulatif persen
Sangat setuju 5 13.5 13.5 13.5
Setuju 17 45.9 46.0 59.5
Netral 10 27.0 27.0 86.5
Tidak setuju 5 13.5 13.5 100.0
Total 37 99.9 100.0
4. Membuat dan melaksanakan persiapan pembelajaran
Tabel 1.9. Q4
Frek. Persen. Valid persen Kumulatif persen
Sangat setuju 17 45.9 46.0 46.0
Setuju 10 27.0 27.0 73.0
Netral 10 27.0 27.0 100.0
Tidak setuju 0 0 0
Total 37 99.9 100.0
Bagian C: Pengaruh kompetensi pedagogik guru
5. Menggunakan berbagai metode pembelajaran yang menyenangkan
Tabel 1.10. Q5
Frek. Persen. Valid persen Kumulatif persen
Sangat setuju 20 54.0 54.1 54.1
Setuju 5 13.5 13.5 67.6
Netral 12 32.4 32.4 100.0
Tidak setuju 0 0 0
Total 37 99.9 100.0

37 Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2278 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

6. Memberikan bimbingan pembelajaran yang berbasis teknologi informasi


Tabel 1.11. Q6
Frek. Persen. Valid persen Kumulatif persen
Sangat setuju 4 10.8 10.8 10.8
Setuju 6 16.2 16.2 27.0
Netral 20 54.0 54.1 81.1
Tidak setuju 7 18.9 18.9 100.0
Total 37 99.9 100.0
7. Menyelesaikan permasalahan siswa
Tabel 1.12. Q7
Frek. Persen. Valid persen Kumulatif persen
Sangat setuju 18 48.6 48.7 48.7
Setuju 5 13.5 13.5 62.2
Netral 11 29.7 29.7 91.9
Tidak setuju 3 8.1 8.1 100.0
Total 37 99.9 100.0
8. Memberikan solusi yang baik dan tepat
Tabel 1.13. Q8
Frek. Persen. Valid persen Kumulatif persen
Sangat setuju 32 86.4 86.5 86.5
Setuju 5 13.5 13.5 100.0
Netral 0 0 0
Tidak setuju 0 0 0
Total 37 99.9 100.0
Bagian D: Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat
9. Menggunakan fasilitas penunjang pembelajaran berbasis IT
Tabel 1.14. Q9
Frek. Persen. Valid persen Kumulatif persen
Sangat setuju 3 8.1 8.1 8.1
Setuju 5 13.5 13.5 21.6
Netral 22 59.4 59.4 81.0
Tidak setuju 7 18.9 19.0 100.0
Total 37 99.0 100.0
10. Mengadakan kegiatan ekstrakurikuler
Tabel 1.15. Q10
Frek. Persent. Valid persen Kumulatif persen
Sangat setuju 5 13.5 13.5 13.5
Setuju 5 13.5 13.5 27.0
Netral 23 62.1 62.2 89.2
Tidak setuju 4 10.8 10.8 100.0
Total 37 99.9 100.0

Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018 38


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2278 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

