Anda di halaman 1dari 17

PRINSIP KAIDAH GRAMATIKA BAHASA

INDONESIA DALAM KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Disusun Oleh:

Nama : Lilis Nurmasyita


NPM : 2301020181

FAKULTAS : TARBIYAH
PRODI : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DOSEN PENGAMPUH : ASWAN DAULAY, S.Ag,MM

INSTITUT AGAMA ISLAM DAAR AL ULUUM


ASAHAN – KISARAN
2023 /2024
i

KATA PENGANTAR

Assaalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah banyak
memberikan nikmat kepada kita, umatnya. Rahmad beserta salam semoga
tercurahkan kepada junjungan kita, pemimpin kita akhir zaman yang sangat dipanuti
oleh pengikutnya yakni Nabi Muhammad SAW. Makalah ini sengaja dibahas karena
sangat penting untuk kita khususnya sebagai mahasiswa yang ingin mengenal judul
tentang “Prinsip Kaidah Gramatika Bahasa Indonesia Dalam Karya Tulis
Ilmiah”
Selanjutnya, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan pengarahan-pengarahan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa juga kepada Buya Dosen dan teman-
teman yang lain untuk memberikan sarannya kepada kami agar penyusunan makalah
ini lebih baik lagi.
Demikian, semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi penyusun dan
umumnya semua pembaca makalah ini.

Wassaalamu’alaikum Wr. Wb.

Kisaran, Desember 2023

Penulis

i
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i


DAFTAR ISI .............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................................3
A. Pengertian Karya Ilmiah .................................................................................3
B. Fungsi Karya Ilmiah .......................................................................................3
C. Jenis-jenis Karya ilmiah .................................................................................4
D. Bahasa Karya Ilmiah ......................................................................................4
E. Langkah-langkah Penyusunan Karya Ilmiah .................................................4
F. Ciri-Ciri Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah ........................4
BAB III PENUTUP ..................................................................................................13
A. Kesimpulan ....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................14

ii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Melalui Bahasa orang bisa menyampaikan berbagai macam
informasi. Dalman (2012:1) mengatakan “Bahasa merupakan satuan ujaran yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia sebagai lambing bunyi yang bersifat arbiter dan
memiliki satuan arti yang lengkap.”
Selanjutnya, Dalman (2012:3) mengatakan “Keterampilan berbahasa terdiri
dari empat komponen yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis.” Berdasakan hal tersebut salah satu keterampilan berbahasa yang berkaitan
dengan tulisan adalah keterampilan menulis. Dalman (2012:3) mengatakan “Menulis
merupakan suatu kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan (informasi)secara
tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau
medianya”. Berdasakan beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas dapat
disimpulkan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang paling banyak
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari salah satunya dalam kegiatan menulis karya
tulis ilmiah.1
Berbicara tentang karya ilmiah kita ketahui bahwa karya ilmiah merupakan salah
satu karya tulis yang isinya memaparkan suatu pokok pembahasan secara ilmiah.
Adapun tujuan penulisan karya ilmiah itu sendiri adalah untuk memberitahukan
sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada pembaca. Oleh karena itu, penulis
karya ilmiah perlu menguasai keterampilan bahasa yang meliputi penguasaan ejaan,
pembentukan kata, pemilihan kata, penyusunan kalimat yang efektif, dan
penguasaan penulisan paragraf yang utuh.
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang benar-benar ditulis oleh penulis
karya ilmiah. Kredibilitas karya ilmiah akan lebih diakui apabila tanpa plagiarisme.
Penulisan karya ilmiah harus memenuhi beberapa syarat agar dapat dikatakan
sebagai karya ilmiah yang berkualitas. Darmayanti (2016:131-132) mengatakan
“Etika dalam penulisan karya ilmiah yaitu kejujuran, objektivitas, etika pengutipan,
dan larangan plagiarisme.” Berdasarkan pendapat tersebut dapat kita ketahui bahwa
beberapa etika dalam penulisan karya ilmiah tersebut sangat diperlukan dalam
menulis karya ilmiah terutama bagi guru Bahasa Indonesia yang akan menulis
karya ilmiah.2

1
Dalman. 2012. Keterampilan Menulis. Jakarta : Rajawali Pers.
2
Damayanti, Deni. 2016. Pintar Menulis Karya Ilmiah Sejak Bangku Kuliah (Skripsi, Tesis, dan
Karya Ilmiah Populer). Yogyakarta : Araska.

1
2

Syarat terpenting dalam penulisan karya ilmiah adalah penggunaan bahasa


yang dituntut untuk mengikuti tata bahasa dan ejaan bahasa Indonesia yang baku.
Namun, ada beberapa penulis yang masih menggunakan susunan kalimat yang
tidak baku. Lemahnya penguasaan bahasa baku oleh penulis karya ilmiah
menyebabkan sebuah karya ilmiah sering terjadi kesalahan- kesalahan dan membuat
tulisan karya ilmiah menjadi sulit untuk dipahami. Adapun kesalahan-kesalahan
tersebut dapat dikelompokan menjadi enam kesalahan. Namun, yang paling umum
dilakukan dalam pembentukan kalimat meliputi bentuk tunggal/jamak, bentuk kata
kerja, pilihan kata, preposisi, kesesuaian subjek dan kata kerja, dan susunan
kalimat. Permasalah penyusunan kalimat ini dapat dilihat dari pemilihan diksi
ilmiah, efektifitas kalimat yang disusun, dan struktur kalimat.

B. Rumusan Masalah
Dengan latar belakang yang sudah di jelaskan sebelumnya kami akan
membahas masalah mengenai:
1. Apa Pengertian Karya Ilmiah?
2. Apa Fungsi Karya Ilmiah?
3. Apa saja Jenis-jenis Karya ilmiah?
4. Bagaimana Bahasa Karya Ilmiah?
5. Apa saja Langkah-langkah Penyusunan Karya Ilmiah?
6. Bagaimana Ciri-Ciri Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah?

C. Tujuan Masalah
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Untuk Mengetahui Pengertian Karya Ilmiah
2. Untuk Mengetahui Fungsi Karya Ilmiah
3. Untuk mengetahui Jenis-jenis Karya ilmiah
4. Untuk mengetahui Bahasa Karya Ilmiah
5. Untuk mengetahui Langkah-langkah Penyusunan Karya Ilmiah
6. Untuk Mengetahui Ciri-Ciri Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Karya
Ilmiah

2
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Karya Ilmiah


Karya ilmiah merupakan sebuah tulisan yang di dalamnya berisikan tentang
ilmu pengetahuan atau hasil dari sebuah penelitian. Karya ilmiah disusun secara
sistematis dan Bahasa yang digunakan haruslah menggunakan Bahasa Indonesia
yang baik dan benar.3
Karya tulis ilmiah yang baik tentunya karya ilmiah yang komunikatif,
maksudnya pesan yang disampaikan mudah dipahami pembaca sebagaimana
maksud si penulis. Tulisan yang komunikatif dapat disampaikan melalui bahasa-
bahasa yang tersusun secara sistematis, mudah dicerna, tidak berte-letele, dan tidak
bermakna ganda (ambigu).
Berbicara tentang karya tulis ilmiah tentu semua orang pernah menulis karya
ilmiah. Hal ini sama dengan profesi seorang guru. Seperti kita ketahui bahwa guru
juga menulis karya ilmiah. Guru menulis karya ilmiah dan menyampaikan setiap
temuan atau masalah yang dihadapi di ruang kelas atau proses pembelajaran dalam
sebuah karya yang keilmiahannya dapat dipertanggungjawabkan. Karya tulis
ilmiah tidak selamanya berawal dari hasil penelitian. Karya tulis ilmiah juga dapat
dihasilkan dari pemikiran-pemikiran mendalam yang dilengkapi dengan kajian
kepustakaan.

B. Fungsi Karya Ilmiah


Secara mendasar fungsi karya ilmiah adalah sebagai sarana komunikasi
akademik dalam sebuah bidang kajian keilmuan. Di samping itu terdapat fungsi dan
manfaat yang bersifat pragmatis bagi guru yang menulis karya ilmiah. Keputusan
Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara nomor 84/1993 tentang Jabatan
Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, serta Keputusan bersama Menteri
Pendidikan dan kebudayaan dan Kepala BAKN Nomor 0433/P/1993, nomor 25
tahun 1993 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya, pada prinsipnya bertujuan untuk membina karier kepangkatan dan
profesionalisme guru.4
Dengan menulis karya ilmiah tentu akan membuat sebuah hubungan
komunikasi akademik antar berbagai komponen dalam bidang keilmuan. Melalui
karya ilmiah pembaca (guru) dapat menambah wawasan tentang berbagai ilmu
pengetahuan yang dibutuhkan khususnya dalam bidang pembelajaran Bahasa

3
Kosasih, Hermawan. 2012. Ketabahasaan dan Kesusastraan. Bandung : YramaMedia.
4
Andi, Pradopo. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dan Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta :
Ar-Ruzz Media.

3
4

Indonesia. Selain menambah wawasan guru juga dapat mengetahui model-model


pembelajaranterbaru dari berbagai karya ilmiah yang diterbitkan di jurnal.

C. Jenis-jenis Karya ilmiah


Karya tulis ilmiah secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori,
yakniKTI sebagai laporan hasil pengkajian/penelitian, dan KTI berupa hasil
pemikiran yang bersifat ilmiah. Adapunbeberapa contoh jenis karya ilmiah tersebut
adalah sebagai berikut: (1) Makalah, (2) Proposal penelitian, (3) Skripsi, (4)
Tesis, (5)Disertasi, (6) Jurnal, (7) Artikel jurnal ilmiah.5

D. Bahasa Karya Ilmiah


Karya tulis ilmiah harus menggunakanbahasa ilmiah, yakni bahasa resmi yang
digunakan dalam bidang keilmuan. Secara umum, bahasa ilmiah adalah bahasa
Indonesia yang baku (resmi) dan mengandung hal-hal teknis yang sesuai dengan
bidang keilmuannya. Bahasa yangdemikian memiliki karakteristik-karakteristik
sebagai berikut: (1) Kencedekiaan, (2) Lugas dan jelas, (3) Formal dan objektif, (4)
Ringkas dan padat, (5) Konsisten.6

E. Langkah-langkah Penyusunan Karya Ilmiah


Menyusun karya ilmiah bukanlah suatu hal yang mudah. Oleh karena itu, kita
sebagai penulis perlu mengetahui langkah-langkah dalam menulis karya ilmiah.
Adapun langkah-langkah dalam penyusunan karya ilmiah tersebut adalah sebagai
berikut,7
(1) Memperhatikan aturan/ tata tertib penulisan ilmiah. Aturan penulisan karya
ilmiah terdapat aturan baku yang harus ditaati.
(2) Menggali ide atau gagasan.
(3) Membuat kerangka tulisan atau out line.
(4) Melengkapi dengan data, referensi dan bahan bacaan.
(5) Menulis dan menulis. Pembiasaan menulis dan menulis akan membuahkan
karya tulis sehingga kegiatan ini bukan sebagai beban tetapi merupakan
rutinitasyang dilakukan.
(1) Membaca ulang tulisan. Membaca ulang merupakan kegiatan penting dalam
rangkaian menghasilkan karya ilmiah.

F. Ciri-Ciri Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah


Karya ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu
5
Maryaeni, Masnur. Muslich. 2009. Bagaimana Menulis Skripsi. Jakarta : Bumi Aksara.
6
Slamet. 2008. Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta : UNSPress.
7
Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

4
5

masalah tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan yaitu


menggunakan metode ilmiah di dalam membahas permasalahan,
menyajikan kajiannya dengan menggunakan bahasa baku dan tata tulis
ilmiah, sertamenggunakan prinsip-prinsip keilmuan yang meliputi: bersifat
objektif, logis, empiris, sistematik, lugas, jelas, dan konsisten ( Jajah
Koswara dalam Prayitno, dkk, 2000: 12). Sesuai dengan ciri-ciri tersebut,
tulisan yang termasuk dalam jenis karya ilmiah di antaranya ialah: makalah
(paper), artikel ilmiah, laporan akhir, dan laporan penelitian (termasuk
skripsi, tesis, dan disertasi). Dari pengertian tersebut jelas sekali bahwa
sebuah tulisan ilmiah harus memenuhi kriteria keilmiahan tertentu serta
kriteria kebahasaan yang tertentu pula.8
Sifat objektif, logis, sitematik, lugas, dan jelas dalam sebuah karya
tulis ilmiah dapat dicapai hanya dengan bahasa yang tepat. Isi atau
gagasan yang sangat bagus jika disampaikan dengan bahasa yang kurang
tepat atau kurang bagus akan berakibat pada kurangnya pemahaman
pembaca terhadap ide atau gagasan yang disampaikan oleh penulis. Oleh
karena itu, faktor bahasa dalam karya ilmiah menjadi salah satu faktor
yang sangat penting untuk dipersiapkan.
Untuk mencapai kualitas tulisan ilmiah yang baik khususnya dilihat
dari segi bahasanya, perlu kiranya dipahami bahwa bahasa Indonesia
dalam karya ilmiah mempunyai beberapa ciri khas atau aturan yang
berbeda dari karya tulis nonilmiah. Terdapat beberapa ciri khas yang harus
dipenuhi dalam hal penggunaan bahasa Indonesia dalam penulisan karya
ilmiah. Menurut Suwito (1982) bahasa tulis ragam ilmu pengetahuan
memiliki ciri-ciri yaitu: 1) pilihan kata dan peristilahannya tepat, 2)
kalimatnya efektif dan penataannya dalam paragraf baik, 3) penalaran dan
sistematikanya bagus, 4) pemaparan dan gaya bahasanya menarik.9
1. Pilihan Kata dan Istilah yang Tepat
Untuk menyampaikan gagasan secara jelas kepada pembaca, pemilihan
kata atau istilah yang tepat sangat penting dalam menulis. Karena
konteksnya adalah penulisan karya ilmiah, pemilihan kata atau diksi
serta pemilihan istilahharus mengikuti kaidah-kaidah bahasa baku. Selain
itu pemilihan kata atau istilah juga menyangkut pemilihan berdasarkan
ketepatannya dalam mengantarkan gagasan yang dimaksud oleh penulis.
Berkaitan dengan pemilihan kata atau istilah yang tepat ini, terdapat
beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika menulis karya ilmiah yaitu:

8
Indradi, Agustinus. 2008. Cermat BerbahasaIndonesia. Malang. Dioma.
9
Mulyono, Iyo. 2011. Dari Karya Tulis IlmiahSampai Dengan Softkill. Bandung : Yrama Widia.

5
6

a. Menggunakan Kata-kata dan Istilah yang Baku


Dalam menulis karya ilmiah, kata-kata yang dipakai adalah kata-
kata yang baku yaitu kata-kata yang sesuai dengan kaidah kebahasaan
yang sudah ditetapkan. Sebagai pedoman yang dipakai untuk
menentukan mana kata yang baku dan mana kata yang tidak baku
adalah menggunakan Pedoman Ejaan yang Disempurnakan dan
Pedoman Umum Pembentukan Istilah serta buku- buku pedoman lain
yang menunjang yang dikeluarkan oleh Pusat Bahasa.
Dalam memilih kata baku dan kata tidak baku, tidak boleh berdasar
pada kata-kata yang sering dijumpai karena belum tentu kata-kata
tersebut merupakan kata yang benar menurut kaidah. Berikut ini
sedikit contoh kata- kata yang sering dikacaukan penggunaanya:
Tidak Baku Baku
sistim sistem
ekstrim ekstrem
enggauta anggota
hipotesa hipotesis
metoda metode
tehnik teknik
analisa analisis
hakekat hakikat
managemen manajemen
prosentase persentase

b. Penggunaan kata dan Istilah yang Tepat, Cermat dan Hemat


Selain harus baku, pemilihan kata juga harus lazim, hemat, dan cermat
(Arifin, 1998:82). Kata yang lazim adalah kata yang sudah dikenal
oleh masyarakat luas. Adapun kata yang hemat adalah kata-kata yang
tidak disertai penjelasan yang panjang karena mempunyai bentuk
gabungan kata yang lebih hemat. Kecermatan pemilihan kata berkaitan
dengan ketepatan antara ide dengan bentuk yang dipilih oleh penulis.10
Kata-kata yang terlalu spesifik akan susah dipahami oleh pembaca
di kalangan yang lebih luas. Oleh karena itu, jika terdapat kata-kata
asing atau kata-kata dalam bahasa daerah tertentu sebaiknya harus
dicantumkan padanannya dalam bahasa Indonesia. Sebagai contoh
dalam bahasa Indonesia “kimia” dapat diartikan sebagai “ilmu urai”,

10
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning, Metode, Teknik, Struktur, dan Penerapan. Yoyakarta :
Pustaka Pelajar.

6
7

tetapi penggunaan kata “ilmu urai” sangat tidak lazim dan yang lazim
adalah penggunaan kata “kimia”.11
Syarat lain dalam hal pemilihan kata yaitu kata yang dipilih adalah
kata- kata yang mengandung prinsip kehematan. Jika ada ungkapan
yang lebih pendek maka tidak perlu menggunakan ungkapan yang
panjang. Contoh berikut adalah beberapa ungkapan yang dapat
disampaikan dalam bentuk yanglebih padat dan berisi.

Tidak Hemat Hemat


1. mengadakan penelitian 1. meneliti
2. dalam rangka untuk mencapai tujuan ini 2. untuk mencapai tujuan ini
3. mempunyai pendirian 3. berpendirian
4. tujuan daripada penelitian ini adalah... 4. tujuan penelitian ini adalah...

Persyaratan penting yang lain yang harus dipenuhi dalam pemilihan


kata adalah memilih kata secara cermat. Kecermatan tersebut tentunya
berkaitan dengan kebakuannya, kehematannya, serta ketepatan maknanya.
Dalam hal kecermatan pemilihan kata ini biasanya berhubungan dengan
pemilihan kata- kata yang bersinonim. Kata-kata yang bersinonim ini,
meskipun maknanya hampir sama tetapi mempunyai nuansa makna yang
berbeda. Contoh kata-kata seperti menguraikan, menganalisis, membagi-
bagi, memilah-milah, menggolongkan, dan mengelompokkan mempunyai
makna yang mirip tetapi pemakaiannya berbeda dalam kalimat (Arifin,
1998:84). Contoh lain misalnya penggunaan kata “mengacuhkan” yang
sebenarnya berarti “memperhatikan” kadang justr u diartikan kebalikannya
yaitu “tidak memperhatikan”. Kesalahan pengertian seperti itu, tentunya
akan mempengaruhi ketepatan pemakaian kata tersebut dalam kalimat.
Adapun berkaitan dengan penggunaan istilah, menurut kaidah
pembentukan istilah, sumber yang dipakai sebagai pembentuk istilah dapat
berupa kosakata bahasa Indonesia, kosakata bahasa serumpun, dan
kosakata bahasa asing. Pembentukan kosakata dari ketiga sumber tersebut
harus memenuhi persyaratan yang sudah ditetapkan (Pusat Pembinaan dan
Pengembangan bahasa Depdiknas, 2004). Hal ini agar standardisasi dalam
hal istilah tetap terjaga serta perkembangan bahasa dapat terkendali secara
sehat.

11
Nasucha, Yakub, dkk. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Ilmiah. Yogyakarta : Media
Perkasa.

7
8

Kosakata bahasa Indonesia yang dapat dijadikan istilah harus


memenuhi syarat seperti: 1) Kata yang dengan tepat mengungkapkan
makna konsep, proses, keadaan atau sifat yang dimaksudkan; 2) Kata yang
lebih singkat daripada yang lain yang berujukan sama seperti ”gulma”
dibandingkan dengan “tanaman pengganggu” atau “suaka politik”
dibandingkan dengan “perlindungan politik”; 3) Kata yang tidak bernilai
rasa (konotasi) buruk dan yang sedap didengar (eufonik), seprti
“tunakarya” dibandingkan dengan “penganggur”. Demikian juga jika
sumber istilah berasal dari bahasa serumpun, pembentukan istilah harus
memenuhi persyaratan tersebut contoh kata-kata seperti: gambut (Banjar),
nyeri (Sunda).
Jika sumber istilah dari bahasa asing, pembentukan istilah dapat
dilakukan dengan cara 1) menerjemahkan contoh: samenwerking yang
berarti “kerjasama” atau network yang artinya “jaringan”, 2) menyerap
yaitu jika memenuhi syarat-syarat berikut: istilah serapan lebih cocok
karena konotasinya, lebih singkat jika dibandingkan dengan
terjemahan Indonesianya, atau dapat mempermudah tercapainya
kesepakatan jika istilah Indonesia terlalu banyak sinonimnya, dan
menyerap sekaligus menerjemahkankata asing.
Berikut ini adalah contoh istilah serapan yang diambil dengan atau
tanpa pengubahan yang berupa penyesuaian ejaan dan lafal
Istilah Istilah Indonesia Istilah Indonesia yang dijauhkan
Asing yang
Dianjurkan
Urine urine kencing
amputation amputasi pemotogan (pembuangan) anggota badan
horizon horizon kakilangit; ufuk cakrawala
energy energi daya; gaya; tenaga; kekuatan
oxygen oksigen zat asam

Istilah asing yang dibentuk dengan cara menyerap dan


menerjemahkan sekaligus contohnya: bound morpheme „morfem terikat‟,
subdivision „subbagian‟,allegro moderato „kecepatan sedang‟.

2. Kalimat Efektif
Karya tulis ilmiah yang baik tentunya selain menggunakan diksi
dan istilah yang tepat juga harus menggunakan kalimat yang efektif.
Kalimat efektif adalah kalimat yang memenuhi kriteria jelas, sesuai
dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca (Arifin, 1998:84). Secara lebih

8
9

rinci, Widjono (2005: 148) mengemukakan beberapa ciri kalimat efektif


adalah sebagai berikut:
a. keutuhan, kesatuan, kelogisan, atau kesepadanan makna dan struktur,
b. kesejajaran bentuk kata, dan (atau) struktur kalimat secara gramatikal,
c. kefokusan pikiran sehingga mudah dipahami,
d. kehematan pengunaan unsur kalimat,
e. kecermatan dan kesantunan, dan
f. kevariasian kata, dan struktur sehingga menghasilkan kesegaran bahasa.12
a. Keutuhan
Keutuhan atau kesatuan kalimat ditandai oleh adanya kesepadanan
struktur dan makna kalimat. Kesepadanan yang dimaksud adalah adanya
keseimbangan pikiran atau gagasan dan struktur bahasa yang
digunakan. Ciri kesepadanan ini di antaranya sebuah kalimat harus
mengandung gagasan pokok, terdiri S (subjek)dan P (predikat),
penggunaan konjungsi intrakalimat dan antarkalimat secara tepat.
Contoh:
Jika Anda tidak membayar pajak, akan dikenakan denda.
Kalimat tersebut tidak sepadan karena Subjeknya tidak ada.
Seharusnya kalimat yang baku adalah “Jika tidak membayar pajak,
Anda akan didenda”.

b. Kesejajaran
Kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan secara
konsisten atau penggunaan bentuk-bentuk yang sama untuk
menyatakan gagasan yang sederajat.
Contoh:
Penelitian ini memerlukan tenaga yang terampil, biaya yang
banyak sertacukup waktu (tidak sejajar).
Penelitian ini memerlukan tenaga yang terampil, biaya yang
banyak, sertawaktu yang cukup (sejajar).

c. Kefokusan
Kalimat efektif harus memfokuskan pesan terpenting agar mudah
dipahami maksudnya.
Contoh:
Sulit ditingkatkan kualitas dan kuantitas produk hortikultura ini

12
Sundari, Ida, dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta : Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA
LIA).

9
10

(tidakefektif).
Produk hortikultura ini sulit ditingkatkan kualitas dan
kuantitasnya(efektif).

d. Kehematan
Prinsip kehematan ini seperti yang sudah disinggung di atas
tentang kehematan menggunakan kata dalam mengungkapkan
gagasan.13
Contoh:
Kita harus saling hormat-menghormati. (seharusnya tidak
menggunakan „saling‟ karena sudah berarti
„saling menghormati)
1) Makalah ini akan membicarakan tentang faktor motivasi
siswa dalam belajar.
(seharusnya tidak menggunakan „tentang‟ karena
„membicarakan‟sudah berarti “berbicara tentang‟).
e. Kecermatan dan Kesantunan
Kecermatan dam kesantunan meliputi ketepatan memilih kata
sehingga menghasilkan komunikasi baik, tepat, tanpa gangguan
emosional pembaca atau pendengar. Kecermatan dalam hal ini
sama dengan kecermatan memilih kata. Kalimat yang baik adalah
kalimat yang singkat, jelas, lugas, dan tidak berbelit-belit. Dalam
kaitannya dengan kesantunan ini, sebuah karya tulis ilmiah di
Indonesia pada umumnya mengikuti kaidah bahwa penulis harus
menghindari subjektivitas, contohnya penggunaan ungkapan “
menurut pendapat saya. adalah ungkapan yang kurang tepat,
seharusn
ya data menunjukkan bahwa atau penelitian membuktikan bahwa...
f. Kevariasian
Untuk membentuk kevariasian kalimat dapat ditempuh dengan cara
membuat variasi struktur, diksi, dan gaya, atau bahkan jenis
kalimat asalkan jangan sampai mengubah isinya atau gagasan asli
yang akan disampaikan kepada pembaca.

Ketepatan Diksi dan Ejaan


Ketepatan diksi adalah ketepatan memilih kata yang tepat, seperti yang
sudah dibahas sebelumnya. Adapun tentang penggunaan ejaan yang

13
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis.Jakarta : PT. Rineka Karya.

10
11

tepat adalah penggunaan ejaan yang sesuai dengan Pedoman Ejaan


Yang Disempurnakan (EYD) yang meliputi kaidah penulisan huruf,
kata, unsur serapan, dan penulisan tanda baca dalam kalimat. Contoh
penulisan dengan prinsip EYD:
1) Untuk menjadi atlet profesional, ia harus memiliki konduite baik
dan
track record yang kuar biasa.
2) Meskipun usahanya belum berhasil, ia tidak pernah mengeluh.
3) Buku itu mahal tetapi dibelinya juga.
4) Buku ini berharga Rp50.000,00.
5) Ujian akan dilaksanakan dari tanggal 5 s.d. 10 Agustus 2006.
6) Tuhan memang Maha Esa, Mahakuasa, dan Maha Pengasih.
Oleh karena itu, kita harus selalu berdoa kepada-Nya.
Agar lebih memahami kaidah-kaidah dalam EYD ini hendaknya
seorang penulis selalu mempelajari sekaligus mempraktikkan
prinsip-prinsip EYD tersebut ketika menulis.

3. Paragraf yang Baik


Jika kalimat-kalimat yang mengantar ide atau gagasan tersebut sudah
baik, hal berikutnya yang perlu dicermati adalah apakah paragraf yang
disajikan sudah merupakan paragraf yang baik atau belum. Menurut
Wibowo (2005:112) syarat paragraf yang baik yaitu meliputi: kesatuan,
kepaduan dan kelengkapan.14
Paragraf yang baik harus menggunakan prinsip kesatuan yaitu dalam
sebuah paragraf hanya terdiri dari satu gagasan pokok. Semua kalimat
yang membentuk kesatuan dalam paragraf tersebut hanya merujuk pada
satu gagasan pokok tersebut. Oleh karena itu, pastikan bahwa semua
kalimat yang masih dalam satu paragraf tersebut benar-benar selaras antara
satu dengan yang lain dalam mengantarkan gagsan tersebut.
Prinsip ya ng lain adalah kepaduan yaitu kekompakan hubungan atau
kohesi dan koherensi antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain
dalam sebuah paragraf. Untuk menciptakan hubungan yang serasi dan
selaras ini tentunya diperlukan alat bantu yaitu dengan konjungsi (kata
penghubung), paralelisme, kata ganti, atau repetisi pada kata kunci atau
menggunakan rincian peristiwa.

14
Keraf, Geroys. 2004. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores : Nusa Indah.

11
12

Adapun yang dimaksud dengan kelengkapan dalam paragraf adalah


terpenuhinya kebutuhan akan kalimat penjelas yang mengantar kalimat
utama. Jika kalimat-kalimat yang menopang kalimat utama dikembangkan
secara jelas dan lengkap sehingga tidak menyisakan pertanyaan yang terkait
dengan kalimat utama maka dapat dikatakan bahwa paragraf tersebut
merupakan paragraf yang lengkap

12
13

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari keterangan-keterangan di atas, penyusun dapat simpulkan :
Karya ilmiah adalah suatu karya yang memuat dan mengkaji suatu masalah
tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah keilmuan yaitu menggunakan metode
ilmiah di dalam membahas permasalahan, menyajikan kajiannya dengan
menggunakan bahasa baku dan tata tulis ilmiah, serta menggunakan prinsip-prinsip
keilmuan yang meliputi: bersifat objektif, logis, empiris, sistematik, lugas, jelas, dan
konsisten ( Jajah Koswara dalam Prayitno, dkk, 2000: 12). Sesuai dengan ciri-ciri
tersebut, tulisan yang termasuk dalam jenis karya ilmiah di antaranya ialah: makalah
(paper), artikel ilmiah, laporan akhir, dan laporan penelitian (termasuk skripsi, tesis,
dan disertasi). Dari pengertian tersebut jelas sekali bahwa sebuah tulisan ilmiah harus
memenuhi kriteria keilmiahan tertentu serta kriteria kebahasaan yang tertentu pula.

13
14

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis.Jakarta : PT. Rineka Karya.
Dalman. 2012. Keterampilan Menulis. Jakarta : Rajawali Pers.
Damayanti, Deni. 2016. Pintar Menulis Karya Ilmiah Sejak Bangku Kuliah
(Skripsi, Tesis, dan Karya Ilmiah Populer). Yogyakarta : Araska.
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning, Metode, Teknik, Struktur, dan
Penerapan. Yoyakarta : Pustaka Pelajar.
Indradi, Agustinus. 2008. Cermat BerbahasaIndonesia. Malang. Dioma.
Keraf, Geroys. 2004. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores :
Nusa Indah.
Kosasih, Hermawan. 2012. Ketabahasaan dan Kesusastraan. Bandung : Yrama
Media.
Maryaeni, Masnur. Muslich. 2009. Bagaimana Menulis Skripsi. Jakarta : Bumi
Aksara.
Mulyono, Iyo. 2011. Dari Karya Tulis Ilmiah Sampai Dengan Softkill. Bandung :
Yrama Widia.
Nasucha, Yakub, dkk. 2010. Bahasa Indonesia Untuk Penulisan Karya Ilmiah.
Yogyakarta : Media Perkasa.
Andi, Pradopo. 2011. Metode Penelitian Kualitatif dan Perspektif Rancangan
Penelitian. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Slamet. 2008. Dasar-Dasar Keterampilan Berbahasa Indonesia. Surakarta : UNS
Press.
Sundari, Ida, dkk. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta : Sekolah Tinggi Bahasa
Asing (STBA LIA).

14

Anda mungkin juga menyukai