Anda di halaman 1dari 11

perpustakaan.uns.ac.

id 5
digilib.uns.ac.id

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Air

Air merupakan kebutuhan dasar bagi makhluk hidup, termasuk manusia.


Kebutuhan air dapat diperoleh dari berbagai macam sumber, antara lain: air
hujan, air permukaan, ataupun air tanah (Indarto, 2010). Kandungan air yang ada
di bumi sangat berlimpah, volume totalnya mencapai 1.400.000.000 km3. Lebih
kurang 97% merupakan air laut (air asin) yang tidak dapat dimanfaatkan secara
langsung dalam kehidupan manusia. Dari 3% sisanya, 2% berupa gunung-
gunung es di kedua kutub bumi. Selebihnya merupakan air tawar yang
mendukung kehidupan makhluk hidup di darat, terdapat di danau, sungai dan di
dalam tanah (Sunu, 2001). Sisa 1% tersebut merupakan air permukaan yang
dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup manusia, tumbuhan dan hewan yang
hidup di daratan (Nugroho, 2006).
Air merupakan salah satu senyawa kimia yang sangat penting bagi
kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya dan fungsinya bagi kehidupan
tidak akan dapat digantikan dengan senyawa lainnya (Achmad, 2004).
Beberapa manfaat dan fungsi utama air dalam tubuh yaitu :
a. Air merupakan bahan yang mengisi ruang-ruang kosong di dalam tubuh
b. Air adalah sarana transportasi untuk peredaran sel-sel darah
c. Air adalah perekat yang mengikat bahan-bahan padat
d. Air merupakan alat pengangkut dan pelarut
e. Air membantu dalam pengaturan suhu tubuh
f. Air berfungsi sebagai katalisator (Batmanghelidji, 2007).

Air tawar berasal dari dua sumber, yaitu air permukaan dan air tanah. Air
permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk dan rawa. Air tanah
adalah air yang berada di bawah permukaan tanah. Karakteristik utama yang
membedakan air tanah dan air permukaan adalah pergerakan air yang sangat
commit to user

5
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id

lambat dan waktu tinggal yang sangat lama, karena itu jika mengalami
pencemaran air tanah akan sulit untuk pulih kembali (Effendi, 2003).
Air yang banyak digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari adalah air sumur. Air sumur adalah air tanah dangkal, umumnya
dengan kedalaman lebih dari 15 m. Air tanah dangkal disebut juga air tanah
bebas karena lapisan air tersebut tidak berada dalam tekanan. Pengambilan air
tanah dalam harus menggunakan bor dan memasukan pipa dengan kedalaman
antara 100–300 m sehingga akan didapatkan suatu lapisan air tanah (Sutrisno
dan Suciastuti, 1996).

2. Air Sumur
Air merupakan sumber daya alam yang digunakan untuk proses kehidupan,
proses industri, produksi pertanian dan penggunaan domestik. Air diperoleh dari
dua sumber, yaitu air permukaan dan air tanah. Air permukaan meliputi sungai,
danau, dsb., sedangkan air tanah meliputi air sumur. Air tanah merupakan air yang
berada di dalam rongga tanah. Air yang banyak digunakan oleh warga untuk
memenuhi kebutuhan sehari-harinya adalah air sumur gali (Appolonia and Juliet,
2013)
Sumur telah lama digunakan sebagai sumber air bagi berbagai kebutuhan
rumah tangga dan industri kecil, menengah dan besar. Penggunaan sumur
merupakan suatu alternatif bagi daerah yang tidak mendapat pelayanan atau tidak
terjangkau pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Keterbatasan
teknologi, dana dan modal membuat distribusi air bersih dan sehat menjadi tidak
merata (Sari, 2013).
Keuntungan menggunakan air tanah sebagai sumber air bersih antara lain:
a. Kualitasnya relatif lebih baik dibandingkan air permukaan.
b. Cadangan air tanah lebih besar dan mudah diperoleh dengan cara sederhana.
c. Tidak memerlukan tampungan dan jaringan transmisi untuk
mendistribusikannya sehingga biaya lebih murah (Santosa dan Adji, 2006).
Seiring dengan perkembangan zaman dan pertumbuhan populasi
manusia, kebutuhan air bersih semakin meningkat. Pertambahan populasi serta
perkembangan industri menyebabkan kualitas air tanah semakin terancam oleh
commit to user
limbah domestik dan limbah industri (Singh et al., 2015).
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id