11. Memahami kurikulum madrasah dan pesantren dengan jelas


Tabel 1.16. Q11
Frek. Persent. Valid persen Kumulatif persen
Sangat setuju 17 45.9 45.9 45.9
Setuju 20 54.0 54.1 100.0
Netral 0 0 0
Tidak setuju 0 0 0
Total 37 99.9 100.0
12. Tidak terdapat buku paket dalam jumlah yang besar
Tabel 1.17. Q12
Frek. Persen. Valid persen Kumulatif persen
Sangat setuju 10 27.0 27.0 27.0
Setuju 23 62.1 62.2 89.2
Netral 4 10.8 10.8 100
Tidak setuju 0 0 0 0
Total 37 99.9 100.0
baik. Rata-rata siswa atau responden
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN sangat setuju bahwa guru sebelum
Pada bagian ini, peneliti akan memasuki ruang belajar telah
membahas tentang hasil penelitian yang mempersiapkan materi ajar dengan 46.0%
telah disajikan dalam pembahasan yang setuju 27.0%, netral 27.0% dan tidak
sebelumnya. Data disajikan dalam lima ada yang tidak setuju. Hasil wawancara
bagian yaitu: bahagian A, peneliti beberapa guru PAI juga mengungkapkan
menganalisa jenis kelamin responden, bahwa setiap semester guru wajib
umur, jurusan dan kelas. Bagian B adalah mengumpulkan RPP kepada kepala
upaya meningkatkan kompetensi sekolah melalui bagian pengajaran sebagai
pedagogik guru menunjukkan guru dapat salah satu cara pengembangan
mengatur kelas dengan baik saat kompetensi pedagogik guru yang
pembelajaran PAI hal ini ditunjukkan dilakukan oleh kepala madrasah (Kepala
sebanyak 70.3% siswa setuju bahkan Sekolah, wawancara, 15 Agustus 2018).
27.0% menyatakan sangat setuju dan Bagian C berhubungan tentang
tidak ada seorangpun yang tidak setuju. pengaruh kompetensi pedagogik guru
Guru juga berkomunikasi dengan semua yang dapat dilihat dalam soal angket lima
siswa menunjukkan persentase sangat sampai delapan. Hasil angket
setuju sebanyak 59.5% dan tidak ada menunjukkan pengaruh yang signifikan
siswa yang tidak setuju terhadap terhadap pembelajaran PAI, dalam soal
kesempatan yang diberikan guru dalam angket lima tentang metode pembelajaran
berkomunikasi. Dalam hal mengadakan yang digunakan guru, para responden
kegiatan untuk perkembangan siswa, menanggapinya dengan sangat setuju
responden menjawab dengan bervariasi. sebesar 54.1% dan setuju 13.5%, artinya
Sangat setuju sebanyak 13.5%, setuju lebih setengah responden sangat senang
46.0%, netral 27.0 dan tidak setuju belajar dengan metode yang digunakan
berkisar 13.5% artinya sebagian besar guru PAI, walaupun ada juga yang
guru menyelenggarakan kegiatan menjawab netral sebanyak 32.4% namun
pengembangan siswa tetapi terdapat juga tidak ada yang menjawab tidak setuju.
guru-guru PAI yang tidak aktif dalam Dalam tabel 1.11. Q6 berkaitan dengan
kegiatan pengembangan siswa. Dari segi bimbingan pembelajaran berbasis
membuat perencanaan pembelajaran teknologi informasi responden menjawab
menunjukkan persentase yang sangat netral sebanyak 54.1%, tidak setuju

39 Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2278 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

18.9%, setuju 16.2% dan sangat setuju seperti adab ke mesjid, adab berdoa, adab
10.8%. Jawaban ini menunjukkan bahwa membaca al-Qur’an, tarekat, dan
bimbingan pembelajaran PAI kurang hubungan dengan masyarakat.
dilakukan melalui pendekatan teknologi. Selanjutnya angket bagian D tentang
Secara umum memang MAS OD faktor pendukung dan penghambat
mempunyai laboratorium komputer yang terdapat empat soal angket juga dengan
memadai tetapi untuk akses internet analisa berikut ini. Dalam praktek
memiliki keterbatasan disebabkan oleh pembelajaran PAI memperlihatkan ada
jaringan, listrik dan faktor alam yang jauh guru yang mengunakan fasilitas
dari perkotaan sehingga tidak mendukung penunjang berbasis IT dan ada juga yang
kelancaran akses bahan-bahan tidak mengunakannya. Angket berkenaan
pembelajaran (Kepala Sekolah, ini menunjukkan guru PAI dari pandangan
wawancara, 15 Agustus 2018). responden rata-rata menjawab netral
Dalam menyelesaikan berbagai dengan 59.4%, tidak setuju 19.0%, setuju
permasalahan siswa yang dapat dilihat 13.5%, dan sangat setuju hanya 8.1%.
pada tabel 1.12. Q7 menunjukkan pada dasarnya fasilitas penunjang ada di
responden menjawab sangat setuju MAS OD tetapi ada juga guru PAI yang
sebanyak 48.7%, setuju sebanyak 13.5% tidak memanfaatkannya sesuai dengan
dan netral terdapat 19.7% serta sedikit fungsi masing-masing.
sekali yang menjawab tidak setuju sebesar Selain pembelajaran kurikuler dalam
8.1%. dalam hal ini responden kelas terdapat juga kegiatan
menanggapi bahwa guru-guru PAI ekstrakurikuler. Dalam hal ini guru PAI
mayoritasnya dapat mengatasi masalah- tidak semuanya mengadakan kegiatan
masalah yang dihadapi siswa. Misalnya ekstrakurikuler karena rata-rata
siswa yang kurang memahami pelajaran, responden menjawab netral dengan
tidak mengerjakan PR, bahkan persoalan 62.2%, sangat setuju 13.5%, setuju 13.5%
pribadi seperti puberitas mendapatkan dan tidak setuju 10.8%. Walaupun
perhatian yang serius dari guru-guru PAI demikian ada juga guru PAI yang
sehingga siswa merasa disayangi dan mengadakan ekstrakurikuler sesuai
diperhatikan dengan baik (Kepala dengan mata pelajaran masing-masing.
Sekolah, wawancara, 15 Agustus 2018). Terdapat juga angket berkenaan dengan
Soal angket delapan pada tabel 1.13. Q8 pemahaman kurikulum madrasah dan
menggambarkan pandangan responden pesantren, mayoritas responden
tentang guru memberikan solusi yang memberikan jawaban sangat setuju
tepat dan baik. Hasil angket menunjukkan (45.9%) dan setuju (54.1%), tidak yang
sangat setuju 86.5% dan setuju 13.5% menjawab netral dan tidak setuju.
serta tidak ada yang menjawab netral dan Kenyataan ini menunjukkan bahwa guru
tidak setuju. PAI tidak hanya memahami kurikulum
Dengan demikian siswa merasa madrasah tetapi juga mengetahui
setiap masalah yang dihadapinya selalu kurikulum pesantren. Artinya dalam
didampingi oleh guru-guru PAI sehingga pembelajaran tidak difokuskan kepada
mereka tidak menemukan kebuntuan kurikulum Kemenag RI saja tetapi secara
tetapi sebaliknya mendapat jalan keluar bersamaan diterapkan kurikulum
yang baik sehingga mempengaruhi pesantren. Untuk menunjang kedua
pembelajaran PAI di MAS OD melalui kurikulum berjalan dengan baik dapat
kompetensi-kompetensi yang dimiliki dilihat dari segi ada tidaknya buku paket
guru-guru PAI. Selain itu respon siswa sesuai dengan kebutuhan siswa. Hasil
terhadap pembelajaran PAI sangat angket menunjukkan sangat setuju 27.0%,
semangat, karena pelajaran tersebut setuju 62.2%, netral 10.8% dan tidak ada
berkaitan erat dengan kegiatan harian, yang menjawab tidak setuju.

Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018 40


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2278 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

Dapat dipastikan bahwa siswa dan a. Dalam rangka meningkatkan


guru memiliki persediaan buku paket kompetensi pedagogik guru PAI MAS
sesuai dengan kapasitas yang diperlukan OD, telah dilakukan berbagai upaya
dan dibuktikan dengan pernyataan siswa antara lain adalah manajemen guru
melalui angket. Beberapa perkara untuk dalam mengatur kelas dan
menunjang kompentensi pedagogik guru berkomukasi dengan siswa serta
yang disebutkan dalam wawancara adalah membuat RPP sebelum pembelajaran
pelatihan kurikulum terutama kurikulum dilaksanakan. Ada juga usaha yang
13 dan pengembangannya. Tetapi dalam belum maksimal dilakukan guru PAI
penerapannya masih terjadi kendala yaitu kegiatan pengembangan siswa.
secara internal masing-masing guru. b. Kompetensi pedagogik guru
Keempat bagian yang diteliti telah mempengaruhi pembelajaran PAI di
menggambarkan hasil penelitian yang MAS OD dapat dilihat dari metode
dapat dirumuskan dalam kesimpulan. pembelajaran yang membuat siswa
Menurut Kepala sekolah MAS OD bahwa senang dan guru memposisikan diri
terdapat guru PAI MAS OD adalah alumni sebagai problem solver untuk
pesantren yang latar belakang pendidikan menyelesaikan masalah siswa.
bukan sarjana dalam bidang pendidikan. Pembelajaran berbasis teknologi
Namun kebanyakan guru PAI merupakan informasi sangat memacu siswa dalam
sarjana pendidikan dan syariah. Beliau belajar tetapi kurang diterapkan oleh
melihat latar pendidikan seorang guru guru PAI.
tidak terlalu berpengaruh terhadap c. Terdapat faktor pendukung dan
pelajaran yang diajarkannya, apalagi penghambat yang dihadapi guru.
mengajar pelajaran PAI, karena alumni Faktor pendukung tersedianya fasilitas
pesantren sudah memiliki bekal ilmu IT dan perlengkapan belajar bagi
agama yang mamadai untuk diajarkan kemudahan pembelajaran PAIdan juga
kepada para siswa. Beliau juga pelatihan kurikulum dan
menyampaikan bahwa ilmu agama yang pengembangannya. Faktor penghambat
diajarkan oleh alumni pesantren lebih dilihat secara internal dan eksternal.
dirasakan manfaatnya daripada ilmu yang Dari segi internal guru memiliki
diajarkan oleh guru yang merupakan keterbatasan dalam penerapan
sarjana pendidikan Islam pada umumnya kurikulum dan penggunaan IT padahal
(Kepala Sekolah, wawancara, 15 Agustus sekolah telah menyediakan layanan
2018). tersebut sedangkan secara eksternal
Walaupun kompetensi pedagogik kegiatan ektrakurikuler diluar jam
tidak difahami secara lebih khusus dari pelajaran sebagai tuntutan akibat dari
segi teori dan aspek-aspeknya. Namun perpaduan kurikulum.
secara praktek sudah dijalankan dalam Berdasarkan hasil penelitian ini,
pembelajaran (Guru PAI, wawancara, 17 maka peneliti memberikan beberapa
Agustus 2018). saran agar kompetensi guru PAI lebih
meningkat dan mampu bekerja dengan
PENUTUP maksimal serta memiliki kepribadian yang
Penelitian ini dilaksanakan dengan professional dan ikhlas antara lain:
baik berdasarkan metode dan langkah- memberikan pelatihan guru berbasis IT
langkah yang dijalankan untuk secara bertahap dan mengevaluasi setiap
mendapatkan data yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan serta
objektif penelitian. Akhirnya dapat memberikan penghargaan guru yang
dirumuskan beberapa kesimpulan sesuai mencapai tingkat profesionalitas yang
dengan objektif penelitian antara lain tinggi.[]
yaitu:

41 Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018


DOI: 10.25299/althariqah.2018.vol3(2).2278 P-ISSN 2527-9610
E-ISSN 2549-8770

DAFTAR RUJUKAN Margono. Metodologi Penelitian


Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,
Ali, Mohammad. Penelitian Kependidikan 1996.
Prosedur dan Strategi, Bandung: Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan
Angkasa, 1982. Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Rosdakarya, 2012.
Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Nata, Abuddin. Ilmu Pendidikan Islam,
Persada, 2007. Jakarta: Kencana, Cet. 1, 2010.
An-Nahlawi, Abdurrahman. Pendidikan Pohan, Rusdin. Metode Penelitian
Islam di Rumah, Sekolah dan Pendidikan, Banda Aceh: Al-Rijal
Masyarakat, Jakarta: Gema Insani Institute, 2008.
Press, 1999. Ramayulis. Metodelogi Pendidikan Agama
Ar, Muhammad. Pendidikan di Alam Baru: Islam, Jakarta: Kalam Media, 2005.
Rekonstruksi Moralitas Sadulloh, Uyoh. Pedagogik :Ilmu Mendidik,
Pendidikan,Jakarta: Prismasophie Bandung: Alfabeta, 2010.
Press, 2003. Sahertian, Piet A.. Supervisi Pendidikan,
Arikunto, Suharsini. Manajemen Jakarta: Rineka Cipta, 1992.
Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, Sanjaya, Wina. Pembelajaran Dalam
2005. Implementasi Kurikulum Berbasis
Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian Kompetensi, Jakarta: Kencana, 2011.
Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran
Rineka Cipta, 1997. Berorientasi Standar Proses
Darajdat, Zakiah. Metodik Khusus Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008.
Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan
Bumi Aksara, 1995. Psikologi Proses Pendidikan,
Departemen Agama RI, Kendali Mutu Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000.
Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Suparlan. Menjadi Guru Efektif,
Direktorat Perguruan Tinggi Agama Yogyakarta: Hikayat, 2005.
Islam, 2003. Surachmat, Winarmo. Pengantar
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Penelitian Ilmiah, Bandung: Tarsino,
Jakarta: Balai Pustaka, 2002. 1986.
Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Surahman, Winarno. Pengantar Penelitian
Didik dalam Interaktif Edukatif, Ilmiah Dasar Metode dan Tehnik,
Jakarta: Rineka Cipta, 2000. Bandung: Tarsito, Cet. 1, 1992.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Riset, Suryosubroto. Proses Belajar Mengajar di
Yogyakarta: Andi Offset, Cet. 1, 1990. Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Syeafuddin, Udin. Pengembagan profesi
Berdasarkan Pendekatan Guru, Bandung: Alfabeta, 2011.
Kompetensi,Jakarta: Bumi Aksara, Tika, Moh. Pabunda. Metodologi Risa
2009. Bisnis, Jakarta: Bumi Aksara, 2006.
Hamalik, Oemar. Pendidikan Guru Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar
Berdasarkan Pendekatan Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Kompetensi, Jakarta:Bumi Aksara, Pustaka, 2002.
2002. Umar, Husen. Metodologi Penelitian Untuk
Kamaruddin. Kamus Riset, Bandung: Skripsi, Tesis Bisnis, Jakarta: Grafindo
Angkasa, 1984. Persada, 2008.
Koentjaraningrat. Metode-metode
Penelitian Masyarakat, Jakarta:
Gramedia, 1977.

Jurnal Al-Thariqah Vol. 3, No. 2, Juli – Desember 2018 42

Anda mungkin juga menyukai