Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

“PERBEDAAN ANGKA, BILANGAN, DAN NOMOR”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Matematika Bilangan yang diampu oleh

Arissona Dia Indah Sari, M.Pd

DISUSUN OLEH:

1. RIDO HUTAMA PUTRA (230404006)


2. RISJIHAN ANGGI PUTRA (230404010)
3. ILHAM MUBARAQ (230404015)
4. FAZA NASTITI (230404021)
5. AISYATUL ARBIAH (230404025)
6. FITROTIN NAZIZATUL MAGHFIROH (230404029)
7. UMI FATHROTIN (230404033)
8. SILVIA PUTRI DAMAYANTI (230404037)
9. AISYAH SALSABILLAH AZ ZAHRA (230404041)
MATEMATIKA BILANGAN

PRODI PGSD A-PAGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-
Nya kepada kelompok kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul
“Perbedaan Angka, Bilangan, dan Nomor” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Arissona Dia Indah
Sari S.Pd., M.Pd., pada mata kuliah Matematika Bilangan. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang “Perbedaan Angka, Bilangan, dan Nomor” bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Arissona Dia Indah Sari S.Pd., M.Pd., selaku Dosen
Mata Kuliah Matematika Bilangan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Gresik, 25 September 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Matematika ilmu yang mempelajari tentang logika dan bernalar. Oleh karena itu matematika
digunakan sebagai alat bantu untuk mengatasi masalah – masalah pada bidang lainnya, sehingga
matematika mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari – hari. Maka dari itu, belajar
matematika tentang angka, bilangan, dan nomor diharapkan mampu berpikir secara logis dan
sistematis, serta dapat mengatasi masalahnya sehari – hari.

Angka dan bilangan, bahkan nomor seringkali disamakan. Dalam KBBI angka didefinisikan
sebagai tanda atau lambang sebagai pengganti bilangan; nomor (KBBI: hal.67). Sedangkan
bilangan dalam KBBI dijelaskan satuan dalam sistem matematis yang abstrak dan dapat
diunitkan, ditambah, atau dikalikan (KBBI: hal.191). Sedangkan nomor adalah angka sebagai
tanda atau lambang bilangan: benda yang jumlahnya lima ditulis dengan – 5 (KBBI 966).

Maka dari itu mengingat pentingnya penggunaan angka, bilangan, dan nomor dalam kehidupan
sehari – hari maka kita akan mempelajari pengertian angka, bilangan, dan nomor serta perbedaan
angka, bilangan, dan nomor

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, yaitu:

1 Apa yang dimaksud dengan angka?


2. Apa yang dimaksud dengan bilangan?
3. Apa yang dimaksud dengan nomor?
4. Apa saja macam-macam angka, bilangan, dan nomor?
5. Apa saja perbedaan dari angka, bilangan, dan nomor?

4
1.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan dalam penulisan makalah ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui apa itu angka


2. Untuk mengetahui apa itu bilangan
3. Untuk mengetahui apa itu nomor
4. Untuk mengetahui macam-macam dari angka, bilangan, dan nomor
5. Untuk mengetahui perbedaa dari angka, bilangan, dan nomor

1.4 MANFAAT PENULISAN


Manfaat yang dapat diambil dari penulisan makalah ini yaitu membantu pembaca dalam
memahami Pengertian Angka, Bilangan, dan Nomor, Macam – Macam Angka, Bilangan, dan
Nomor, serta Perbedaan dari Angka, Bilangan, dan Nomor.
Serta dapat mengamalkan pelajaran angka, bilangan, dan nomor dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ANGKA, BILANGAN, DAN NOMOR


Dalam matematika seringkali kita mendengar kata “Angka”, “Bilangan”, dan “Nomor” tapi
apakah ketiga kata tersebut memiliki makna yang sama atau justru memiliki makna yang
berbeda?. Ternyata ketiganya adalah hal yang berbeda, maka dari itu mari kita bahas oengertian
dan perbedaan dari “Angka”, “Bilangan”, dan “Nomor”.

