14/MO/2023
NIM : 220701502216
Kelas : E/05
I. TUJUAN OBSERVASI
observasi pada situasi pemeriksaan psikologi dengan menggunakan Doodle, mahasiswa mampu
membuat kesimpulan mengenai observasi yang telah dilakukannya, serta mahasiswa mampu
mengevaluasi kelebihan dan kelemahan dari praktek observasi yang telah dilakukan.
Pilihlah seorang individu yang dapat dijadikan subjek (minimal Usia 12 tahun). Sediakan
surat kesediaan untuk menjadi subjek. Catatlah perilaku dari subjek tersebut selama praktikum
berlangsung. Isilah catatan observasi dan kemudian berilah makna terhadap perilaku tersebut
serta melampirkan hasil interview/anamnesa, surat kesediaan dan lembar jawaban subjek.
Nama : NA
Usia : 25 Tahun
Pendidikan : S1
Suku : Makassar
A. Status Preasens
Status preasens bermulai dari saat subjek berada di ruang tunggu adalah subjek
memakai hijab abu-abu motif, baju kemeja biru denim polos dan celana cream. Subjek
memakai kaos kaki hitam dan sepatu hitam. Warna biru sendiri diasosiasikan kedalam
warna yang dingin, tenang, dan sabar seperti laut dan langit. Sedangkan hitam
mendorong seseorang untuk percaya diri dan kuat (Pavey, 1980). Aksesoris subjek jam
tangan beserta cincin emas, menurut Herlina (2010), aksesoris atau artefak memiliki
makna tertentu. Tinggi badan 165cm dan berat badan kurang lebih 70 kg dan kulit
berwarna putih. Orang yang bertubuh lebih gemuk umumnya dipandang sebagai orang
yang lebih malas, simpatin dan dependen daripada orang dengan tipe tubuh yang lain
(Herlina, 2010).
Saat berada di ruang tunggu, tercatat status psikis subjek adalah subjek fokus bermain
hp sambil kedua tangan dan siku disimpan diatas lutut. Tangan memegang hp, mata
tertuju pada hp. Posisi duduk seperti ini menandakan dalam keadaan terancam dilakukan
bila tidak ada kepercayaan didunia luar. seolah-olah siap untuk lari. sikap duduk yang
biasanya tegang, tidak bersandar, dan bagian atas agak maju (Herlina, 2010). Setelah itu
subjek bersandar di kursi tunggu sambil teteap memegang hp dan mata tertuju di hp.
Posisi duduk menarik badan kebelakang ini dilakukan pada saat seseorang merasa yakin,
aman, dan percaya dengan lingkungan sekitarnya. Duduk tenang biasanya ditampilkan
dengan cara bersandar melemaskan urat-urat dan tungkal, tapi masih tetap ada
Pada observasi prolog yang dilakukan saat observer membuka proses tes MBTI.
Selama proses pembuka subjek langsung memegang pensil yang ada diatas meja. Tangan
subjek berada diatas meja. Tatapan mata subjek mengarah kearah bawah menurut
Barbara (dalam Herlina, 2010) pandangan lurus pada orang dewasa menunjukkan
kejujuran atau ketulusan. Setelah itu subjek melipat tangan posisi ini menandakan
seseorang seperti bertahan disituasi yang tidak menguntungkan (Herlina, 2010). Ketika
subjek diminta untuk menuliskan identitas diri, subjek langsung menulis. Saat sebelum
pengerjaan tes dimulai, observer/tester bertanya apakah ada yang ingin ditanyakan lalu
subjek diam saja tidak memberi ekspresi. Saat tester memastikan subjek telah mengerti
prosedur tes lalu subjek mengangguk. Subjek saat observer berbicara tatapan mata
kedepan dan menggantung sayup, kelopak mata yang menggantung berarti memaksakan
Pada bagian pertama tes MBTI, subjek mengerjakannya selama 15 menit 10 detik.
