Anda di halaman 1dari 23

Regulasi Produk Bioteknologi (w6, 5 Oktober 2023)

Cth: daging dikembangkan dari sel, ditumbuhkan di lab

Rekayasa banyak digunakan di tanaman

Cth GMO: golden rice (kaya vit A), jagung tahan hama, kedelai tinggi asam oleat, kentang tahan penyakit
(udah dapat ijin namun belum dikomersialkan)
Sebagian besar banyak di benua Amerika
Banyak isu pro kontra ttg GMO, spt membahayakan, mbuat mutasi, super gulma, bagaimana kalau
sumber gennya tidak halal? (dengan etika dan agama)

Yang pnting semuanya berlandaskan ilmiah dan perlu kajian keamanan untuk itu
Dasar hukum: Cartagene Protocol

Semua negara yg hadir meratifikasi (mengadopsinya menjadi undang-undang) Protokol Cartagene


(Kartagena)
Kurang lebih proses regulasi dari pakan, pangan, n lingkungan yaitu selama 150 hari

Diminta data approval dari negara lain (kalau produknya dari luar negeri)

Elemen genetiknya apa yang disisipkan? Sumbernya dari mikroba apa, misal Bacillus … atau dari kacang

Sistem transformasinya pakai apa?


Stabilnya sampai berapa generasi? Diwariskan tidak melalui hukum Mendel ?

Biasanya proteinnya yang dikaji (dari GMO pasti menghasilkan protein tertentu), kemampuannya
bagaimana, baru diliat produk pangannya bagaimana)

Kalau asam lemak -> dilakukan pengujian juga thd macam2 asam lemak (20 buah)

Komposisinya GMO kurang lebih hrs sepadan (mirip2?) dengan pangan konvensional
Kategori 2: misalnya ada jagung GMO yg kaitan dgn asam lemak shg kand asam lemak jagung GMO dgn
jagung biasa berbeda -> pengkajian keamanan pangannya difokuskan thd asam lemak tsb

Jika terjadi perubahan nilai gizi, perlu kajian subkronik feeding study
Protokol yang dilakukan untuk menilai alergenisitas:

1. Stabil tdknya thd enzim proteolitik dan studi pada kondisi asam
2. Homolog/tidaknya dengan protein allergen dengan cara studi bioinformatik
Uji homologi bisa dilakukan dengan BLAST protein allergen

Analisis stabilitas cerna:

Diliat pake kromatografi, apa masih ada protein utuh atau sudah terurai

pH 2 -> simulasi cairan asam lambung


pH 8 -> simulasi pencernaan paada usus

Kalau ada yang mati, dijelaskan penyebabnya, antara dari gen atau penyebab lain (kalau kondisi
patologis, berat tubuh, konsumsi pakannya tidak berbeda signifikan)
Transformation stack: gen ditransformasi ke GMO yg sdh diapprove -> jd event baru -> wajib dikaji

Molecular stack: vektor yang mengandung 2 atau lebih gen digunakan u transformasi -> jadi event baru -
> wajib dikaji lg

Breeding stack: Ada event (hasil GMO) lebih dari 1 disilangkan

Breeding stack perlu diregulasi krn dianggap event baru (pdhl sbnrnya ga da pernyisipan gen baru), tapi
regulasinya bgmn? Tapi perlunya tambahannya aja yang diregulasi

Kalau di Amrik dan Jepang, breeding event tdk perlu dikaji lg gennya, karena sdh dikaji lagi pas single
event. Yg perlu dikaji lebih ke arah sifat protein spt stabilitas protein yg hasil breeding stack itu (krn
proteinnya baru)
Ada potensi interaksi di antara produk transgen ndak?
Nti bisa diliat di website kliring

Ada uji rumah kaca dan determinasi varietas dari Kementerian Pertanian

ISP -> tidak mudah leleh di suhu ruang, gennya diambil dari Antartika (?)
Jagung Bt11 x GA21 -> stacked event (hasil dari persilangan)

No 22 -> 4 single event di-breeding secara konvensional


Kanola LBFLFK -> GMO u meningkatkan profil asam lemak

Ada pemanfaatan minyakk biji kapas yang bisa untuk dikonsumsi -> mangkanya kapas butuh dikaji
keamanan pangannya
No 48 -> disilangkan juga.

Kedelai MON -> profil as lemak tidak jenuhnya mirip minyak zaitun dan minyak canola

Rata2 ke depannya banyak produk GMO yang stack / hasil persilangan

5 macam event Tunggal disilangkan -> 4, 3, 2 sub-silangan di bawahnya sudah dianggap aman, tidak
perlu dikaji lagi (High Cover Low)
Trend dan peluang bioteknologi banyak yang berbasis mikroba
Biasanya enzim yang diproduksi untuk tujuan processing aid (bahan penolong). Upaya2 u meningkatkan
produksi enzim:

- Sinyal efisien u memproduksi enzim2 yg dibutuhkan


- Meningkatkan jumlah copy

Sel punca = stem cell


Kalau pemanfaatannya bukan untuk makanan, minuman, obat, dan kosmetik, tidak wajib sertifikasi Halal

===== pertanyaan =====

1. Kalau produk stacked event harus diliat kestabilan DNA nya, dibandingkan jg dgn single event &
dianalisis genetiknya lagi u liat gennya dari single event masih ada tidak di stacked event. Kalau
di luar negeri, hasil dari stacked event sdh dianggap aman (tidak dikaji lagi) kalau single event-
nya sudah aman smua.
2. Dari Indonesia belum ada yang buat stacked event
Masukan u jagung tsb: sudah close sejak tgl 2 Juli 2023

https://indonesiabch.menlhk.go.id/partisipasi-publik/

konvensional -> jarang, karena gen2 bersegregasi ketika disilangkan/di-cross

Mungkin ada teknik tertentu sehingga gen dari single event bisa terwariskan ke stacked event
Genome editing masih abu2 (pro kontra)

3. Produk pangan spt gula yg dirafinasi dari tebu GMO -> gulanya tdk perlu diregulasi karena
proteinnya sudah tidak ada -> gak dianggap gula GMO
Gila, pati, minyak sdh tdk dianggap GMO krn sudah highly refined (olahannya tinggi)
Kalau buah2an, kacang2, sayur krn konsumsi langsung maka harus dikaji lagi
Kalau udah jadi produk tempe, tepung, proteinnya hasil GMO dari bahannya tidak sampai 5% ->
jdnya tidak dilabeli
GMo mungkin akan dilabeli menjadi “PRoduk Bioteknologi” supaya konotasinya lebih positif
Pelabelan lebih kea rah memperhatikan kebutuhan konsumen, tidak terkait safety karena sudah
lolos.

Anda mungkin juga menyukai