2.1.1 ANGKA
4.2 Permainan Angka

Dari hasil pengamatan terhadap sejumlah data yang ditemukan, angka dalam permainan bahasa dapat
merupakan representasi berbagai hal, yakni sebagai representasi kata atau bagian kata Indonesia,
sebagai representasi kata bahasa Inggris, angka sebagai visualisasi lambang bunyi, dan sebagai
representasi not lagu, sebagai representasi formula satuan matematis, dan sebagai representasi
frekuensi pembacaan.

5
4.2.1 Angka sebagai representasi kata bahasa Indonesia atau bahasa daerah

Dalam hal kemungkinan angka sebagai representasi kata bahasa Indonesia atau bahasa daerah, ada
beberapa contoh yang ditemukan, misalnya ber-217-an, ku-√49-kan, 1/3 -reng, an3disc. dan Na70.
Dalam ber-217-an 'berdua satu tujuan' angka 21 secara normal mewakili bunyi yang dilambangkannya,
yakni dua satu, sedangkan angka 7 secara kebetulan dapat dihomonimkan dengan bentuk dasar tujuan
'sasaran atau tempat yang dituju. Penghomoniman tuju mungkin pula dilakukan secara tidak langsung,
seperti pada ku√49-kan. Di sini pembaca harus mencarinya lewat hasil pengakaran angka 49. Hal ini
dilakukan kemungkinan karena bentuk ku-7-kan sudah dianggap umum, dan sangat mudah untuk
ditebak. Dalam 1/3-reng 'seperti gareng', angka pecahan 1/3 sepertiga' dikorespondensikan dengan
preposisi seperti dan suku kata awal nama tokoh punakawan (ga)reng.

Demikian pula halnya dengan an3disc 'anti gadis, angka tiga merepresentasikan suku akhir kata pertama
dan suku awal kata kedua yang dieja menyerupai ejaan bahasa Inggris sebagai salah satu bahasa yang
berprestise dalam konstelasi sosiolinguistik di Indonesia. Dalam Na70 'Napitupulu', angka 70 tidak
merupakan representasi angka Indonesia, tetapi angka salah satu bahasa daerah di Indonesia, yakni
bahasa Batak 'pitupulu' dengan makna yang sama sehingga Na70 dapat digunakan untuk melambangkan
nama salah satu marga yang terdapat di etnik itu.

4.2.2 Angka sebagai representasi kata bahasa Inggris

Angka yang dipergunakan sebagai sarana permainan bahasa seringkali pula merupakan representasi
bilangan bahasa Inggris. Fenomena ini boleh jadi merupakan pencerminan kebanggaan para remaja
mempertunjukkan beberapa kata bahasa Inggris yang relatif baru saja dikenal di dalam perjalanan
hidupnya. Dan data yang terkumpul tampak adanya angka yang dihomonimkan dengan bahasa Inggris,
seperti Up2U "Up to You'. Dalam hal ini 2 two' berhomonim dengan to dan U 'lambang bunyi ke-25'
dihomonimkan dengan You 'persona kedua'. Selain itu, angka bahasa Inggris itu mungkin pula
dihomonimkan dengan bagian-bagian kata bahasa Indonesia, misalnya A3 (Adri) dan 2-1 Rumah 'tuan
rumah'. Dalam A3 huruf adalah alfabet bahasa Indonesia, sedangkan angka 3nya adalah bahasa Inggris
three yang kemudian dengan mengizinkan sedikit pelanggaran dihomonimkan dengan bagian nama dri.
Sementara itu, dalam 2-1 Rumah, sehubungan dengan kecenderungan bilangan yang dilambangkan oleh
angka di dalam bahasa Inggris terdiri dari satu suku kata, dan kecenderungan kata-kata bahasa
Indonesia terdiri dari dua suku kata, maka angka-angka itu akan berhomonim dengan bagian-bagian
kata dalam bahasa Indonesia, yakni tu- dan -an. Akan sangat sulit bila pembaca menafsirkan angka 2-1
ke dalam bahasa Indonesia, tetapi di sanalah letak permainannya.