Sumur gali mudah terkena kontaminasi melalui rembesan, sehingga


berpotensi mengalami penurunan kualitas air. Faktor yang dapat mempengaruhi
pencemaran sumur gali antara lain, kondisi geografis, hidrogeologi, topografi
tanah, musim dan kondisi fisik sumur (Wardani dkk., 2014).
Sumur hendaknya berada di tempat yang aliran tanahnya tidak tercemar.
Bila di sekeliling sumur terdapat sumber pencemar air tanah, maka sebaiknya sumur
berjarak 10-15 meter dari sumber pencemar tersebut (Sumantri, 2010).

3. Sungai

Sungai adalah alur atau wadah air alami dan atau buatan berupa
jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya mulai dari hulu hingga muara,
dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan (Peraturan Pemerintah No.
38 Tahun 2011). Sungai merupakan salah satu bentuk ekosistem lotik (air
mengalir) yang berfungsi sebagai media atau tempat hidup organisme mikro
maupun makro. Sungai memberikan gambaran mengenai keadaan dari suatu
lingkungan, kualitas dan kuantitas air dan hubungan ekologi yang terjadi,
termasuk perubahan yang terjadi akibat aktivitas manusia (Sulistyo, 2014).
Sungai Premulung merupakan salah satu sungai yang berada di Kota
Surakarta yang mengalir dari daerah Kartasura Kabupaten Sukoharjo, melewati
Kelurahan Kleco, Kelurahan Pajang, Kelurahan Sondakan, Kelurahan Tipes,
Kelurahan Laweyan dan akhirnya bemuara di Bengawan Solo. Sungai
Premulung memiliki lebar antara 5-12 m dengan kedalaman antara 0,7-12 m
(Martini, 2001 dalam Pitasari, 2016).
Sungai premulung menerima aliran air dari Kabupaten Sukoharjo,
sehingga air berpotensi mengalami pencemaran akibat kegiatan dari sepanjang
aliran sungai, seperti limbah rumah tangga dan sampah. Aliran sungai yang
memasuki Kota Surakarta berpotensi sudah tercemar, sehingga setelah
memasuki Kota Surakarta yang banyak memiliki industri batik, maka beban
pencemar sungai semakin berat (Astirin dkk., 2001).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id

4. Pencemaran Air

Pencemaran air adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,


energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga
kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Sumber pencemar yang paling umum
berasal dari limbah industri, pertanian dan permukiman (Peraturan Pemerintah RI
No 82 tahun 2001).
Pencemaran adalah suatu penyimpangan dari keadaan normalnya. Jadi
pencemaran air tanah adalah suatu keadaan air tersebut telah mengalami
penyimpangan dari keadaan normalnya. Keadaan normal air masih tergantung pada
faktor penentu, yaitu kegunaan air itu sendiri dan asal sumber air (Wardhana, 1995).
Pencemar air dapat menentukan indikator yang terjadi pada air lingkungan.
Pencemar air dikelompokkan sebagai berikut:
a. Bahan buangan organik
Bahan buangan organik pada umumnya berupa limbah yang dapat
membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga hal ini dapat
mengakibatkan semakin berkembangnya mikroorganisme dan mikroba
patogen pun ikut juga berkembang biak, hal ini dapat mengakibatkan berbagai
macam penyakit.
b. Bahan buangan anorganik
Bahan buangan anorganik pada umumnya berupa limbah yang tidak dapat
membusuk dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme. Apabila bahan buangan
anorganik ini masuk ke air lingkungan maka akan terjadi peningkatan jumlah
ion logam di dalam air, sehingga hal ini dapat mengakibatkan air menjadi
bersifat sadah karena mengandung ion kalsium (Ca) dan ion magnesium (Mg).
Selain itu ion-ion tersebut dapat bersifat racun seperti timbal (Pb), arsen (As)
dan air raksa (Hg) yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia.
c. Bahan buangan zat kimia
Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya seperti bahan pencemar air yang
berupa sabun, bahan pemberantas hama, zat warna kimia, larutan penyamak
kulit dan zat radioaktif. Zat kimia ini di air lingkungan merupakan racun yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 9
digilib.uns.ac.id

