Bab Ii Landasan Teori A. Tinjauan Pustaka 1. Air
Bab Ii Landasan Teori A. Tinjauan Pustaka 1. Air
id 5
digilib.uns.ac.id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Air
Air tawar berasal dari dua sumber, yaitu air permukaan dan air tanah. Air
permukaan adalah air yang berada di sungai, danau, waduk dan rawa. Air tanah
adalah air yang berada di bawah permukaan tanah. Karakteristik utama yang
membedakan air tanah dan air permukaan adalah pergerakan air yang sangat
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
lambat dan waktu tinggal yang sangat lama, karena itu jika mengalami
pencemaran air tanah akan sulit untuk pulih kembali (Effendi, 2003).
Air yang banyak digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari adalah air sumur. Air sumur adalah air tanah dangkal, umumnya
dengan kedalaman lebih dari 15 m. Air tanah dangkal disebut juga air tanah
bebas karena lapisan air tersebut tidak berada dalam tekanan. Pengambilan air
tanah dalam harus menggunakan bor dan memasukan pipa dengan kedalaman
antara 100–300 m sehingga akan didapatkan suatu lapisan air tanah (Sutrisno
dan Suciastuti, 1996).
2. Air Sumur
Air merupakan sumber daya alam yang digunakan untuk proses kehidupan,
proses industri, produksi pertanian dan penggunaan domestik. Air diperoleh dari
dua sumber, yaitu air permukaan dan air tanah. Air permukaan meliputi sungai,
danau, dsb., sedangkan air tanah meliputi air sumur. Air tanah merupakan air yang
berada di dalam rongga tanah. Air yang banyak digunakan oleh warga untuk
memenuhi kebutuhan sehari-harinya adalah air sumur gali (Appolonia and Juliet,
2013)
Sumur telah lama digunakan sebagai sumber air bagi berbagai kebutuhan
rumah tangga dan industri kecil, menengah dan besar. Penggunaan sumur
merupakan suatu alternatif bagi daerah yang tidak mendapat pelayanan atau tidak
terjangkau pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Keterbatasan
teknologi, dana dan modal membuat distribusi air bersih dan sehat menjadi tidak
merata (Sari, 2013).
Keuntungan menggunakan air tanah sebagai sumber air bersih antara lain:
a. Kualitasnya relatif lebih baik dibandingkan air permukaan.
b. Cadangan air tanah lebih besar dan mudah diperoleh dengan cara sederhana.
c. Tidak memerlukan tampungan dan jaringan transmisi untuk
mendistribusikannya sehingga biaya lebih murah (Santosa dan Adji, 2006).
Seiring dengan perkembangan zaman dan pertumbuhan populasi
manusia, kebutuhan air bersih semakin meningkat. Pertambahan populasi serta
perkembangan industri menyebabkan kualitas air tanah semakin terancam oleh
commit to user
limbah domestik dan limbah industri (Singh et al., 2015).
perpustakaan.uns.ac.id 7
digilib.uns.ac.id
3. Sungai
Sungai adalah alur atau wadah air alami dan atau buatan berupa
jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya mulai dari hulu hingga muara,
dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis sempadan (Peraturan Pemerintah No.
38 Tahun 2011). Sungai merupakan salah satu bentuk ekosistem lotik (air
mengalir) yang berfungsi sebagai media atau tempat hidup organisme mikro
maupun makro. Sungai memberikan gambaran mengenai keadaan dari suatu
lingkungan, kualitas dan kuantitas air dan hubungan ekologi yang terjadi,
termasuk perubahan yang terjadi akibat aktivitas manusia (Sulistyo, 2014).
Sungai Premulung merupakan salah satu sungai yang berada di Kota
Surakarta yang mengalir dari daerah Kartasura Kabupaten Sukoharjo, melewati
Kelurahan Kleco, Kelurahan Pajang, Kelurahan Sondakan, Kelurahan Tipes,
Kelurahan Laweyan dan akhirnya bemuara di Bengawan Solo. Sungai
Premulung memiliki lebar antara 5-12 m dengan kedalaman antara 0,7-12 m
(Martini, 2001 dalam Pitasari, 2016).
Sungai premulung menerima aliran air dari Kabupaten Sukoharjo,
sehingga air berpotensi mengalami pencemaran akibat kegiatan dari sepanjang
aliran sungai, seperti limbah rumah tangga dan sampah. Aliran sungai yang
memasuki Kota Surakarta berpotensi sudah tercemar, sehingga setelah
memasuki Kota Surakarta yang banyak memiliki industri batik, maka beban
pencemar sungai semakin berat (Astirin dkk., 2001).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
4. Pencemaran Air
mengganggu dan dapat mematikan hewan air, tanaman air dan mungkin juga
manusia (Harmayani dan Konsukartha, 2007).
Urbanisasi dan industrialisasi membawa konsekuensi tersendiri untuk
lingkungan, yaitu pencemaran. Salah satu pencemar yang berbahaya adalah logam.
Logam merupakan pencemar yang bersifat persisten dan dapat terbiomagnifikasi
ke dalam rantai makanan dan air sehingga membahayakan kesehatan manusia
(Adelekan and Oguntoso, 2014).
Pada daerah industrialisasi, air tanah merupakan korban pertama yang
diakibatkan oleh kotaminasi lokal limbah industri. Krisis air tanah terjadi bukan
karena faktor alam, melainkan karena aktivitas manusia. Limbah industri yang tidak
diolah dengan benar maka akan menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan
dan menyebabkan kerusakan serius terhadap sumber air tanah (Sharma and
Chaudhry, 2013).
5. Kualitas Air
Kualitas air merupakan sifat air dan kandungan mahluk hidup, zat, energi,
atau komponen lain di dalam air. Kualitas air dinyatakan dengan beberapa
parameter, yaitu parameter fisika (suhu, pH, kekeruhan, padatan, dan sebagainya),
parameter kimia (kadar logam, kesadahan, dan sebagainya), dan parameter biologi
(keberadaan plankton, bakteri, dan sebagainya) (Effendi, 2003).
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, klasifikasi mutu air
ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas yaitu:
a. Kelas satu, air yang peruntukannya digunakan untuk baku air minum, dan atau
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan
tersebut.
b. Kelas dua, air yang peruntukannya digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi
air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman,
dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut .
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
c. Kelas tiga, air yang peruntukannya digunakan untuk pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan, air untuk mengairi persawahan, dan/atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman, dan/atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut (Peraturan Pemerintah RI No 82 Tahun 2001).
Menurut Marsono (2009), kualitas suatu air sumur gali dapat dipengaruhi
oleh rembesan air limbah rumah tangga, limbah kimia, limbah laundry dan
rembesan dari air sungai terdekat. Sehingga kualitas air sumur gali tersebut dapat
tercemar.
Baku mutu air merupakan ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat,
energi atau komponen yang ada, harus ada atau diharuskan tidak ada
keberadaanya di dalam air. Untuk memenuhi hal tersebut, dilakukan pengukuran
atau pengujian kualitas (mutu) air berdasarkan parameter tertentu (Sumantri,
2010). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 429 Tahun 2010, mutu air
ditetapkan melalui pengujian parameter fisika, parameter kimia dan parameter
mikrobiologi.
a. Parameter Fisika
Parameter fisika meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau dan rasa.
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik
yang terkandung di dalam air seperti lumpur dan bahan-bahan yang berasal dari
buangan. Dari segi estetika, kekeruhan di dalam air dihubungkan dengan
kemungkinan pencemaran oleh air buangan (Widiyanti dan Ristiati, 2004).
b. Parameter Kimia
Parameter kimia berhubungan dengan ion-ion senyawa ataupun logam yang
membahayakan. Dengan adanya senyawa-senyawa ini kemungkinan besar bau,
rasa dan warna air akan berubah, seperti yang umum disebabkan oleh adanya
perubahan pH air. Pada saat ini kelompok logam berat seperti Hg, Ag, Pb, Cu, Zn,
tidak diharapkan kehadirannya di dalam air (Widiyanti dan Ristiati, 2004).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
c. Parameter Bakteriologis
Masalah utama yang harus dihadapi dalam pengolahan air ialah semakin
tingginya tingkat pencemaran air, baik pencemaran yang berasal dari air limbah
rumah tangga maupun limbah industri. Upaya baru terus dilakukan untuk
mendapatkan sumber air, khususnya untuk pemenuhan akan air minum yang
memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan (Entjang, 2003).
Kualitas mikrobiologi adalah tingkat standar keberadaan jumlah suatu
organisme hidup yang berukuran mikroskopis yang tidak bisa dilihat dengan mata
telanjang. Biasanya mikroorganisme tertentu dapat dijadikan indikator kualitas air
yang kehadirannya merupakan bukti bahwa air tersebut tercemar, seperti bakteri
Coliform dan bakteri tinja. Bakteri Coliform merupakan suatu kelompok bakteri
yang digunakan sebagai salah satu indikator kualitas air adanya cemaran mikroba,
biasanya bisa melalui kotoran yang kondisinya tidak baik terhadap kualitas air,
makanan, maupun minuman. Bakteri Coliform sebagai suatu kelompok bakteri
dicirikan sebagai bakteri berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora,
aerobik dan anaerobik fakultatif yang memfermentasi laktosa dengan
menghasilkan asam yang ditandai dengan terbentuknya gas pada tabung yang
telah diinkubasi pada media yang sesuai (Waluyo, 2012).
Bakteri Coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting kualitas
air minum. Kelompok bakteri Coliform terdiri atas Escherichia coli, Enterobacter
aerogenes dan bakteri lainnya. Meskipun jenis bakteri ini tidak menimbulkan
penyakit tertentu secara langsung, keberadaannya di dalam air minum
menunjukkan tingkat sanitasi rendah. Oleh karena itu, air minum harus bebas dari
semua jenis Coliform (Rahmawati dkk., 2016).
Salah satu contoh bakteri patogen yang kemungkinan terdapat dalam air
yang telah terkontaminasi kotoran manusia atau hewan adalah Shigella sp, dan
Escherichia coli yaitu mikroba penyebab gejala diare, deman, kram perut, dan
muntah-muntah. Konsentrasi berlebihan dari mikroorganisme biasanya
merupakan akibat dari kontaminasi. Sehingga, air yang akan digunakan untuk
keperluan sehari-hari berbahaya dan dapat menimbulkan penyakit infeksius
(Bambang dkk., 2014).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 12
digilib.uns.ac.id
hari. Kecamatan Laweyan merupakan salah satu daerah industri di Kota Surakarta.
Kecamatan Laweyan memiliki banyak industri batik. Selain industri batik, pada
daerah ini juga terdapat pasar, pertokoan dan pemukiman padat penduduk. Sungai
Premulung ini seringkali digunakan warga untuk membuang limbah rumah tangga.
Selain limbah rumah tangga, Sungai Premulung juga menjadi tempat pembuangan
limbah industri, seperti industri batik, sehingga warna air Sungai Premulung
menjadi berwarna-warni. Limbah yang dibuang ke sungai membuat kualitas air
Sungai Premulung menjadi air sungai menjadi tercemar, dan diduga pencemaran
ini masuk ke dalam tanah dan membuat air tanah menjadi ikut tercemar.
Air sumur merupakan salah satu sumber air yang digunakan oleh
masyarakat dalam kegiatan sehari-hari seperti untuk mencuci, masak, mandi,
minum dll. Air sumur sangat mudah terkena rembesan air tanah di sekitarnya, oleh
sebab itu, jika sumur terkena rembesan air sungai yang tercemar, maka kualitas air
sumur akan terpengaruh dan menjadi turun. Jika kualitas air turun dan tidak sesuai
dengan baku mutu, maka air sumur tersebut dikatakan tidak layak untuk
dikonsumsi. Semakin dekat sumur dengan sungai, air sumur dikhawatirkan akan
semakin mudah terkena rembesan air sungai. Untuk itu perlu diketahui
bagaimanakah hubungan jarak sumur dari badan sungai dengan kualitas air sumur
dan juga perlu dilakukan analisis kualitas air sungai dan air sumur berdasarkan
parameter fisika, kimia dan bakteriologi. Kualitas air sungai dibandingkan dengan
baku mutu Air Sungai Kelas 2 Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 dan
kualitas air sumur dibandingkan dengan baku mutu air minum Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 492 Tahun 2010. Jalur kerangka pemikiran ini dapat dilihat pada
Gambar 1.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
Air
Lotik Lentik
Jarak
Sungai Sumur
Limbah : Limbah :
-Industri -Industri
Kualitas Air
-Penduduk -Penduduk
-Pertokoan -Pertokoan
-Pasar -Pasar
Suhu,
DO, pH, Total
Kekeruhan,
BOD, COD, Coliform dan
Warna, TDS,
Fe, Pb, Cr, coli tinja
TSS,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
C. Hipotesis
Dari kerangka berpikir yang tersebut di atas dapat dibuat beberapa hipotesis,
sebagai berikut :
1. Kualitas air sungai Premulung di Kecamatan Laweyan berdasarkan parameter
fisika (suhu, kekeruhan, warna, TDS, TSS), kimia (pH, DO, Cr6+, Fe, Pb, BOD,
COD) dan bakteriologi (E.coli dan total Coliform) berada di atas baku mutu air
kelas 2 berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 82 Tahun 2001 (tercemar).
2. Kualitas air sumur di sekitar Kecamatan Laweyan berdasarkan parameter fisika
(suhu, warna, kekeruhan,TDS, TSS), kimia (pH, Fe, Cd, Cr6+,Pb, DO) dan
bakteriologi (E. coli dan total Coliform) berada di atas baku mutu Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 492 Tahun 2010 (tercemar).
3. Jarak sumur dengan badan air sungai Premulung berhubungan dengan kualitas
air sumur. Semakin jauh jarak sumur dari badan air sungai maka kualitas air
sumur semakin baik.
commit to user