4.2.1 Angka sebagai visualisasi lambang bunyi

Di dalam permainan bahasa angka dapat pula diperlakukan sebagai visualisasi lambang bunyi
berdasarkan kemiripan bentuknya. Misalnya tulisan angka sembilan 9 Seringkali mirip dengan g 'huruf
ke-7' Angka satu 1 mirip dengan huruf l 'huruf ke-12'. Demikian halnya kosong (0) secara visual mirip

6
atau sama dengan O. Oleh karenanyalah, kata go dalam go internasional di dalam bentuk tulisan
informal dtuliskan mirip dengan angka 90. Dengan sarana inilah kemudian Idris Sardi, violis indonesia
terkemuka yang konon katanya memiliki bisnis bus, membuat plat nomor cendaraannya secara khusus,
yakni B 10 LA 'Biola', dan kartunis Johny Hidayat dapat mengkre asikan humor kartunnya. seperti terihat
dalam dialog ini.

A : Mbah dukun, kapan perusahaan saya bisa go internasional.

B : Tahun 90. karena tulisan go sama dengan 90

4.2.2 Angka sebagai representasi not lagu

Sukarnya menafsirkan maksud permainan bahasa dengan sarana angka mungkin pula karena angka itu
tidak hanya digunakan untuk melambangkan bilangan-bilangan bahasa Indonesia atau bahasa Inggris
tetapi dapat pula dipakai untuk merepresentasikan nama not-not dalam titik nada lagu. Hanya saja,
jumlahnya sangat terbatas. Misalnya, Oemaryati menemukan contoh-contoh 267 yang maksudnya
adalah 'relasi' dan 23761 maksudnya adalah nama artis dan salah satu redaktur majalah Aktuil yang
populer pada tahun 1970-an (Remi Sylado). Yang perlu dicatat dalam hal ini adalah keterbatasan
kombinasinya, angka-angka yang melambangkan not lagu hanya dapat berkombinasi dengan
sesamanya, belum ditemukan kasus-kasus pengombinasannya dengan huruf, bilangan, atau angka yang
melambangkan bilangan.

4.2.3 Angka sebagai representasi formula matematika

Di tembok WC sebuah sekolah dasar di dekat tempat saya tinggal, saya melihat sebuah tulisan corat-
coret yang cukup unik, yak 22// dan lingkaran lambang perdamian yang sulit pertama-tama saya
tafsirkan maksudnya. Setelah saya bertanya kepada beberapa murid di sana, saya mendapatkan
penjelasan yang Cukup menggelikan hati. Angka pecahan 22/7 tidak dapat dibaca langsung dua dua per
tuju(h) atau dua puluh dua per tuju(h) karena yang direpresentasikan adalah formula matematis Vi,
yakni satuan yang biasa digunakan untuk menghitung isi atau luas bangun kerucut, sedangkan lingkaran
dengan tanda di dalamnya melambangkan perdamaian yang di dalam bahasa Inggris disebut atau dibaca
peace /pis/ Jadi, yang dimaksudkan oleh corat-coret di dinding WC itu adalah kosakata anak-anak untuk
buang air kecil pipis.

4.2.4 Angka sebagai lambang frekuensi pembacaan

Bila Anda pergi ke Yogyakarta bagian timur, di daerah Maguwoharjo, tepatnya di sebelah timur Pasar
Sambilegi, Anda akan menemukan corat-coret yang memanfaatkan angka untuk fungsi yang lain. Bunyi
corat-coret itu adalah Q2R. Angka dua di sini dimanfaatkan sebagai lambang frekuensi pembacaan huruf
yang ada di depannya. Bila huruf di depannya dibaca dua kali kemudian digabungkan dengan bunyi
huruf yang mengikutinya, dapatlah diketahui maksud tulisan para remaja itu, yakni 'kikir'. Untuk teknik
ini, tentu saja hanya angka dua yang bisa dimanfaatkan karena di dalam berbagai bahasa, suku kata
hanya lazim berulang dua kali di dalam membentuk kata atau bagian sebuah kata.

