Anda di halaman 1dari 14

KOMUNIKASI

TERAPEUTIK
KOMUNIKASI
Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yakni communicatio yang artinya
pemberitahuan atau pertukaran ide. Pemberitahuan atau pertukaran ide dalam suatu
proses komunikasi akan ada pembicara yang menyampaikan pernyataan ataupun
pertanyaan yang dengan harapan akan ada timbal balik atau jawaban dari
pendengarnya.
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan dan dilakukan untuk
membantu penyembuhan/ pemulihan pasien. Komunikasi terapeutik merupakan
komunikasi profesional bagi perawat.

Menurut Yubiliana (2017), komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang terjalin


dengan baik, komunikatif dan bertujuan untuk menyembuhkan atau setidaknya dapat
melegakan serta dapat membuat pasien merasa nyaman dan akhirnya mendapatkan
kepuasan.
TUJUAN KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
Tujuan komunikasi terapeutik (Purwanto, 1994 seperti dikutip dalam
Damaiyanti, 2012) adalah:
1. Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan
pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila
pasien percaya pada hal yang diperlukan.
2. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya.
3. Memengaruhi orang lain, lingkungan fisik, dan dirinya sendiri.
4. Mencapai tingkat kesembuhan yang diharapkan
KEGUNAAN KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
a) Merupakan sarana terbina hubungan yang baik antara pasien dan tenaga
kesehatan.
b) Mengetahui perubahan perilaku yang terjadi pada individu atau pasien.
c) Mengetahui keberhasilan tindakan kesehatan yang telah dilakukan.
d) Sebagai tolok ukur kepuasan pasien.
e) Sebagai tolok ukur komplain tindakan dan rehabilitasi.
FAKTOR FAKTOR KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
Faktor-faktor yang memengaruhi proses komunikasi dan berdampak pada hasil interaksi terapis- pasien di
dalam keterampilan komunikasi terapeutik meliputi (Setyohadi dan Kushariyadi, 2011):
1. Budaya
2. Nilai (kepercayaan dan peraturan kehidupan masyarakat)
3. Keadaan emosional (perasaan yang mempengaruhi pola komunikasi)
4. Orientasi spiritual
5. Pengalaman Internal (misalnya pengalaman biologis dan psikologis pada bagaimana seseorang
menginterpretasikan situasi kehisupan )
6. Kejadian kejadian diluar individu
7. Sosialisasi keluarga mengenai komunikasi
8. Bentuk hubungan
9. Konteks hubungan saat ini
10. Isi pesan (misalnya topik yang menimbulkan kepekaan dan berdampak secara emosional)
PRINSIP KOMUNIKASI
Menurut Suryani (2005), terdapat beberapa prinsip yang harus dipahami dalam membangun dan mempertahankan
komunikasi terapeutik, yaitu:

1. Hubungan perawat dengan klien adalah hubungan terapeutik yang saling menguntungkan. hubungan ini didasarkan
pada prinsip humanity of nurse and clients. Kualitas hubungan perawat-klien ditentukan oleh bagaimana perawat
mendefenisikan dirinya sebagai manusia. Hubungan perawat dengan klien tidak hanya sekedar hubungan seorang
penolong dengan kliennya tapi lebih dari itu, yaitu hubungan antar manusia yang bermartabat.

2. Perawat harus menghargai keunikan klien. Tiap individu mempunyai karakter yang berbeda-beda. Karena itu perawat
perlu memahami perasaan dan perilaku klien dengan melihat perbedaan latar belakang keluarga, budaya, dan
keunikan setiap individu.

3. Komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi maupun penerima pesan, dalam hal ini perawat
harus mampu menjaga harga dirinya dan harga diri klien.