mengganggu dan dapat mematikan hewan air, tanaman air dan mungkin juga
manusia (Harmayani dan Konsukartha, 2007).
Urbanisasi dan industrialisasi membawa konsekuensi tersendiri untuk
lingkungan, yaitu pencemaran. Salah satu pencemar yang berbahaya adalah logam.
Logam merupakan pencemar yang bersifat persisten dan dapat terbiomagnifikasi
ke dalam rantai makanan dan air sehingga membahayakan kesehatan manusia
(Adelekan and Oguntoso, 2014).
Pada daerah industrialisasi, air tanah merupakan korban pertama yang
diakibatkan oleh kotaminasi lokal limbah industri. Krisis air tanah terjadi bukan
karena faktor alam, melainkan karena aktivitas manusia. Limbah industri yang tidak
diolah dengan benar maka akan menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan
dan menyebabkan kerusakan serius terhadap sumber air tanah (Sharma and
Chaudhry, 2013).

5. Kualitas Air
Kualitas air merupakan sifat air dan kandungan mahluk hidup, zat, energi,
atau komponen lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa
parameter, yaitu parameter fisika (suhu, pH, kekeruhan, padatan, dan sebagainya),
parameter kimia (kadar logam, kesadahan, dan sebagainya), dan parameter biologi
(keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya) (Effendi, 2003).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, klasifikasi mutu air
ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu:
a. Kelas satu, air yang peruntukannya digunakan untuk baku air minum, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
b. Kelas dua, air yang peruntukannya digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi
air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman,
dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut .

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id

c. Kelas tiga, air yang peruntukannya digunakan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi persawahan, dan/atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut (Peraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001).
Menurut Marsono (2009), kualitas suatu air sumur gali dapat dipengaruhi
oleh rembesan air limbah rumah tangga, limbah kimia, limbah laundry dan
rembesan dari air sungai terdekat. Sehingga kualitas air sumur gali tersebut dapat
tercemar.

6. Parameter Kualitas Air

Baku mutu air merupakan ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat,
energi atau komponen yang ada, harus ada atau diharuskan tidak ada
keberadaanya di dalam air. Untuk memenuhi hal tersebut, dilakukan pengukuran
atau pengujian kualitas (mutu) air berdasarkan parameter tertentu (Sumantri,
2010). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 429 Tahun 2010, mutu air
ditetapkan melalui pengujian parameter fisika, parameter kimia dan parameter
mikrobiologi.
a. Parameter Fisika
Parameter fisika meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau dan rasa.
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik
yang terkandung di dalam air seperti lumpur dan bahan-bahan yang berasal dari
buangan. Dari segi estetika, kekeruhan di dalam air dihubungkan dengan
kemungkinan pencemaran oleh air buangan (Widiyanti dan Ristiati, 2004).
b. Parameter Kimia
Parameter kimia berhubungan dengan ion-ion senyawa ataupun logam yang
membahayakan. Dengan adanya senyawa-senyawa ini kemungkinan besar bau,
rasa dan warna air akan berubah, seperti yang umum disebabkan oleh adanya
perubahan pH air. Pada saat ini kelompok logam berat seperti Hg, Ag, Pb, Cu, Zn,
tidak diharapkan kehadirannya di dalam air (Widiyanti dan Ristiati, 2004).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id

