Anda di halaman 1dari 2

Nama : Shafa Zahra S

NIM : 225090107111062
Kelas : Biologi C

TUGAS TERSTRUKTUR
MK Biologi Umum Sem. Ganjil 2022

1. Sejauh Mana Perkembangan Taksonomi Abad ini


Taksonomi Linnaeus menjadi dasar dari pengelompokkan makhluk hidup hingga sekarang.
Sistem ini mengklasifikasikan makhluk hidup berdasarkan hirarki, dimulai dari Kingdom
(kerajaan), Ordo (bangsa), Genus (marga), dan Spesies (Jenis). Pengelompokkan makhluk hidup
ini didasarkan pada morfologi dan cara hidup makhluk tersebut. Metode untuk
mengklasifikasikan makhluk hidup telah berkembang dari waktu ke waktu. Aristoteles
memisahkan makhluk hidup berdasarkan kemampuannya untuk bergerak sehingga terbentuklah
2 Kingdom pertama, yaitu Plantae dan Animalia (Pudjoarinto, A, dan Sulastri. 1993).
Selanjutnya, para peneliti mulai memperhatikan cara berkembang biak, morfologi, hingga
jumlah sel. Hingga metode terbaru adalah dengan teknologi DNA Sequencing yang
memungkinkan peneliti mengetahui identitas suatu organisme hanya dari sampel DNA dalam
jumlah sedikit. Teknologi ini sangat membantu terutama dalam mengidentifikasi
mikroorganisme yang tidak terlihat oleh mata (Pudjoarinto, A, dan Sulastri. 1993).
DNA Sequencing bekerja dengan cara membaca urutan basa nitrogen pada DNA. Hasil
pembacaan urutan DNA tersebut nantinya akan dibandingkan dengan data pada database
sehingga kita dapat mengetahui identitas suatu organisme hanya dari sampel DNA saja
(Pudjoarinto, A, dan Sulastri. 1993).
2. Riset penelitian Masa Herbalis
Pada 8 Februari 1825 penduduk pribumi menggunakan ramuan dari tumbuh-tumbuhan untuk
mengobati penyakit diare. Tumbuhan yang dimaksud adalah krastoelang (chloranthus officinalis)
—tumbuhan liar yang banyak ditemui di pulau Jawa. Dalam surat itu dijelaskan juga bagaimana
penduduk pribumi mengolah krastoelang sampai bisa disajikan sebagai obat. Para dokter Eropa,
setidaknya sampai akhir abad ke-19, tertarik pada praktik pengobatan herbal yang banyak
dilakukan penduduk Pribumi.
3. Apa peran dan potensi bidang taksonomi (keanekaragaman hayati) dalam bidang
kepariwisataan?

Taksonomi memiliki peran terhadap kehidupan seperti menentukan pilihan bahan pangan,
objek untuk hiburan, pencegahan penyakit, dan banyak segi kehidupan lain yang berkaitan
dengan makhluk hidup. Peran taksonomi dalam bidang kepariwisataan berpotensi dalam
menentukan berapa derajat keanekaragaman hayati yang terdapat di Indonesia sehingga dapat
membuka peluang untuk meningkatkan keanekaragaman pemanfaatan suatu unit
keanekaragaman hayati (Rifai, M. 2003).
REFERENSI
Pudjoarinto, A, dan Sulastri. 1993. Taksonomi Umum. Yogyakarta: Fakultas MIPA Biologi
UGM.
Rifai, M. 2003. Menggalang Pengusaan Taksonomi Untuk Keperluan Masa Depan Indonesia.
Seminar Nasional.

Anda mungkin juga menyukai