7
2.1.2 BILANGAN
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran.
Menurut Meserve (Naga, 1980) menyatakan bahwa bilangan adalah suatu abstraksi. Sebagai
abstraksi bilangan tidak memiliki keberadan secara fisik. Sementara itu, menurut Sudaryanti
(Sudaryanti, 2006) bilangan adalah suatu obyek matematika yang sifatnya abstrak dan termasuk
kedalam unsur yang tidak didefinisikan. Sedangkan menurut Soedadiatmodjo, dkk
(Soedadiatmodjo, 1983) menjelaskan bilangan adalah suatu ide yang digunakan untuk
menggambarkan atau mengabstraksikan banyaknya anggota suatu himpunan. Bilangan itu
sendiri tidak dapat dilihat, ditulis, dibaca, dan dikatakan karena merupakan suatu ide yang hanya
dapat dihayati atau dipikirkan saja.

Berdasakan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa bilangan adalah suatu konsep
matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran, serta bersifat abstak sebagai
gambaran banyaknya anggota suatu himpunan.

Macam- macam bilangan, yaitu:

1. Bilangan Kompleks

Bilangan kompleks adalah bilangan yang dinotasikan oleh a + bi, dimana a dan b adalah bilangan
riil dan i adalah suatu bilangan imajiner dimana i 2 = -1. Bilangan riil a disebut juga bagian riil

8
dari bilangan kompleks dan bilangan real b dan 0, maka bilangan kompleks tersebut menjadi
sama dengan bilangan real a.

Sebagai contoh, -3 + 2i adalah bilangan kompleks dengan bilangan riil 3 dan bagian imajiner 2i.

2. Bilangan Imajiner

1. Bilangan imajiner adalah bilangan yang mempunyai bentuk a = ai, dengan a adalah
anggota dari bilangan Bilangan Imajiner

Bilangan imajiner adalah bilanagan yang mempunyai bentuk √−a=√ a i, dengan a


adalah anggota dari bilangan real., sedangkan i adalah simbol yang menandakan
bilanagan imajiner (Rifa'i M. , 2019).

Bilangan Imajiner adalah bilangan yang mempunyai sifat i 2 = −1.

n ini biasanya merupakan bagian dari bilangan kompleks. Secara definisi, (bagian)
bilangan imajiner ini ini diperoleh dari penyelesaian persamaan kuadratik :
2
x +1=0

Atau secara ekuivalen


2
x = -1

Atau juga sering dituliskan sebagai

x √−1

2. Bilangan Rill/Real

Bilangan Rill adalah bilangan dalam bentuk desimal bilangan riil meliputi bilangan
rasional seperti 42 dan -23/129 dan bilangan rasional seperti π dan √ 2

9
Sistem bilangan real merupakan kumpulan atau himpunan dari bilangan real itu sendiri
(Rifa'i M. , 2019). Umumnya, bilangan real dilambangkan dengan huruf R.

Bilangan riil yang termasuk di dalamnya adalah bilangan imajiner

3. Bilangan Irasional

Bilangan irrasional merupakan bilangan real yang tidak dapat dinyatakan dalam
bentuk pecahan p/q. Jika dinyatakan dalam bentuk desimal, maka menghasilkan
bilangan desimal tak berulang. Bilangan irrasional juga dapat dinyatakan ke dalam
bentuk akar. Namun tidak semua bentuk akar merupakan bilangan irrasional (Rifa'i M.
, 2019).

Jadi kesimpulannya Bilangan Irasional adalah bilangan riil yang tidak bisa di bagi,
hasilnya tidak bisa berhenti sebagai a/b, dengan a dan b sebagai bilangan bulat dan b
tidak sama dengan nol. Jadi bilangan irasional bukan merupakan bilangan rasional.
Contoh yang paling populer dari bilangan irasional adalah bilangan π √ 2 dan bilangan
e.

Bilangan π sebetulnya tidak tepat, yaitu kurang lebih 3.14, tetapi


= 3,1415926535.... atau
= 3,14159 26535 89793 23846 26433 83279 50288 41971 69399 37510
untuk bilangan √ 2 : = 1,4142135623730950488016887242096.... atau
= 1,41421 35623 73095 04880 16887 24209 69807 85696 71875 37694
80731 76679 73798

dan untuk bilangan e :


= 2,7182818...

4. Bilangan Rasional

10
Bilangan Rasional adalah bilangan yang dapat di nyatakan sebagai a/b di mana a, b
bilangan bulat dan b tidak sama dengan 0. di mana batasan dari bilangan rasional
adalah mulai dari selanga (-∞, ∞).

bilangan dapat di bagi menjadi 2 sekup besar yaitu bilangan rasional dan bilangan
irasional yang di dalamnya sudah mencangkup berbagai bilangan yaitu bilangan bulat,
bilangan asli, bilangan cacah, bilangan prima dan bilangan bilangan yang menjadi
subset dari bilangan rasional

Himpunan bilangan rasional (Q): himpunan bilangan yang mempunyai bentuk


pecahan atau dapat ditulis dalam bentuk p/q , dimana pdan q adalah anggota bilangan
bulat (Rifa'i M. , 2019).

contoh bilangan rasional

jika a/b = c/d maka ad = bc

a c ad +bc
+ =
b d bd

a c ad−bc
− =
b d bd

a c a
. =
b d c

a c ad
: =
b d bc

a −a a
-( ¿= =
b b −b

a b
( ¿ ¯ ¹= jika≠ 0
b a

1 √a
=
√a a
1
=
√ a ±b
√ a ±b a−b
( √ a ± b ¿ ¿² = a + b ± 2√ ab

11
5. Bilangan Pecahan
Bilangan pecahan adalah bilangan yang memiliki bentuk umum :

a disebut pembilang atau bilangan yang dibagi, sedangkan b disebut penyebut atau
bilangan yang membagi. Secara umum, bilangan pecahan terbagi menjadi tiga macam
yaitu:

a. Bilangan pecahan biasa, yaitu bilangan pecahan yang sama dengan bentuk umumnya,

seperti: , dan sebagainya.


b. Bilangan pecahan campuran, yaitu bilangan pecahan dengan bentuk lain yang
merupakan hasil dari pengoperasian bentuk umum, dimana nilai pembilang (a) lebih
besar dari nilai penyebut (b),

seperti: , dan sebagainya.

c. Bilangan pecahan desimal, yaitu bilangan pecahan dengan nilai penyebut .


Selain dari Bentuk umum bilangan pecahan, penulisan bilangan pecahan desimal ini
ditulis dengan menggunakan tanda “,” (koma) dimana banyak angka dibelakangnya

adalah penanda besarnya n, misalnya seperti: ,


dan sebagainya.

6. Bilangan Bulat

o Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif, nol, dan bilangan bulat positif.
o Sifat-sifat penjumlahan pada bilangan bulat:

a. Sifat tertutup yaitu untuk setiap bilangan bulat a dan b, berlaku a + b = c dengan
c juga bilangan bulat.
b. Sifat komutatif Untuk setiap bilangan bulat a dan b, selalu berlaku a + b = b + a

12
c. Sifat asosiatif Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c selalu berlaku (a + b) + c =
a + (b + c).
d. Mempunyai unsur identitas Untuk sebarang bilangan bulat a, selalu berlaku a + 0
= 0 + a. Bilangan nol (0) merupakan unsur identitas pada penjumlahan.
e. Mempunyai invers yaitu untuk setiap bilangan bulat a, selalu berlaku a + (–a) =
(–a) + a = 0. Invers dari a adalah – a, sedangkan invers dari –a adalah a.

o Jika a dan b bilangan bulat maka berlaku a – b = a + (–b).


o Operasi pengurangan pada bilangan bulat berlaku sifat tertutup.
o Jika p dan q bilangan bulat maka

a. p x q = pq;
b. (–p) x q = –(p x q) = –pq; q) = –pq;
c. p x (–q) = –(p x q) = -pq;
d. (–p) x (–q) = p x q = pq

o Untuk setiap p, q, dan r bilangan bulat berlaku sifat

a. tertutup terhadap operasi perkalian;


b. komutatif: p x q = q x p; r);
c. asosiatif: (p x q) x r = p x (q x r);
d. distributif perkalian terhadap penjumlahan: p x (q + r) = (p x q) + (p x r).
e. distributif perkalian terhadap pengurangan: p x (q – r) = (p x q) – (p x r)

o Unsur identitas pada perkalian adalah 1, sehingga untuk setiap bilangan bulat p
berlaku p x 1 = 1 x p = p.
o Pembagian merupakan operasi kebalikan dari perkalian.
o Pada operasi pembagian bilangan bulat tidak bersifat tertutup.
o Apabila dalam suatu operasi hitung campuran bilangan bulat tidak terdapat tanda
kurung, pengerjaannya berdasarkan sifat-sifat operasi hitung berikut.

a. Operasi penjumlahan (+) dan pengurangan (–) sama kuat, artinya operasi yang
terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.
b. Operasi perkalian dan pembagian (:) sama kuat, artinya operasi yang terletak di
sebelah kiri dikerjakan terlebih dahulu.

13
c. Operasi perkalian dan pembagian (:) lebih kuat daripada operasi penjumlahan
(+)dan pengurangan (-) artinya Operasi perkalian (x) dan pembagian (:)
dikerjakan terlebih dahulu daripada operasi penjumlahan (+) dan pengurangan
(–).

Jadi bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari seluruh bilangan baik negatif, nol
dan positif. Contoh: -3,-2,-1,0,1,2,3,….

7. Bilangan Negatif
Bilangan negatif adalah macam-macam bilangan bernilai negatif. Contoh: N = { -3, -5,
¼, …. } Keterangn tambahan: -2/-3 = ⅔, berarti -2/-3 bukan termasuk bilangan
negatif.

8. Bilangan Cacah

Bilangan cacah adalah himpunan bilangan bulat yang tidak negatif, yaitu {0, 1, 2,
3 ...}. Dengan kata lain himpunan bilangan asli ditambah 0. Jadi, bilangan cacah harus
bertanda positif. Bilangan cacah juga merupakan bilangan bulat positif digabung
dengan nol. Contoh: 0,1,2,3,4,5,6,7,….
2.1.3 NOMOR

14
2.2 PERBEDAAN ANGKA, BILANGAN, DAN NOMOR

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
 Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan
pengukuran, serta bersifat abstrak sebagai gambaran banyaknya anggota suatu himpunan.

 Macam-macam bilangan yaitu:

1) Bilangan komplek

2) Bilangan imajiner

3) Bilangan rill

4) Bilangan irasional

5) Bilangan rasional

6) Bilangan pecahan

7) Bilangan bulat

8) Bilanagan negatif

9) Bilangan cacah

3.2 SARAN
Semoga apa yang telah kami sampaikan dalam makalah ini dapat menambah pengetahuan kita
semua tentang perbedaan angka, bilangan, dan nomor. Kami menyadari bahwa masih banyak
kesalahan dalam penulisan makalah ini baik itu dari segi tulisan maupun susunannya. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang positif dari para pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Barokah, R. (2021). Berfikir Cerdas dengan Bahasa Indonesia. GUEPEDIA.

Naga, D. (1980). Berhitung: sejarah dan pengembangannya. Jakarta: Gramedia .

Rifa'i, M. (2019). Matematika Dasar (Pra Kalkulus). Sidoarjo: Uwais Inspirasi Indonesia.

Soedadiatmodjo, d. (1983). Matematika 1. Jakarta: Depdikbud.

Sudaryanti. (2006). Pengenalan Matematika Anak Usia Dini. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.

16
17

Anda mungkin juga menyukai