c. Parameter Bakteriologis
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin
tingginya tingkat pencemaran air, baik pencemaran yang berasal dari air limbah
rumah tangga maupun limbah industri. Upaya baru terus dilakukan untuk
mendapatkan sumber air, khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan (Entjang, 2003).
Kualitas mikrobiologi adalah tingkat standar keberadaan jumlah suatu
organisme hidup yang berukuran mikroskopis yang tidak bisa dilihat dengan mata
telanjang. Biasanya mikroorganisme tertentu dapat dijadikan indikator kualitas air
yang kehadirannya merupakan bukti bahwa air tersebut tercemar, seperti bakteri
Coliform dan bakteri tinja. Bakteri Coliform merupakan suatu kelompok bakteri
yang digunakan sebagai salah satu indikator kualitas air adanya cemaran mikroba,
biasanya bisa melalui kotoran yang kondisinya tidak baik terhadap kualitas air,
makanan, maupun minuman. Bakteri Coliform sebagai suatu kelompok bakteri
dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora,
aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan
menghasilkan asam yang ditandai dengan terbentuknya gas pada tabung yang
telah diinkubasi pada media yang sesuai (Waluyo, 2012).
Bakteri Coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting kualitas
air minum. Kelompok bakteri Coliform terdiri atas Escherichia coli, Enterobacter
aerogenes dan bakteri lainnya. Meskipun jenis bakteri ini tidak menimbulkan
penyakit tertentu secara langsung, keberadaannya di dalam air minum
menunjukkan tingkat sanitasi rendah. Oleh karena itu, air minum harus bebas dari
semua jenis Coliform (Rahmawati dkk., 2016).
Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat dalam air
yang telah terkontaminasi kotoran manusia atau hewan adalah Shigella sp, dan
Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare, deman, kram perut, dan
muntah-muntah. Konsentrasi berlebihan dari mikroorganisme biasanya
merupakan akibat dari kontaminasi. Sehingga, air yang akan digunakan untuk
keperluan sehari-hari berbahaya dan dapat menimbulkan penyakit infeksius
(Bambang dkk., 2014).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id

Coliform adalah golongan bakteri yang merupakan campuran antara


bakteri fekal dan bakteri non fekal. Prinsip penentuan angka bakteri Coliform
adalah bahwa adanya pertumbuhan bakteri Coliform yang ditandai dengan
terbentuknya gas pada tabung durham, setelah diinkubasikan pada media yang
sesuai (Harmita dan Radji, 2008).
Untuk mengetahui keberadaan bakteri Coliform dilakukan penghitungan
bakteri hidup dengan menggunakan metode Most Probable Number (MPN) yang
didasarkan pada metode statistik. Sejumlah bakteri Coliform merupakan bakteri
dengan famili Enterobacteriaceae (Kusuma, 2012).
Pada analisis ini dilakukan dengan metode Angka Paling Mungkin (APM).
Penganalisisan APM dilakukan dengan dua tahap yaitu, Analisis Praduga
(Presumtif Test) dan Analisis Konfirmasi (Confirmative Test) (Bambang dkk.,
2014).
Masuknya bakteri ke dalam air tanah banyak disebabkan oleh beberapa
faktor seperti:
1) Jarak sumur dengan sumber pencemar (Septiktank dan saluran air buangan)
2) Konstruksi sumur
3) Porositas tanah
4) Perbedaan tinggi antara sumber pencemar dengan muka air tanah
5) Kepadatan antar rumah (Saparuddin, 2001).
Untuk menjamin kesehatan lingkungan dengan tersedianya air berkualitas
baik, ditetapkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI)
Nomor 492/Men.Kes/Per/IV/2010 yang meliputi berbagai persyaratan termasuk
persyaratan mikrobiologis, yaitu tidak ada bakteri Coliform sebagai indikator
pencemaran pada setiap 100 ml sampel air yang dinyatakan dengan 0 colony
forming units (cfu)/100 ml sampel (Peraturan Menteri Kesehatan RI No 492
Tahun 2010).
B. Kerangka Berpikir
Ekosistem air tawar terdiri atas perairan lotik dan lentik. Lotik merupakan
perairan dengan air yang mengalir, contohnya adalah sungai, sedangkan lrntik
merupaka perairan yang menggenang, contohnya adalah sumur. Air merupakan
kebutuhan pokok yang digunakan commit to user dan indutri untuk kegiatan sehari-
oleh penduduk
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id