Mata subjek kearah bawah pandangan mata yang menyerong kekiri bawah mengartikan
sedang melakukan dialog internal. Tangan diletakkan diatas meja, yang satu memegang
pensil dan yang satu lagi mengarah kebawah. Posisi duduk sangat tegap, posisi kaki
terbuka dan forward lean (condong kedepan) yang menunjukkan makna penuh perhatian
(James, 1932). Jika kepala di tundukkan, urat-urat lemas dan mata terbuka penuh, maka
artinya orang tersebut sedang memikirkan sesuatu (Herlina, 2010). Kepala diarahkan
kekanan dan kekiri fokus kearah kertas. Saat sudah hampir selesai subjek terdengar
menarik nafas sedikit dalam ketika membaca soal, Navarro (2014) mengemukakan
bahwa menghela napas ialah cara seseorang untuk menenangkan diri saat harus
Pada bagian kedua tes MBTI, subjek mengerjakannya selama 10 menit 48 detik.
Subjek terlihat menggaruk kepala, gerakan ini menunjukkan keraguan atau ketidakpastian
(Herlina. 2010). Subjek menarik badan kebelakang yang tadinya duduk tegap posisi
duduk menarik badan kebelakang ini dilakukan pada saat seseorang merasa yakin, aman,
dan percaya dengan lingkungan sekitarnya. Duduk tenang biasanya ditampilkan dengan
cara bersandar melemaskan urat-urat dan tungkal, tapi masih tetap ada keterlibatan
(Herlina, 2010). Dalam mengerjakan bagian kedua subjek mengerutkan dahi kerutan ini
muncul bila mengerjakan sesuatu yang menuntut konsentrasi, juga berfikir utk
mengambil keputusan. (Herlina, 2010). Subjek berkata “sudah“ dan mengangkat kepala,
saat menandakan telah selesai mengerjakan tes bagian dua dengan menegakkan kepala,
menandakan adanya rasa aman dan yakin pada diri sendiri serta siap memperhatikan
Saat semua jawaban pada lembar kerja telah dipastikan terisi, oberver menutup
proses praktikum pengerjaan tes MBTI tersebut. Saat observer membacakan kalimat
mengemukakan bahwa menghela napas ialah cara seseorang untuk menenangkan diri saat
harus menghadapi situasi yang membuat stress. Menatap kearah depan yaitu
observer/tester dan mengangguk menarik badan kebelakang posisi duduk menarik badan
kebelakang ini dilakukan pada saat seseorang merasa yakin, aman, dan percaya dengan
melemaskan urat-urat dan tungkal, tapi masih tetap ada keterlibatan (Herlina, 2010).
Setelah oberver/tester mempersilahkan subjek jalan duluan untuk menuju pintu keluar,
Berisi Berdasarkan hasil anamnesa, status preasens, dan pengamatan saat praktikum
pemeriksaan psikologi berlangsung. Didapatkan kesamaan yaitu subjek tergolong individu yang
tenang. Subjek banyak menunjukkan sikap tenang dan serius. Hal ini ditemukan pada hasil
anamnesa subjek adalah orang yang sabar. Dalam status preasens penggunaan warna pakaian
subjek mendukung pernyataan bahwa subjek adalah orang yang tenang, dingin dan sabar. Begitu
pula pada saat praktikum berlangsung, subjek mengerjakan tes dengan sedikit gerakan. Subjek
tidak bergumam hanya mendesis membaca soal. Subjek juga sangat menunjukkan sikap serius
dalam pengerjaannya.
V. EVALUASI OBSERVASI
Ada banyak aktifitas saat observasi berlangsung diruangan lab psikologi yang membuat
observer menjadi kesusahan dalam mengamati prilaku yang ada bersamaan dengan membaca
dan memberi panduan juga menghitung waktu prilaku muncul adalah kelemahan dari observasi
ini. Namun kelebihannya antara lain karena proses yang sangat lengkap mulai dari wawancara
anamnesa hingga turun langsung dalam pemeriksaan atau pengerjaan tes membuat observer
menjadi mudah paham akan keadaan subjek atau membaca prilaku subjek.
VI. REFERENSI
Navarro, J., & Karlins, M. (2014). Cara Cepat Membaca Bahasa Tubuh. Jakarta:Change.
Observer,
Fatimah Mahfud…………….
NIM. 220701502216