4. Komunikasi yang menciptakan tumbuhnya hubungan saling percaya harus dicapai terlebih dahulu sebelum menggali
permasalahan dan memberikan alternatif pemecahan masalah. hubungan saling percaya antara perawat dan klien
adalah kunci dari komunikasi terapeutik
KARAKTERISTIK HELPER
UNTUK KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
1. Kejujuran
2. Tidak membingungkan dan cukup ekspresi
3. Bersikap positif
4. Empati bukan simpati
5. Mampu melihat permasalahan dari kacamata klien
6. Menerima klien apa adanya
7. Sensitif terhadap perasaan klien
8. Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat sendiri
ELEMEN ELEMEN
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
1. Komunikator (sender)
2. Informasi/pesan/berita
3. Komunikan (reciever)
4. Umpan balik
5. Atmosfer/konteks
TAHAP TAHAP KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
Dalam mmembina hubungan terapeutik (berinteraksi) perawat mempunyai 4 tahap yang pada setiap tahapnya
mempunyai tugas yang harus diselesaikan oleh perawat (Damaiyanti, 2014)
1. Fase Pra-Interaksi
Pra interaksi merupakan masa persiapan sebelum berhubungan dan berkomunikasi dengan pasien. Anda perlu
mengevaluasi diri tentang kemampuan yang anda miliki.
Adapun hal yang perlu dilakukan pada fase ini adalah :
1) Mengumpulkan data tentang pasien
2) Mengeksplorasi perasaan, fantasi, dan ketakutan diri
3) Membuat rencana pertemuan dengan pasien (kegiatan, waktu, tempat)
Orientasi
2. Fase orientasi/ perkenalan Orientasi dilaksanakan pada awal setiap pertemuan
Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat kedua dan seterusnya. Tujuan fase orientasi adalah
pertama kali bertemu dengan pasien. Hal-hal yang memvalidasi kekurangan data, rencana yang telah
perlu dilakukan adalah : dibuat dengan keadaan pasien saat ini dan
mengevaluasi hasil tindakan yang lalu. Umumnya
1) Memberi salam dikaitkan dengan hal yang telah dilakukan bersama
pasien.
2) Memperkenalkan diri perawat
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan adalah :
3) Menanyakan nama pasien
1) Memberikan salam dan tersenyum ke arah pasien
4) Menyepakati pertemuan (kontrak)
2) Melakukan validasi (kognitif, psikomotor,
5) Menghadapi kontrak afektif)
6) Memulai percakapan awal 3) Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
7) Menyepakati masalah pasien 4) Menjelaskan tujuan
8) Mengakhiri perkenalan 5) Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk
melakukan kegiatan
6) Menjelaskan kerahasiaan
3. Fase Kerja
Fase kerja merupakan inti hubungan perawatan pasien yang terkait erat dengan
pelaksanaan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai.
Tujuan :
Meningkatkan pengertian dan pengenalan pasien akan dirinya, perilakunya,
perasaannya, pikirannya. Tujuan ini sering disebut tujuan kognitif.
Mengembangkan, mempertahankan dan meningkatkan kemampuan pasien
secara mandiri menyelesaikan masalah yang dihadapi. Tujuan ini sering
disebut tujuan afektif atau psikomotor.
Melaksanakan terapi/ teknikal keperawatan
Melaksanakan pendidikan kesehatan
Melaksanakan kolaborasi
Melaksanakan observasi dan monitoring
4. Fase terminasi
Terminasi merupakan akhir dari setiap pertemuan perawat dan pasien. Terminasi dibagi
dua, yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir. Terminasi dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Terminasi Sementara
Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat dan pasien. Pada
terminasi sementara, perawat akan bertemu lagi dengan pasien pada waktu yang
telah ditentukan, misalnya satu atau dua jam pada hari berikutnya
b. Terminasi Akhir
Terminasi akhir terjadi jika pasien akan pulang dari rumah sakit atau perawat selesai
praktik di rumah sakit. Adapun komponen dari fase terminasi adalah :
a) Menyimpulkan hasil kegiatan; evaluasi proses dan hasil.
b) Memberikan reinforcement positif.
c) Merencanakan tindak lanjut dengan pasien.
d) Melakukan kontrak untuk pertemuan selanjutnya (waktu, tempat, topik).
e) Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik.
THANK YOU ☺

Anda mungkin juga menyukai