Deadline or Oneline
Deadline or Oneline
THE THIRD
When you surroended by "Who" ~
Sebuah perjalanan yang dapat merubah pola pikir saya yang sederhana,
sehingga disaat saya ingin memulai menuangkan kisah ini, yang pertama kali
duduk dipikiran saya adalah “Alur” yang itu mungkin susah atau pun mudah
untuk dicerna. Hari pertama dimana saya akan melakukan perjalanan, Hal pertama
yang ingin saya perhatikan adalah orang ke “3”, bukan berarti yang ingin saya
tempat perbelanjaan, ada dua remaja yang sedang bergandengan tangan dan tentu
saja diluar kondisi itu seperti pakaiannya rapi, muslim dan muslimah, akan tetapi
melakukan hal yang tentu saja belum saatnya kedua pasangan itu lakukan seperti
bergandengan tangan, saling merangkul bahu ketika berjalan. Yang pertama kali
ingin saya tanyakan serta komentari adalah “apa sih pendidikan akhlak yang
mereka ketahui sehingga bisa seperti itu?” didalam hati, akan tetapi saya ucapkan
pada diri saya “ahh sepertinya sudah tau saja, ya anak muda masih aja melakukan
nya, ihh kok seperti itu ya”. Saya tidak ambil pusing, akan tetapi sepanjang jalan
saya hendak keluar dari persinggahan tadi, sepanjang itu pula saya menganggap
yang tidak baik terhadap remaja muslim dan muslimah tersebut yang melakukan
“pacaran” mungkin. Sepanjang itu saya hanya tau bagaimana menilai keburukan
mereka tersebut yang seharusnya mereka tidak lakukan, disamping itu saya terus
pandangan remaja seperti itu, entah itu karena saya yang memiliki sifat iri atau
sebagainya, akan tetapi saya tetap berpikir kalau yang mereka lakukan itu adalah
kesalahan, akan tetapi saya berpikir positif dulu untuk menanggapinya “ohh
mungkin saja mereka belum tau larangannya, mungkin juga mereka belum tau
ilmu tentang akhlak”, disaat seperti itu saya masih juga mencela mereka dengan
Hal itu berujung kepada kalimat yang saya baca disebuah buku, dimana
pada isi di salah satu halaman buku tersebut berisikan tentang pertanyaan dari
seorang guru kepada muridnya, singkat ceritanya adalah murid nya bertanya mana
yang lebih baik diantara keduanya “orang taat yang sombong dan orang yang
tidak taat tetapi baik”, dimana sang guru menjawab keduanya baik dengan alasan
yang sangat matang untuk dicerna, dan yang tidak baik adalah kita.
Kita yang dimaksudkan adalah “orang ketiga yang selalu ingin untuk
menilai apa yang kita lihat dari orang tersebut”, dari situ rasa bersalah saya
muncul dengan seketika karena kalimat yang saya baca seperti melekat pada saya
kala itu, sehingga saya tidak dapat lagi untuk mengatakan apakah diri saya sudah
benar atau belum ketika melihat orang yang saya anggap salah.
C. THE TRUTH
Who follow us ~