hari. Kecamatan Laweyan merupakan salah satu daerah industri di Kota Surakarta.
Kecamatan Laweyan memiliki banyak industri batik. Selain industri batik, pada
daerah ini juga terdapat pasar, pertokoan dan pemukiman padat penduduk. Sungai
Premulung ini seringkali digunakan warga untuk membuang limbah rumah tangga.
Selain limbah rumah tangga, Sungai Premulung juga menjadi tempat pembuangan
limbah industri, seperti industri batik, sehingga warna air Sungai Premulung
menjadi berwarna-warni. Limbah yang dibuang ke sungai membuat kualitas air
Sungai Premulung menjadi air sungai menjadi tercemar, dan diduga pencemaran
ini masuk ke dalam tanah dan membuat air tanah menjadi ikut tercemar.
Air sumur merupakan salah satu sumber air yang digunakan oleh
masyarakat dalam kegiatan sehari-hari seperti untuk mencuci, masak, mandi,
minum dll. Air sumur sangat mudah terkena rembesan air tanah di sekitarnya, oleh
sebab itu, jika sumur terkena rembesan air sungai yang tercemar, maka kualitas air
sumur akan terpengaruh dan menjadi turun. Jika kualitas air turun dan tidak sesuai
dengan baku mutu, maka air sumur tersebut dikatakan tidak layak untuk
dikonsumsi. Semakin dekat sumur dengan sungai, air sumur dikhawatirkan akan
semakin mudah terkena rembesan air sungai. Untuk itu perlu diketahui
bagaimanakah hubungan jarak sumur dari badan sungai dengan kualitas air sumur
dan juga perlu dilakukan analisis kualitas air sungai dan air sumur berdasarkan
parameter fisika, kimia dan bakteriologi. Kualitas air sungai dibandingkan dengan
baku mutu Air Sungai Kelas 2 Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 dan
kualitas air sumur dibandingkan dengan baku mutu air minum Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 492 Tahun 2010. Jalur kerangka pemikiran ini dapat dilihat pada
Gambar 1.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id

Air

Lotik Lentik

Jarak
Sungai Sumur

Limbah : Limbah :

-Industri -Industri
Kualitas Air
-Penduduk -Penduduk

-Pertokoan -Pertokoan

-Pasar -Pasar

Fisika Kimia Biologi

Suhu,
DO, pH, Total
Kekeruhan,
BOD, COD, Coliform dan
Warna, TDS,
Fe, Pb, Cr, coli tinja
TSS,

Kualitas Air Sungai


Kualitas Air Sumur
Premulung

PP RI No. 82 Tahun Permenkes RI No.


2001 492 Tahun 2010

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id

C. Hipotesis
Dari kerangka berpikir yang tersebut di atas dapat dibuat beberapa hipotesis,
sebagai berikut :
1. Kualitas air sungai Premulung di Kecamatan Laweyan berdasarkan parameter
fisika (suhu, kekeruhan, warna, TDS, TSS), kimia (pH, DO, Cr6+, Fe, Pb, BOD,
COD) dan bakteriologi (E.coli dan total Coliform) berada di atas baku mutu air
kelas 2 berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 (tercemar).
2. Kualitas air sumur di sekitar Kecamatan Laweyan berdasarkan parameter fisika
(suhu, warna, kekeruhan,TDS, TSS), kimia (pH, Fe, Cd, Cr6+,Pb, DO) dan
bakteriologi (E. coli dan total Coliform) berada di atas baku mutu Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 492 Tahun 2010 (tercemar).
3. Jarak sumur dengan badan air sungai Premulung berhubungan dengan kualitas
air sumur. Semakin jauh jarak sumur dari badan air sungai maka kualitas air
sumur semakin baik.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai